Quantcast
Channel: Deep Secret – Pasulukan Loka Gandasasmita
Viewing all 116 articles
Browse latest View live

Pesan dari Master Spy Indonesia

$
0
0

Pesan ini ditujukan bagi Insan Intelijen termasuk anda yang ingin melindungi negara dan bangsa ini.

Berikut ini beberapa catatan pesan-pesan singkat dari sesepuh Master Spy yang satu persatu telah meninggal dunia dalam keadaan yang tetap aktif mengabdikan hidupnya untuk Indonesia Raya hingga akhir hayatnya.

  • Jangan banyak menuntut hak atau merasa berhak dalam dunia intelijen, karena hal itu akan mengurangi skill dan menurunkan konsentrasi untuk operasi maupun analisa.
  • Selesaikan jurnal intelijen harian pada hari yang sama, menunda laporan jurnal intelijen satu hari berarti kemunduran bagi bangsa satu bulan.
  • Jangan pernah berhenti mengembangkan kemampuan intelijen, karena musuh akan terus-menerus mencari kelemahan kita.
  • Jangan pernah tergoda dengan rayuan dan propaganda asing yang membuat kita terlena untuk berpikir dan berperasaan simpati berlebihan kepada asing.
  • Ketika melakukan operasi lupakan bahwa diri anda adalah seorang petugas intelijen, niscaya akan lahir kesadaran identitas baru yang wajar sehingga mudah dalam penetrasi di wilayah musuh.
  • Tentang dana intelijen,the limit is the sky!
  • Jangan lupa berdo’a sebelum melakukan operasi intelijen!
  • Meskipun anda adalah intelijen yang melakukan tugas untuk bangsa dan negara, jangan lupa dengan keluarga yang menantikan anda di rumah.
  • Seorang intel ditakdirkan mengenal dunia haram jadah dan sajadah, namun ingat jangan sampai terjerumus menjadi penikmat haram jadah dan radikalisme agama.
  • Jangan pernah minum minuman keras dengan orang asing tanpa didampingi teman kita yang tidak minum! Atau tinggalkan sama sekali!
  • Intelijen harus berada di lokasi kejadian, bila tidak mampu maka pastikan agen anda berada disana, bila masih tidak mampu juga, maka pastikan anda memiliki sumber informasi yang dapat dicek kebenarannya.Tanpa jaringan mustahil seorang intel dapat memperoleh informasi yang sifatnya terus-menerus.
  • Operasi khusus intelijen hanya dilakukan untuk melengkapi informasi intelijen harian yang dirasakan kurang untuk memenuhi standar analisa intelijen.
  • Intelijen adalah buku dan pedang!Hayati Dharma Bhakti! Dharma bermakna ganda yakni berarti memiliki/menanggung rahasia pengetahuan utama intelijen dan melakukan/menjalankannya sesuai tuntunan pengetahuan tersebut. Bhakti juga bermakna ganda yakni tunduk patuh dan pelaksanaan pengabdian kepada Tuhan, Bangsa dan Negara.
  • Intelijen hampir selalu berprasangka negatif terlebih dahulu, untuk dibuktikan kebenarannya informasinya kemudian. Namun jangan jadi manusia yang berprasangka negatif tanpa upaya bukti informasi.
  • Waspadalah terhadap setiap informasi yang anda peroleh, lakukan pengecekan minimal dua kali!
  • Menjadi seorang telik sandi berarti siap dikorbankan demi bangsa dan negara, jangan menangisi nasib anda bila suatu hari menjadi korban.
  • Di era Orde Baru, intelijen menikmati keistimewaan ditakuti dan memiliki ruang operasi intelijen yang teramat luas, sehingga tidak ada yang berani melakukan kritikan dan intelijen-pun terbuai menjadi lengah. Di era Reformasi, intelijen kehilangan keistimewaan ditakuti, dan ruang lingkupnya dipersempit sebagai pengumpul informasi, kemudian banyak yang mengkritik dan intelijen tampak lemah seperti pesakitan. Tugas anda intelijen muda untuk mencari jalan tengah profesionalisme intelijen yang kuat sesuai dengan aturan hukum dan kesepakatan politik nasional.
  • Teruslah melatih diri anda sampai anda memiliki kebiasaan selayaknya seorang intel.
  • Siapa yang lebih hebat, agen lapangan atau analis intelijen? Anda tidak akan pernah menjadi seorang intel yang mumpuni sebelum memiliki kemampuan operasional intelijen dan kemampuan analisa pada level strategis.
  • Jangan menjadi lemah hanya karena penghinaan dan cemoohan masyarakat tentang pekerjaan intelijen, tetapi tingkatkanlah profesionalisme intelijen walaupun tidak ada penghargaan dan tidak ada yang melihatnya.
  • Seseorang yang memegang rahasia intelijen ibarat pemuda yang memiliki cerita untuk mempesona dan menarik perhatian setiap gadis cantik. Janganlah bercerita atau hindari gadis-gadis cantik tersebut!
  • Dalam kasus pemberontakan dan separatisme, Intelijen tidak berniat menyakiti bangsanya sendiri, namun secara sepihak penggiat HAM melihat kalkulasi informasi intelijen yang dapat menentukan menang-kalah secara militer dan perlindungan warga negara justru sering dilihat sebagai tindakan menyakiti bangsa sendiri. Tahukah anda bahwa mereka yang dinyatakan sebagai korban intelijen seluruhnya pernah bekerja untuk intelijen dan kemudian berkhianat atau berniat berkhianat ? Oleh karena itu, jangan risau dengan tuduhan sepihak yang negatif terhadap intelijen, tetaplah profesional bekerja untuk bangsa dan negara.
  • Secara umum Operasi Intelijen hanya ada 2 yakni Intelijen Positif dan Kontra Intelijen, selebihnya adalah turunan atau variasi pengembangan saja.
  • Banyak yang bicara tentang perang cyber/siber mencampuradukan antara intelijen teknis, intelijen sinyal, dan dunia mayantara. Maka janganlah terintimidasi dengan tuduhan intelijen lemah.
  • Propaganda intelijen yang terbaik adalah yang tidak terasa bahwa masyarakat telah berubah sebagai akibat dari propaganda tersebut.
  • Right or wrong, the President is our single client! Namun beranilah untuk menyampaikan kebenaran kepada Presiden!
  • Boleh jadi akan ada orang yang tahu bahwa anda seorang intel, namun jangan biarkan orang tahu apa yang anda kerjakan.
  • Intelijen lebih dari sekedar pengumpulan informasi, Intelijen merupakan sumber kekuatan bagi kemampuan adaptasi suatu bangsa.
  • Intelijen selalu berada di lini terdepan, di belakang garis musuh, hidup bersama musuh, dan seringkali bahkan dikenal sebagai musuh.
  • Pelindung kedaulatan nasional suatu negara adalah seluruh unsur kekuatan keamanan nasionalnya, intelijen berada di titik terdepan dengan mengirimkan agen-agennya ke seluruh pelosok negeri dan dunia. Dalam soal operasi, tidak ada perbedaan antara militer dan intelijen karena mereka sama-sama mengintai musuh.
  • Intelijen antar negara tingkat tinggi berada diatas praktek diplomasi. Maka seorang insan intelijen harus menguasai diplomasi, negosiasi, dan pergaulan internasional.

Demikian amanat dari sesepuh Intelijen Sang Senopati yang telah sukses dalam banyak operasi intelijen. Artikel ini ditujukan bagi intelijen-intelijen muda untuk meneruskan misi bela negaranya. Atau bagi senior-senior intelijen yang mempunyai anak didik. Apabila artikel ini bermanfaat semoga berkenan untuk mensharenya. Akhirul kalam Jayalah Indonesiaku, Jayalah Bangsa dan Negaraku !!! [MC]

Salam Intelijen,

D. SENTANA

 

 

 


Mengapa Zionis Israel Ngotot Ingin Menghancurkan Masjidil Aqsha

$
0
0

Selasa, 6 Februari 2007, Zionis-Israel telah secara terang-terangan memulai proyek penghancuran Masjidil Aqsha yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam sedunia.

Jika sebelumnya kaum Zionis ini melakukan hal tersebut secara diam-diam, bahkan menyangkalnya dengan berbagai dalih, namun di hari kedua bulan Februari ini mereka telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka memang berniat menghancurkan masjid yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum Muslimin.

Upaya Zionis-Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha sudah lama diketahui dunia. Keinginan mereka untuk membangun kembali Haikal Sulaiman (The Solomon Temple), di atas reruntuhan Masjidil Aqsha juga telah menjadi rahasia umum. Hanya saja, apa dasar ideologi dan maksud-maksud tersembunyi di balik penghancuran Masjidil Aqsha dan pendirian Haikal Sulaiman tersebut, hal ini masih menjadi pertanyaan besar.

Klaim Sepihak

Haikal Sulaiman diyakini dibangun tahun 960 SM oleh Nabi Sulaiman a.s, 370 tahun kemudian bangsa Babylonia menginvasi Yerusalem dan menghancurkan kuil tersebut.

Setelah itu, tentara Persia yang dipimpin Cyrus merebut Yerusalem dari tangan Babylonia dan membangun kembali Haikal Sulaiman.

Tahun 70 M, pasukan Romawi menyerang Yerusalem dan menghancurkan kembali Haikal Sulaiman rata dengan tanah.

Abad demi abad terus berjalan, namun cita-cita kaum Zionis-Yahudi untuk membangun kembali Haikal Sulaiman terus terpelihara dengan baik di dalam memori bangsanya.

Ketika gerakan Zionisme Internasional menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Bassel, Swiss, tahun 1897, memori ini menemukan momentumnya dan Theodore Hertzl menyerukan agar semua Yahudi Diaspora berbondong-bondong memenuhi Tanah Palestina yang disebutnya sebagai Tanah Perjanjian.

Atas klaim sepihak, kaum Zionis ini mengatakan bahwa di bawah tanah Masjidil Aqsha inilah Haikal Sulaiman berdiri. Sebab itu, mereka mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali menghancurkan Masjidil Aqsha dan kemudian membangun kembali Haikal Sulaiman di atasnya.

Bagi kaum Zionis, Haikal Sulaiman merupakan pusat dari dunia. Bukan Makkah, bukan pula Vatikan. Haikal Sulaiman-lah pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa. Keyakinan ini bukanlah berangkat tanpa landasan.

Dalam keyakinan Yudaisme yang sesungguhnya telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa a. S., bangsa Yahudi meyakini bahwa di suatu hari nanti seorang Messiah (The Christ) akan mengangkat derajat dan kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia.

Kehadiran Mesiah inilah yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina. Namun hal ini menjadi perdebatan utama di kalangan Yahudi yang pro-Zionis dengan yang anti-Zionis.

Bagi yang pro-Zionisme, mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya. Sedangkan bagi kaum Yahudi yang menolak Zionisme, bagi mereka, Messiah sendirilah yang akan datang dan memimpin pembangunan kembali Haikal Sulaiman yang pada akhirnya diperuntukkan bagi pusat pemerintahan dunia (One World Order).

Mengenai benar tidaknya lokasi bekas reruntuhan Kuil Sulaiman tepat berada di bawah Masjidil Aqsha, para sejarawan masih berbeda pendapat. Beberapa peneliti bahkan meyakini bahwa wilayah bekas berdirinya Kuil Sulaiman tersebut sesungguhnya berasa di luar kompleks Masjidil Aqsha sekarang ini.

Sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967, kaum Zionis selalu berupaya merusak Masjidil Aqsha. Tahun 1969 sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini. Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis.

Belum cukup dengan itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali, mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh. Akibatnya sekarang ini banyak pondasi masjid yang sudah rapuh dan jika ada gempa bumi sedikit saja maka bukan mustahil Masjidil Aqsha bisa runtuh.

Sekarang, tentara Zionis sudah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Mereka tidak lagi mengeluarkan dalih macam-macam. Apakah ini merupakan tanda bahwa mereka sudah yakin bahwa sebentar lagi Messiah yang dinanti-nantikan akan segera hadir?

Hari Akhir

Menyongsong berdirinya Kuil Sulaiman, ‘Presiden’ Zionis-Israel, Moshe Katsav, melayangkan sepucuk surat kepada Perdana Menteri Vatikan yang berisi permintaan agar Tahta Suci Vatikan mengembalikan seluruh harta karun dan benda-benda berharga yang kini memenuhi kompleks Tahta Suci kepada mereka.

Kaum Zionis masih ingat betul, ketika di tahun 70M, pasukan Romawi menyerbu Yerusalem dan memboyong banyak harta karun dari Kuil Sulaiman dan membawanya ke Vatikan.

Jika harta karun sudah dikembalikan, maka ada satu syarat lagi menjelang hadirnya Messiah, yakni mereka harus menemukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak.

Untuk yang satu ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Melalui suatu proses rekayasa genetika, di tahun 1997, mereka telah mendapatkan seekor sapi dengan ciri-ciri tersebut.

Hanya saja, mereka terbentur satu persyaratan lagi, yakni penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki Bukit Zaitun.

Masalahnya, daerah ini sekarang belum bisa dijajah Zionis-Israel seperti wilayah Palestina lainnya. Kaki Bukit Zaitun masih berada di tangan yang berhak, yakni di tangan bangsa Palestina. Sebab itu, kaum Zionis selalu berupaya tanpa lelah mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.

Memperdaya Pemeluk Kristen

Guna mencapai tujuannya, kaum Zionis tidak berusaha sendirian. Mereka juga memperdaya musuh-musuhnya yakni umat Kristen dan kaum Muslimin. Untuk memperdaya umat Kristiani, kaum Zionis menyusupkan nilai-nilai Talmud ke dalam Bibel seperti yang terjadi atas Injil Scofield atau Injil Darby.

Bahkan Injil versi King James sebagai Injil resmi Barat pun demikian. Sebab itu, tidak aneh jika sekarang ini sikap politik umat Kristiani seolah sama sebangun dengan kaum Yahudi. Padahal di dalam banyak ayat-ayat Talmud, kaum Yahudi ini begitu keras permusuhannya terhadap Kristen dan Yesus.

Keyakinan Injil juga menyebutkan tentang hadirnya The Christ kembali ke muka bumi (Maranatha atau The Second Coming) dalam wujud Tuhan seutuhnya. Kaum Yahudi menggiring opininya bahwa Maranatha tidak akan terjadi sebelum Haikal Sulaiman berdiri kembali di Yerusalem.

Kesamaan pandangan inilah yang membuat orang-orang Kristen mendiamkan ulah kaum Zionis yang hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Orang-orang Kristen ini telah terbius dengan retorika dan racun Zionis sehingga tidak bisa bersikap kritis dan mereka lupa bahwa salah satu agenda utama Zionis ini adalah juga meruntuhkan Tahta Suci Vatikan dan memindahkannya ke Yerusalem.

Dari sisi hukum internasional, upaya penghancuran Masjidil Aqsha juga tidak bisa dibenarkan. Berdasarkan Resolusi DK-PBB Nomor 242 dan beberapa resolusi lainnya, rezim Zionis Israel wajib melindungi masjid ini dan menuntut Zionis agar mundur dari seluruh wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, dan menyerahkan wilayah itu kepada penduduk aslinya yang tak lain adalah rakyat Palestina. Namun dalam tataran praktek, resolusi ini tidak dijalankan.

Menurut keyakinan Yahudi, jika Messiah sudah bertahta di atas singgasana Haikal Sulaiman, maka Messiah itu akan memimpin kaum Yahudi untuk memerangi siapa pun yang tidak mau tunduk pada The New World Order, yakni si Yahudi itu sendiri.

 

 

 

 

 

Kerja Intelijen di Dunia Maya

$
0
0

Perlu kita ketahui, di dunia maya bersliweran triliyunan informasi setiap hari, baik melalui email, web, facebook, twitter, dsb. Sekalipun intelijen bisa menyadap semua jalur internet, tetapi terlalu banyak itu untuk dibaca semua oleh suatu dinas  intelijen, sekalipun disana bekerja ribuan orang. Oleh karena itu, mereka tidak akan bekerja acak, tetapi dengan alur sistematika tertentu.

1. Mereka hanya akan memonitor orang-orang yang dibidik dulu.

Misalnya tokoh-tokoh politik.  Mereka tidak akan buang waktu untuk menguntit anda yang hanya seorang mahasiswa/pemula, kecuali mereka tahu anda dekat dengan tokoh yang sedang dibidik. Orang-orang yang sudah biasa tampil di depan publik sebagai wakil dari suatu gerakan politik pastilah ada file-nya di kalangan intelijen.

Kalau di Muhammadiyah, tokoh seperti Dien Syamsuddin, atau di HTI, tokoh seperti Ismail Yusanto, pasti ada file-nya yang cukup tebal di intelijen. Sayapun, karena beberapa kali tampil sebagai pembicara di acara-acara yang berbau politik, meskipun sebagai akademisi, pastilah ada file-nya di intelijen sana, bahkan saya yakin, file itu tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di-share di komunitas intelijen internasional.

2. Mereka akan memonitor arus informasi dari dan ke tokoh-tokoh yang dibidik itu untuk melihat pola.

Ini ada teori dalam ilmu sosiometri, yaitu mengukur tingkat kedekatan antar manusia. Orang-orang yang memiliki kedekatan pastilah lebih tinggi frekuensi komunikasinya dibanding yang tidak. Jadi, kalau anda lebih sering membuka wall-saya, mengirim respon (komentar, thumb) atau message ke saya, atau bahkan mengirim e-mail ke saya, maka secara umum anda dianggap memiliki kedekatan dengan saya, sekalipun anda menggunakan nama palsu. Mereka tidak perlu tahu isi pesan kita, tetapi mereka tahu kita ini “dekat”.

3. Sulitkah melacak orang sebenarnya yang menggunakan nama palsu?

Jawabannya, sama sekali tidak sulit. Ada teknologi yang disebut “Computer-Forensic”. Setiap kita menggunakan komputer, kita pasti meninggalkan jejak. Jejak itu berasal dari IP-address dan CPU-ID komputer yang kita pakai.

Karena itu, polisi bisa melokalisir posisi teroris, sekalipun mereka login dari warnet, kecuali kalau mereka setiap saat pindah warnet, dan memakainya tidak lebih dari 15 menit. Lima belas menit adalah waktu yang dibutuhkan polisi untuk bergerak menuju warnet tersebut, kecuali warnet itu diam-diam sudah dikepung.

Demikian juga bila kita mengakses dari handphone. Sekalipun kita setiap saat berganti sim-card, dan registrasi dengan nama palsu, kalau kita memakainya agak lama, kita tidak terlalu sulit untuk dilokalisir.

4. Jadi, menggunakan nama palsu tidak banyak menolong kalau anda sudah dibidik oleh intelijen.

Tokoh-tokoh yang menyadari dirinya menjadi target, tidak akan menggunakan trik itu. Trik yang tepat adalah menggunakan teknologi enkripsi (persandian) setiap mereka mengirim pesan rahasia ke tokoh lain. Itu jika isi pesan itu memang rahasia.

Kadang-kadang mereka menggunakan clear-text, tetapi menyamarkan beberapa kata tertentu, sehingga kalau disaring oleh mesin pencari, akan didapat terlalu banyak hasil sehingga tetap tidak menolong si intel itu. Bayangkan anda mencari kata “000” dengan Google, anda akan mendapat 2,5 Milyar hasil, yang sebagian besar jelas tidak relevan dengan yang anda cari.

5. Adanya Google, Yahoo, Facebook, Twitter dsb.

Hal itu memang memudahkan intelijen untuk mendapatkan gambaran profil seseorang yang pernah “go public”. Tapi itu memang risiko bagi orang yang akan memunculkan gagasannya di ruang publik, dan menggunakan internet. Andaikata tidak ingin diprofil dengan mudah oleh intelijen ya caranya gampang juga:

  • jangan pernah memunculkan gagasan di ruang publik dalam bentuk apapun;
  • jangan pakai internet.

Ini biasanya yang digambarkan di cerita-cerita pada tokoh-tokoh kunci sebuah Konspirasi Dunia, mereka yang menjadi otak intelektual justru tidak pernah dikenal orang dan tidak pernah pakai internet. Konon maximum hanya 3 orang yang mengenal sang Big-Boss ini secara langsung; dan 3 orang itu harus siap untuk dibunuh kalau sampai tertangkap, untuk tetap menutup jalur ke Big-Boss … Apakah anda berpikir anda sudah pantas jadi Big-Boss konspirasi dunia?

Semoga Allah memberkati keluarga dan aktifitas saudara-saudaraku. Mohon maaf bila saya me-share sedikit pengetahuan, hal ini karena terdorong keprihatinan saya terhadap ancaman mendatang kepada negara dan bangsa ini. Sekali lagi mohon dimaafkan.

Jangan Percaya; Islam Berada di Belakang Aksi Terorisme

$
0
0

Snowden menghimbau semua penduduk bumi ini, jangan percaya bahwa Islam berada di belakang aksi terrorist. Itu semua rekayasa konspirasi !!!

Viral dunia, Snowden bongkar konspirasi penyerangan yang mengatasnamakan Islam.

Edward Snowden menggegerkan dunia lagi. Dia sebelumnya seorang tenaga kontrak, yang bekerja sebagai teknisi komputer di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).

Snowden, si jenius ini membocorkan sebagian data yang dimilikinya kepada dua media massa besar The Guardian dan Washington Post, yang menurunkan tulisan tentang penyadapan besar-besaran terhadap jaringan telpon dan internet oleh NSA.

Kontan hal ini membuat para petinggi Amerika Serikat kalang-kabut. Selanjutnya, Snowden terbang ke Moskow dan mendapatkan suaka untuk tinggal di Rusia. Banyak pengamat berpendapat, peristiwa ini dapat berpotensi menimbulkan Perang Dingin Jilid II antara dua negara adidaya ini.

Kali ini Snowden mengupas tuntas dalang di balik beberapa penyerangan yang mengatasnamakan Islam. Berikut ulasan yang disadur dari Wikileaks.

Snowden mengatakan, ada konspirasi dari sebuah organisasi yang tak tersentuh hukum, yang kekayaan anggotanya setara 3/4 penduduk bumi, untuk menghancurkan citra Islam di mata penduduk dunia.

Kenapa harus menghancurkan Islam?!!! Karena ajaran-ajaran dalam Islam sangat bertolak belakang dengan kemajuan bisnis organisasi ini.

Contohnya, ajaran Islam tentang larangan meminum khamar dan berjudi yang mengganggu bisnis minuman keras serta tempat judi mereka.

Atau larangan melakukan riba. Seperti diketahui, pengusaha kapitalis besar karena melakukan bisnis riba. Menyedot uang dari si miskin.

Masih banyak lagi ajaran-ajaran dalam Islam yang dinilai mengganggu perkembangan bisnis organisasi tersebut.

Mereka membuat berbagai macam cara agar umat Islam tergila-gila oleh dunia. Tapi gagal. Meski sebagian kecil pemimpin Islam tergiur.

Mereka lalu menghamburkan banyak uang untuk membuat ISIS dan beberapa komplotan yang mengatasnamakan Islam untuk melakukan beberapa teror di seluruh dunia.

Mereka juga menggiring opini di media yang membenturkan umat muslim. Seperti membuat cerita karangan tentang permusuhan Sunni-Syiah yang nyatanya hanya digunakan untuk kepentingan penjualan senjata organisasi ini.

Tapi, ada hal diluar logika yang membuat anggota organisasi hantu ini semakin marah. Yaitu ketika segala cara mereka menjatuhkan Islam malah membuat Islam semakin berjaya. Malah semakin banyak orang yang memeluk Islam.

Salah satunya, muallafnya Arnoud Van Doorn, seorang petinggi dari partai milik politisi Belanda ekstrim anti-Islam, Geert Wilders.

Seluruh dunia tahu, bagaimana Arnoud Van Doorn sangat membenci Islam dengan membuat film berjudul “Fitna”.

Himbauan saya, seluruh penduduk di bumi ini jangan pernah mempercayai bahwa Islam di balik semua serangan teroris. Kita harus bersatu untuk memerangi organisasi yang dihuni orang-orang super kaya dunia yang mayoritas berada di Amerika Serikat ini.

Semoga informasi dari saya ini bisa menyadarkan dunia agar tetap menjaga perdamaian dari tangan-tangan kotor mereka.

Snowden says there is a conspiracy from an untouchable organization whose members are worth 3/4 of the inhabitants of the earth, to destroy the image of Islam in the eyes of the world’s population.

Why destroy Islam? Because the teachings in Islam are very contrary to the business progress of this organization.

For example, Islamic teachings about the prohibition of drinking khamar and gambling that interfere with the business of liquor and gambling.

Or a ban on usury. As is known, big capitalist entrepreneurs because doing business usury. Sucking money from the poor.

There are many more teachings in Islam that are considered to disrupt the business development of the organization.

They make various ways to make Muslims crazy by the world. But it failed. Although a small number of Islamic leaders are tempted.

They then spend a lot of money to make ISIS and some conspirators in the name of Islam to do some terror around the world.

They also heralded opinions in the media that were bumping Muslims. Like making a story about Shi’ite Sunni enmity which in reality is only used for the sale of weapons of this organization.

But, there is something outside the logic that makes members of this ghost organization more angry. That is when all the ways they bring Islam down even make Islam more glorious. In fact more and more people are embracing Islam.

One of them, his mogul Arnoud Van Doorn, a high-ranking party from the extreme anti-Islamic Dutch politician Geert Wilders.

The whole world knows how Arnoud Van Doorn hates Islam by making a movie called “Fitna”.

My appeal, the entire population of this earth should never believe that Islam is behind all terrorist attacks. We must unite to fight the organization inhabited by the world’s super rich people who are majority in the United States.

Hopefully this information from me can awaken the world to keep the peace from their dirty hands.

 

Source: Rakyat Sumatera

Perang Ekonomi AS: Ladang Pembantaian tanpa Hingar Bingar

$
0
0

Kita bisa membayangkan perang semacam itu akan membawa kematian para prajurit; kita bisa membayangkan medan tempur bersimbah darah, kebisingan yang mengerikan dan bangunan-bangunan hancur oleh hujan bom. Sering kita mendengar penduduk sipil menjadi korban pembantaian serangan yang dilancarkan secara brutal, dan meskipun itu dikutuk banyak orang, tetapi jatuhnya korban di kalangan penduduk sipil sangat sering terjadi dalam aksi penyerbuan semacam itu.

Dalam sejarah perang modern, Amerika Serikat mencatat rekor tertinggi sebagai negara agresor dalam perang jenis ini. William Blum, dalam bukunya Killing Hope: U.S. Military and CIA Interventions Since World War II, menyatakan bahwa sejak menyatakan kemerdekaannya di tahun 1776, Amerika Serikat terus melancarkan arus tetap pertempuran militer yang mengobarkan sembilan perang besar dan lebih dari 200 penyerbuan angkatan bersenjata. “Dari 1977 hingga 1993,” tulisnya, “Amerika Serikat telah mengirimkan tentaranya untuk menyerbu 32 wilayah di luar negaranya.” Rekor itu tentu saja sudah diperbarui dengan penyerbuan AS ke Afganistan dan Irak, dan tampaknya tidak mungkin ditumbangkan oleh negara lain mana pun, kecuali AS sendiri.

Selain agresi militer, sesungguhnya ada perang lain yang bisa berlangsung tenang dan tetap mematikan, yakni perang ekonomi. Kita tak bisa dengan mudah memahami bahwa perang yang tenang semacam itu sesungguhnya juga memiliki kekuatan yang sama mengerikannya dengan perang militer. Bahkan, dibandingkan dengan perang militer, perang ekonomi yang tidak gegap gempita juga mengabarkan sisi muram pembunuhan manusia dengan cara yang bisa jadi lebih menyedihkan. Peperangan dilancarkan untuk menghancurkan musuh tanpa meletuskan sebutir peluru pun. Di tingkat yang paling ekstrem, perang ekonomi menunjukkan daya hancur tak ubahnya bom nuklikr: ia melemahkan rakyat dan melumpuhkan infrastruktur.

Jadi, meskipun sering dinyatakan, termasuk oleh Wahington dan sekutu-sekutunya, bahwa warga sipil tidak selayaknya menjadi korban dari perang atau perseteruan politik, AS sendirilah yang dengan mudah dan sering sekali melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil dalam sebuah perang jangka panjang. Anda tahu, korban utama dalam perang ekonomi adalah penduduk sipil, sementara kekuatan militer hanya mengalami penderitaan yang lebih kecil. Negara agresor tentu saja hanya mengalami kerugian yang sangat kecil.

Ladang Pembantaian Warga Sipil

Irak menjadi contoh yang sangat tragis tentang bagaimana perang ekonomi yang dilancarkan oleh AS dan sekutu-sekutunya secara kejam telah melumpuhkan negara tersebut. Dan ketika Irak dalam kondisi sangat lemah, AS dan sekutu-sekutunya kemudian menyerangnya dalam perang militer besar-besaran yang menggulingkan Saddam Hussein dari kekuasaan dan melumat hancur negara tersebut.

Laporan PBB mengenai Situasi Kemanusiaan di Irak, yang diserahkan kepada Dewan Keamanan, Maret 1999, memberikan gambaran tentang bagaimana perang ekonomi telah melumpuhkan Irak.

Sebelum pecah Perang Teluk yang dipicu oleh pencaplokan Irak terhadap Kuwait, indikator sosial-ekonomi Irak secara umum di atas rata-rata negara-negara berkembang lainnya. Pada tahun 1988, pendapatan nasional kotor (GDP) per kapita Irak adalah 3.510 dolar AS. Tahun berikutnya naik menjadi 4.125 dolar AS.

Sampai tahun 1990, dengan produksi pangan domestik yang hanya mewakili sepertiga dari total konsumsi, Irak memiliki kapasitas untuk mendatangkan bahan pangan dalam jumlah besar berkat kemakmurannya. Organisasi pangan dan pertanian (FAO) PBB menegaskan bahwa saat itu Irak merupakan salah satu negara dengan indikator ketersediaan pangan per kapita tertinggi.

Menurut laporan WHO, sebelum 1991, pelayanan kesehatan di Irak mencapai angka sekitar 97% di perkotaan dan 78% di pedesaan. Angka kematian bayi turun sampai 65 dari setiap 1.000 di tahun 1989 (angka kematian rata-rata di negara berkembang menurut laporan PBB adalah 76 per 1.000 di tahun 1991). UNICEF menunjukkan bahwa sistem kesejahteraan nasional diberlakukan untuk membantu anak yatim dan anak-anak cacat dan pemberian bantuan kepada keluarga yang sangat miskin.

Sebelum 1991 Irak Tengah dan Selatan memiliki sistem air bersih dan sanitasi yang dikembangkan dengan penyediaan dua ratus perangkat pengolah air untuk daerah perkotaan dan 1.200 perangkat kecil untuk wilayah pedesaan. WHO memperkirakan 90% penduduk Irak mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih secara melimpah.

Semua catatan baik itu tak pernah bisa dipertahankan setelah meletus Perang Teluk tahun 1990 melawan AS dan sekutu-sekutunya, dan dilanjutkan dengan penjatuhan sanksi ekonomi. Sanksi ekonomi terhadap Irak dilancarkan tanggal 6 Agustus 1990. Sekadar catatan, di tanggal dan bulan yang sama, di tahun 1945, Presiden Harry S. Truman menjatuhkan bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan membunuh seketika 100.000 orang.

Irak pelan-pelan menuju kesengsaraan sejak itu. Lembaga Dana PBB memperkirakan angka kematian ibu melahirkan meningkat dari 50 per 100 ribu orang di tahun 1989 menjadi 117 di tahun 1997. Angka kematian balita meningkat dari 30,2 per 1.000 menjadi 97,2 per 1.000 pada periode yang sama. PBB memperkirakan angka kematian bayi melonjak dari 64 per 1.000 di tahun 1990 menjadi 129 per 1.000 di tahun 1995. Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2,5 kg meningkat dari 4% di tahun 1990 menjadi sekitar 25% dari kelahiran yang tercatat di tahun 1997, disebabkan oleh ibu-ibu hamil yang kurang gizi.

Catatan buruk lainnya adalah merosotnya asupan kalori yang  semula 3.120 kalori per orang dalam sehari menjadi hanya tinggal sepertiganya di tahun 1994-95. Rentetan selanjutnya adalah meningkatnya jumlah balita kurang gizi hingga dua kali lipat dari tahun 1991 hingga 1996.

Segalanya menjadi makin suram di Irak sepanjang berlangsungnya sanksi ekonomi. Rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan bertahan tanpa perbaikan dan pemeliharaan sejak 1991. Kapasitas pelayanan kesehatan merosot karena minimnya persediaan air dan energi, kurangnya transportasi, dan ambruknya jaringan komunikasi. Penyakit menular, seperti malaria dan demam berdarah, yang semula bisa dikendalikan, kembali mewabah di tahun 1993 dan kondisi itu berkembang makin genting dari waktu ke waktu.

Pendidikan mandek seketika dan bergerak mundur menuju ke kondisi pertengahan tahun 1980-an, di mana anak-anak kembali bertebaran di jalan-jalan, atau terpaksa bekerja untuk meringankan beban orang tua mereka. UNESCO mencatat angka murid-murid yang drop out dari sekolah meningkat pesat.

Ketika Irak dalam situasi yang serba mengenaskan memasuki tahun ke-12 diberlakukannya sanksi ekonomi, ketika petugas lapangan UNDP melaporkan bahwa “negeri ini telah bergeser dari semula yang relatif makmur menjadi sangat miskin”, George Walker Bush menggelembungkan alasan mengenai perlunya dilancarkan serbuan ke Irak. Setahun penuh ia meyakinkan publik Amerika dan dunia bahwa AS tak punya pilihan lain kecuali menyerbu Irak dan menggulingkan Saddam Hussein. Ancaman Irak, yang terus digembar-gemborkan oleh para petinggi pemerintahan Bush, sungguh sebuah retorika ganjil, karena terbukti kemudian bahwa Irak sama sekali bukanlah ancaman. Tentara Amerika dan pengikut-pengikut setianya dengan mudah meraih kemenangan di Irak. Perang yang dilancarkan 20 Maret 2003, yang mengakhiri kekuasaan Saddam Hussein di pertengahan April dan dinyatakan berakhir pada bulan Mei, bahkan berlangsung lebih mudah dibandingkan Perang Teluk yang dikobarkan 17 Januari 1991 oleh George Bush tua.

 

pemogokan_truk_cile-600x336

“Saya tidak melihat alasan kenapa kita harus diam mematung dan mengamati saja sebuah negara menjadi komunis hanya karena rakyatnya abai terhadap hal itu,” kata Henry Kissinger, 27 Juni 1970, dalam pertemuan 40 komisi Dewan Kemanan Nasional. Dan pada bulan November, dua bulan setelah Allende memenangi pemilu, Kissinger mengeluarkan memo berisi ringkasan keputusan Presiden Nixon mengenai langkah gigih dan terus-menerus yang harus dilakukan terhadap pemerintahan Allende. Memo itu disampaikan kepada menteri luar negeri, menteri pertahanan, Direktur Kesiagaan Darurat, dan Direktur CIA; tembusannya kepada Menteri Keuangan.

Pelaksanaan keputusan itu tergambar secara memadai dalam satu kalimat Edward Korry, duta besar untuk Cile kala itu, “Tidak ada sebutir kacang atau sebiji baut pun boleh memasuki Cile di bawah Allende.” Dan dalam tiga tahun AS berhasil mencekik perekonomian Cile dengan melakukan destabilisasi sampai ke tingkat yang tidak memungkinkan bagi Allende untuk memimpin negerinya bangkit. Tidak ada pinjaman bagi Cile sepanjang tahun 1971-1973. Bahan pangan nyaris tak tersedia, industri macet, angkutan dan mesin-mesin membusuk tanpa pasokan onderdil. Perekonomian betul-betul mogok seperti yang diinginkan oleh Richard Nixon karena roda ekonomi Cile sebelumnya memang sangat tergantung pada AS. Pemerintahan Allende, yang menawarkan program-program yang membawa harapan besar bagi rakyatnya dan memenangi pemilu secara demokratis, kemudian menjadi tidak bisa bekerja sama sekali.

Dua tahun setelah keberhasilan menumbangkan Allende di Cile, AS memerlukan sesuatu untuk menaikkan kembali moral yang sedang merosot. Tahun 1975, situasinya sungguh murung: Saigon baru saja jatuh dan Vietnam Selatan menyerah tanpa syarat kepada Vietnam Utara; sementara di dalam negeri peristiwa yang memalukan baru saja terjadi tahun sebelumnya—Richard Nixon mundur setelah terbongkarnya Skandal Watergate. Tahun itu AS berpaling ke Angola.

Petualangan di sana, dengan manuver bersenjata dan diikuti kemudian dengan embargo dan penghancuran infrastruktur, kelak akan melahirkan sebuah Angola yang tanpa harapan. Negeri yang, setelah lepas dari penjajahan Portugis, memiliki potensi menjadi negeri terkaya di Afrika pada akhirnya jatuh ke ke kubangan kemelaratan yang nyaris tak tertanggulangi. Washington Post, 25 Juli 1999, melaporkan jejak warisan campur tangan AS di Angola sebagai berikut: “Staf rumah sakit umum di sini bergulat dengan wabah silih berganti. Tahun lalu kolera, diikuti dengan berjangkitnya polio tahun ini. Musim malaria sedang dimulai…. Dengan beribu-ribu pengungsi yang melarikan diri dari perang di desa-desa mereka dan menetap di tenda-tenda pengungsian, dengan sampah di mana-mana, air kotor, kota-kota di Angola bisa menjadi ruang penyemaian bagi berbagai penyakit seperti polio dan malaria. Angola memiliki rating tinggi untuk penderita lepra dibanding negara-negara lain.”

Kuba yang Tak Jatuh-Jatuh

Negara pertama di Amerika Latin yang menjadi laboratorium bagi segala jenis manuver Amerika dan CIA bisa dikatakan adalah Kuba. Dua dekade sebelum keberhasilan AS melakukan destabilisasi di Cile dan menggulingkan Allende, praktek-praktek yang sangat kasar sudah dilakukan terhadap Kuba. Begitu revolusi di negara tersebut berhasil menurunkan pemerintahan diktator Fulgencio Batista, Amerika memberlakukan embargo karena terganggu oleh program nasionalisasi dan land-reform yang digulirkan oleh Fidel Castro. AS berniat melumpuhkan perekonomian Kuba dengan membuat kelangkaan suku cadang bagi mesin-mesin Kuba buatan AS yang menopang jalannya ekonomi mereka. Hanya karena kedekatan Kuba dengan Uni Soviet, maka negeri itu tidak karam oleh gempuran ekonomi AS. Di tahun-tahun sulit Uni Soviet membeli gula dari Kuba dengan harga pasar dan mengirimkan bahan-bahan strategis ke negeri tersebut. Kenyataan ini semakin memperkuat keputusan AS untuk melumpuhkan Kuba dengan segala cara.

Dan Kuba kondisi Kuba merosot sangat tajam kendati tidak sampai merobohkannya. Sebelum tahun 1990-an, Kuba mendapatkan pujian atas keberhasilannya menyingkirkan kelaparan dan kekurangan gizi, menyapu bersih penyakit menular dan menerima pujian dari World Health Organization (WHO) atas pelayanan kesehatan masyarakatnya. Namun Uni Soviet kemudian menghentikan bantuannya ketika negeri itu sendiri berada di ambang perpecahan dan kesulitan ekonomi dan kemudian benar-benar bubar. Dan AS tidak pernah mengendurkan embargonya bahkan ketika alasan untuk itu sudah tidak ada.

Kondisi Kuba di pertengahan tahun 1990-an merosot secara drastis, berkebalikan dengan keadaan sebelumnya. Embargo yang dilakukan terhadap Kuba menyebabkan negeri tersebut kurang pangan dan memburuknya pelayanan kesehatan masyarakat. Ini sungguh menyedihkan karena Kuba dikenal sebagai salah negara satu yang terbaik dalam menyediakan layanan kesehatan kepada warganya. Karena embargo, Kuba dilarang mendapatkan separuh obat baru di pasaran; dokter-dokter hanya bisa memperoleh 890 jenis obat-obatan, turun dari 1.300 di tahun 1989; kondisi air memburuk, menyebabkan meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh air; asupan kalori menurun sampai 33 persen, sama seperti yang terjadi di Irak, antara tahun 1989 dan 1993.

Kuba pelan-pelan mulai bangkit lagi ketika banyak negara Eropa tidak mau menaati embargo itu; pendapatan Kuba dari sektor pariwisata meningkat. Perang ekonomi terhadap Kuba pelan-pelan menguap dan, perkembangan terakhir, Presiden Obama telah menawarkan langkah awal untuk memperbaiki hubungan kedua negara dengan mengizinkan transfer uang dari AS ke Kuba.

Panduan Perang Ekonomi: Langkah demi Langkah

Dalam kasus-kasus di atas, kita menjadi lebih bisa membayangkan segala bentuk perang yang dilakukan oleh AS untuk menundukkan sebuah negara: perang langsung, ekonomi, hasutan untuk membuat perlawanan, bantuan untuk kerusuhan, blokade, mata-mata, dan propaganda. Berangkat dari pelbagai manuver yang dilakukan oleh AS untuk menekuk Irak, juga Cile dan Kuba, kita bisa membaca bagaimana perang ekonomi dijalankan langkah demi langkah untuk memperlemah negara sasaran.

Sebagaimana pertempuran bersenjata, yang biasanya dimulai dengan propaganda untuk menciptakan opini buruk tentang negara atau pemerintahan yang hendak diserbu, perang ekonomi pun memerlukan persiapan-persiapan yang serupa. Mula-mula dilontarkan sebuah tuduhan, dalam hal ini inisiatif selalu berasal dari Amerika Serikat, bahwa negara yang tidak disukainya itu melakukan kejahatan besar dan karenanya merupakan ancaman besar bagi AS dan bagi dunia. Musuh yang tidak memiliki kekuatan cukup untuk mempertahankan diri kemudian distempel dengan sebutan “negara jahanam” (rogue state).

Karena si “negara jahanam” tidak bisa membela diri dan tidak bisa berkelit dari tuduhan yang diarahkan kepadanya, sekalipun kejahatan itu kemungkinan besar tak pernah ada, biasanya ia menjadi makin keras kepala. Harga diri yang terusik membuat “negara jahanam” itu enggan berkompromi demi mempertahankan integritas nasionalnya. Ini makin menjengkelkan bagi si negara penuduh; maka, aksi berikutnya harus segera diambil.

Langkah selanjutnya adalah pengucilan, yang dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama, negara penuduh melarang semua warganya, kecuali CIA, untuk bepergian ke “negara jahanam” itu. Kuba telah berpuluh tahun sampai sekarang mengalami perlakuan semacam ini. Peraturan ini diberlakukan dengan segala tindakan yang mencakup aksi-aksi tidak demokratis seperti pemberiaan denda berat, pelecehan, dan warga negara yang tidak mengindahkan pelarangan itu sering dipermalukan di depan orang-orang di bandara, dan sebagainya. Alasan-alasan yang digunakan untuk melaksanakan tindakan ‘tidak demokratis” ini adalah: untuk melindungi pelancong agar tidak teracuni oleh virus “jahat”, membentengi mereka dari propaganda ganas, dan melindungi mereka dari penculikan dan dari tuduhan melakukan kegiatan mata-mata.

Itu alasan-alasan resmi.

Alasan yang disembunyikan di balik pernyataan resmi itu adalah: untuk menjamin bahwa negara “jahanam” tidak mendapatkan pemasukan devisa dari para pendatang yang mungkin bisa membuatnya bertahan. Dari sisi keamanan nasional: pelarangan itu dilakukan untuk memastikan agar warganya tetap tidak menyadari bahwa yang mereka dengar dan baca dari pemerintah mereka mungkin adalah propaganda, dan menghindarkan warga negara dari kemungkinan bersimpati secara mendadak kepada si jahanam. Pelayanan secara baik oleh “si penjahat” mungkin akan membuat orang-orang yang baik, warga negara yang harus dilindungi, menjadi “penjahat” pula di kemudian hari.

Pada tahap berikutnya, “negara jahanam” itu dikucilkan dari lembaga-lembaga internasional dan dari upaya-upaya bantuan (keuangan dan sebagainya). Setelah pengucilan ini, maka dilakukanlah pukulan besar: perang ekonomi. Cile roboh sekali pukul ketika pemerintahan Salvador Allende menang pemilu dan Amerika Serikat tidak menyukai pemimpin kiri itu menjadi presiden.

Sama juga dengan perang militer, di mana Amerika selalu memaksa “sekutu”-nya untuk ikut menyerang, dalam perang ekonomi pun ia memastikan bahwa negara-negara lain mengikuti ajakannya untuk mengucilkan sebuah negara. Amerika harus selalu memastikan bahwa jika ia tidak menyukai sebuah negara, maka yang lain pun harus bersikap sama dengannya. Jika ia menyerang sebuah negara, maka yang lain harus ikut menyerang; jika ia mengucilkan sebuah negara, maka yang lain juga harus mengucilkan negara tersebut. Ia tidak merasa gembira dengan negara-negara yang bersikap netral, apa lagi yang menentangnya.

Jika embargo tidak memadai untuk menghancurkan sebuah negara (ada beberapa negara yang bisa bertahan dari embargo, di antaranya Kuba dan Iran), maka negara yang memberikan embargo mungkin akan segera mengirimkan pasukan bersenjata ke dalam atau mendekati wilayah “negara jahanam” yang tidak mati-mati itu dan memerintahkan kepada mereka untuk membuat kehancuran di sana. Biasanya ada agen-agen rahasia yang disusupkan ke negara tersebut. Amerika, negara yang paling sering menggempur negara lain dengan kekuatan militer dan dengan perang ekonomi, memiliki CIA yang selalu ada di mana-mana dan membuat kehancuran di banyak negara. Badan Intelijen Pusat AS ini telah membuat kerusakan di segala benua: Asia, Amerika, Afrika, dan Eropa.

Setelah kehancuran itu, nantinya akan ada orang-orang yang melakukan pembalasan terhadap kesengsaraan yang telah ditimpakan ke negara dan kehidupan mereka, dan ini perkara yang mudah untuk diatasi: disebutlah mereka itu teroris. Dan mereka perlu diperangi; negara asal mereka juga perlu dihancurkan—dengan perang militer, perang ekonomi, dan segala manuver yang bisa dilakukan.

Source: The Gobal Review

Diam Diam Indonesia Dalam Target Serangan Amerika Serikat

$
0
0

Seperti di kutip dari laman Global Muslim, Amerika sejak kemerdekaan berperan besar dalam perubahan di Indonesia.

Tidak ada satu kedutaan besar negara di dunia yang tidak melakukan aktivitas intelijen di negara yang ditempatinya. Urusan penilaian terhadap kondisi negara yang menjadi wilayah kedutaan merupakan tugas wajib duta besar dan diplomat yang bersamanya.

Bagi negara yang tidak memiliki ideologi, keberadaan kedubes paling-paling hanya terbatas pada urusan kerja sama bilateral antar-kedua negara di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan hankam. Sifatnya pasif.

Sementara bagi negara yang memiliki ideologi, duta besar dan diplomat memiliki tugas yang jauh lebih besar dari itu. Mereka bisa memiliki agenda sendiri di luar urusan-urusan resmi terkait dengan negara di mana mereka bertugas. Mereka bisa saja bertugas menghancurkan negara sasaran termasuk memasok senjata dan sejenisnya.

Dalam hubungan diplomatik, telah menjadi konvensi internasional bahwa para diplomat memiliki kekebalan diplomatik, tidak hanya menyangkut fisik/diri diplomatnya tapi juga segala yang bersama dengan diplomat itu seperti barang, dokumen, dan sebagainya. Negara yang dituju tidak boleh memeriksa itu. Makanya, korps diplomatik dalam beberapa kasus di dunia menjadi alat kejahatan yang luar biasa.

Reformasi

Di Indonesia sendiri, peran Amerika sangat besar. Lahirnya era reformasi tak lepas dari keinginan AS setelah Soeharto tak mau lagi tunduk pada pemerintahan Washington. Berbagai jalan dilakukan untuk menjatuhkannya termasuk menggunakan LSM. Terungkap ada dana 26 juta dolar sejak 1995 kepada LSM tersebut dengan kedok mendukung HAM dan kebebasan berekspresi.

Beberapa jam sebelum Soeharto lengser, Menlu AS ketika itu Madeline Albright mengisyaratkan supaya Presiden Soeharto mundur agar krisis terpecahkan. Bersamaan dengan itu, pemerintah AS mengumumkan telah mengirimkan sebuah kapal induk Belleau Wood yang dilengkapi dengan helikopter dan pesawat-pesawat jet tempur serta dua kapal pendukung, lengkap dengan 2000 serdadu marinir ke Teluk Jakarta untuk melakukan “evakuasi militer” (Kompas, 21/5/1998).

Menurut informasi yang berkembang, ketika kerusuhan Mei 1998 meletus, ada pengacakan sinyal di Jakarta sehingga mengganggu komunikasi aparat keamanan. Dugaan kuat, pengacak sinyal itu ada di Kedubes AS di Jakarta.

Dalam temuan Wikileaks terungkap pula betapa besar peran para diplomat yang ada di Jakarta dalam menentukan kebijakan pemerintah Amerika terhadap Indonesia. Secara berkala, para diplomat di Jakarta mengirimkan pengamatannya ke Washington. Semua yang terjadi di Indonesia menjadi bahan laporan.

Sejak Indonesia Merdeka

Tidak hanya di era reformasi,  jejak kejahatan Amerika telah terlihat sejak awal kemerdekaan. Aksi nyata mereka terlihat ketika Belanda ingin masuk lagi ke Indonesia pasca-kemerdekaan.

Masuknya AS itu untuk mematahkan penyebaran komunis di dunia. Keluarlah Truman Doctrine pada 1947, untuk mengepung komunis dan kemudian disusul Marshall Plan tahun berikutnya guna membangun kembali Eropa dari puing-puing akibat PD II. “Ketika tentara kerajaan Belanda kembali datang ke Jawa dan Sumatera pada musim semi 1946, banyak serdadu Belanda mengenakan seragam marinir AS dan mengendarai jeep Angkatan Darat AS.” (Gouda & Zaalberg: Indonesia Merdeka Karena Amerika? Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia 1920-1949; 2008). Bahkan AS diyakini turut membantu Belanda dalam serangan militer Belanda II atas Yogya pada 18 Desember 1948.

Dalam rangka menjatuhkan pemerintah Soekarno, Amerika membantu pemberontakan PRRI/ PERMESTA. AS menurunkan kekuatan besar. CIA menjadikan Singapura, Filipina (Pangkalan AS Subic & Clark), Taiwan, dan Korea Selatan sebagai pos suplai dan pelatihan bagi pemberontak.  Pada 7 Desember 1957, Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7 (Pacific) Laksamana Felix Stump menggerakkan kekuatan AL-AS yang berbasis di Teluk Subic untuk merapat ke Indonesia dengan kecepatan penuh tanpa boleh berhenti di mana pun. Satu divisi pasukan elit AS, US-Marine, di bawah pengawalan sejumlah kapal penjelajah dan kapal perusak disertakan dalam misi tersebut. Dalih AS, pasukan itu untuk mengamankan instalasi perusahaan minyak AS, Caltex, di Pekanbaru, Riau.

AS memberikan ribuan pucuk senjata api dan mesin, lengkap dengan amunisi dan aneka granat. Amerika juga mendrop sejumlah alat perang berat seperti meriam artileri, truk-truk pengangkut pasukan, aneka jeep, pesawat tempur dan pembom, dan sebagainya. Awalnya Amerika membantah terlibat, namun sebuah pesawat pengebom B-29 milik AS ditembak jatuh oleh sistem penangkis serangan udara Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Pilot pesawat itu  Allan Lawrence Pope berhasil ditangkap hidup-hidup. Ia terbang atas perintah CIA.

Puncaknya ketika Amerika berada di balik pemberontakan G 30 S/PKI. Banyak dokumen dan  literatur membongkar keterlibatan CIA-yang merangkap sebagai diplomat-di  dalam peristiwa Oktober 1965 tersebut. Atas nama pembersihan kaum komunis di negeri ini, CIA turut menyumbang daftar nama kematian (The Dead List) yang berisi 5.000 nama tokoh dan kader PKI di Indonesia kepada Jenderal Soeharto. Namun yang dibunuh bukannya 5.000 orang,  Kol Sarwo Edhie, Komandan RPKAD saat itu yang memimpin operasi pembersihan ini, terutama di Jawa Tengah dan Timur, menyebut angka tiga juta orang yang berhasil dihabisi, termasuk orang yang tak tahu apa-apa. Inilah tragedi kemanusiaan terbesar setelah era Hitler.

Buku “Membongkar Kegagalan CIA” karya Tim Weiner, wartawan The New York Times, mengungkap bagaimana para diplomat AS yang juga perwira CIA berhasil merekrut Adam Malik sebagai agen mereka.

Tim Weiner menulis, “CIA berusaha mengonsolidasi sebuah pemerintah bayangan, sebuah kelompok tiga serangkai yang terdiri atas Adam Malik, Sultan yang memerintah di Jawa Tengah, dan perwira tinggi angkatan darat berpangkat mayor jenderal bernama Soeharto.

“Malik memanfaatkan hubungan dengan CIA untuk mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dengan Duta Besar Amerika yang baru di Indonesia, Marshall Green. Sang Duta Besar mengatakan bahwa dia bertemu dengan Adam Malik “di sebuah lokasi rahasia” dan mendapatkan “gambaran yang sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Soeharto dan apa yang dipikirkan Malik serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan” buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap-Gestapu. [] Humaidi

Doktrin Arthur-Churchill

Pada Perang Dunia II, Jenderal McArthur dan Winston Churchill membuat doktrin yang dikenal kemudian dengan sebutan ‘Doktrin McArthur-Churchill’. Iniadalah suatu skenario penguasaan kawasan Asia-Pasifik pasca Perang Dunia II. Khusus bagi Indonesia, doktrin ini membagi Kepulauan Indonesia menjadi tiga kawasan, yakni Kawasan Malesia (Sumatera dan Kalimantan), Kawasan Melanesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua), dan Pusat Layanan(Jawa dan Bali).

Menurut doktrin itu, kawasan Malesia disubordinasikan ke Semenanjung Malaysia dan Daratan Asia Tenggara, menjadi ‘Great Malesian Region.Sedangkan Kawasan Melanesia disubordinasikan ke Kepulauan Philippines dan negara-negara Pacific (Australia dan sekitarnya), menjadi ‘Great Melano-Polynesian Region.’ Terakhir Pulau Jawa dan Bali yang menurut rencana akan dijadikan ajang operasi intelijen menggantikan peran strategis Singapura.

Doktrin itu menjadi acuan acuan Amerika dalam menyusun strategi menguasai Indonesia secara geostrategis maupun geopolitik. Tampaknya doktrin ini masih berlaku dan semakin terbukti dengan adanya cengkeraman Amerika yang kian kuat di Indonesia. Bisa jadi Kedubes AS di Jakarta akan menjadi pusat layanan di kawasan ASEAN dan Pasifik seperti yang direncanakan doktrin itu.

Source: Suara Rakyat Jakarta

Analisis Tragedi Rohingnya: Pertarungan Kapitalisme Global di Tanah Myanmar !

$
0
0

Tragedi kebrutalan militer Myanmar terhadap etnis muslim di Rohingnya terjadi lagi. Militer kembali mengusir masyarakat etnis muslim.

Mereka lalu mencari tempat ke negeri seberang, Bangladesh, namun nasib ibarat jatuh tertimpa tangga.

Penjaga perbatasan Bangladesh enggan menerima etnis muslim Myanmar dan meminta mereka agar kembali. Kondisi seperti ini masih saja terus terjadi hingga sekarang.

Apa yang membuat Myanmar kini menjadi ‘neraka’ bagi etnis muslim Rohingnya? Ada apa di balik peristiwa yang menjadi isu internasional saat ini?

Pada 17 Juli 2012 puku 19:13, halaman indonesian.irib.ir memposting artikel dengan judul “Agenda Tersembunyi Tragedi Rohingnya Myanmar” yang berisi wawancara eksklusif bersama Direktur Global Future Institute, Hendrajit, di Jakarta.

Ia mengatakan bahwa yang terjadi di Arakan ini bukan hanya Muslim Cleansing, tapi juga Buddha Cleansing.

Masyarakat Muslim dibantai seperti binatang
Masyarakat Muslim dibantai seperti binatang

 

Militer Myanmar membantai warga Muslim Rohingnya
Militer Myanmar membantai warga Muslim Rohingnya

 

“Ada permainan korporasi tertentu yang berkolaborasi dengan Junta militer, Myanmar” kata penulis buku “Tangan-tangan Amerika di Pelbagai belahan Dunia” itu.

Dalam wawancaranya tersebut, ia kemudian menjelaskan lebih gamblang mengenai adanya kolaborasi antara Junta militer dan korporasi asing.

“Pada tahun 1988, muncul sistem baru di Myanmar. Walaupun rezim otoriter militer yang memimpin, tapi Myanmar menggunakan sistem pasar. Ketika itu ada undang-undang baru yang namanya The Union of Myanmar Foreign Investment Law. Payung hukum ini adalah perlindungan terhadap sektor eksplorasi dan pengembangan sektor minyak dan gas alam yang melibatkan korporasi-korporasi asing”, jelas Hendrajitit.

Pertarungan China dan AS di Tanah Myanmar

Sejak 2005, perusahaan gas Cina menandatangani kontrak gas dengan pemerintah Myanmar untuk mengelola eksplorasi minyak. Di sisi lain, rezim militer sejak era Ne Win hingga sekarang, ternyata melibatkan perusahaan asing semacam Chevron AS maupun Total Perancis, padahal kedua negara ini kan di permukaan mengangkat isu hak asasi manusia.

Pertarungan kepetingan AS dan China di tanah Myanmar Muslim jadi korban
Pertarungan kepetingan AS dan China di tanah Myanmar Muslim jadi korban

 

Dari sinilah, terlihat sekali ada pertarungan bisnis yang bermain melalui pintu belakang dari rezim militer Myanmar.

Hendrajit melanjutkan dengan mengutip pernyataan Presiden Myanmar, Thein Sein yang terlihat baginya adalah konyol.

“Udah saja Rohingnya itu diusir dari Myanmar”

Menurut Hendrajit, pernyataan yang menimbulkan masalah ini harus dilihat dari hilirnya saja,hulunya adalah adanya satu hal yang diincar di Arakan yaitu minyak dan gas alam.

Jalur Pipa Minyak dan Gas Ke China
Jalur Pipa Minyak dan Gas Ke China

 

Pada sisi pertarungannnya, Cina dan beberapa negara di luar AS dan Eropa Barat kelihatannya lebih unggul. Sementara AS lebih ketinggalan. Lalu, muncul adanya masalah yakni Muslim di Arakan cenderung memberi ruang bagi pendekatan symmetric Bill Clinton yang diterapkan Obama dan Hillary Clinton.  Dengan dasar yakni,

“Konflik wilayah itu perlu advokasi hak asasi manusia nih, LSM, LSM perlu masuk”, jelas Hendrajit.

Maka, keberadaaan pintu ini, mereka masuk dengan memakai konflik Islam dan Buddha tersebut. Tapi tampak sasaran strateginya adalah sama yaitu penguasaan minyak dan gas bumi.

Pertarungan kepentingan negara Kapitalis
Pertarungan kepentingan negara Kapitalis

 

Strategi The Clash of Civilizations Memporak Porandakan Myanmar

Presiden Thein Sein yang menyatakan untuk mengusir Muslim Rohingnya dari Myanmar telah terjebak dalam strategi The Clash of Civilizations yang dibangun oleh barat.  Pasalnya, ia seakan-akan melihat adanya konflik antara Islam dan Buddha yang saling bertempur, padahal keduanya adalah korban.

“Kalau kita lihat dalam konteks skema ini, modus dari rezim militer memproteksi korporasi model Total, Chevron, Petrochina, dan lain-lain.  Itu caranya ekstrim seperti pembakaran desa-desa. Nah di sana, warga yang menjadi korban.

Warga Muslim jadi korban
Warga Muslim jadi korban

 

Cleansing yang paling efektif tanpa melibatkan penguasa adalah konflik agama. Kalau di Indonesia mungkin Cleansing agama tidak laku, tapi Cleansing suku sama dahsyatnya. Malah lebih efektif karena mereka (AS) paham betul masalah kesukuan di Indonesia lebih mudah disulut daripada masalah agama.  Di Burma ini terperangkap masalah tersebut”, jelas Hendrajit.

Rezim Ne Win Hingga Aung San Suu Kyi, Rezim Kapitalis Global !

Rezim militer mulai dari Newin sampai sekarang ini seakan-akan sosialis negara justru pada dasarnya kapitalis negara. Sejatinya, dengan undang-undang The Union of Myanmar Foreign Investment Law, Myanmar pada dasarnya sedang mengarah pada pasar, tapi di bawah kendali penuh negara.  Dan dia memproteksi korporasi-korporasi untuk berkolaborasi dengan penguasa.  Tentu dengan segala bayaran sosialnya.

Than Shwe, tokoh rezim junta militer Myanmar
Than Shwe, tokoh rezim junta militer Myanmar

 

“Kebetulan korporasi yang masuk seperti Chevron, Total, Petro China dan sebagainya, isi kepalanya bukan hanya sebagai Company”.

Aung San Suu Kyi adalah seorang aktivis prodemokrasi Myanmar dan pemimpin National League for Democracy.
Aung San Suu Kyi adalah seorang aktivis prodemokrasi Myanmar dan pemimpin National League for Democracy.

 

Saat ini menjadi Penasihat Negara Myanmar sejak 2016. Pernah mendapat  penghargaan Nobel Perdamaian. Tapi melihat pembantaian kaum Muslim di Rohingnya  dia diam dan membiarkanya

Seperti juga Freeport, pikiran korporasi ini seperti negara. Jadi ketika menentukan lokasi seperti Arakan itu perhitungannya bukan feasibility study lahan bisnis saja, tapi geopolitiknya dihitung juga seperti komposisi populasi jumlah penduduk.  Kalau itu masih wajar.  Karena semua itu harus dimanage.

Tapi yang ada di pikiran opensif jahat korporasi itu adalah “Apa yang bisa dimainkan” dari fakta-fakta yang ada. Kasarnya, “kalau diadu domba mainkannya bagaimana?” Nah, komposisi-komposisi ini sudah dihitung oleh mereka. Selain perlunya politik pemilihan lokasi juga yang harus dilihat adalah Winning Coalition dari korporasi itu”, terang Hendrajit.

Myanmar
Myanmar

 

Jadi, jelas sekali rezim Myanmar hari ini adalah kelanjutan dari kiprah rezim-rezim sebelumnya. Mereka bukan saja diktator, namun rezim mereka terjebak dalam jebakan ideologis korporasi global AS dan Cina.

Masyarakat muslim di bantai di usir dari tanah Rohingnya
Masyarakat muslim di bantai di usir dari tanah Rohingnya

 

Militer-militer Myanmar menjadi bidak-bidak yang siap digerakkan oleh korporasi untuk meraih tujuan-tujuan jahat hegemoni sumber daya alam (SDA) di wilayah Arakan, Myanmar. Termasuk tanah yang saat ini diinjak oleh etnis Muslim di Rohingnya. [MO/Azm]

40 Teknik Illuminati dalam Mencapai Tujuannya

$
0
0
The Inner Circle, the Elitists, the Powers –atau apapun mereka namanya– merencanakan dan mengorganisir dengan rahasia untuk mencapai tujuan mereka, yaitu pemerintahan global, atau Tata Dunia Baru (The New World Order -NWO), atau sebuah pemerintahan dunia.
Untuk melakukan hal ini, mereka harus mendorong setiap negera untuk tunduk bertekuk lutut kepada mereka, sehingga warga negaranya tidak mampu melakukan perlawanan. Amerika nampaknya merupakan benteng terakhir untuk ditaklukkan, dan pada saat ini kita sudah lemah. Mereka menggunakan berbagai cara dan teknik dalam membangun Tata Dunia Baru, namun di balik masing-masing metoda ini, yang merupakan dasar yang dipraktekkan adalah: dengan cara menanamkan rasa ketakutan dalam masyarakat, sehingga kita akan bersandar kepada pemerintah untuk keselamatan dan meminta perlindungan, maka saat ini sedang berlangsung penyerahan hak-hak dan kebebasan kita.
Di bawah ini adalah sebagian dari cara utama yang dilakukan Illuminati untuk mencapai tujuannya, tetapi jangan keliru, a rose for a rose, dengan menganggap semuanya berasal dari mereka.
1. Harrasment atau Gangguan:
Ketika berhadapan dengan oposisi, usaha pertama Elitists untuk mengatasinya dengan “menyuap” orang luar. Jika tidak berhasil, mereka menggunakan cara mendiskreditkan dan kemudian mengganggunya dengan bentuk yang ekstrim melalui panggilan tilpon yang terus menerus, sadap atau lacak – tapping or tracking, atau mengikuti dan membuntuti, juga menuduhnya negatif, meremehkan dan membeberkan rahasia mereka, mengintai kehidupan dan rencana-rencananya. Dibuat jengkel, menuduh dengan kejahatan palsu, merekam kehidupan pribadi dan karyanya secara negatif, semuanya adalah sebagai alat Illuminati untuk mengungguli lawan-lawannya serta membuat mereka menyerah dan mengikuti tujuannya. Membuat lawan-lawannya dan orang-orang yang tidak menyetujuinya marah atau sampai gila – paranoia – merupakan salah satu kerja mereka yang berharga.
2. Population Control atau Depopulasi:
Menciptakan kekurangan makanan, pencemaran air, kekurangan lahan, depletion of “green” adalah manuver untuk mengurangi 2/3 jumlah penduduk dunia yang saat ini k.l. berjumlah 6 milyar, tentu saja mereka dengan caranya sendiri, menyelamatkan dirinya, sementara membiarkan kematian dan horror atau kengerian menimpa terhadap 4 milyar manusia lainnya. Cara-cara yang halus untuk mengakhiri eksistensi kita adalah termasuk aborsi ( Planned Parent merupakan kesalahan utama), rekayasa genetik, (Kloning membolehkan perekayasa menciptakan tentara dengan jumlah besar dilengkapi dengan otot kuat, alat peraba yang superior, keahlian membunuh yang kuat, atau membuat lebih banyak lagi untuk menggantikan peran manusia, juga memperkenalkan chimeras (bentuk hybrid manusia/binatang), dan malaikat pencabut nyawa (memisahkan rumah sakit, klinik –rakyat- dari orang tua dan jompo yang membebani masyarakat. Euthanasia (obat untuk mati dengan tenang) merupakan salah satu bentuk dari depopulasi, sebagai prosedur bedah yang sangat menentukan.
3. Pencemaran:
Apapun bentuknya, peracunan akan membunuh sejumlah besar penduduk, dan untuk melakukan hal ini bisa ditargetkan. Elite dapat mencemari persediaan air kita dan sumber-sumber makanan (modifikasi genetik makanan patut dijadikan sebagai contoh), serta merampas negeri kita (lahan dipenuhi dengan bakteri, minyak dan ditumpahi racun lainnya).
4. Barak-barak Penahanan:
Didirikan barak-barak penahanan sampai terjadi penghentian atau perbudakan dalam masyarakat, mereka yakin yang diperbudak akan mengabdi sebagai budak-budak yang kuat dan vital. Apakah faktual atau tidak, bahkan kita percaya bahwa mereka eksis dan menempatkan kita dalam suatu keadaan ketakutan dan kemarahan. Mendasari pengetahuan seperti Gulags, adalah fakta yang sederhana bahwa rakyat Amerika menyadari bahwa sebuah negara polisi – police state – atau Hukum Darurat Perang sudah diambang pintu.
5. Pembusukan Moral atau Pembunuhan Karakter:
Pembusukan moral masih tetap merupakan sebuah teknik penting untuk mencapai Tata Dunia Baru yang semuanya sedang berlangsung dengan sikap anti-Amerikanisme, anti-patriotisme, dan anti-traditionalisme. Pendidikan di rumah yang mengajarkan nilai-nilai keluarga dihancurkannya dengan disejajarkannya dengan isi ringkas bidang pendidikan baru di sekolah-sekolah pemerintah. Nilai-nilai relatif menguasai nilai-nilai lama, yaitu nilai-nilai yang berorientasi kepada keluarga … apakah bermoral itu, menurut etika serta hukum salah dan benar. (“Apapun jika Anda merasa benar, lakukanlah, walaupun ternyata salah”)
6. Diversity atau Keanekaragaman:
Keanekaragaman mengacu pada paksaan terhadap kita untuk menunjukkan toleransi, pengertian dan penyetujuan untuk nilai-nilai yang kita tidak percayai. “Kebenaran politik” merupakan daya dorong untuk hal ini. Sensor dan membenci kejahatan adalah juga bermakna memaksa terhadap perubahan yang tidak kita inginkan.
7. Kerusuhan Rasial:
Ini adalah sebuah metoda dimana mereka sudah terbiasa dengan menciptakan konflik antar ras dan antar bangsa, seperti motto mereka “Divide and conquer
8. Meniadakan Tuhan:
Para Elite bekerja keras melarang kita untuk membuat setiap referensi yang dihubungkan kepada Tuhan atau Kristus dan kesucian dari Kekristenan di muka umum, namun mereka mempromosikan hari libur penyembah berhala, Wicca, black magic dan mempraktekan Setanisme. Sebuah masyarakat tanpa Tuhan dan dari nilai-nilai spiritual –terutama sebagaimana yang kita harapkan dibangun atas dasar Kekristenan- s a doomed civilization, dan seseorang begitu mudahnya menyerah kepada orang lain. Pengingkaran terhadap agama di dalam gereja kita, terutama faham Katolik, adalah sebuah tanda dari kehancuran yang menyelinap di antara kita. Tujuan mereka adalah meraih kembali agama kuno, the Ancient Mysteries, dengan mempelajari apa yang mereka yakini sebagai teknologi maju dari para alien dan dewa.
9. Ekumenisme:
Ekumenisme adalah parameter yang lain untuk sebuah-agama dunia. Mempercayai bahwa Kristus bukanlah seorang Juruselamat, atau bahwa orang lain atau apa yang disebut “nabi-nabi” adalah para Juru selamat membuat Kekristenan cacat. Beberapa orang percaya bahwa dalam New Ageism agama akan hanya ada satu saja di dunia, sedangkan yang lainnya berpikir bahwa pemanasan global – global warming dijadikannya hymne. Sebuah aspek dari rencana yang mereka upayakan sebagai wahyu dari Tuhan berdasarkan kitab-kitab Revelation and Daniel.
10. Figur Otoritas Yang Lalai:
Banyak orang tua dan orang dewasa mengkhawatirkan anak-anak muda dewasa ini. Anak-anak suka berteriak-teriak, memekik, mengejek, dan bahkan sering juga secara pisik melecehkan orang tua mereka atau para penatua lain. Mereka bersifat tidak hormat dan tidak sopan. Banyak dari hal ini melekat kepada pepatah “It takes a village to raise a child” secara mental, dimana anak-anak seharusnya dirangkul, diberikan kebebasan berpikir, dan melakukan apa yang mereka inginkan. Orang Tua dan otoritas sudah lalai dalam mengoreksi ahlak buruk anak-anak. Para Elite mendorong anak-anak untuk melawan otoritas di rumah, dan sebaliknya menginginkan mereka, tanpa berpikir panjang mematuhinya.
11. Mundurnya Sistem Pendidikan:
Pendidikan adalah kunci cara untuk mengubah kepercayaan anak-anak mengenai apa yang benar dan salah melalui program pengendalian pikiran MIND CONTROL, menulis ulang sejarah, memperkenalkan alternatif dan pengajaran seksual yang hina, dan ideologi-ideologi yang salah. Kondisi-kondisi ini membuat mereka menerima apapun yang diberikan oleh THE POWERS, dan mereka dibuat bodoh agar mereka tidak mengetahui yang sebenarnya.
12. Perbuatan Seksual Tidak Wajar:
Digunakan untuk mempercepat tujuan para Elite dengan memperburuk moral kita, membuat kita menerima dan bahkan melakukan apapun yang mereka berikan pada kita, dan sering digunakan kegiatan seperti ini untuk memeras kita.
13. Narkoba/Alkohol:
Membuat masyarakat menyalahgunakan obat-obatan dan manusia yang mandiri adalah salah satu cara untuk membuat masyarakat menerima akhlak/perilaku yang bertentangan dengan mereka, dan agar bergantung pada pemerintah untuk membantunya melalui mereka. Kecanduan akan mengakibatkan merampas harta dan psikologi kita sembari mengalihkan bantuan pelaksanaan hukum ke masalah yang lainnya. Resep obat membuat kita percaya terhadap obat-obatan dan dokter, sementara itu tindakan ini semakin memperbanyak keuntungan BIG PHARMA.
14. Perjudian
Mempromosikan aktivitas illegal melalui “kenikmatan” palsu dan janji-janji mendapatkan uang banyak adalah rencana lain para ELite untuk membuat kita bergantung pada uang dan materialisme untuk kebahagiaan kita, dan bergantung pada kekuatan luar untuk kebahgiaan dan kesuksesan kita.
15. Kekacauan:
Dengan tipu muslihat mereka kita dibuatnya bingung. Dengan membuat kejadian nerupa huru-hara total, dimana tak satupun mengethaui harus berbuat apa, siapa yang dapat dipercaya, atau kepada siapa bergantung, THE POWERS dapat bertindak sebagai penyelamat dengan menawarkan solusi untuk kekacauan yang diam-diam mereka lakukan. Membuat konflik melalui Hegelian Dialectic membuat masyarakat selalu khawatir dan gelisah, ragu, serta bingung, juga teralihkan dari masalah yang sebenarnya.
16. Cover Ups:
Apa yang Illuminati tak ingin kita ketahui adalah mereka menutupinya dengan membuang orang, membuat mereka “menghilang”, atau menggantikan dokumentasi penting dengan “rahasia”, atau dengan mengalihkan perhatian kita. Orang yang membeberkan rahasianya seringkali karirnya dihancurkan, atau secara pribadi diejek, atau dilukai, dan bahkan dibunuh. Operasi bawah tanah dan operasi gelap adalah kunci untuk menutupi-nutupinya. Pengembangan konspirasi bak permainan bagi mereka dan sebuah cara untuk menimbulkan konflik di masyarakat. Bocoran secara sengaja adalah cara mereka mempengaruhi kita kepada tujuan mereka dan membuat kita bingung.
17. Lingkungan Hidup:
Menggunakan pemanasan global sebagai “masalah pemersatu”, Illuminati tak hanya menghasilkan banyak uang melalui usaha program penghijauan dan penjualan barang dagangan, tetapi juga dengan menipu masyarakat bahwa isu itu benar, tetapi pada kenyataannya ratusan ilmuan di luar Illuminati tidak dapat bersaksi mengenai pemansan global ini. Jadi lingkungan hidup digunakan sebagai senjata untuk melaksanakan tujuan mereka demgan menciptakan mantra umum – dan menjadikannya sebuah kepercayaan. Tambahannya adalah perkembangannya dapat dikendalikan dan hak perintah untuk mengambil tanah milik rakyat untuk tujuan mereka dapat dilakukan dengan mudah), dan iklim yang dikendalikan (HAARP–High frequency Active Auroral Research Program dan senjata iklim lainnya), diantara proses-proses lainnya.
18. Menghancurkan Kekuatan Pekerja:
Penghancuran pakta/perjanjian (GATT, NAFTA, dll) menciptakan banyaknya pemutusan hubungan kerja di negara kita melalui penurunan kualitas dan penghancuran industri. Amerika sudah tak lagi menjadi negara yang kuat dan tidak lagi menjadi SUPER POWER. Lapangan kerja diberikan kepada immigran gelap di negara kita atau dikirim ke India atau Cina dan negara lainnya. Masyarakat Amerika memiliki kesulitan finansial sementara para Elite menurunkan derajat kita ke status dunia ketiga. Immigrasi gelap hanya salah satu dari rencana mereka untuk menguasai dunia.
19. Kejahatan:
Suatu masyarakat yang takut dibunuh, diperkosa, dipukul, disandera, dibajak atau diculik, atau korban kecelakaan lalu lintas, demonstarasi, dan “bunuh diri”, diantara kejahatan yang sangat buruk adalah sebuah masyarakat yang menginginkan keselamatan walaupun dengan kehilangan hak-haknya. Ini merupakan salah satu dari banyak cara untuk menahan kita menuntut hak kepada BIG BROTHER. ICC (International Criminak Court) didirikan untuk menahan orang karena berbeda kebudayaan, termasuk orang Amerika. Perlindungan terhadap kriminal yang bersalah adalah gejala-gejala dari negara yang akan runtuh.
20. Terorisme:
THE POWERS membuat kita dalam ketakutan kepada terorisme -yang nyata maupun yang palsu- dan menyebabkan menyerahkan kebebasan kita demi mendapatkan keamanan. 11 September 2001 menyebabkan kerusakan yang amat beasr kepada konstitusi AS, pelanggaran hak asasi dan kebijaksanaan melalui HOMELAND SECURITY, PATRIOT ACT, BIOCHIPS, dan Hukum Darurat Perang yang akan datang; jadi orang yang melawan POLICE STATE akan dimasukkan ke dalam perkemahan konsentrasi atau membuat huru-hara.
21. Perbudakan dan Pelacuran:
Banyak orang, terutama mereka yang muda, dikumpulkan dengan cara diam-diam dan dipaksa diperbudak atau dijadikan pelacur. Mereka diculik pada malam hari, atau sewaktu pergi ke sekolah, atau di tempat parkir. the Powers yang menghendaki gadis-gadis atau anak laki-laki muda seringkali menyediakan mereka untuk sebuah ‘entertain-menjamu’ pejabat-pejabat atau tamu VIP asing yang sedang melakukan kunjungan. Mereka diperlakukan dengan kejam dan dijualnya kepada para slave master, germo, dan fraksi-fraksi pasar gelap lain. Beberapa peneliti percaya bahwa orang-orang yang hilang ini bahkan dikorbankan dalam ritual-ritual pemujaan Setan..
22. Genosida atau Pemusnahan Suatu Bangsa:
Genosida adalah sebuah metoda yang bertujuan untuk melenyapkan seluruh masyarakat dalam rangka mengurangi jumlah penduduk, untuk keuntungan pemerintah, menyingkirkan musuh, menciptakan ras unggul dengan membersihkan sifat-sifat yang dianggap negatif. Genosida, adalah sebuah cara efektif Elite dalam mengelompokkan orang-orang yang mereka inginkan dan yang tidak; bagi yang tidak dikehendaki dimusnahkan.. Sebagian dari metoda mereka termasuk pembasmian acak (holocausts), kekejaman, kejahatan, menciptakan pemberontakan atau huru-hara untuk memusnahkan sebuah kelompok ras atau religius, dan holocaust.
23. Decision Makers atau Para Pembuat Keputusan:
Kekuasaan Illuminati menentukan siapa yang akan menjadi presiden atau perdana menteri berikutnya, siapa yang akan menerima dana bantuan, dana pemerintah dan yang lainnya, dimana hal ini mempengaruhi kita, baik secara personal maupun nasional.
24. Wabah Penyakit:
Bakteri dan virus dapat disebarkan baik selama peperangan atau masa damai untuk menciptakan kekacauan dan permintaan perlindungan yang akan membantu the Powers mencapai misi globalisasinya; perang kuman – bio-warfare dapat digunakan dalam menyerang musuh. Di samping menggunakan bakteri dalam perangan kuman, mereka juga menguji-cobakannya kepada manusia, sebagian orang tanpa menyadarinya. Pengenalan virus HIV, penyakit-penyakit yang meningkatkan kematian pada anak-anak, perang biokimia, aerta meningkatnya pertumbuhan bakteri dan berbagai penyakit merupakan contoh dari manipulasi mereka. Mereka dapat menaruh bakteri-nakteri ke dalam air minum; mereka sudah memperkenalkan telepon genggam yang sudah diketahui bahaya-bahayanya sebagai penyebab kanker; dan mereka sudah menggunakan gelombang mikro serta teknologi lainnya yang digunakan terhadap kita, seperti dilakukan dalam berbagai bentuk percobaan.
25. Komputerisasi/Teknologi:
Para Elite mempunyai banyak cara untuk mengendalikan kita, meskipun beberapa diantaranya masih dalam tingkat percobaan. Pikirkanlah mengenai nanochips (robot sangat kecil yang dapat ditempatkan di dalam badan manusia untuk mengendalikannya), reproduksi robot (kemampuan robot dan komputer untuk mereproduksi), dan GTWA (Global Technology World Alliance) yang merupakan pekerjaan pengembangan dari perkumpulan rahasia dalam bidang teknologi canggih untuk meraih kontrol dan denominasi supremasi dan ekonomi internasional. Bluetooth, Wii dan peralatan teknologi canggih lainnya berikut laser dan persenjataan maju (stun gun, particle beam) adalah juga alat-alat yang digunakan secara penuh untuk membangun Tata Dunia Baru. Para Elite mempunyai laboratorium-laboratorium rahasia dan black ops, namun mereka tidak akan mendukung para ilmuwan dan peneliti-peneliti yang mengkreasi penemuan atau pengobatan untuk kepentingan umat manusia.
26. UFO:
Apakah mereka benar-benar datang dari planet lain atau diciptakan oleh pemerintah, UFO dapat digunakan untuk menanamkan perasaan ngeri yang melumpuhkan kita, jika mereka mememperlihatkan bahwa sebuah invasi benar-benar terjadi. Dengan cepat kita akan menyerahkan semua hak-hak kita untuk melidungi diri dari serangan musuh.
27. Ekonomi:
Dalam rangka pengambil-alihan dunia secara menyeluruh, para Elite harus menguasai sektor perekonomian dunia, sebagaimana terlihat dalam jatuhnya nilai dolar yang bersamaan dengan penggabungan Amerika Serikat., Kanada dan Meksiko ke dalam salah satu dari sepuluh region. Masing-masing dari kesepuluh region ini mempunyai seorang wakil dalam sebuah governing panel, dimana masing-masing menjadi seorang diktator. Penggabungan ke dalam sepuluh region ini sudah banyak dibuat. Para Elit memanipulasi bursa saham dan semua sumber daya moneter lainnya; merekalah pemilik Federal Reserve, (Bank Sentral Amerika) yang sebenarnya serta mengendalikan semua mata uang dunia, termasuk menentukan tanda pembayaran apa yang dapat dipakai.
28. Feminism and Working Mothers atau Feminisme dan Wanita Karir:
Dari saat the Powers memutuskan untuk menggunakan feminisme sayap kiri sebagai sebuah cara untuk menimbulkan kekesalan antara laki-laki dengan perempuan dan dengan anak-anak mereka, pada saat itulah institusi pernikahan terseok-seok. Dua penghasilan Ibu dan Ayah menimbulkan kesadaran baru yang palsu bahwa mereka mempunyai uang, dan dengan demikian, pada waktu yang bersamaan faham materialisme juga merembes masuk ke dalam kehidupan kita. Peran pria didefinisikan kembali serta diremehkan.
29. PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa):
PBB adalah lembaga dunia yang paling merusak setiap warganegara Amerika, dan mereka bekerja keras untuk mengikis habis negeri kita, mengurangi kemampuan belanja, menghapuskan kebebasan, menurunkan status kita menjadi negara dunia ketiga, membuat kita membayar biaya persoalan yang terjadi di negara lain, dan memperkosa semua kepunyaan kita yang menjadikan Amerika sebagai negara kuat. Dengan melakukan hal tersebut, artinya mengizinkan the NWO – Tata Dunia Baru – untuk melemahkan kita yang paling kuat di dunia, sehingga kita tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melawan setiap program mereka.
30. Perampasan Hak:
Para Elit Tata Dunia Baru (The NWO) tidak akan bisa sepenuhnya mengambil-alih Amerika sampai negeri ini dilucuti, sebagaimana penduduk yang dipersenjatai dapat melakukan perlawanan. Pada hari dimana mereka mengambil hak rakyat untuk memiliki senjata adalah saat dimana kedaulatan dan negara kami berakhir.
31. Perkumpulan Rahasia:
Perkumpulan rahasia mengabdikan dirinya untuk mempersatukan para Elit di atas kematian mereka dari bangsa kami, mereka menginstalasi sebuah pemerintahan dunia dengan kekuatan jaringan mereka termasuk operasi rahasia, seperti pengendalian terhadap agama, pendidikan dan sistem korporasi. Mereka tidak akan pernah mengakuinya bahwa perkumpulan rahasia itu eksis, padahal mereka merupakan kekuatan dibelakang para penguasa. Simbolisme merupakan sebuah tahapan, mereka menggunakan koran, radio dan TV untuk menyampaikan pesan-pesan bawah sadar kepada yang lain.
32. Mind Control atau Kendali Pikiran:
Pemerintah dan jajarannya kebanyakan ahli dalam teknik-teknik cuci otak –brainwashing– dengan menggunakan litani sumber daya, seperti narkoba (MKULTRA, LSD asam lisergat dietilamid), proyek-proyek (Proyek, Monarch, Phoenix), propaganda (pemboman yang terus-menerus mengenai kebohongan dan kelalaian yang dilakukan oleh media), cults/programming (kelompok-kelompok yang menanggalkan ciri khasmya dan dengan membabi buta mengikuti beberapa pemimpin yang tidak stabil), serta permainan video – video games – musik rock, kekerasan dan kekejaman serta sihir di TV, seperti Harry Potter. Bahkan karya-karya seni dikotori dengan ketidaksopanan dan sindiran-sindiran kasar. Masyarakat mempunyai agen-agen dan penidur di mana-mana.
33. Media Mergers atau Penggabungan Media:
Illuminati memiliki semua media utama, barang cetakan, televisi, radio, musik, dan teater. Mereka menciptakan konglomerat-konglomerat dan monopoli. Dengan melakukan hal ini memberi mereka kendali terhadap segala hal yang kita lihat, baca dan dengar.
34. Pemerintahan yang Korup:
CIA, narkoba dan penyelundupan senjata, melibatkan politisi, perdagangan tersamar, disinformasi, kebohongan dan penyimpangan, pemerasan, penipuan yang terus-menerus semuanya merupakan bagian dari upaya mereka untuk mendirikan sebuah pemerintah dunia. Disinformasi merupakan alat penting untuk membuat kita kebingungan, yang mereka melakukan melalui media yang melaporkan berita palsu, surat berantai, tulisan-tulisan yang dimuat di interner serta desas-desus atau slentingan yang mereka mulai.
35. Lemahnya Sistem Pertahanan Rudal:
Amerika yang tak bersenjata adalah serupa dengan api di sebuah teater yang tidak ada jalan keluarnya. Sementara negara-negara lain membangun gudang persenjataan mereka, kita sedang memperkecil persenjataan milik sendiri. Perlucutan senjata dan mundurnya wajib militer, dan oleh karenanya kemampuan kita untuk membela diri sendiri, pasti kalah, bahkan sebelum konflik terjadi dengan tiba-tiba.
36. Kemunduran Militer:
Militer kita kurang percaya diri, tentaranya, peralatan dan teknologinya yang diperlukan untuk melawan pihak musuh, dan dikompromikan di dalam moralitas dan moral melalui peperangan yang tak perlu yang tidak dimaksudkan untuk dimenangkan.
37. Mengeluarkan EOs (Executive Orders):
EOs (Executive Orders), PDDs (Presidential Decision Directives), sudah sangat biasa dan tak berbentuk, sehingga tidak seorang pun mempedulikan ketika EOs baru ditetapkan. Ini adalah sebuah siasat Illuminati untuk meneruskan agenda-agenda mereka tanpa diawali mendapatkan persetujuan Kongres, sehingga dengan begitu membiarkan EOs ekstrim ditulis, dan yang pasti akan merugikan rakyat Amerika. Sebagai contoh, sebuah EO bisa melenyapkan seluruh Amerika Serikat.
38. Infiltrasi atau Penyusupan:
Illuminati menggunakan cara halus sewaktu menyerang gereja, sekolah, korporasi, bisnis kecil, organisasi-organisasi, dan yang lainnya, kemudian menanamkan ideologi dan filsafat mereka mengenai sebuah pemerintahan dunia melalui isu-isu yang dihangatkan seperti Pemanasan Global. Mereka mempunyai “orang-orang” suruhannya (sering kali para anggota perkumpulan rahasia) melalui orang-orang inilah mereka membuat keputusan-keputusan yang menguntungkan bagi para Elit.
39. Regional Government atau Pemerintahan Regional:
Salah satu dari alat paling efektif the Powers dalam meraih kendali dan melaksanakan aturan mereka adalah melalui pemerintah regional, di mana mereka memberikan mandat kepada para walikota dan pimpinan kotapraja via dokumen-dokuen yang disiapkan untuk mengatasi bagaimana permasalahan ditangani. Pelaksanaan hukum, pengacara-pengacara dan hakim-hakim menjadi bagian dari skenario.
40. Menciptakan atau Membuat Krisis:
Apakah diciptakan atau aktual, krisis “nampaknya nyata” bagi kita. Palsu atau sengaja, krisis berfungsi untuk menakutkan kita dan membiarkan para Illuminist mencapai tujuan mereka, seperti merancang kembali New Orleans sesuai keinginan mereka, atau memerangi Iraq untuk minyak dan mengambil alih bank-bank mereka untuk Federal Reserve. Contoh-contoh lain termasuk Pemanasan Global, krisis enerji, banjir, angin topan (mereka dapat mengendalikan cuaca), dan bencana lain manapun yang mereka inginkan.
Secara ringkas, para Elite menggunakan pendekatan-pendekatan ini di antaranya untuk tujuan pendirian sebuah Tatanan Dunia Baru atau Pemerintahan Global. The Inner Circle dan tangan-tangan guritanya memakan mangsa lebih kecil dibanding mereka dalam menaklukkan, dan akan meminta bantuan mengenai setiap metoda untuk mendapatkan apa yang ingin mereka peroleh. Mereka merencanakan sudah sejak lama dan dengan bekerja keras, mencakup semua basis mereka, serta dengan cara-cara yang licik dan cerdik untuk menaklukkan kita. Waspadalah!..
Harapan kita untuk mengalahkan mereka bertumpu pada perpecahan-perpecahan yang ciptakan diantara mereka sendiri, permusuhan dan perebutan kekuasaan untuk posisi teratas di antara mereka, harus diimbangi oleh kita dengan memperkuat diri kita masing-masing dengan mengetahui apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, mereka tidak akan dapat menyingkirkan kita dan kita dapat menggunakan pengetahuan tadi sebagai senjata untuk berbalik melawan mereka.
Ditulis Oleh: Gianni DeVincent Hayes, Ph.D
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info

Mendeteksi Aliran Radikal

$
0
0

Kita sering mendengar, melihat, dan membaca berita tentang aliran radikal, baik yang berdasarkan agama maupun ideologi tertentu di media massa elektronik dan cetak. Kita juga sering mendengar terjadinya radikalisasi yang kemudian mengarah pada aksi-aksi terorisme.

Apapun sebutannya, kelompok radikal, kelompok garis keras, ataupun kelompok teroris, hanya satu kesamaannya yakni pada aspek “pemaksaan kehendak” yang diiringi oleh kekerasan. Meskipun cita-cita kelompok radikal mungkin sesuatu yang ideal berdasarkan keyakinan kelompok tersebut, namun ketika cara mewujudkannya dengan menggunakan pemaksaan dan aksi kekerasan, maka sah dapat dikatakan kelompok tersebut radikal.

Lalu bagaimana kita masyarakat biasa dapat mendeteksinya?

Berikut ini beberapa tips sederhana untuk kita pahami dan dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendeteksi adanya aliran radikal di lingkungan kita masing-masing. Tips deteksi aliran radikal ini berdasarkan kepada pengalaman jaringan intelijen yang selama bertahun-tahun hidup bersama berbagai aliran-aliran radikal yang tumbuh subur di Indonesia.

Ciri pertama dari aliran radikal adalah eksklusif dengan keanggotaan kelompok baik yang ditandai dengan adanya sumpah setia (bai’at) kepada pimpinan atau guru. Bai’at tersebut seringkali tidak seperti sumpah setia kepada aliran atau kelompok, melainkan dibungkus dengan kesetiaan kepada Allah dan Rasul SAW dan kemudian diujungnya baru diikat dengan keta’atan kepada pimpinan kelompok. Bagi anda yang lemah dan kurang pengetahuan agama serta lemah secara psikologis (kurang percaya diri) akan mudah diikat oleh model sumpah seperti itu.

Meskipun secara prinsip agama tampak tidak menyimpang, namun ada upaya pengendalian pengikut melalui indoktrinasi kepatuhan kepada pimpinan kelompok yang sangat kuat mengikat anda bila terjerumus ke dalam kelompok radikal. Itulah sebabnya aliran radikal cenderung eksklusif tertutup karena bila terbuka tanpa ikatan sumpah setia, proses radikalisasi anggota menjadi sulit.

Pada masjid-masjid dan pengajian yang terbuka dapat dihadiri siapa saja, sangat jarang terjadi proses radikalisasi karena pasti diantara jamaah masjid atau pengajian ada yang kritis atau bahkan berilmu agama yang baik, akibatnya ajaran-ajaran radikal tidak dapat disampaikan secara terbuka.

Apabila di lingkungan anda terdeteksi ada pengajian yang sifatnya tertutup khusus anggota, perlu anda mulai waspada. Karena kemungkinan pengajian tersebut mengajarkan radikalisme atau mungkin juga sekedar penipuan untuk menyerap dana dari masyarakat. Sungguh bahwa ajaran Islam yang lurus tidak perlu disampaikan secara sembunyi-sembunyi, apalagi dengan mengikat sumpah setia dari umat Islam kepada guru atau pimpinan.

Model bai’at juga sering kita temui dalam pengajian-pengajian sufi atau kebathinan, namun pengajian sufi ini akan segera terlihat bahwa bai’at yang dilakukan bukan dalam rangka pengendalian anggota melainkan dalam rangka menciptakan pengkhidmatan atau penghormatan murid kepada guru yang menjadi pembimbing spiritualnya. Selain itu, pengajian sufi lebih banyak diisi oleh pengajaran dan kegiatan mengingat Allah SWT dan ibadah (melihat ke dalam dan introspeksi), sedangkan pengajian yang mengajarkan radikalisme akan lebih banyak melihat ke luar (menilai keadaan sosial politik secara kritis) dan berdiskusi bagaimana merubah keadaan sosial politik yang dianggap tidak Islam menjadi Islam.

Ciri kedua adalah pada penanaman simbol-simbol agama yang bertujuan memantapkan sikap keagamaan sebagaimana diajarkan oleh guru atau pimpinan aliran radikal. Hal ini mencakup disiplin dalam berpenampilan, membiasakan menggunakan istilah dari bahasa Arab dalam keseharian, serta sikap yang jelas dalam memandang dunia secara hitam putih antara penyembah thogut dan orang beriman.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ciri kedua ini, karena umumnya umat Islam yang belajar agama dan cukup mengerti ajaran Islam tidak akan menolak pentingnya pemantapan sikap keagamaan. Perbedaan yang mendasar dari aliran radikal adalah manakala sikap keagamaan ini mengeras kepada sikap berlebihan yang memandang diri sendiri paling benar dan yang di luar kelompoknya adalah salah. Sikap merasa paling benar secara berlebihan ini sering tercermin dari mudahnya mengkafirkan orang lain yang tidak sejalan meskipun sama-sama Muslim, yang mana lebih dikenal dengan istilah takfiri.

Dengan sikap keagamaan yang mengerucut kepada konsep kami benar yang lain salah ini, tidak jarang kemudian menjadi dasar cara pandang terhadap dunia yang seolah-olah sudah sedemikian rusaknya dan mereka merasa wajib memperbaikinya dengan cara mereka. Salah satu cara memperbaikinya tersebut lagi-lagi munculah ide pemaksaan dengan kekerasan yang menjadi metode perjuangannya.

Ciri ketiga adalah adanya kepura-puraan dalam bersikap ketika berada di dalam kelompok dan ketika berada di luar kelompok. Maksudnya mereka yang telah masuk dan meyakini ajaran radikal akan tampak memiliki dua kepribadian. Yakni sangat keras dan sangat bersemangat dalam kegiatan-kegiatan tertutup kelompok, namun ketika berada di tengah-tengah masyarakat tampak biasa saja bahkan sering berpura-pura tidak memperlihatkan sikap kerasnya. Hal itu dilakukan dalam rangka mengelabui masyarakat dan aparat keamanan agar kelompok radikal tersebut tidak terdeteksi.

Lebih jauh lagi, pengajian-pengajian kelompok radikal tidak selalu membahas masalah-masalah jihad, melainkan juga membahas masalah umum keagamaan yang biasa. Sehingga untuk dapat tahu persis apakah suatu kelompok radikal atau tidak, harus benar-benar menjadi anggota dan rajin mengikuti pengajian-pengajiannya.

Ciri keempat adanya struktur bertingkat dalam mencapai kedekatan dengan guru atau pimpinan kelompok radikal. Pengikut kelompok radikal yang masih baru tidak akan segera sadar bahwa ada sekat-sekat yang ketat dalam struktur kelompok radikal yang bertujuan menyeleksi siapa-siapa yang dianggap cukup syarat untuk dapat mengikuti pengajaran yang lebih radikal seperti merakit bom, atau menjadi pengantin bom bunuh diri.

Dalam setiap kelompok radikal ada pencari-pecari “bakat” yang mengamat-amati peserta pengajian yang dapat diradikalisasi secara cepat untuk mampu melakukan aksi-aksi yang radikal. Hal ini berbeda dengan kelompok-kelompok aksi massa yang secara beramai-ramai melakukan aksi protes dengan kekerasan. Radikalisasi pelaku bom bunuh diri biasanya menimpa mereka yang telah memiliki potensi kehampaan dalam hidup, perasaan berdosa yang berat dan berlebihan, putus asa, terdoktrin oleh konsep mati syahid yang dipelintir untuk justifikasi aksi bom bunuh diri.

Ciri kelima, adalah cara pandang khas tentang dunia Islam dan musuh Islam. Dari cara pandang tersebut dikembangkan konsep-konsep Darul Islam, Darussalam, Darul Tauhid sebagai wilayah dimana ajaran Islam dapat dilaksanakan secara utuh. Kemudian pada wilayah lain ada konsep Darul Harb, Darul Kufr, dan Darul Gharb yang mencerminkan dunia yang tidak Islami.

Pembagian dunia dalam dua bagian tersebut menyebabkan lahirnya konsep perang meski faktanya tidak sedang berperang. Yakni ketika suatu negara bangsa tidak menerapkan hukum Islam dan bukan negara Islam, maka di negara tersebut umat Islam berada dalam kondisi “perang”, artinya boleh melakukan pembunuhan (teror) kepada masyarakat di negara Darul Harb tersebut.

Ciri terakhir adalah adanya pembinaan fisik berupa latihan fisik seperti militer yang diiringi dengan berbagai kemampuan dasar militer sampai pada kemampuan khusus seperti merakit bom, dll.

Catatan tambahan untuk nomor 5. Terjadi kekeliruan penerapan konsep Darul Harb dalam menilai Indonesia karena apabila konsisten dengan konsep kenegaraan Khulafaur Rasyidin sampai era Utsmaniyah di Turki, maka Indonesia modern paska kemerdekaan 1945 masuk dalam kategori Darul Ahd (wilayah damai) atau Darul Sulh (wilayah konsiliasi) yakni meskipun Indonesia bukan negara Islam, namun umat Islam dapat berkembang melaksanakan ajaran Islam seutuhnya beribadah dengan tenang serta dapat mengembangkan ajaran Islam tanpa adanya ancaman atau pelarangan dakwah.

Pandangan sejumlah ulama radikal seperti Aman Abdurrahman dkk yang menilai Indonesia sebagai Darul Harb yang dipimpin oleh para Thogut jelas keliru, karena faktanya Islam tidak mengalami hambatan baik dalam pelaksanaan ajaran maupun pengembangan dakwahnya.  Semoga bermanfaat.

Salam Intelijen,

Dharma Bhakti

 

SENTANA, Pasulukan Loka Gandasasmita

 

 

Penyakit Jiwa Sistemik Kapitalisme Adalah Teroris Sebenarnya

$
0
0

Menjadi hal yang lazim di amerika seorang dokter jiwa lebih sejahtera dari dokter-dokter biasa. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah masyarakat amerika dikarenakan stress, gangguan jiwa yang diakibatkan maslah pekerjaan, rumah tangga, kebutuhan hidup.

Di tahun 2015 saja 62 % tentara amerika serikat divonis gangguan jiwa lantaran trauma terhadap perang-perang yang dialami selama ini dan tidak adanya dukungan moril dari  pemerintah AS. dan sebanyak 23 persen tentara Amerika Serikat yang diberhentikan. Itu tidak diberhentikan dengan hormat sehingga mereka berpotensi tidak memenuhi syarat mendapatkan manfaat kesehatan dari Departemen Urusan Veteran.

Tidak cukup dengan itu  satu dari lima amerika mengidap penyakit kejiwaan, yang indikasinya berjalan sendirian dalam keadaan bingung dan tidak bisa diajak berkomunikasi seperti yang dikatakan Peter Delany, PhD, Direktur Penyalahgunaan Obat dan Pusat Pelayanan Administrasi Kesehatan Jiwa untuk lembaga Behavioral Health Statistics and Quality

“Saya rasa banyak orang berpikir bahwa penyakit kejiwaan atau mental sama yang dialami oleh tuna wisma yang berjalan sendirian dalam keadaan bingung dan tidak bisa diajak berkomunikasi.

Tapi penyakit mental ini lebih kompleks dan bisa saja terjadi dengan teman, tetangga, bahkan Anda sendiri”

Penembakan di Amerika Serikat

Terdapat survey yang mengatakan di amerika bahwa mayoritas orang percaya bahwa penyakit jiwa berkorelasi langsung dengan kekerasan. Penelitian didukung bahwa hanya tiga sampai lima persen dari semua tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang dengan penyakit jiwa.

Apalagi dalam kasus terakhir yaitu penembakan yang terjadi las vegas menewaskan 58 orang oleh seorang yang bernama Stephen Paddock. Pria ini dikenal sebagai orang yang kaya raya dan tak mempunyai teman. sering berjalan sendirian, adapula yang mengatakan pria ini berbahaya dan penganggu.

Kasus ini menambah rentetan catatan baru penembakan di AS yang telah mencapai 16.114 selama tahun 2017. Dari situ telah merenggut 4.050 nyawa tak berdosa. 165 anak yang berusia 0-11 tewas dan terluka. 820 remaja tewas dan terluka. Dan terjadi penembakan massal sebanyak 90 kali.

Kasus-kasus penembakan yang terjadi tidak cukup dengan adanya gangguan jiwa, tetapi adanya kebebasan kepimilikan senjata di AS yang bebas dimiliki oleh setiap warga. Kebebasan ini dibungkus propaganda Hak Asasi Manusi(HAM) “milisi diatur dengan baik, diperlukan untuk keamanan negara yang bebas, hak orang untuk menjaga dan memegang senjata, tidak akan dilanggar”

Donald Trump, Presiden AS
Donald Trump, Presiden AS

Amerika boleh bangga sebagai mercusuar peradaban dengan memegang tampuk polisi dunia. Menghentikan aksi terror di seluruh dunia. Anehnya di negara sendiri aksi-aksi terror senantiasa meningkat tiap tahunnya.

Pantas, sebab Amerika No. 1 dalam hal senjata api per kapita, dengan 88,8 % senjata per 100 orang dan memiliki tingkat pembunuhan tertinggi dengan senjata api di dunia. Masalah yang tidak semakin terselesaikan tersebut, padahal telah menjadi penyebab kematian ke-3 untuk anak-anak di Amerika dengan rata-rata  1.297 yang meninggal setiap tahunnya dalam kurun 10 tahun terakhir.

Rusaknya Kapitalisme

Rupanya, kondisi di atas tidak terlalu diherankan oleh pemerintahan AS, sebab hal ini berkaitan dengan penjualan senjata dalam negeri yang dimanfaatkan produsen-produsen dalam negri. Sekalipun terdapat wacana bahwa Trump ingin membatasi produksi persenjataan, namun diprotes keras oleh produsen persenjataan melalui Asosiasi senapan Naional(NRA) dan akhirnya disetujui oleh senat dengan menganggarkan 700 Milyar dollar AS untuk persenjataan militer untuk tahun 2018.

Apalagi terdapat konstitusi membebaskan warga untuk memiliki senjata guna membuat warga lebih aman. Perlu diketahui NRA adalah pelobi kuat kepada senat dalam rangka menolak pengetatan senjata yang dimiliki warga. Hal ini dilakukan secara serius dengan menghabiskan 3 juta dollar AS hanya untuk melobi.

Kita masih ingat apa yang dikatakan Jaffrey Garten, staf Mentri Perdagangan Amerika Serikat untuk urusan perdagangan internasioal pada masa pemerintahan Bill Clinton

“Perusahaan-perusahaan besar telah menimbulkan ketidakseimbangan dalam proses pembuatan undang-undang nasional. Undang-undang kita yang penuh skandal demi sumbangan kampanye telah menyisakan prasangka bahwa perusahaan-perusahaan besar itu akan memiliki pengaruh yang sangat besar atas para politisi”

Dengan semakin akut dan kompleksnya permaslahan di atas hingga meerenggut 4050 orang di tahun 2017 yang hampir setara 2 kali lipat dari korban WTC, dan tidak ada cap teroris terhadap pelaku dikarenakan bukan indikasi ideologis, melainkan penyakit kejiwaan. Lantas siapa yang disalahkan atas banyaknya korban tersebut?

Kapitalismo

Inilah yang disebut permaslah sistemik yang berasal dari rusaknya system kapitalisme. System ini memisahkan agama dari kehidupan serta menjauhkan prinsip-prinsip moral dalm berkehidupan. Agama hanya dianggap suatu identitas yang bisa membawa konflik SARA, sehingga bukan hanya memisahkan bahkan bisa jadi meninggalkan aspek agama.

Selain itu dengan kekuatan kapitalis yang bekerja sama dengan negara industri telah menguasai 97% kekayaan dunia. Tidak ada ruang bagi masyarakat kelas menengah untuk hidup layak. Mereka terlunta-lunta untuk mengais rezki dan hidup dalam keterombang-ambingan kejiwaan yang seperti dialami oleh warga Amerika saat ini.

Olehnya tidak ada pilhan lain selain meninggalkan system yang rusak ini. Dan beralih ke system Islam yang memberikan rahmat dan keselamatan untuk semua makhluk. Semua ini akan dapat diaplikasikan dalam sebuah intitusi politik pemerintahan yang bernama Khilafah. Wallahu a’lam [MO]

Oleh: Abd Khaliq S. Taupik, Aktivis Muda Gema Pembebasan

Ilmuwan dan Spionase

$
0
0

Dulu Inggris mengalami kesulitan menaklukan penguasa Arab. Mereka tidak paham bagaimana karakter penguasa jazirah Arab tersebut karena tidak banyak referensi yang dapat dibaca. Lalu mereka mengirim Thomas Edward Lawrence (kemudian dikenal dengan Lawrence of Arabia), seorang arkeolog dan juga tentara ke Arab untuk melakukan penelitian.

Melalui Lawrence of Arabia inilah kemudian Inggris dapat membaca kelemahan penguasa tanah Arab dan mulai menyusun strategi dan taktik untuk menaklukannya.

Ketika masih menjajah kita, Belanda mengalami kesulitan menaklukan orang Aceh. Mereka kalah dalam berbagai pertempuran. Bila perang terus dilancarkan, Aceh tidak akan dapat ditaklukan. Oleh sebab itu Belanda mengirim Snouck Hurgronje ke Aceh. Tugasnya mencari kelemahan orang Aceh. Beberapa tahun kemudian jatuhlah Aceh ke tangan Belanda.

Tahun 40an Amerika Serikat gerah melihat Jepang dan ingin menaklukannya. Tapi mereka tidak mau gegabah. Jepang itu kuat. Sementara informasi tentang Jepang masih sangat sedikit. Waktu itulah Ruth Benedict memainkan peranannya. Ia punya pengetahuan tentang Jepang, yang kemudian diberikan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt.

Tahun 1945 Jepang menyerah kepada Amerika Serikat.

Pengetahuan tentang sebuah bangsa adalah modal dasar menaklukan bangsa itu. Amerika Serikat juga pernah membuat proyek spionase berkedok riset ilmiah untuk menaklukan Amerika Latin yang diberi nama Project Camelot. Proyek yang punya nama asli The Special Operations Research Office (SORO) itu menelan biaya sekitar $4 – 6 juta.

Siasat menguras informasi dari negara yang dijadikan sasaran penaklukan kemudian berubah. AS dan negara-negara Eropa memberikan beasiswa kepada anak-anak muda di negara sasaran untuk kuliah di negara mereka. Tidak ada makan siang yang gratis. Anak-anak muda itu kemudian disuruh melakukan penelitian di negara mereka masing-masing untuk tesis atau disertasi. Dengan demikian informasi mengalir ke tangan pemberi beasiswa.

Sekarang metodenya lebih canggih. Mereka membuat jurnal ilmiah bereputasi internasional. Melalui saluran birokrasi para akademisi di negara sasaran dipaksa menuliskan hasil penelitian mereka di jurnal tersebut. Hasilnya menakjubkan. Sekali tepuk dua nyawa. Bisnis jurnal bereputasi internasional mendulang keuntungan karena para akademisi korban harus membayar, di sisi lain mereka mendapatkan pula informasi tanpa harus mengeluarkan biaya.

Sekarang mereka tertawa-tawa. Sementara para akademisi yang berhasil dikadali tersenyum bangga, tanpa sadar bahwa mereka sebenarnya sudah membantu negara lain menemukan kelemahan bangsanya sendiri.

Hemat saya pemerintah jangan ngasal (asal-asalan) dalam mendorong publikasi internasional. Sekarang ini terkesan ngasal : “yang penting anda nulis di jurnal internasional, asal jurnalnya mau menerima”. Ini bahaya. Harus ada filter di internal negara ini untuk menentukan mana yang boleh dipublikasikan secara internasional dan mana yang tidak. Keamanan negara harus diperhatikan

Kalau pemerintah ngasal begini dikuatirkan banyak temuan penelitian yang berpotensi industri kelak akan dimanfaatkan asing karena kita sendiri tidak mampu memanfaatkannya. Ilmuwan kita bertungkus-lumus menemukan sesuatu yang baru, tapi karena lemahnya kemampuan industri dalam negeri untuk melakukan pengembangan, akhirnya temuan itu dimanfaatkan negara lain.

Tak kurang berbahayanya kalau publikasi itu memaparkan sedemikian rupa potensi budaya kita yang dapat dimanipulasi untuk kepentingan politik asing. Potensi budaya itu akan menjadi base-line data untuk memproduksi sejumlah program yang kelak dijual ke Indonesia dengan tujuan melemahkan.

Oleh: Dr Emeraldy Chatra, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas, Sumatra Barat.

Mengintai Operasi Intelijen “Anjing Gila” Donald Trump dan Netanyahu di Israel

$
0
0

Publik Korea Utara (Korut) pada Rabu, 8  November 2017 lalu menyimak pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di gedung parlemen Korea Selatan (Korsel), yang tampil berpidato mempropagandakan isu anti-Korea Utara. Pidato Trump soal Korut kali ini lebih lunak dari sebelumnya. Trump lebih banyak mengingatkan Korut untuk tidak meremehkan AS.

Bersamaan dengan pidato Trump, sejumlah pejabat Korut di Pyongyang yang memiliki kewenangan untuk berbicara mewakili Pemerintah Korut menuturkan kepada CNN, Rabu (8/11/2017), bahwa jika membahas Trump, “Kami tidak peduli soal apa yang diucapkan anjing gila itu karena kami sudah mendengar cukup banyak.”

Operasi Teror Intelijen Politik Anjing Gila

Rezim Korut menuding Trump dan otoritas AS sengaja memanaskan situasi di Semenanjung Korea hingga ke level yang belum pernah terjadi sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata sejak 1953 silam.  “Amerika Serikat mengancam kami dengan kapal induk nuklir dan pengebom strategis. Mereka menantang kami dengan provokasi yang paling keji dan merendahkan, tapi kami akan menangkal ancaman-ancaman itu dengan meningkatkan kekuatan keadilan demi memusnahkan akar pemicu agresi dan perang,” kata pejabat-pejabat Korut yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip CNN, Rabu, 8 November 2017.

Operasi Teror Psikolog

Skenario operasi intelijen yang terbaca dan telah dijalankan oleh AS-Israel dan didukung oleh Saudi Arabia adalah melancarkan operasi teror intelijen “Anjing Gila “, seperti yang dilakukan terhadap Korea Utara (Korut). Metode teror psikologi Proxy Cyber Psy War digunakan agar terbentuk opini publik secara langsung dan nyata menyerang wibawa politik pemimpin dunia Islam dan mayoritas kepala negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menolak kebijakan AS-Israel-Saudi di Palestina dan Israel.

Pertemuan KTT Arab-Amerika di Riyad Saudi Arabia pada 20-21 Mei 2017 dijadikan momentum awal untuk menciptakan konflik wibawa antara negara-negara Arab dan Teluk Persia dibawah kontrol diplomatik Arab Saudi dengan negara-negara mayoritas Islam pro-kemerdekaan Palestina seperti Turki, Iran dan Indonesia.

Tahapan Prakondisi Teror Psikologi

Pertemuan prakondisi teror psikologis politik tersebut berhasil mengisolasi hubungan diplomatik Iran, Turki, Libanon, Yaman, Jordania dengan Mesir. Tetapi gagal mengisolasi hubungan diplomatik Iran, Turki, dan Qatar yang terus bersikap konsisten pro-kemerdekaan Palestina, dan menolak proposal Amerika-Israel-Saudi Arabia soal mengisolasi pengaruh Iran dan Turki di Palestina. Pertemuan lanjutan untuk membentuk “Front Pan Islam Terpadu” dibawah kontrol wibawa politik AS-Israel-Saudi, dilakukan pada Minggu, 26 November 2017 di Riyadh, antara lain diikuti oleh Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Afghanistan, Uganda, Somalia, Mauritania, Lebanon, Libya, Yaman dan Turki.

Indonesia sejak awal menyatakan tidak ikut dalam aliansi, namun akan bekerja sama di luar front politik ciptaan AS-Israel-Saudi tersebut. Pensiunan Jenderal Pakistan Raheel Sharif ditunjuk sebagai panglima tertinggi Front Pan Islam Terpadu. Pangeran Muhammad bin Salman mengatakan, 40 negara anggota  mengirimkan sinyal yang jelas bahwa mereka akan bekerja sama untuk mendukung usaha militer, keuangan, intelijen dan politik dari setiap negara anggota. Seperti dikutip oleh NDTV, Senin (27/11/2017).

Unit Khusus Teror Psikologi 999

Salah satu operasi lapangan unit-unit teror psikologi ini pernah dibongkar ke publik oleh Edward Snowden, mantan pejabat badan intelijen Amerika Serikat (NSA) yang kini menjabat Staf Khusus Presiden Rusia, Vladimir Putin. Yakni operasi teror kelompok mantan pasukan khusus Iraq Intelligent Service (IIS), Unit 999 di era Presiden Saddam  Hussein yang direkrut AS-Israel-Saudi untuk misi mendestabilisasi keamanan Iran, Irak, Suriah, Turki, Libanon, Jordania, Palestina, Pakistan, Afghanistan, Pilipina, Myanmar, dan Indonesia.

Misi unit khusus 999 tersebut adalah mempersiapkan metode target, sasaran, propaganda, rencana umpan penyesatan, kekacauan kejutan, pembunuhan dramatis, serangan pendadakan teror yang dikamuflase oleh agen-agen klandestin terlatih berperilaku seperti orang-orang yang mengalami gangguan mental (gila) di setiap negara sasaran, yang sudah direkrut oleh lembaga undercover intelijen AS-Israel dan dibantu oleh Saudi Arabia.

Unit Khusus Operasi Pengalihan Isu

Skenario pertama implementasi strategi aktual untuk peningkatan eskalasi kebijakan diplomasi, intelijen dan militer, ditujukan agar terciptanya opini internasional yang paling menguntungkan Israel dan Saudi Arabia di Timur Tengah.

Isu perang Korut dijadikan media pengalihan isu perhatian publik di kawasan Asia Pasifik, sedangkan isu perang Irak-Suriah dijadikan sebagai mekanisme pemicu kerusuhan dan konflik untuk “Kepentingan dan tujuan keamanan nasional yang luas AS-Israel-Saudi” di Iran, Turki, Yaman, Suriah, Libanon, dan Palestina.

Unit khusus teror psikologi 999 tersebut dibantu oleh unit-unit khusus Cyber Clandestine Action seperti Center Cyber Intelligence (CCI), Directorate Digital Inovation (DDI), Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), For All Secure Consultant, Israel National Cyber Bureau (INCB), Israel Cellebrite Ponsel dan Zerodium yang mampu meretas semua jenis ponsel di dunia, bertanggung jawab mendukung misi spesifik aksi tim khusus Cyber Deception melalui program Cyber action Hoax Telegram-Twitter-Instagram-Youtube-Signal dan Thor.

Sedangkan kesemua misi ultra spesifik unit-unit tersebut dibantu oleh perusahaan penyedia solusi Contra Cyber, MIT’s Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) yang bertugas menyerang unit-unit Cyber Intelligence, Cyber Security dan Cyber Army milik negara sasaran operasi teror psikologi yang didukung oleh unit khusus Cyber Specific Intelligence Data Al Mukhabarat Al A’amah milik Saudi Intelligence Agency yang bertugas memasok semua kode rahasia metadata kelompok-kelompok Mujahidin Cyber Army (MCA) Al-Qaedah dan ISIS di berbagai kawasan, bersandi “Family Cyber Mujahidin Army (FMCA)”.

Operasi Intelijen Anjing Gila dan Orang Gila

Catur intelijen teror psikologi selanjutnya, Unit Khusus Teror Psikologi 999 akan memasukkan anggota jaringan intelijen yang telah disusupkan ke kelompok-kelompok radikal pendukung Al-Qaedah dan ISIS ke negara sasaran teror untuk memperburuk situasi kemananan dan melakukan sabotase digital milik aparat keamanan.

Kepolisian Indonesia mengumumkan telah menangkap sebanyak enam orang pelaku penyebaran isu provokatif dan pencemaran nama baik. Polisi menyebut keenam orang yang tergabung dalam kelompok Muslim Cyber Army ini turut berperan dalam penyebaran isu ulama diserang orang gila.

Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, kelompok ini tak hanya menyebar dan menggoreng isu penyerangan terhadap ulama. Keenam pelaku yang tergabung dalam WhatsApp Group ‘The Family MCA’ ini juga menyebarkan berita bohong soal isu kebangkitan PKI.

Iya (The Family MCA) adalah pelaku penggoreng isu ulama diserang orang gila. Pokoknya kelompok inilah yang meng-counter flow, penyebar berita bohong terkait isu kebangkitan PKI dan penculikan ulama,” kata Irwan saat dihubungi detik.com, Selasa (27/2/2018).

Irwan mengatakan, pihaknya masih mendalami motif para pelaku menyebarkan dan menggoreng isu tersebut. Polisi juga akan mendalami apakah isu penyerangan ulama dan kebangkitan PKI itu dikaitkan dengan akan digelarnya Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 nanti.

Simpul Operasi Teror Anjing Gila & Operasi Orang Gila

Rangkaian skenario operasi proxy teror psikologi “Anjing Gila ” dan operasi klandestin “Orang Gila” secara umum telah diulas pada tujuh tulisan sebelumnya di INDOPOS berjudul antara lain 1)  Membaca 3 skenario kebijakan intelijen AS-Israel-Saudi di Timur Tengah, 2) Menilai Manuver Proxy Intelijen Iran-Rusia-Turki di Timur Tengah, 3) Memonitor Agresi Cyberwar Hizbullah-Hamas-Ansarullah di Timur Tengah, 4) Mengidentifikasi 3 Ancaman Strategis Terhadap AS-Israel-Saudi di Timur Tengah, 5) Mengkaji Implikasi Strategi Aktual Donald Trump untuk Palestina, 6) Menguji Ancaman Diplomatik Presiden Erdogan Soal Agitasi Israel, dan artikel ke 7) Mendeteksi Kecemasan PM Israel Netanyahu Soal Cyberproxy War Turki.

Memonitor perkembangan situasi dari skenario baru kebijakan intelijen AS-Irael-Saudi di Timur Tengah paska kekalahan AS dalam sidang voting pro-Palestina melawan kelompok pro-Israel di Majelis Umum PBB pada Senin, 18 Desember 2017 akhirnya Turki, Iran, dan  Indonesia sebagai negara sponsor utama pendukung kemerdekaan Palestina mengalami serangan teror intelijen “Anjing Gila” dan “Orang Gila” yang disinyalir terkait dengan aktivitas misi khusus Cyberaction Hoax yang dilakukan oleh unit-unit khusus Cyber Attack Effective AS-Israel. Ini sebagai strategi pengalihan isu menjelang proses pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem pada 14 Mei 2018, sekaligus menciptakan opini positif di media internasional, mendukung PM Israel Benyamin Netanyahu yang sedang menghadapi isu tuduhan korupsi oleh kepolisian Israel.

Menghadapi perkembangan situasi tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki mengatakan, pengumuman pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel ke Jerusalem sangat mengkhawatirkan. AS mengumumkan akan memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Jerusalem pada pertengahan Mei mendatang.

“Turki akan terus berupaya keras bersama dengan mayoritas masyarakat internasional untuk melindungi hak-hak sah rakyat Palestina dalam menanggapi keputusan AS yang sangat mengkhawatirkan ini,” kata Kemenlu Turki seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (25/2).

Kemenlu Turki kemudian menuturkan bahwa AS membuktikan dengan pernyataan terakhir bahwa mereka tidak mendengar atau tidak ingin mendengarkan masyarakat internasional yang posisinya tercermin dalam pernyataan Organisasi Kerja sama Islam OKI dan resolusi Majelis Umum PBB.

Sebelumnya diwartakan, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Publik AS Steven Goldstein pada Jumat mengumumkan bahwa pada 14 Mei AS akan memindahkan kedutaan mereka ke Jerusalem. Tanggal pemindahan itu dikenal sebagai Hari Kemerdekaan Israel atau Naqba yang menjadi bencana bagi orang-orang Palestina.

  • Oleh: Dynno Chressbon, Pengamat Intelijen
  • Source: Indopos.Co.Id

Mendeteksi Kecemasan PM Israel Netanyahu Soal Cybertrend Proxy War Turki-Iran-Palestina

$
0
0

Publik Israel heboh dan panik setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu berpidato menjamin kemanan Israel dari ancaman kelompok perlawanan Palestina, Hamas yang mendapatkan dukungan peralatan intelijen canggih, fasilitas diplomatik, dan akses khusus pembelian persenjataan militer paling modern dari Turki. Sebelumnya seluruh dukungan perjuangan militer Hamas hanya diberikan Iran. Salah satu bantuan teknologi dari Iran adalah “Saeqeh ” atau Thunderbolt, pesawat tak berawak Iran yang mirip drone RQ-170 Sentinel.

Pesawat Drone canggih UAV (Unmanned Aerial Vehicle) itu untuk melacak pergerakan pasukan gabungan Digital Ground Army IDF (Israel De fence Force) dan Israel National Cyber Beareu (INCB) yang terkenal dengan sebutan ”Gasdam Batta Lion”. Unit khusus GASDAM adalah unit operasi intelijen Closed Action Cyber Deception dan Offensive Cyber Propaganda milik AS-Israel melalui unit khusus operasi gabungan “Black Shadow Brokers Hacking Group ” yang berkantor secara rahasia di kawasan ibu kota Cyber Israel, Be’er Sheva.

Israel Tuduh Turki Bantu hamas

Otoritas berwenang Israel menudu h Pemerintah Turki membantu kelompok Hamas Palestina untuk memperoleh kekuatan militer. Tuduhan ini muncul setelah Tel Aviv menangkap dan mendeportasi warga Turki. “Kegiatan ekonomi dan militer gerakan tersebut di Turki terjadi tanpa hambatan saat pejabat Turki menutup mata dan pada suatu kesempatan mendorongnya,” kata pihak Badan Intelijen Israel, Shin Bet.

”Kegiatan ini bergantung pada antara lain platform bisnis yang melayani Hamas dalam pencucian dana yang dialihkan ke Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan digunakan untuk merekrut orang Israel ke jajarannya,” lanjut Shin Bet seperti di kutip Al Arabiya, Selasa (13/2).

Menurut Shin Bet, Cemil Tekeli asal Turki ditangkap pada 1 Januari 2018 karena dicurigai membantu Hamas dan kemudian dideportasi. Selain itu, Dharam Jabarin, seorang warga Israel-Arab, juga ditangkap dan akan diadili.

”Dalam penyelidikan Tekeli, diketahui bahwa Turki berkontribusi pada penguatan militer Hamas,” imbuh Shin Bet, yang mengatakan bahwa gerakan tersebut telah melancarkan aliran dana jutaan dolar melalui Turki.

Sebelumnya Pemerintah Turki pern ah mengecam sebuah keputusan Pemerintah Amerika Serikat yang menempatkan pemimpin Hamas dalam daftar teroris. Ankara berharap tindakan AS tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap bantuan kemanusiaan Turki ke wilayah Gaza, Palestina.

Proxy Drone Turki-Iran-Palestina

Pada Sabtu (10/2) lalu militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap beberapa sasaran di Suriah kemudian mengaku bahwa aksi ini merupakan reaksi terhadap pelanggaran nirawak tempur Iran terhadap zona udara Israel. Iran sendiri menepis klaim Israel yang dinyatakan setelah jet tempur F-16 miliknya rontok diterjang rudal Suriah yang dioperatori oleh kelompok Cyberproxy Drone Hamas Palestina-Hizbullah Libanon-Ansarullah Yaman tersebut.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus dan seorang menteri di kabinet Israel, Yuval Steinitz, mengatakan bahwa UAV Iran yang ditembak jatuh pada hari Sabtu lalu (10/2) itu tidak lain adalah salinan dari RQ-170 Sentinel milik badan inteliijen CIA yang dicuri oleh unit khusus Intelijen elektronik Garda Revolusi Iran pada 2011.

Para ahli Israel yang memeriksa rekaman pesawat tak berawak yang ditembak jatuh dan gambar reruntuhan yang dipublikasikan militer Israel sepakat bahwa senjata yang ditembak jatuh adalah Saeqeh atau Thunderbolt, pesawat tak berawak Iran yang mirip drone RQ-170 Sentinel. Iran sendiri diketahui telah mengembangkan beberapa mod el lain yang mengacu pada RQ-17 0.

”Itu adalah salinan pesawat tak berawak dari AS yang mereka tangkap beberapa tahun yang lalu dan mereka menduplikasi,” kata Steinitz kepada radio Israel yang dikutip Washington Post, Senin (12/2).

Militer Israel mengklaim pesawat tak berawak yang dioperasikan ole h Iran dari sebuah basis di Suriah, menempuh jarak tiga atau empat mil ke wilayahnya pada Sabtu (10/2) pagi sebelum ditembak jatuh.

Namun, Iran mengatakan klaim Is rael itu sebagai klaim konyol. Teheran tetap menyangkal mengoperasikan UAV dari Suriah yang menyusup ke negara Yahudi tersebut.

Penyusupan UAV Iran itu memicu Israel membombardir wilayah Suriah yang diyakini sebagai lokasi operator pesawat nirawak tersebut. Tak terima serangan Angkatan Udara Israel, militer Suriah bersama milisi Hizbullah Libanon, Hamas Palestina, dan milisi Ansarullah Yaman, yang bertempur di Suriah menembakkan sejumlah rudal anti-pesawat d an salah satunya berhasil menjatuhkan jet tempur F-16 Israel. Kejadian ini menurut media Israel, baru sekarang pula jet tempur Israel tertembak jatuh sejak 1982.

Drone Hamas Repotkan Israel

Kehilangan jet tempur, militer Israel kian garang. Mereka melancarkan 12 serangan di Suriah yang diklaim sebagai basis pasukan proxy Turki-Iran-Hamas-Hizbullah-Ansaru llah di Suriah.

Dua tahun lalu, media Israel Jerusalem Post, Rabu (21/9/2016), membritakan adanya serangan Drone Hamas ke wilayah Ashdod Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, drone Hamas telah berkali-kali mendekati wilayah Israel. Bahkan terkadang sudah melanggar wilayah udara Israel, namun selalu ditembak baik oleh rudal darat maupun rudal jet tempur IDF.

Sebelumnya Pada pada Juni 2015, sebuah pesawat tak berawak dari Gaza jatuh di wilayah Israel di dekat pagar perbatasan Gaza dengan Israel. IDF saat itu mengklaim drone tersebut jatuh sendiri di dekat perbatasan Israel.

Setahun berikutnya pada bulan Feb ruari tahun 2016, inspektur Otoritas Penyeberangan bersama dengan lembaga intelijen Shin Bet menggagalkan upaya penyelundupan Drone Multicopter komersial dari Turki ke Gaza.

Kecemasan Netanyahu dan Hebatnya Proxy Hamas

PM Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (11/2), memuji serangan udara Israel pada Sabtu lalu tersebut sembari menyebutnya “serangan hebat terhadap pasukan proxy  Iran dan Suriah.” ”Kemarin (Sabtu) kami telah melancarkan serangan hebat terhadap pasukan Iran dan Suriah… Telah kami jelaskan kepada semua orang bahwa kaidah pertempuran spesifik kami bagaimanapun juga tidak akan berubah, kami akan terus menyerang siapapun yang berusaha menyerang kami, ” katanya seperti dikutip rayalyoum, Senin (12/2)

Propaganda pencitraan positif yan g dilakukan PM Israel Benyamin Netanyahu paska hancurnya jet tempur angkatan udara Israel, telah menjadi metode kontra propaganda media di Israel untuk menutupi kecemasan pemerintahan Isral di mata publik nasional dan internasional. Seperti dilansir media Israel Haaret z, Selasa (20/2), Polisi Israel menangkap tujuh orang karena diduga menghalangi penyidikan, menipu, menyelewengkan kepercayaan, dan melakukan pelanggaran pidana lainnya. Di antaranya para tersangka itu adalah Nir Hafetz, mantan juru bicara keluaga PM Netanyahu, Shaul Elovitch, pengusaha dan pemilik organisasi berita Israel yang dekat dengan Netanyahu. Serta Shl omo Filber, Direktur Jenderal Keme ntrian Komunikasi. Mereka dicurigai memproposikan dana ratusan juta dolar ke perusahan telekomunikasi Bezeq Israel dengan imbalan liputan positif bagi Netanyahu. Seperti dilaporkan oleh CNN, Selasa (20/2/2018) bahwa penangkapan ini dilakukan kurang dari sepekan setelah polisi mendakwa Netanyahu dengan dua kasus terpisah atas tuduhan penipuan, penyuapan dan pelanggaran kewenangan.

  • Oleh: Dynno Chressbon, Pengamat Intelijen
  • Source: Indopos.Co.Id

Menyingkap Operasi Cyber Propaganda “Penunggang Kuda Hitam” AS-Israel-Saudi di Timur Tengah

$
0
0

Pakar-pakar operasi khusus intelijen  di Timur Tengah, analis intelijen kemanan nasional, dan aktivis gerakan pro-Palestina di dunia cyber mulai fokus menyingkap manuver agresif operasi-operasi Cyber Clandestine Intelligence gabungan AS-Israel-Saudi di berbagai negara. Ini termasuk di Indonesia paska tertangkapnya Osman Khalid al-Amin, pengelola Unit 999-Cyber Propaganda Intelligence, proyek intelijen gabungan AS-Israel-Saudi yang menyamar sebagai direktur media propaganda AMAQ milik kelompok ISIS.

Ambisi Liar AIPAC

Salah satu poin penting yang diputuskan oleh konferensi organisasi pro-Israel sedunia, AIPAC (America-Israel Public Affair Committe) yang menjadi kesepakatan adalah mengupayakan merangkul Arab Saudi sebagai sekutu melawan Iran di Timur Tengah. Langkah itu mendapat sambutan semua anggota AIPAC yang menghadiri konferensi tersebut.

Bersamaan dengan lahirnya kesepakatan AIPAC, Arab Saudi juga ternyata tengah membangun persekutuan serupa. Hal tersebut tergambar dari kunjungan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman ke Inggris pada Kamis (8/3) yang mencapai kesepakatan dengan PM Inggris Theresa May untuk bekerja sama dalam melawan aktivitas regional Iran yang dinilai membuat Timur Tengah kian tak stabil seperti dikutip oleh Al-Arabiyaa, Sabtu (10/3).

Menghadapi tudingan tersebut, Pemerintah Iran langsung bereaksi menangapi kesepakatan Inggris-Saudi tersebut. ”Alangkah lucu pejabat Britania mengambil sikap itu mengingat Saudi yang melakukan agresi ke Yaman dan menyebabkan bencana kemanusiaan serta kejahatan perang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemenlu) Iran Bahram Qassemi dalam pernyataan resmi yang dilansir kemarin. Sebaliknya, ia mendesak negara-negara di dunia menekan Saudi menghentikan aksi militer mereka di Yaman.

Sebelumnya, dalam konferensi AIPAC yang dimulai sejak Minggu (4/3) di Washington, Amerika Serikat (AS) salah satu dukungan yang diagendakan adalah membantu Israel membatasi pengaruh Iran di Timur Tengah. Ketua Konferensi dan Presiden Organisasi Yahudi Amerika di AS Stephen Greenberg juga mendesak kelompok lobi pro-Israel tersebut mendukung Pangeran Muhammad bin Salman dan pimpinan Uni Emirat Arab dalam memerangi Iran.

Dilansir Aljazirah, Selasa (6/3), Stephen Greenberg mengatakan, pada konferensi tahunan yang sedang berlangsung di Washington tersebut, dia mengunjungi kedua negara dan didorong oleh para pemimpin UEA untuk mendukung toleransi dan komitmen untuk memerangi terorisme.

Sikap progresif serupa diungkapkan petinggi AIPAC, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon yang juga berbicara dalam konferensi tersebut mengaku memiliki hubungan baik dengan para pemimpin Saudi. ”Israel memiliki banyak kesamaan dengan negara-negara Teluk, Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, terutama dalam melawan kekuatan Iran yang meningkat di wilayah tersebut,” ujarnya.

Operasi Cyberwar “Penunggang Kuda Kuda Hitam”

Untuk mendukung misi AIPAC tersebut, Sekretaris Negara AS Bidang Energi Rick Perry ditunjuk memimpin delegasi AS melakukan perundingan dengan pihak Saudi di London pada Minggu (9/3) bersama tiga orang konsultan intelijen eksternal Pemerintah AS.

Pertemuan itu menyusul keinginan Saudi berintegrasi secara intelijen dengan badan-badan intelijen luar negeri AS- Inggris-Israel dan kerja sama khusus dengan Kementerian Luar Negeri ketiga negara tersebut untuk melawan Iran-Rusia-Turki-China, di bawah komando strategis pemerintah AS.

Agenda Pematangan kerja sama ini akan disepakati dalam kunjungan pangeran Saudi Muhammad bin Salman ke AS pada 20 Maret 2018. MBS yang sangat berpengaruh di Saudi itu, diketahui memiliki hubungan yang sangat baik dengan Trump dan menantunya, Jared Kushner. Putra Mahkota Saudi itu dipuji negara-negara Barat karena menjanjikan masyarakat Saudi yang lebih terbuka.

“Presiden menantikan untuk membahas cara-cara memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders saat mengumumkan perihal pertemuan Trump dan Putra Mahkota Saudi tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/3).

Dalam rangka mendukung misi AIPAC merangkul Saudi Arabia dan menyambut kunjungan resmi pangeran Saudi, Muhammad Bin Salaman ke Gedung Putih, Presiden AS, Donald Trump langsung menggantikan jabatan Rex Tillerson, Menlu AS dengan Mike Pompeo, direktur badan intelijen luar negeri CIA. Sedangkan direktur CIA yang baru dijabat Gina Haspel.

“Mike Pompeo, direktur CIA akan menjadi menteri luar negeri baru kita. Dia akan melakukan pekerjaan menakjubkan! Terima kasih kepada Rex Tillerson untuk tugasnya! Gina Haspel akan menjadi direktur baru CIA, dan wanita pertama terpilih. Selamat kepada semua,” kata Trump di Twitter. Demikian laporan Reuters, Selasa (13/3).

Delapan Tahun Operasi Proxy Cyberwar

“Kuartet Kutuk Tindakan Israel” ini adalah judul berita, media online kompas.com, Sabtu, 20 Maret 2010. Peristiwa yang menjadi berita dunia delapan tahun lalu tersebut, bertepatan tanggal dan bulannya dengan rencana kunjungan Pangeran Saudi Muhammad Bin Salman, ke AS pada 20 Maret 2018, minggu depan.

Diberitakan bahwa dalam pertemuan kuartet perdamaian, Jumat (19/3/2010) di Moskwa, Rusia mengutuk pengumuman rencana pembangunan 1.600 unit rumah baru Yahudi di Jerusalem Timur.

Pernyataan kuartet perdamaian (AS, Rusia, PBB, dan Uni Eropa) dibacakan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Kuartet meminta Israel menghentikan semua aktivitas pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina. Namun ditolak tegas PM Israel Benyamin Netanyahu dengan alasan masih melobi AS dengan menelepon Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Netanyahu mengusulkan Hillary untuk membangun rasa saling percaya sebagai jalan keluar dari krisis hubungan AS-Israel, yang dipicu dengan pelecehan terhadap Wakil Presiden AS, Joe Biden. Netanyahu dan Hillary juga sepakat bertemu di Washington DC di sela kongres kelompok lobi Yahudi di AS (AIPAC). Sebaliknya, Hillary menyampaikan kepada Netanyahu bahwa utusan khusus AS, George Mitchell, akan mengunjungi Israel pada Minggu (21/3/2010) untuk menggalang perundingan tidak langsung Israel-Palestina.

Kuartet juga menyerukan agar Israel-Palestina segera memulai lagi perundingan damai untuk mencapai kesepakatan atas isu-isu yang bisa mengantarkan ke arah berdirinya negara Palestina dalam kurun waktu dua tahun, yakni pada 2012

Putin Simpan Rahasia Operasi Cyberwar

Serangan Presiden Rusia Vladimir Putin dan sikap kritis mantan Menlu AS Hillary Clinton kepada PM Israel Benyamin Netanyahu delapan tahun lalu soal pembangunan perumahan di wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur membuat nama mereka berdua “saling diadu ” sebagai dalang operasi sabotase dan serangan Cyber kelompok “Penunnggang Kuda Hitam”.

Presiden Vladimir Putin menyebutkan, orang Yahudi dan minoritas lainnya di Rusia berada di belakang campur tangan pemilu presiden AS. Rusia selama ini kerap disebut-sebut ikut campur dalam pemilu presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump.

“Mungkin mereka bahkan bukan orang Rusia. Mungkin mereka orang Ukraina, Tatar, Yahudi, hanya dengan kewarganegaraan Rusia. Bahkan itu perlu diperiksa,” kata Putin kepada NBC seperti dikutip dari Independent, Minggu (11/3).

CIA menyimpulkan bahwa Moskow mencampuri pemilihan presiden pada 2016 dengan membocorkan komunikasi Partai Demokrat yang dibajak dan membanjiri media sosial dengan informasi yang keliru.

Bulan lalu, FBI mendakwa 13 orang Rusia dan tiga perusahaan atas perannya apa yang diklaim sebagai aksi perang siber yang berbasis di kota Rusia St. Petersburg. Tapi Putin mengatakan bahwa ia “tidak peduli” jika mereka orang Rusia.

“Memang kenapa kalau mereka orang Rusia? Ada 146 juta orang Rusia. Terus?” katanya.  “Mereka tidak mewakili kepentingan negara Rusia. Mungkin mereka memiliki kewarganegaraan ganda atau mungkin Green Card. Mungkin orang Amerika yang membayar mereka untuk pekerjaan ini. Bagaimana Anda tahu? Saya tidak tahu,” imbuhnya.

Putin mengatakan, jika penyelidikan FBI menemukan bahwa warga negara Rusia dan perusahaan-perusahaan tersebut bersalah karena ikut campur dalam pemilihan di AS, hal itu mungkin tidak berarti sebuah kejahatan di Rusia.

Menguji Strategi Putin & Operasi Intelijen ‘Topi Hitam’ di Rusia-Turki-Suriah

$
0
0

Arab Saudi beberapa waktu lalu menetapkan, KTT Liga Arab ke-29 akan diselenggarakan di Riyadh pada pekan pertama April 2018. Ini seperti dilansir kantor berita Yordania, PETRA, Selasa (13/3) lalu. Selain membahas isu Al-Quds dan pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Al-Quds, menyusul keputusan Trump, Liga Arab dalam KTT itu juga membahas isu-isu penting lain termasuk perang Suriah. Selain itu, juga membahas kondisi Irak pasca ISIS, perang Yaman, krisis Libya, dan apa yang disebut oleh Saudi dan sekutunya sebagai ‘campur tangan’ Iran dalam urusan negara-negara Arab.

Sebelum KTT Liga Arab berlangsung di Saudi nanti, pakar-pakar intelijen timur tengah sudah memonitor implementasi aktual dari salah satu poin penting yang diputuskan oleh konferensi organisasi pro Israel sedunia, AIPAC (America-Israel Public Affair Committe). Yang menjadi kesepakatan adalah, merangkul Arab Saudi sebagai sekutu melawan Iran di Timur Tengah.

Bersamaan dengan lahirnya kesepakatan AIPAC tersebut, Arab Saudi telah membangun persekutuan serupa dengan Inggris dan AS. Hal tersebut tergambar dari kunjungan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman ke Inggris, Kamis (8/3), mencapai kesepakatan dengan PM Inggris Theresa May. Ini untuk bekerjasama dalam melawan aktivitas regional Iran yang dinilai membuat Timur Tengah kian tak stabil, seperti di kutip oleh Al-Arabiyaa, Sabtu (10/3). Sedangkan agenda pematangan kerjasama dengan AS akan disepakati dengan Presiden Donald Trump dalam kunjungan pangeran Saudi Muhammad bin Salman di Gedung Putih ‪pada tanggal 20 Maret 20 18.

MISI PROVOKASI KOMUNITAS TOPI HITAM DI RUSIA-TURKI-IRAN-SURIAH

Seluruh petinggi progresif AIPAC yang terkenal dengan sebutan “Penyihir politik topi hitam “, mendukung usulan untuk merangkul Saudi Arabia dalam konflik melawan Iran, Irak, Suriah, Libanon, Turki, dan Rusia. Komunitas ‘Topi Hitam’ terdiri dari organisasi Zionis seperti, Gerakan Untuk Sinagog, Gerakan Revava dan Al-Sanhedrin suatu gerakan radikal Yahudi yang sedang memegang pucuk pimpinan keagamaan Yahudi Zion.

Selain itu gerakan Ottzumah (Israel kuat), Gerakan Penjaga Tempat Ibadah dan Forum Nihlal  (Gerakan Untuk Tanah Israel Raya). Semua gerakan Zionis di atas bekerja guna mewujudkan Haikal ketiga yang diklaim berada di bawah Masjid al Aqsha. Mereka tergabung dalam payung Organisasi pengacara Honenu (Pembela Semua Orga nisasi Radikal Zionis) untuk menghancurkan Masjid Aqsa di Jerusalem.

Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam wawancara dengan NBC News hari Minggu, (10/3) mengatakan, dia menduga orang-orang yang mengganggu cyber pemilu AS itu adalah orang-orang Yahudi dari banyak negara, termasuk Ukraina atau Tartar, Rusia dan negara lain. Putin menyindir AS yang selama ini menuduh Kremlin dalang intervensi cyber pemilu yang memenangkan Donald Trump sebagai presiden AS.

“Mungkin mereka memiliki kewarganegaraan ganda atau greencard. Mungkin AS membayar mereka untuk ini,” imbuh Putin.

Pemimpin Anti-Defamation League (kelompok Yahudi AS) Jonathan Greenblatt mengecam komentar Putin yang dia anggap bernuanasa anti Semit. ”Presiden Putin dengan aneh telah memilih untuk menyalahkan permainan dengan menunjuk pada orang Yahudi dan minoritas lainnya di negaranya,” ujar Greenblatt dalam sebuah pernyataan.

”Sangat meresahkan untuk melihat presiden Rusia memberikan kehidupan baru pada stereotip anti-Semit klasik yang telah melanda negaranya selama ratusan tahun, dengan sebuah komentar yang terdengar seolah-olah dirubuhkan dari halaman ke halaman ‘Protocols of the Elders of Zion’,” katanya. Seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (‪13/ 3).

RUSIA MENGANDASKAN OPERASI INTELIJEN TOPI HITAM DI TURKI

Kepala Pusat Komando Amerika Se rikat (AS), Jenderal Joseph Votel menyebut bahwa Rusia berada di belakang ketegangan  antara AS dan Turki, dengan peran Moskow di Suriah yang berdampak pada hubungan antara dua sekutu NATO.

Berbicara dalam sidang Komite Senat Angkatan Bersenjata,  Votel mengatakan, dukungan Rusia terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah meningkatkan kompleksitas kampanye anti-ISIS karena Moskow memainkan peran pembakar dan pemadam kebakaran.

Hal ini, lanjut Votel, memicu ketegangan di antara berbagai pihak di kawasan ini, termasuk AS dan mitra koalisi lainnya, dan kemudian bertindak sebagai arbiter untuk menyelesaikan perselisihan.

“Jadi saya khawatir dengan peran yang dimainkan Rusia di Suriah utara dan bagaimana hal itu mempengaruhi semua hubungan kita dan terutama hubungan antara kita dan Turki,” katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/3).

Menanggapi sikap AS, Rusia tidak mempedulikannya, malah menyatakan siap mempercepat pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-400 ke Ankara seperti yang diminta Turki untuk mengganjal tekanan militer AS dan sekutunya di Timur Tengah.

Kesepakatan itu memicu ketegangan antara Turki dan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat. Washington dengan gigih menentang kesepakatan tersebut, memperingatkan Ankara pada bulan Oktober bahwa keputusannya membeli sistem pertahanan Rusia akan menghadapi konsekuensi.

Dalam skenario terburuk, Washington telah mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada sekutunya di Timur Tengah tersebut. Sanksi merujuk pada Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), yang ditandatangani pada bulan Agustus dan ditujukan unt uk menghambat ekspor senjata Rusia keseluruh dunia. seperti dikutip Hurriyet Daily News, Kamis (‪15/3/2 018).

Tapi, pemerintah Presiden Tayyip Erdogan bersumpah untuk tetap teguh pada kesepakatan tersebut meski mendapat tekanan dari AS.

Pada hari Selasa lalu, Cavusoglu menekankan bahwa keanggotaan Turki di NATO tidak menjadikannya sebagai bawahan AS.

Ramalan Putin Mengandaskan Operasi Intelijen Penunggang Kuda Hitam dan Penyihir Politik Topi Hitam-AIPAC

Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi memenangkan pemilu dengan memperoleh 76,66% suara. Dia akan menjadi pemimpin terlama di bekas negara Uni Soviet tersebut, dengan jabatan baru selama enam tahun mendatang hingga 2024.

Kemenangan Putin itu menunjukkan dominasinya dalam perpolitikan Rusia setelah berkuasa selama 18 tahun. Dengan kemenangan pemilu yang digelar pada Minggu (‪18/3) lalu, dia nantinya bisa berkuasa hingga hampir seperempat abad atau 24 tahun. Dia akan menjadi pemimpin terlama setelah Josef Stalin yang pernah berkuasa di Uni Soviet. Jika tidak ada halangan, Putin akan berkuasa hingga usia 71 tahun.

Baba Vanga, perempuan buta beberapa dekade silam sudah meramalkan serangan teror ‪9/11 di Amerika Serikat dan Brexit, ternyata juga meninggalkan ramalan tentang pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Menurut ramalan perempuan yang sudah meninggal tahun 1996 ini, Putin suatu hari akan menguasai dunia dan tidak ada seorangpun yang bisa mencegah. Pemimpin Kremlin itu akan berjaya di dunia setelah Eropa berubah seperti yang disebut Vanga sebagai “gurun pasir”.

Baba Vanga dikenal sebagai “Nostradamus of the Balkans”. Ramalan Vanga itu disampaikan pada tahun 1979 saat bertemu penulis Valent in Sidorov. ”Semua akan mencair, seolah-olah es, hanya satu yang tak tersentuh—kejayaan Vladimir, kejayaan Rusia,” kata Vanga seperti diceritakan Sidorov, seperti dikutip The Sun, Senin (19/3)

Sebelum kematiannya, Vanga juga meramalkan bahwa akan ada “perang besar” yang mencatut nama “Muslim”. Prediksinya itu diyakini sebagai perang yang melibatkan kelompok Islamic State atau ISIS.

 

 


Pesan Armada Hantu Komunitas Intelijen Terhadap Cina

$
0
0

Siapa Armada Hantu? Komunitas intelijen pasti tahu. Pesannya sudah nongol via PW Singer. Armada itu sudah wujud. Makanya saya tak setuju bahwa Prabowo Subianto mengutip Ghos Fleet dicap memalukan oleh cebonger. Di sebelah mananya?

Novel Gosht Fleet memang hebat, luar biasa. Dibuat oleh orang luar biasa pula, PW Singer, dikutip orang-orang hebat pula. Singer saya baca, ialah ahli ilmu politik internasional, ilmuwan terkemuka Amerika, terkenal di dunia intelijen, malah incognito di dunia sastra. Dan content Ghost Fleet, yang ia tulis bersama Agust Cole, realis. Singer telah menulis 4 buku intelijen sebelumnya. Tentu saja buku seperti itu memiliki keterbatasan ruang pesan.  Maka ia memilih fiksi sebagai medium.

Banyak hal yang bisa ditangkap dari novel itu, tapi butuh ilmu lebih untuk mencernanya. Jangan pakai fiksi membacanya, coba pakai ilmu semiotika semantiknya Derrida, kan terang benderang. Atau pakai ilmu intelijen. Itu satu.

Kedua, subtansi Ghost Fleet adalah Perang Dunia Ketiga yang pelakonnya adalah Amerika versus Cina + Rusia. Tapi subtansi lakon adalah skenario hegemonik Cina terhadap dunia yang sudah mengganggu Amerika. Sekarang pun sudah begitu. Identifikasi: Cina menginisiasi 3 bank kreditur sebagai lawan 3 bank kreditur Barat. Yaitu Brick, terdiri dari 5 negara Asia dan Afrika, berpusat di Afsel, lalu Broncho Del Sur, 14 negara sosialis Amerika Latin. Terakhir AIIB (Asia Infrastuktur Investment Bank) untuk Asia dengan pionir Cina, India, dan Indonesia, diresmikan 24 Oktober 2015 di Beijing.

Ketiganya untuk menyaingi 3 bank kreditur Barat (World Bank, IMF, ADB). In last minutes, bahkan IMF dan ADB masuk AIIB untuk mengantisipasi jika ekonomi Cina fall, akibatnya, upaya Presiden Cina Xi Jinping untuk menguasai AIIB gagal. Jadi, perang sudah dimulai yang, berbeda dengan tipologi Perang Dingin. Rentangnya hingga tahun 2030 — 13 tahun lagi. Terakhir, Rusia mengumumkan bom supersonik pekan lalu, adalah bom nuklir terkini. Sebelumnya Korut menguji coba bom hidrogennya yang puluhan kali lebih besar daripada bom atom Nagasaki, juga di bawah hegemonik Cina.

Cina lebih jelas, memamerkan program OBOR (One Belt One  Road – satu darah, satu jalan) adalah program pembaruan politik jalur sutra yang beralat kebudayaan, telah diubah oleh Xi Jinping menjadi propaganda hegemonik, dimulai dari kooptasi ekonomi, baru politik secara asymetric.

Jika pada Jalur Sutra Indonesia tak masuk, pada OBOR, Indonesia target utama. Cukup reason Ghost Fleet menaruh lakon Cina sebagai penjajah yang bersekutu dengan Rusia dalam skenario. Untuk itu, Amerika butuh Armada Hantu untuk memenangkan perang. Hanya komunitas intelijen tingkat tinggi yang paham apa itu Armada Hantu. Jelas armada itu bukan fiksi.

Ketiga, kekuatan riil yang agresif saat ini hanya tiga negara itu: Amerika (polisi dunia) vs Cina+ Rusia, seperti konflik Suriah, Yaman, Korut, Iran, etc. Bahkan Rohingya. Mereka diametral. Ketiganya adalah warisan masa Perang Dingin, blok Komunis vs Kapitalis. Kedua kubu jelas bertikai, secara proxy dan asymetric war walaupun tameng ideologi ditaruh di belakang. Bukan menghilang, hanya bermetamorfosis.

Selama Orba, dan selama Presiden SBY, polugri Indonesia ke Barat. Zaman Orla ikut blok komunis. Setelah rezim Presiden Jokowi, polugri diubah ke Cina yang oleh Amerika dianggap pengkhianatan. Maklum, naiknya Jokowi ke kursi presiden, berkat bantuan Amerika, dimanfaatkan Cina.

Tahu salah, belakangan dicoba diperbaiki dengan mengamprah Direktur World Bank Sri Mulyani menjadi Menkeu untuk merayu Barat yang ngambek sejak kecaman Presiden Jokowi di Konferensi Asia Afrika di Bandung, 2015, dan untuk berutang. Menurut saya, itu subtansi mengapa dalam novel itu Indonesia telah dijajah Cina. Faktanya memang begitu.

Bagaimana mau menyangkal Ghost Fleet, faktanya 80% sektor keuangan dikuasai Cina, 80% ekonomi nasional juga dikuasai Cina, 74% tanah perkebunan dikuasai Cina, dan tercermin pula pada angka rasio gini yang termuat di “Paradox Indonesia” yang ditulis Prabowo 2017. Secara asymetric war, faktanya Indonesia dikuasai para Tycoon.

Untung Ahok dapat ditumbangkan, yang jelas-jelas proxy Cina. Jika tidak, kian jadi. Statistik Kompas, pada 2009 jumlah orang Cina di Indonesia adalah 7,9 juta. Data sensus 2014, menaik menjadi 14 juta. Diperkirakan terdapat 10 jutaan yang tak terekam data. Dengan itu, Indonesia adalah negara yang paling banyak menampung orang Cina di dunia.

Cerdas Singer, pesannya disampaikan via lenyapnya Indonesia akibat perang Timor, lalu novel itu booming. Tentu saja Singer paham detail lepasnya Timor Leste, peristiwa yang sangat menyakitkan bangsa Indonesia, dan BJ Habibie ditolak untuk menjadi presiden oleh parlemen 1999 karenanya. Orang yang paling sakit adalah Prabowo yang terakhir mengasuh Timur Timor.

Keempat, saya coba ikuti kiat praktikum ilmu intelijen ketika saya menjadi Redaktur di Koran Jayakarta, corongnya ABRI. Jika tak bisa menggunakan cara konvensional untuk menyampaikan info keras intelijen, maka dibuat narasi fiksi adalah cara paling tepat dan paling sering digunakan. Terutama untuk info strategis yang memiliki dampak gawat terhadap sikon yang butuh kamuflase deception operation inteligent.

Pesan dalam bentuk narasi fiksi, tersampaikan dengan utuh kepada pihak-pihak yang seharusnya menerima pesan tersebut. Bisa saja untuk Sekutu, bisa pula dari Sekutu. Singer luar biasa, ia telah menyampaikan pesan intelijen tanpa mengeruhkan air kolam. Ahh, itu fiksi? Apa bedanya dengan bahasa sandi dan metafora.  Para kyai juga menggunakan bahasa metafora. Pak Harto juga begitu. Yang pasti, pesan Singer telah tersampaikan ke banyak komunitas intelijen internasional secara utuh dalam bentuk puzzle. Yah, susun sendirilah.

Penulis: Djoko Edhi Abdurrahman, Anggota Komisi Hukum DPR 2004 – 2009, Advokat Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Source: The Global Review

 

Tentang Ghost Fleet

$
0
0

Sebenarnya cerita seru dalam sebuah novel itu biasa saja. Tapi karena penulisnya seorang ilmuwan bidang strategi kemiliteran novel Ghost Fleet ini dianggap bukan hanya fiksi.

Apalagi Peter Warren Singer ini, penulis novel itu, meraih doktornya di Harvard. Dia juga analis di lembaga think thank terkemuka di Amerika: Brookings Institute.

Disiplin ilmunya bidang militer dan politik hubungan internasional. Maka novel Ghost Fleet ini dianggap karya ilmiah.

Tentang ramalan masa depan yang dekat yang pasti terjadi: tahun 2030 Indonesia jadi negara gagal. Akan ada perang lagi di Timor.

Penguasa di Tiongkok akan diambil alih satu tim aneh: gabungan antara pengusaha dan militer. disebut Direktorate. Pengendali negara bukan lagi politbiro partai. Tapi direktorate itu.

Inilah novel tentang gambaran perang dunia ke 3 nanti. Perang dengan menggunakan teknologi baru: penuh unsur artificial intelligence. Kecerdasan buatan.

Robot jet tempur. Remaja menghancurkan sistem komputer persenjataan. Dan semua itu tentang pertempuran gaya baru. Antara Tiongkok dan Amerika.

Dan inilah sebenarnya inti karya sastra ini: Perang Pasifik baru. Indonesia hanya disebut agak sekilas. Mungkin karena letaknya dekat Pasifik.

Dalam perang baru itu Hawaii direbut Tiongkok. Tidak diduduki Tiongkok tapi menjadi kawasan yang terpisah dari Amerika.

Penulis novel tersebut, Peter Warren Singer, 43 tahun, nemang bukan sembarang ilmuwan. Dia meraih gelar doktor dari Harvard. Tulisan-tulisannya menyebar di semua koran besar Amerika. Mulai dari Boston Globe, New York Times, Washington Post sampai Los Angeles Times.

Pernah juga masuk tim sukses pencalonan Obama jadi Presiden Amerika. Dia sangat berpengaruh di lembaga think thank Brooking Institute di Washington DC. Lembaga yang sudah berumur 100 tahun lebih.

Dia dikenal juga sebagai anak muda dengan karir tercepat. Dan pikirannya cemerlang.

Bisa jadi novel itu memang warning dari seorang ilmuwan untuk negaranya. Agar waspada pada kemajuan pesat Tiongkok. Termasuk di bidang artificial intellegence (AI). Yang berbeda dengan di Amerika.

Di Tiongkok AI dipelopori oleh perusahaan-perusahaan raksasa. Dengan pendekatan bisnis. Bukan oleh pemerintah. Atau lembaga riset di bawah pemerintah.

Khusus di bidang AI ini pemerintah Tiongkok justru menunjuk empat raksasa IT-nya: Ali Baba, Tencent, Baidu dan iFlyTek. Untuk berada di front depan. Dengan kemampuan penyediaan dana riset yang begitu besar.

Mungkin makalah-makalah ilmiah PW Singer kurang dapat perhatian dari pemerintahnya. Peringatannya secara ilmiah mungkin tidak dianggap menarik. Maka Singer mengajak wartawan terkemuka, August Cole menuangkan pikiran ilmiahnya itu ke dalam karya fiksi. Lantas dia wujudkan dalam bentuk novel.

Maka kalau pun ada unsur dramatisasi menjadi sah. Dengan dalih novel toh memang fiksi.

Mungkin Singer juga tidak bermaksud memberi warning pada Indonesia. Bahwa dia menceritakan Indonesia akan berantakan pada tahun 2030 mungkin hanya untuk menambah dramatisasi.

Justru kita sendiri yang harusnya menganggap novel itu sebagai warning. Agar Indonesia jangan sampai jatuh menjadi negara gagal.

Memang di tengah menggunungnya hutang Indonesia novel itu seperti tiba-tiba ibarat ramalan. Apalagi struktur hutangnya berat ke pasar bebas. Bukan seperti hutang di zaman lama yang lebih multilateral antar negara.

Bersamaan pula dengan data yang dikeluarkan BPS bahwa jumlah orang miskin ternyata justru bertambah. Dan soal keadilan juga lagi hangat dipersoalkan.

Padahal ketika novel itu ditulis (2014, terbit 2015) kondisi Indonesia belum seperti itu. Maka kita harus menganggap novel itu peringatan yang baik. Demikian juga bagi Amerika.

Gambaran tentang kekuatan baru Tiongkok memang tidak boleh diabaikan. Bukan hanya dari serunya novel itu. Juga sudah tergambar dari film baru yang amat laris di Tiongkok: Operation Red Sea.

Saya menontonnya minggu lalu. Di bioskop di Beijing. Khusus untuk menangkap gejala yang digambarkan novel Ghost Fleet.

Itu seperti gabungan antara film Rambo dan film kemenangan Amerika di Perang Teluk.

Versi Tiongkok. Kini Tiongkok sudah punya film macam Rambo versi mereka sendiri. Kejagoan bukan lagi seperti yang digambarkan dalam film silat Hongkong. Zaman Bruce Lee sudah kuno. Sudah ditinggalkan.

Kini penggambaran kekuatan baru Tiongkok sudah lewat Rambo gaya Tiongkok. Ditambah peralatan perang modern yang menjadi senjata pamungkas. Didukung artificial intelligence.

Gambaran kejagoan Tiongkok itu juga terlihat dari film yang lebih laris: Wolf Warrior 2. Saya juga menontonnya minggu lalu.

Di sini keramboannya lebih hebat lagi. Tak heran kalau Wolf Warrior 2 menjadi film terlaris dunia tahun 2017.

Dengan pendapatan 874 juta dolar. Wolf Warrior 2, untuk sepanjang sejarah film, hanya kalah dari Star Wars episode The Force Awakens (936 juta dolar). Wolf Warrior 2 jauh mengalahkan Titanic, Jurrasic World atau Avatar.

Industri film Hongkong dengan andalan kungfunya kini sudah ditinggalkan. Tiongkok yang baru, sudah pula merambah ke film. Yang menggambarkan era baru itu.

Menyaksikan Operation Red Sea dan Wolf Warrior 2, lalu mencermati novel Ghost Fleet rasanya tahun 2030 itu seperti di depan mata.

Padahal dua-duanya fiksi.

  • Oleh: Dahlan Iskan, Mantan Menteri BUMN
  • Source: The Global Review

Kontra Skema Ghost Fleet

$
0
0

Dalam science-fiction (sci-fi) ini, narasinya justru kebalikan dari “Ghost Fleet”-nya Singer, bahwa Indonesia kelak akan kembali menjadi negara adidaya bahkan superpower sebagaimana geliat Nusantara tempo dulu baik di era Sriwijaya (Abad VII) maupun pada zaman Majapahit (Abad XIV). Inilah premis dalam sci-fi di bawah ini.

Dari perspektif geopolitik kontemporer, Indonesia mungkin dinilai sebagai keajaiban politik dalam dunia modern. Kenapa? Ada beberapa faktor alamiah terkait kharakteristik negara bangsa (nation state) antara lain adalah:

1) demografinya terbesar keempat di dunia dengan mayoritas muslim, penduduknya majemuk, ada 1.072 etnik, serta memiliki 17.508 pulau besar dan kecil;

2) warganya berbicara dengan ratusan dialek;

3) terdapat 6 agama besar dunia;

4) bentuk negaranya kesatuan (NKRI) dengan sistem presidensial; dan lain-lain.

Pertanyaan menarik muncul, “Dimana letak keajaiban NKRI?” Ya. Jika kita jeli melihat sejarah dunia, tak sedikit negara di dunia menjadi berantakan bahkan bubar meski penduduknya tak besar, homogen, satu kawasan yang tidak terpisah oleh pulau-pulau, sedikit etnik dan juga tak banyak agama dianut seperti yang Indonesia miliki, akan tetapi mereka mengalami kehancuran, pecah bahkan lenyap dari muka bumi akibat faktor konflik baik intrastate (konflik internal) maupun konflik interstate (perang antarnegara). Banyak Contoh. Kesultanan Utsmaniah misalnya, ataupun Uni Soviet, Yugoslavia, Tibet, Austro Hongaria, atau Vietnam Selatan, dan lain-lain.

Geopolitik mengajarkan, bahwa bubarnya sebuah negara adalah wajar dan bisa-bisa saja terjadi setiap saat, karena negara dipandang sebagai organisme —seperti halnya manusia— yang lahir, hidup, tumbuh dan berkembang, menyusut bahkan mati.

Kita kembali ke Indonesia, maka dengan ilustrasi NKRI yang unik lagi rentan terhadap perpecahan karena faktor alami di atas, tetap eksis Indonesia hingga 70-an tahun lebih sudah dianggap keajaiban di dunia modern, apalagi jika kita mampu tumbuh dan berkembang. Itu baru pandangan di satu sisi. Sedang pada sisi lain yang juga hal alamiah yang mampu membawa Indonesia menjadi adidaya serta disegani negara-negara lain adalah realitas geopolitik yang dahsyat lagi menggiurkan, antara lain:

1) negara tropis dengan dua musim serta sumber raw material bagi berbagai industri,

2) pasar yang potensial karena faktor demografi,

3) tempat putar kapital dan/atau investasi negara industri,

4) faktor geoposisi silang di antara dua samudera dan dua benua — lintasan Sealane of Communication (SLOC), jalur pelayaran barang dan jasa berbagai negara yang tidak pernah sepi,

5) memiliki 4 selat strategis di antara 7 selat strategis yang dimiliki oleh dunia, dan lain-lain.

Seandainya hari ini, kita “menutup diri” terhadap dunia luar mungkin yang berteriak protes justru negara luar yang sangat tergantung dengan Indonesia, terutama ketergantungan atas faktor alamiah pada realita geopolitik di atas.

Pemberdayaan atas 5 realita geopolitik Indonesia tadi merupakan kontra skema atas narasi sci-fi PW Singer yang bertajuk Ghost Fleet.

  • Oleh: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)
  • Source: The Global Review

 

 

Mengenal Perang Asimetris: Sifat, Bentuk, Pola dan Sumbernya

$
0
0

Kepopuleran serta kefavoritan perang konvensional yang mengerahkan militer secara terbuka, pasca berakhirnya Perang Dunia II (1939-1945) akhirnya meredup, terutama semenjak Perang Dingin (Cold War) usai ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet selaku “mbah”-nya Komunisme. Muncul beberapa model perang baru sebagai reaksi atas dinamika politik tersebut, seperti proxy war (perang boneka, atau perang perwalian) misalnya, atau hybrid war (perang kombinasi), asymmetric warfare (perang asimetris), currency wars (perang mata uang), dan lain-lain.

Catatan sederhana ini hendak membahas asymmetric warfare secara agak detail, sedangkan proxy war maupun hybrid war, dll nantinya hanya sekilas dibahas sekedar menyambungkan topik diskusi. Sesuai judul artikel ini, fokus materi memang lebih kepada asymmetric warfare dimana arti bahasa Indonesianya ialah peperangan asimetris, atau juga disebut perang non militer, atau smart power, ataupun kerapkali dinamai perang nirmiliter. Selanjutnya, pada artikel ini, pemakaian beberapa istilah dimaksud akan digunakan secara bergantian karena maknanya memang sama. Sebelum melangkah jauh, selayaknya dipahami dahulu pengertian perang asimetris dari beberapa referensi meski dalam hal definisi tersebut —- dijumpai ketidakkonsistenan, ataupun kesimpangsiuran baik arti, maksud dan makna daripada terminologi itu sendiri.

Definisi Beberapa Sumber

Dewan Riset Nasional (DRN), 2008, Suatu Pemikiran tentang Perang Asimetris (Asymmetric warfare), Jakarta, menerbitkan definisi bahwa:

Perang asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra dimana merupakan paduan antara trigatra (geografi, demografi, dan sumber daya alam/SDA) dan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Bahwa perang asimetri selalu melibatkan antara dua aktor atau lebih, dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang.

Sedangkan US Army War College menyatakan:

“Peperangan asimetris dapat dideskripsikan sebagai sebuah konflik dimana dari dua pihak yang bertikai berbeda sumber daya inti dan perjuangannya, cara berinteraksi dan upaya untuk saling mengeksploitasi karakteristik kelemahan-kelemahan lawannya. Perjuangan tersebut sering berhubungan dengan strategi dan taktik perang unconvensional. Pejuang yang lebih lemah berupaya untuk menggunakan strategi dalam rangka mengimbangi kekurangan yang dimiliki dalam hal kualitas atau kuantitas.” (Tomes, Robert, Spring 2004, Relearning Counterin surgency Warfare, Parameter, US Army War College).

Berikutnya definisi versi Australia’s Department of Defence adalah:

“Konflik selalu melibatkan satu pihak yang mencari celah keuntungan asimetris atas pihak lainnya dengan cara memperbesar pendadakan, penggunaan teknologi atau metode operasi baru secara kreatif. Sisi asimetri dicari dengan menggunakan pasukan konvensional, khusus dan tidak biasa dalam rangka menghindari kekuatan-kekuatan musuh dan memaksimalkan keunggulan yang dimilikinya. Semua perang kontemporer didasarkan pada pencarian keunggulan asimetris. Asimetri muncul pada saat diketahui adanya perbedaan perbandingan antara dua hal. Asimetri militer dapat diartikan dengan perbedaan tujuan, komposisi pasukan, kultur, teknologi dan jumlah.” (Land Warfare Doctrine 1, 2008, The Fundamentals of Land Warfare, Australia’s Department of Defence).

Pointers Diskusi

Dari beberapa definisi yang bersumber tiga rujukan berbeda di atas, ada pointersyang layak dicermati pada sub diskusi ini, antara lain:

Dewan Riset Nasional (DRN) misalnya, lebih memaknai perang asimetris sebagai perang konvensional yang dikembangkan, tetapi dengan cara berpikir tidak lazim, mengapa? DRN melihatnya sebagai peperangan yang memiliki spektrum sangat luas karena mencakup astagatra (tujuh aspek kehidupan) yang meliputi trigatra dan pancagatra. Trigatra terdiri atas aspek geografi, demografi, dan sumber daya alam (SDA), sedang pancagatra meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dll. Sedang pada taktis peperangan, DRN menekankan keterlibatan antara dua aktor atau lebih, dan menyoroti ketidakseimbangan keadaan (bagi dan antaraktor) yang terlibat peperangan.

Sementara definisi perang nirmiliter versi US Army War College, menekankan perbedaan sumberdaya dua pihak yang berkonflik, cara berinteraksi, dan upaya mengeksploitasi masing-masing kelemahan lawan. Ia juga masih mengaitkan dengan strategi dan taktik perang non konvensional (?). Artinya pihak yang lemah berupaya memakai strategi guna mengimbangi kekurangannya baik dalam hal jumlah maupun kualitas.

Selanjutnya, perang non militer versi Australia’s Department of Defence, lebih kepada pencarian keuntungan secara nirmiliter atas pihak lainnya, kendati pencarian sisi asimetris tersebut dilakukan secara militer, sedangkan asimetris secara militer ia persepsikan sebagai perbedaan tujuan, komposisi pasukan, kultur, teknologi dan jumlah.

Rangkuman Perang Asimetris

Dari definisi ketiga sumber di atas memang masih terdapat perbedaan arti, maksud dan makna daripada peperangan non militer. Belum ditemui definisi yang cocok, pas dan baku. Australia’s Departement of Defence misalnya, masih saja mengaitkan perang nirmiliter dengan perang militer (konvensional), namun ia menekankan kepada hasil peperangan berupa non militer (mungkin maksudnya adalah kontrol ekonomi negara lawan, dan penguasaan SDA, dsb). Demikian juga dengan US Army War College masih membandingkan atau mengukur kekuatan antarpihak yang saling bertikai sebagaimana terjadi dalam perang militer secara terbuka.

Menurut hemat penulis, definisi perang asimetris versi DRN lebih realitis daripada definisi lainnya karena sejalan dengan model dan praktik-praktik selama ini. Perang nirmiliter dinilai sebagai model perang tidak lazim —non militer— bahkan dalam praktik operasionalnya cenderung non kekerasan. Spektrum sasarannya lebih luas daripada perang konvensional sebab mencakup segenap aspek kehidupan. Meski penulis sedikit menyayangkan, karena pada definisi versi DRN masih mencantumkan “ketidakseimbangan keadaan (bagi dan antaraktor) terlibat peperangan,” kenapa? Oleh karena pada praktik kolonialisme justru perang non militer sekarang dinilai sebagai metode favorit para adidaya dalam rangka menancapkan kuku pengaruh (dan kolonialisme)-nya di negara-negara yang menjadi target kolonialisme. Pertanyaannya, “Bukankah dari sisi sumberdaya perang, justru para adidaya lebih canggih dan lebih kuat daripada negara-negara target, kenapa dalam perang nirmiliter masih mempersoalkan ketidakseimbangan pihak yang terlibat peperangan?”

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryaccudu memaknai asymmetric warfare sebagai perang non militer atau dalam bahasa populernya dinamai smart power, atau perang murah meriah, tetapi memiliki daya hancur lebih dahsyat daripada bom atom.

Asymmetric warfare merupakan perang murah meriah tapi kehancurannya lebih dahsyat dari bom atom. Jika Jakarta di bom atom, daerah-daerah lain tidak terkena tetapi bila dihancurkan menggunakan asymmetric warfare maka seperti penghancuran sistem di negara ini, hancur berpuluh-puluh tahun dan menyeluruh,” ujar Ryamizard (29/1/2015).

Merujuk diskusi dan rangkuman di atas, diskusi terbatas di Global Future Institute (GFI) Jakarta, pimpinan Hendrajit (24/3/2015) merumuskan definisi asymmetric warfare sebagai berikut:

“Perang asimetris merupakan metode peperangan gaya baru secara nirmiliter (non militer) namun daya hancurnya tidak kalah bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer. Ia memiliki medan atau lapangan tempur luas meliputi segala aspek kehidupan (astagatra). Sasaran perang non militer tak hanya satu aspek tetapi juga beragam aspek, dapat dilakukan bersamaan, atau secara simultan dengan intensitas berbeda. Sasaran perang asimetris ini ada tiga: (1) membelokkan sistem sebuah negara sesuai arah kepentingan kolonialisme, (2) melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyatnya, dan (3) menghancurkan food security [ketahanan pangan] dan energy security [jaminan pasokan dan ketahanan energi] sebuah bangsa, selanjutnya menciptakan ketergantungan negara target terhadap negara lain dalam hal food and energy security.

Sedangkan muara ketiga sasaran —tujuan— senantiasa berujung pada kontrol ekonomi dan penguasaan SDA sebuah negara, sebagaimana doktrin yang ditebar oleh Henry Kissinger di panggung politik global: “Control oil and you control nations, control food and you control the people.” (Kontrol minyak maka anda mengendalikan negara, kendalikan pangan maka anda menguasai rakyat).

Betapa efek perang ini sungguh dahsyat karena berdampak selain kelumpuhan menyeluruh bagi negara bangsa, juga membutuhkan biaya tinggi dan perlu waktu yang relatif lama untuk proses recovery (pemulihan kembali)-nya kelak.

Sifat dan Bentuk Perang Nirmiliter

Sifat perang ini adalah antikekerasan (non violence). Namun kredo ini bukanlah harga mati, sebab bisa saja terjadi kekerasan dalam prosesnya sebagaimana pernah dilakukan pengunjuk rasa di awal-awal konflik Syria dulu, dimana massa sudah menggunakan senjata bahkan telah berani menyerang instalasi militer. Kendati konflik Syria kini berubah menjadi hybrid war bukan lagi asymmetric warfare, perlu dipahami dibersama, bahwa kredo awal antikekerasan dalam perang nirmiliter ini bermakna tanpa bunyi peluru, atau tidak ada asap mesiu dalam pergerakannya. Ia lebih mengandalkan taktik dan strategi (smart power) dalam hal ini adalahpengerahan massa, “dukungan publik,” terutama penciptaan (rekayasa) opini melalui media-media baik media cetak, eletronik, online maupun media sosial, dan lain-lain.

Ada dua bentuk atau model dalam peperangan asimetris. Pertama, melalui aksi massa di jalanan dalam rangka menekan target sasaran; kedua, melalui meja para elit politik dan pengambil kebijakan negara agar setiap kebijakan yang diterbitkan selaras, sejalan, dan senantiasa pro asing guna meraih tiga hal sesuai definisi perang asimetris versi GFI, Jakarta, yaitu:

(1) belokkan sistem sebuah negara sesuai kepentingan kolonialisme, (2) lemahkan ideologi serta ubah pola pikir rakyatnya, dan (3) hancurkan ketahanan pangan dan energy security [jaminan pasokan energinya], selanjutnya ciptakan ketergantungan negara target atas kedua hal tersebut [food and energy security].

Arab Spring misalnya, adalah contoh riil perang asimetris yang digelar oleh Barat (Amerika dan sekutu) bermodel ‘gerakan massa’ guna menurunkan rezim dan elit penguasa di Jalur Sutera, dan targetnya? Ben Ali di Tunisia pun jatuh, Ali Abdullah Saleh di Yaman terbirit-birit, Hosni Mubarak tumbang di Mesir, dan lain-lain. Kendati aksi massa tersebut adalah langkah kedua, setelah —langkah pertama— ditabur terlebih dulu stigma tentang kemiskinan, korupsi, pemimpin tirani, dsb sebagai isue gerakan. Selanjutnya untuk tahapan Arab Spring nanti diulas lebih dalam pada sub bahasan tersendiri.

Termasuk dalam hal ini adalah “Gerakan Mei 1998” merupakan ujud peperangan nirmiliter di Indonesia via aksi massa. Ia bukanlah murni gerakan moral mahasiswa turun di jalanan, kenapa? Betapa aksi tersebut sudah ditumpangi oleh berbagai kepentingan baik internal dan eksternal, terutama kepentingan (kolonialisme) asing guna menjatuhkan rezim Orde Baru. Bahkan Karen Brooks, penulis Amerika mengisyaratkan, sesungguhnya Arab Spring itu meniru aksi massa pada Mei 1998 di Jakarta yang bertajuk gerakan reformasi. Itulah jenis dan contoh pertama peperangan asimetris bermodus: “Aksi Massa Jalanan”.

Adapun bentuk kedua perang nirmiliter adalah: “Melalui Kebijakan Negara”. Tak boleh dielak siapapun, bahwa di sebuah negara koloni niscaya ditaruh pion-pion kolonialisme (asing) di tempat dan/atau jabatan-jabatan strategis dalam negara/pemerintah, atau dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tertentu (atas inisiasi asing), lalu di-‘pahlawan’-kan ke publik sebagai LSM kredibel, sosok yang mewakili aspirasi rakyat, dsb. Pemakaian istilah “LSM tertentu” pada catatan ini, sebenarnya ingin berpesan kepada pembaca bahwa tidak semua LSM pasti terlibat dalam asymmetric warfare yang di gelar oleh asing. Tak sedikit LSM dan tokohnya yang pro rakyat dan bernafaskan nasionalisme.

Beredar sinyalir di lingkungan global review dan para penggiat geopolitik, bahwa terdapat kementerian, atau institusi negara tertentu dianggap sebagai “peternakan asing.” Artinya, bahwa sosok yang duduk (dan menjabat) disana merupakan ‘titipan kolonialisme’ agar setiap terbit kebijakan strategis supaya selalu dan selalu pro asing. Dalam sub bahasan ini, memang tidak perlu ditunjuk kementrian mana dan institusi apa, atau siapa orangnya, namun hal ini sudah dapat dicermati serta dimaklumi bersama melalui berbagai program, statement, bahkan kebijakan-kebijakannya, kenapa? Karena perilaku (kebijakan) apapun merupakan cermin dari motivasi (tujuan tersembunyi)-nya!

Pola Perang Asimetris

Bahwa antara perang konvensional yang mengerahkan kekuatan militer secara terbuka dengan peperangan asimetris yang cenderung non militer (dan non kekerasan) — sejatinya mereka itu serupa tetapi tidak sama. Serupa pada “pola”-nya, tak sama atau berbeda dalam hal “sifat dan aksi-aksi”-nya.

Pola perang konvensional mungkin telah baku di dunia militer. Tahap pertama: “Bombardir,” entah bombardir melalui pesawat tempur, atau pasukan arteleri (udara) jarak jauh, dsb; tahap kedua: “Masuknya pasukan kavaleri” berupa tank-tank, atau kendaraan lapis baja lain; dan tahap ketiga: “Pendudukan oleh infanteri.” Inilah pola lazim dan garis besar perang militer secara terbuka. Adapun taktis dan maksud tahapan di atas tak akan diurai detail, bukan apa — tidak ada niatan menggurui siapapun terutama para ahli dan pihak-pihak berkompeten dalam bidangnya melainkan sharing pemahaman terkait “pola perang” yang nanti dibahas lebih lanjut karena pola tersebut ternyata memiliki “ruh” yang sama, walau ujud atau aksi berbeda.

Bombardir di awal perang konvensional contohnya, pada peperangan asimetris ternyata juga diawali dengan “bombardir,” namun ujudnya berupa isue-isue yang ditebarkan oleh pihak-pihak terkait dan kelompok yang terlibat (LSM dan/atau sosok tertentu). Dalam “Aksi Mei 1998” misalnya, isue yang disebar ke tengah-tengah publik dalam rangka menggiring opini adalah maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Tampaknya demikian pula dengan Arab Spring di Jalur Sutera, isuenya hampir tidak jauh berbeda dengan peristiwa di Jakarta karena berkisar tentang kemiskinan, korupsi, demokrasi, pemimpin tirani, dan lain-lain. Itulah ISUE selaku bahan baku dan/atau taburan awal sebuah asymmetric warfare melalui aksi-aksi massa.

Sedang “Masuknya Kavaleri” sebagaimana tahapan perang militer di muka, dalam perang asimetris disebut TEMA atau AGENDA. Sekali lagi, Arab Spring contohnya, “tema”-nya adalah gerakan massa guna menurunkan rezim penguasa setelah sebelumnya dibombardir via isue-isue. Demikian juga dengan tema atau agenda aksi massa di Jakarta pada Mei 1998 dulu, kendati kejatuhan elit penguasa sesungguhnya hanya pintu pembuka dalam rangka melebarkan kolonialisme secara lebih luas, masif dan sistematis. Itulah sekilas tentang TEMA dalam perang non militer.

Tahap akhir dalam pola perang militer adalah “Masuknya Infanteri” guna menduduki wilayah target. Maka analog pola ini dalam perang nirmiliter adalah “mengendalikan sistem ekonomi dan kontrol SDA di negara target.” Itulah SKEMA penjajahan di muka bumi sebagaimana doktrin kolonialisme yang dihembuskan Henry Kissinger di muka.
Dengan demikian, pola-polanya terlihat sama baik pada perang konvensional maupun perang nirmiliter, hanya aksi-aksinya berbeda. Apabila peperangan militer tahapannya: “Bombardir” — “Masuknya Kavaleri” — “Pendudukan oleh Infanteri,” sedangkan pola peperangan nirmiliter tahapannya ialah: “Isue” — “Tema” — “Skema.” Sekali lagi, keduanya sebenarnya serupa tetapi tak sama, berbeda-beda tetaplah (tujuan) sama.

Pola lain yang layak dicermti dalam asymmetric warfare adalah modus proxy (boneka, atau perwalian/pengganti). Dengan kata lain, pada penyebaran “isue” misalnya, ia memiliki person, LSM. atau lembaga tersendiri, dll yang “digaji” karena perannya sebagai pengganti atau ‘boneka’. Demikian pula dalam upaya penggebyaran “tema” — kaum peremot perang juga memiliki orang-orang, atau LSM, punya media massa, media sosial, situs-situs khusus, dan lainnya. Dan uniknya, bahwa antara komprador di tahapan isue dan boneka di tahapan tema, kerapkali tidak saling mengenal.

Sedangkan untuk memuluskan “skema” sebagai tahapan akhir dari pola perang nirmiliter, lazimnya dipasang orang, atau kelompok yang bermain pada tataran kebijakan negara cq rezim berkuasa. Artinya, ia, mereka atau kaum pengkhianat bangsa tersebut bisa selaku staf ahli, atau bahkan justru sebagai pejabatnya sendiri, dan lain-lain. Inilah yang disebut oleh Bung Karno sebagai kaum komprador, yaitu orang atau kelompok yang justru akan menghancurkan bangsa dan negaranya sendiri dengan berbagai alasan dan pembenaran.

Sumber Peperangan Asimetris

Di atas telah diurai walau sekilas tentang sifat, model atau bentuk, dan pola pada peperangan asimetris mulai dari isue, tema dan skema (ITS), maka ujung catatan sederhana ini membahas “sumber” dari peperangan nirmiliter yang kini menjadi metode favorit kolonialisme.

Konflik, atau perang model apapun — baik intrastate maupun interstate, dan entah perang konvensional, hybrid war, proxy war, bahkan perang asimetris itu sendiri, hanyalah TEMA. Sekali lagi, perang dan konflik dalam skala besar cuma sebuah tema belaka, kenapa begitu? Karena skema (tujuan) kolonialisme yang sesungguhnya dan bersifat lestari ialah kontrol ekonomi dan pencaplokan SDA di wilayah koloni. Menurut Dirgo D Purbo, ahli geopolitik Indonesia, “Conflict is the protection oi fow and blocade somebody else oil flow”.

Dengan demikian, melacak sumber sebuah tema —perang asimetris contohnya— harus ditelusuri dulu baik asal-usul kolonialisme, ideologi dasar, maupun watak pergerakan.

Tak boleh dipungkiri, bahwa perilaku geopolitik para adidaya di era imperialisme, tak lain karena dipicu oleh Revolusi Industri (1750-1850) sebagai motifnya. Bila membahas motivasi, memang ia dianggap sebagai rujukan pokok sebuah ‘perilaku’ apapun, kapanpun dan dimanapun. Revolusi Industri melanda belahan dunia Barat diawali dari Inggris, kemudian menyebar ke Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya merambah hampir ke seluruh dunia.

Dan sebagai konsekuensi logis industrialisasi tadi, akhirnya menjadi faktor utama dari negara – negara Barat meluaskan “kepentingan nasional” (motivasi) yang mutlak harus dipenuhi agar sektor-sektor industrinya terus berjalan. Inilah titik mula imperialisme dan/atau kolonialisme di muka bumi, kenapa demikian? Betapa industrialisasi —ketika itu, bahkan hingga kini— telah dianggap semacam ‘peradaban baru’ menggantikan peradaban (cocok tanam) sebelumnya. Sementara imperialisme itu sendiri dapat diartikan sebagai kebijakan perluasan kekuasaan atau otoritas suatu imperium terhadap bangsa-bangsa atau negara-negara lain dalam rangka meraih wilayah koloni demi memenuhi kepentingan nasional. Dan tak boleh dielak, bahwa imperialisme adalah benih serta varian awal daripada mekanisme kolonialisme di dunia.

Demikian juga dengan kapitalisme sebagai ideologi, maka menyingkat sub bahasan ini dapat dijelaskan, bahwa ekonomi neoliberalisme (neolib) adalah varian terbaru kapitalisme dimana watak dasar kapitalisme adalah: (1) mencari bahan baku semurah-murahnya; dan (2) mengurai/menciptakan pasar seluas-luasnya. Maka pantas saja bila penjajahan dianggap metode bakunya!

Dari hal di atas maka singkatnya, secara tersirat bahwa model ekonomi neolib merupakan bibit atau benih-benih asymmetric warfare. Inilah model kedua (“Melalui Kebijakan Negara”) daripada perang asimetris sebagaimana diulas di atas, selain ‘Gerakan Massa” sebagai model pertamanya.

Selanjutnya, menurut Giersch (1961), neolib adalah sebuah sistem perekonomian yang dibangun atas tiga prinsip, antar lain adalah: (1) tujuan utama ekonomi liberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; (2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui; dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penertiban undang-undang.

Merujuk tiga prinsip Giersch di atas, bahwa peran negara dalam neolib dibatasi hanya pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar. Akan tetapi dalam perkembangannya —sesuai paket Konsensus Washington— maka peran negara ditekankan kepada empat hal, antara lain: (1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan; (3) liberalisasi perdagangan; dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002).

Tak boleh dielak, bahwa muara dari prinsip-prinsip ekonomi neolib dan Konsensus Washington sesuai penjelasan Giersch dan Stiglitz di atas, tak lain dan tak bukan adalah Structural Adjusment Progammes (SAPs)-nya International Moneter Fund (IMF) dimana butiran-butirannya sebagai berikut: (1) perluas kran impor dan adanya aliran uang yang bebas; (2) devaluasi; (3) kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk: pembebasan tarif kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga kebutuhan publik.

Dari diskusi singkat di atas, bahwa varian terbaru ekonomi neolib kini ada (being), nyata (reality), dan berada (existence) dalam SAPs-nya IMF. Dan sudah barang tentu, ia merupakan instrumen sakti bagi IMF untuk mengendalikan negara-negara kreditur. Inilah SUMBER dari segala sumber asymmetric warfare melalui pintu “Kebijakan Negara.” Itulah bentuk atau model kedua perang asimetris —selain model pertama ialah gerakan massa— sebagaimana diulas di muka.

Contoh kasus. “Marak”-nya flu burung misalnya, pada perang nirmiliter hanyalah sekedar ISSUE permulaan, karena TEMA yang akan diangkat kemudian ialah daging langka/mahal, sedang SKEMA-nya adalah memperluas impor daging sebagaimana butiran SAPs-nya IMF. Atau, isue beras langka, atau beras mahal pun demikian — itu cuma tebaran isue karena niscaya akan disusul dengan agenda/tema untuk memperluas impor.

Dalam konteks ini, perluasan impor boleh jadi cuma sekedar tema, namun bisa merupakan skema gerakan. Tergantung keadaan. Artinya, jika perspektif asimetris memandang perluasan impor hanya sekedar tema, maka skema yang akan dijalankan atau ditancapkan ialah ekspansi korporasi-korporasi pangan milik asing guna menguasai kantong-kantong logistik di sebuah negara (baca: Siaran Pers Global Future Instiute (GFI) Daulat Pangan dalam Bahaya).

Demikian adanya, terimakasih.

  • Penulis: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)
  • Source: The Global Review

 

 

Bangsa Tumbal Sistem

$
0
0

Jangan bermain-main dengan sistem (konstitusi) negara, karena kelak bangsa yang menjadi “tumbal”-nya. Kenapa? Karena rentetannya sangat berbahaya bagi keselamatan negara. Apabila ternyata sistem dimaksud justru pro terhadap kepentingan asing (kolonialisme). Mengapa? Betapa akan bercokol para penghianat, boneka, pion-pion, pecundang, koruptor, blandis, kompromis, dan lain-lain pada sistem tersebut baik mulai dari top managementmarketing, dan seterusnya hingga tataran terbawah (metode) dari sistem kolonialisme dimaksud. Kenapa demikian, bahwa kiprah person di masing-masing level cenderung pro kolonialisme serta berujung terjualnya kedaulatan bangsa dan negara ini. Itu clue geopolitik selaku ilmu negara (science of the state).

Bagaimana kita tahu bahwa sistem tersebut pro terhadap asing? Mudah. Contohnya ialah amandemen UUD 1945 beserta turunannya (ratusan UU) yang dibiayai asing pasca runtuhnya Orde Baru. Ini permisalan aktual di Indonesia. Nothing free. Tidak ada makan siang gratis. Kegaduhan yang over load pada aspek sosial, politik, budaya dan ekonomi di era kini merupakan potret riil akibat dampak sistem dimaksud. Maraknya korupsi, adanya konflik baik horizontal maupun vertikal, daya beli, menjalarnya kemiskinan baik fisik, moral serta kemiskinan etika di masyarakat, dan lain-lain ialah bukti keadaan yang tidak boleh didustakan.

Kita tidak boleh menyalahkan para individu atau kelompok yang kini berada pada sistem dimaksud, sedang mereka sendiri sejatinya merupakan korban dari sistem tersebut. Seandainya seorang ustadz dan/atau ulama pun, jika berada dalam sistem riba maka tindakannya pasti akan riba.

Inilah gambaran Indonesia hari ini. Intinya, persoalan pokok bangsa ini ada di hulu yakni sistem reformasi yang membuat kedaulatan negara terutama geopolitik dan geoekonomi menjadi tergerus.

Timbulnya gegap gempita (kebangkitan) anak bangsa yang tercerahkan dalam menyikapi kondisi tersebut, seyogianya berfokus pada hulu persoalan yang intinya menegakkan kembali kedaulatan pangan dan energi (food and energy security). Tidak cuma mengarah pada hal-hal hilir atau isu kacangan seperti intoleransi, SARA, dan lain-lain, oleh karena berdasarkan cermatan geopolitik, itu hanya isu-isu imajiner. Sekedar langkah deception. Agar pergerakan segenap anak bangsa tidak menyentuh pada apa yang disebut “perubahan sistem,” supaya anak bangsa tetap gaduh di atas permukaan, sedang yang di bawah permukaan —hidden agenda— (kedaulatan pangan dan energi) tergadai secara diam-diam. Senyap.

  • Penulis: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)
  • Source: The Global Review

 

Viewing all 116 articles
Browse latest View live