Quantcast
Channel: Deep Secret – Pasulukan Loka Gandasasmita
Viewing all 116 articles
Browse latest View live

Inilah Permainan (Intelijen) Asing di Aceh Singkil

$
0
0

Banyak kawan bertanya kepadaku, kenapa di setiap tulisan tentang konflik komunal di Bumi Pertiwi selalu dikaitkan dengan (by design) permainan intelijen asing; mana buktinya; apakah konflik lokal tersebut bukan murni akibat faktor-faktor internal di daerah itu sendiri ?

Pertanyaan tersebut saya kembalikan kepada kawan tadi, “Jika Aceh cuma penghasil ketela rambat atau akik solar apakah bakal ada Gerakan Aceh Merdeka (GAM), atau konflik-konflik lainnya; akankah muncul Organisasi Papua Merdeka (OPM) apabila Papua hanya punya potensi koteka atau akik paparaja; seandainya di Timor Timur dahulu tidak ditemukan potensi besar atas minyak di Celah Timor, mungkinkah ia berani mendesak referendum?”

Jangan dikira konflik lokal seperti di Singkil berdiri tunggal sebagai fenomena sosial budaya. Ingat! Dalam konteks perpolitikan global, bahwa “konflik lokal merupakan bagian dari konflik global.” Inilah asumsi yang kerap terbukti. Dalam pola (skenario) kolonialisme, konflik diciptakan hanya sebagai pintu pembuka guna melangkah ke agenda lain yang bermuara pada taktis kolonialisme yakni mencari bahan baku semurah-murahnya serta mengurai pasar seluas-luasnya.

Muara skenario kolonialisme di muka bumi selalu berlabuh pada faktor geopolitik. Hampir keseluruhan konflik-konflik terutama yang berskala luas muncul dikarenakan faktor emas, minyak dan gas bumi. “If you would understand world geopolitik today, follow the oil” (Deep Stoat). “Jika anda ingin memahami dunia geopolitik hari ini, ikuti aliran minyak.”

Ya, makna “oil” yang dimaksud dalam asumsi Deep Stoat di atas tidak melulu minyak, tetapi juga berupa emas, gas bumi, jenis dan macam tambang-tambang lain, atau aspek geopolitik lainnya. Itulah pesan strategis Deep Stoat beberapa dekake lalu yang masih relevan hingga kini dan akan digunakan sebagai asumsi —teori dianggap benar— guna menguak sedikit “Kerusuhan Aceh Singkil” yang meletus pada Selasa, 13/10/2015 di provinsi terujung Indonesia.

Tulisan tak ilmiah ini tidak akan membahas soal potensi konflik yang sudah ada sejak dulu, juga tak mengurai masalah perizinan pendirian gereja, atau penolakan warga lokal, dsb kecuali untuk menyambungkan kajian saja. Dari perspektif geopolitik, hal-hal di atas cuma dinilai sebagai critical point, atau archilles (titik kritis) yang sudah barang tentu telah ter-mapping di setiap lembaga negara dan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Data di Global Future Institute (GFI), Jakarta, pimpinan Hendrajit, menyatakan bahwa pasca gagalnya skenario asing dengan modus referendum di Sampit melalui agenda konflik etnis antara Dayak versus Madura hingga berdarah-darah, Papua dan Aceh memang menjadi target berikutya, kenapa? Selain letak dan geoposisi keduanya di pinggiran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), faktor geoposisi yang strategis, juga potensi SDA-nya sungguh tak terkira. Papua dan Aceh itu kaya akan minyak, emas dan bumi. Sekali lagi, if you would understand world geopolitic today, follow the oil.

Secara taktis di lapangan, bahwa asing kini tengah menerapkan modus kolonialisme bertajuk ‘Memakan Bubur Panas Dimulai dari Pinggiran’ atau ‘Desa Mengepung Kota’ ala Mao Tzedong.

Isu Singkil merupakan kelanjutan isu Tolikara yang gagal menjadi agenda lanjut kolonialisme karena cepatnya respon aparat, sadarnya kaum akademisi, elit politik, serta pahamnya para tokoh agama akan situasi sehingga tidak terpancing oleh propaganda intoleransi yang ditebar asing. Namun juga tak boleh dipungkiri, ada kecepatan gerak isu Singkil (penolakan warga atas pendirian gereja) menjadi agenda kerusuhan massa antara Muslim versus Kristen sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, korban luka-luka dan bahkan jiwa.

Seperti halnya isu Tolikara dulu, kemunculan agenda kolonialisme lanjutan sangat tergantung dari sikap elit politik, para tokoh agama dan aparat terkait guna menangani kasus tersebut. Artinya, bila kasus ini berlarut tanpa menyelesaian secara cepat dan tuntas seperti di Tolikara maka agenda lanjutan yang bakal tergelar adalah HADIRNYA PASUKAN ASING di Bumi Pertiwi dengan berbekal Resolusi PBB atas nama intolerasi, pelanggaran hak azasi manusia (HAM), dan sebagainya.

Jika telah hadir pasukan internasional di Tanah Rencong maka skenario berikutnya adalah REFERENDUM yang niscaya berujung lepasnya Aceh dari pangkuan Ibu Pertiwi. Inilah keniscayaan yang bakal terjadi apabila kasus Singgkil dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan cepat dan konsepsional. Itulah skema kolonialisme yang berulang di muka bumi meskipun dengan kemasan berbeda, namun polanya tak berubah.

Demikian adanya, terimakasih.

Penulis : M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)


Ketika ISIS Sudah Masuk ke Kamar Kita

$
0
0

Dalam sebuah tulisannya, seorang dosen Fikom Unpad mengeluhkan framing media Barat dalam memberitakan aksi terorisme di Paris. Menurutnya, “Belum genap sehari pengeboman dan penembakan Paris terjadi, tapi berbagai media sudah menyebut satu kelompok Muslim sebagai pelaku teror.” Kelompok muslim yang dimaksudnya tentu saja “ISIS”, karena memang ISIS-lah yang disebut-sebut dalam pemberitaan terkait teror Paris.

Analisis model ini sangat mudah ditemukan. Semua salah Barat. Benar, media Barat memang sudah berkali-kali melakukan ‘framing’ yang menyudutkan kaum Muslimin. Bahkan lebih parah lagi, menyebarkan kebohongan yang membuat AS akhirnya mendapatkan persetujuan publik untuk menyerbu dan menduduki Irak. Atau membuat Dewan Keamanan PBB menyetujui serangan NATO ke Libya. Jadi, menyalahkan media Barat sebenarnya cerita basi (dan media Barat pun sepertinya tak peduli). Melihat perkembangan akhir-akhir ini, saya rasa ada yang lebih penting dilakukan kaum Muslimin, yaitu: menengok ke dalam diri sendiri.

Tanpa keberadaan ISIS, Jabhah Al Nusra, FSA, dan berbagai kelompok jihad lainnya yang melakukan perang atas nama Islam, apakah media Barat punya bahan bakar untuk mem-framing?

ISIS adalah kelompok Muslim, anggotanya Muslim. Di Indonesia banyak sekali simpatisan ISIS, mereka terang-terangan berdemo di berbagai kesempatan, mengibar-ngibarkan bendera ISIS. Di Facebook, banyak ditemui akun-akun orang Indonesia pendukung ISIS. Segera setelah teror Paris, mereka berseru girang dan tak lupa berkata ‘Allahu Akbar’ sebagai bentuk kegembiraan karena ‘keberhasilan’ mujahidin melakukan teror di negeri kafir.

Yang banyak dilakukan publik –sejauh yang saya amati—menyikapi teror Paris ini masih setengah-setengah. Sebagian berkata: “Pray for Paris” atau “Terorisme tak Mengenal Agama” atau “ISIS melanggar ajaran Islam”. Sebagian lagi bersikap denial dan memakai teori konspirasi: “Ini pasti kerjaan AS dan Zionis, bukan ISIS atau kelompok Islam manapun!”

Halooo….? ISIS itu kelompok Islam, anggotanya Muslim, membawa simbol-simbol Islam, menjagal sambil berteriak Allahu Akbar (rekamannya sangat banyak tersebar di Youtube). Dan mereka memang melakukan bom bunuh diri, mulai dari Damaskus, Riyadh, Sana’a, sampai Paris. Mereka pun mengakui melakukan aksi teror itu. Tak peduli siapa yang membentuk, mendanai, menyuplai senjatanya, yang jelas anggotaya adalah MUSLIM. Akui itu dengan jujur.

Tidak cukup buat kita berkata “PrayForParis” atau “Mereka yang melakukan teror itu bukan kami. Kami Muslim cinta damai. Mereka bukan kami.”

Menyalah-nyalahkan framing media Barat tidaklah ada manfaatnya, ketika borok besar dalam umat Islam tidak diobati, malah dibiarkan dan dibela. Umat Islam harus mengakui bahwa memang ada ideologi menyimpang dalam tubuh Islam (Wahhabisme) yang doktrin dasarnya purifikasi Islam (siapapun yang ‘beda’ adalah kafir dan wajib dibunuh).Baca tulisan Karen Amstrong: Wahhabism to ISIS: how Saudi Arabia exported the main source of global terrorism

Di Irak dan Suriah, yang menjadi “si kafir” adalah Syiah (meskipun yang jadi korban kebrutalan mereka Sunni, Syiah, Druze, Kurdi, Kristen, dll) . Di Paris, semua warganya (yang non-Muslim) adalah kafir. ISIS sudah mengancam akan melanjutkan aksi terornya di negara-negara kafir lainnya.

Selama kaum Muslimin enggan jujur, dan lebih memilih sebatas cuci-tangan, “Oh, kami tidak sama dengan mereka”, bau amis dalam tubuh Islam akan terus menguar. Dan selama itu pula media Barat akan mendapatkan umpan untuk di-framing. Selama itu pula kapitalis penghasil senjata yang berkolaborasi dengan rezim-rezim adikuasa akan terus mendapatkan pretext (alasan/dalih) untuk melancarkan perang di negeri-negeri kaya minyak, yang sialnya, dihuni mayoritas Muslim.

Jadi, akui dengan jujur: ada masalah besar pada ideologi takfirisme – Wahabisme* yang dianut ISIS dan kelompok teror lainnya. Ideologi ini juga dianut oleh banyak kaum Muslimin. Tingkatannya beda-beda, ISIS sudah sampai ke level ekstrim. Masalahnya, orang-orang sering tidak sadar bahwa mereka sebenarnya sedang menganut ideologi sama, hanya belum sampai level ekstrim.

“Dari dulu saya sudah bilang soal ISIS, cegah dulu, kelompok-kelompok Islam keras Wahabi. Kelompok Wahabi memang bukan teroris tapi satu digit lagi jadi teroris. Semua teroris di Indonesia yang melakukan aksi teror di beberapa tempat bermula dari wahabi dulu.” KH Said Aqil Siradj (antaranews).

Lalu, setelah mendeteksi akar masalah, lakukan langkah-langkah pencegahan agar ideologi ini tidak merasuk di anggota keluarga kita masing-masing.

Waspadalah, ISIS (dan organisasi teror sejenis) sudah sampai di halaman rumah kita, bahkan sudah masuk ke kamar kita. Jangan kira mereka cuma ada di Timur Tengah. Data Badan Penanggulangan Nasional Anti Terorisme (BNPT) menyebutkan bahwa pengikut ISIS di Indonesia sudah tersebar di 10 kota. Mereka yang bergabung dengan ISIS memiliki beragam profesi. Awal November ini, BNPT mengungkapkan bahwa salah satu direktur di Badan Pengelola Batam, bernama Dwi Djoko Widodo, diduga bergabung dengan ISIS sejak beberapa bulan lalu.

Ideologi ini merasuki pikiran masyarakat melalui “dakwah” di media sosial, yang sangat gencar dilakukan. Bahan bakarnya kebencian. Musuh utamanya: Syiah dan kaum kafir Barat (meskipun yang jadi korban bom bunuh diri pada akhirnya sangat acak, dari berbagai agama/etnis). Setelah kebencian yang menyala-nyala dalam diri seseorang, ia pun direkrut menjadi anggota ISIS (atau kelompok teror lain; nama beda, ideologi sama).

Sebuah riset menunjukan bahwa perilaku online dan penggunaan sosial media di kalangan ekstrimis di Indonesia membuat propaganda ISIS mencapai cakupan yang lebih luas.

“Propaganda ISIS disebarluaskan melalui media sosial dan dapat mendoktrin para penonton agar tertarik dengan ISIS,” tutur Direktur IPAC Sidney Jones dalam rilisnya.

“Namun yang paling memengaruhi seseorang adalah saat mereka mulai bergabung dengan kelompok diskusi radikal.”

Data Gedung Putih, yang tahun lalu mengadakan seminar anti-terorisme, menunjukkan bahwa setiap hari setidaknya 90 ribu konten bermuatan kekerasan dan ekstrimisme dimuat ke ranah Internet, oleh ISIS, dan afiliasinya.

“Hati-hati jika punya anak yang gemar menutup diri di kamar, atau menyendiri dalam mengakses Internet. Kalau dia mengakses konten porno, masih mendingan. Jika yang diakses adalah situs radikal, itu artinya musibah besar bagi keluarga,” kata Abdul Rahman Ayub (mantan anggota Jamaah Islamiyah) dalam diskusi mengenai ancaman ISIS yang diadakan perkumpulan Eisenhower Fellowships, Maret 2015.  [copas dari tulisan wartawan, Uni Lubis]

Lalu, apa yang bisa dilakukan para ayah-bunda?

Pertama, ajarkan kepada anak-anak bahwa Islam adalah ajaran yang welas asih. Nabi Muhammad adalah Nabi yang sangat welas asih. Kalaupun beliau berperang, selalu atas dasar alasan yang valid (bukan tuduhan membabi-buta) dan dengan etika perang yang ketat (bukannya membantai rakyat sipil secara membabi-buta ala ISIS dkk).

Kedua, waspadai pemakaian internet (terutama smartphone) anak-anak. Seorang teman menceritakan bahwa grup WA keponakannya (masih SMP, di sekolah Islam), sudah biasa menyebarkan foto-foto kepala terpenggal dan ujaran-ujaran kebencian.

Ketiga, mulailah dari diri sendiri. Jangan menyebarkan kebencian pada sesama muslim, apalagi didasarkan pada isu atau ‘katanya’. Atau, kalau ditemukan ada akun-akun yang secara provokatif menunjukkan kesesatan, jangan langsung terpengaruh. Sangat mungkin justru memang yang dituju akun-akun itu memang upaya adu domba. Dan lebih baik lagi: lawanlah! Bila ada ibu ustazah yang gemar mengkafir-kafirkan, atau facebooker yang hobi men-share berita fitnah, proteslah (dengan cara santun tentu saja).

Ingatlah selalu data di atas, bahwa rekrutmen teroris terbanyak melalui jejaring sosial. Artinya, kita harus melawannya pun lewat jejaring sosial. Lawanlah konten negatif yang mereka sebarkan, dengan konten positif dari kita, sebanyak-banyaknya.
Takfirisme adalah ideologi dasar segala bentuk terorisme atas nama agama. Katakan TIDAK pada TAKFIRISME.

*takfirisme: mengkafirkan pihak lain yang tidak ‘segolongan’; dalam Islam, paham takfirisme dikembangkan oleh aliran Wahabisme; dalam agama lain juga ditemui paham-paham takfirisme.

https://bundakiranareza.wordpress.com/

Bilderberg Group, Rekomendasi Rand Corporation dan Skenario Balkanisasi Nusantara

$
0
0

(Mengulas Kunjungan Duta Besar AS dan Inggris ke Papua)

Sulit untuk mendidik ulang orang yang dibesarkan dengan nasionalisme agar bisa menerima gagasan melepaskan sebagian dari kedaulatan mereka menjadi organisasi supranasional.

(Pangeran Bernhard, Pendiri Bilderberg Group)

Kunjungan mendadak Duta Besar Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris di Indonesia, ke Papua beberapa hari lalu, mengingatkan saya betapa yang namanya dukungan internasional terhadap gerakan untuk memisahkan diri dari negara induknya, ternyata bukan cerita fiksi atau rekaaan belaka. Melainkan memang nyata adanya. Betapa Demi untuk mewujudkan Pemerintahan Satu Dunia di bawah kendali Inggris dan Amerika Serikat, sebuah komunitas rahasia yang dikenal dengan nama Bilderberg  Group, tak segan-segan menyeponsori kelompok-kelompok separatis memisahkan diri negara induknya di pelbagai belahan dunia.

Menyimak kembali cerita Daniel Estulin melalui bukunya bertajuk The True Story of Bilderberg Group, saya jadi terhenyak. Jangan kata Papua, yang meski kaya kandungan sumberdaya alamnya di Pegunungan Ersberg dan Grasberg, namun tetap saja masih dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang masih masuk kategori negara Dunia Ketiga atau Negara Berkembang.

Bahkan Kanada, sebagai salah satu negara makmur di Benua Amerika, sempat  juga jadi target operasi Amerika Serikat dan Inggris untuk dipecah-belah antara wilayah yang berpenduduk berbahaya Inggris dan Perancis pada 1997. Meski akhirnya tertunda, gara-gara bocor ke tangan pers pada 1996.

Hal ini bermula ketika pada Mei 1996, Daniel Estulin, seorang wartawan investigasi asal Rusia, datang ke Kanada untuk meliput Konferensi Tahunan The Bilderberg Group.

Estulin, yang selama 15 tahun menginvestigasi sepak-terjang The Bilderberg Group, berikut para tokoh-tokoh pentingnya, yang mengendalikan pemerintahan di Amerika Serikat dan Eropa Barat dari belakang layar, mengungkap sebuah penggalan kisah yang cukup menarik terkait skenario separatisme Kanada yang disponsori oleh Amerika dan Inggris.

Konferensi Tahunan The Bilderberg Group 1996 itu dipusatkan di Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC) Centre, di dekat King Township, di dekat King City. Bagi Estulin, Konferensi Bilderberg Group 1996 kali ini, benar-benar mengusik naluri jurnalistiknya karena terbetik kabar berdasarkan informasi dari sumber-sumbernya yang berhasil mengakses ke dalam forum pertemuan tersebut, bahwa konferensi 1996 akan digunakan sebagai “Panggung” untuk memecah-belah Kanada. Skenario membelah Kanada momentumnya akan dimulai melalui Unilateral Declaration of Independence di Quebec yang menurut skenarionya akan diluncurkan pada 1997. Jadi, setahun setelah berlangsungnya Konferensi the  Bilderberg Group.

Deklarasi tersebut akan membagi Kanada, sehingga melalui politik pecah belah itu, Amerika dan Kanada dapat dipersatukan dalam skema “Persatuan Benua” pada 2000. Namun persekongkolan jahat tersebut terbongkar berkat kegigihan Estulin dalam menginvestigasi sepak-terjang para pentolan The Bilderberg Group.

Rekomendasi Rand Corporation dan Skenario Balkanisasi Nusantara

Namun sekelumit cerita soal skenario separatisme di Kanada itu, bukan kasus satu-satunya. Juga pada 1996 yang berlanjut hingga pertemuan Bilderberg pada 1998, terungkap bahwa terpecah-belahnya Yugoslavia pasca wafatnya Joseph Broz Tito memang hasil rancangan para pemrakarsa Bilderberg Group. Sasaran utama waktu itu adalah terciptanya Kosovo Merdeka, yang kemudian disusul dengan upaya membentuk Negara Albania. Seraya memecah-belah, dengan mengembalikan provinsi utara Yugoslavia yang memiliki 350.000 etnik Hongaria, ke Hongaria, sebagai bagian dari pembuatan kembali perbatasan-perbatasan di wilayah tersebut. Tujuan tersamarnya adalah, menciptakan konflik yang berkelanjutan sehingga tercipta ketidakstabilan politim secara regional di kawasan tersebut.

Inilah sebabnya skenario memecah-belah Yugoslavia kelak dikenal dengan sebutan Balkanisasi. Yugoslavia yang begitu digdaya dan bersatu di bawah kepemimpinan Joseph Broz Tito, begitu beliau wafat, kemudian  terpecah belah menjadi beberapa negara kecil berdasar etnis dan agama. Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Montenegro, Serbia, Albania, dan Kosovo. Padahal negara-negara kecil itu sebelumnya merupakan ‘anak-anak’ yang lahir dari rahim Yugoslavia, sebagai negara induknya. “Itulah fakta dan realitas balkanisasi” yang terjadi di bumi Yugoslavia.

Maka itu, skenario Balkanisasi Nusantara yang direkomendasikan oleh Rand Corporation kepada Presiden Bill Clinton pada 1998 lalu, kiranya perlu diwaspadai. Betapa tidak. Dalam rekomendasinya, dalam studinya Rand Corporation merekomendasikan Presiden Clinton untuk memecah Indonesia menjadi 8 bagian. Dan meskipun kepresidenan Clinton sudah beralih ke tangan George W Bush maupun Barrack Obama, rekomendasi Rand Corporation yang direstui Pentagon (Departemen Pertahanan AS) dan Clinton itu, masih belum dicabut hingga kini.

Dalam skenario Balkanisasi ini, akan ada beberapa negara yang terpisah dari NKRI. Yang sudah terpisah Yaitu Timor Timur yang terjadi pada 1999 masa pemerintahan BJ Habibie. Lalu Aceh, sepertinya sedang dalam proses dan berpotensi untuk pecah melalui “sandiwara” MoU Helsinki dan kemungkinan (telah) menangnya Partai Lokal di Aceh pada Pemilu 2009 tahun ini. Kemudian Maluku, Irian Jaya (Papua), Kalimantan Timur, Riau, Bali. Dan sisanya tetap Indonesia.

Rand Corporation, merupakan sebuah badan riset dan pengembangan strategis di Amerika yang dikenal sering melayani secara akademis kepentingan Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) dan atas dukungan dana dari Pentagon.

Dengan begitu, skema dan kebijakan strategis pemerintahan Obama saat ini harus dicermati secara seksama. Apalagi dengan adanya kunjungan Duta Besar AS baru-baru ini ke Papua. Melalui jargon demokrasi dan penegakan HAM sebagai isu sentral, negara-negara Barat bisa menggunakan hal ini sebagai senjata untuk mendelegitimasikan masa depan Aceh dan Papua sebagai bagian integral dari NKRI, sehingga pada gilirannya bisa menjadi duri dalam daging bagi hubungan Indonesia-Amerika ke depan.

Melalui serangkaian temuan Estulin maupun adanya rekomendasi Rand Corporation kepada pemerintahan Clinton pada 1998, maka kunjungan Duta Besar Inggris dan AS ke Papua beberapa hari lalu, menyusul kisruh perpanjangan kontrak Freeport hingga menyeret-nyeret beberapa elit politik pemerintahan Jokowi maupun DPR, nampaknya tidak bisa dipandang enteng.

Karena temuan Estulin terkait Bilderberg dalam merancang pecahnya Kanada maupun Yugoslavia, dan bahkan dukungan strategis kelompok ini terhadap serangan militer Presiden George W Bush ke Irak pada 2003, dukungan internasional terhadap gerakan separatisme di beberapa negara, nampaknya bukan cerita fiksi belaka. Namun memang nyata adanya.

Motivasi para penentu kebijakan luar negeri Amerika memang bisa dimengerti. Karena dengan lepasnya daerah-daerah tersebut, Amerika bisa mengakses langsung kepada para elite daerah tanpa harus berurusan dengan pemerintahan di Jakarta seperti sekarang ini. Dorongan untuk memperoleh daerah pengaruh nampaknya memang bukan monopoli kepresidenan Bush. Presiden Obama pun pada hakekatnya bertujuan sama meski dengan metode yang berbeda. Kalau Bush menerapkan pendekatan Hard Power dengan lebih mendayagunakan kekuatan militer, maka Clinton maupun Obama lebih mengutamakan penggunaan sarana-sarana non militer atau sering disebut Soft Power.

Meneropong Anatomi Politik Bilderberg Group

Siapa saja yang memainkan peran penting dalam pagelaran Konferensi Tahunan the Bilderberg 1996 di Toronto, Kanada tersebut? Antara lain William Perry, yang ketika itu masih Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jean Chretien, Perdana Menteri Kanada waktu itu, mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger, Ketuah Kehormatan Fiat Giovanni Agnelli, Menteri Keuangan Kanada kala itu(yang kelak jadi Perdana Menteri Kanada) Paul Martin, Komisaris Eropa Mario Monto, David Rockefeller dari Chase Manhattan (namun sosok satu ini sejatinya  merupakan pemain politik penting mewakili kepentingan-kepentingan strategis Dinasti Bisnis Rockefeller), George Soros, Pangeran Belgia, Ratu Belanda dan Spanyol, berikut para politisi, pebisnis dan kaum elite akademisi dari beberapa perguruan tinggi kelas dunia. Bukan itu saja. Juga hadir pimpinan Ford Motor Company, Xerox, Bank of Commerce dan Kantor Berita berpegaruh Reuters.

Naluri jurnalistik Daniel Estulin mengatakan, Konferensi Belderberg Group 1996 bukanlah konferensi biasa. Seperti penelisikan Estulin kemudian, terungkap bahwa Kanada, yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia, menurut rencana akan dipecah secara sewenang-wenang oleh para anggota Bilderberg dan New World Order (Tata Dunia Baru).

Namun rencana itu seperti yang saya katakan tadi, terbongkar pada Mei 1996, berkat liputan investigatif Estulin yang kemudian disebarluaskan pula oleh beberapa media setempat seperti Toronto Star. Sedemikian rupa gencarnya liputan pers, sehingga Kissinger sempat berang dan sempat memaki-maki Perdana Menteri Kanada Jean Chretein. Kissinger dengan berangnya mengatakan, Chretein akan dikutuk bila sampai ada orang yang menghancurkan rencana pemisahan tersebut.

Bahkan David Rockefeller, yang dikenal sebagai aktor belakang layar dalam mengendalikan para pemain kunci di Gedung Putih maupun gedung kongres The Capitol Hill, sampai-sampai menarik salah seorang konglomerat media Kanada Conrad Black, dan bertanya apakah bisa mengandalkan dirinya agar bisa membungkam beberapa media arus utama Kanada agar tidak membongkar rencana Amerika dan beberapa pemain kunci korporasi global untuk memecah-belah beberapa wilayah Kanada.

Namun, terbongkarnya rencana separatism Kanada pada Konferensi The Bilderberg Group 1996, memang hanya sekadar tertunda. Hasrat untuk melancarkan gerakan separatism terhadap Kanada maupun negara-negara lain di pelbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, tetap tidak mati seiring gagalnya skenario 1996.

Berdasarkan investigasi Daniel Estulin, Bilderberg hakikinya sama dengan Pemerintahan Satu Dunia (One World Government). Suatu kelompok rahasia yang terdiri dari para mantan presiden maupun presiden yang masih menjabat, perdana menteri, para banker internasional, para anggota teras kerajaan, serta orang-orang yang mengelola perang maupun pasar modal dan keuangan global.

Pada intinya, Bilderberg Group, merupakan sebuah organisasi paling rahasia, dan keberadaannya menyebar di mana-mana sehingga tidak mudah diekspos. Sedemikian rupa mereka ini berpengaruh, sehingga organisasi dunia yang terdiri dari para pialang kekuasaan, sanggup untuk menggulingkan seorang kepala negara atau pemerintahan, maupun sebaliknya, memunculkan ketokohannya di pentas politik.

Salah satu aktor penting Bilderberg adalah Pangeran Bernhard dari Kerajaan Belanda, karena melalui sosok inilah, untuk pertama kali diminta mengadakan pertemuan perdana para wakil rakyat dari semua segi bidang yang meliputi ekonomi, politik, industri, dan militer dunia yang dipandang sevisi dalam mengembangkan gagasan Pemerintahan Satu Dunia alias One World Government.

Tapi, Pangeran Bernhard, hanya salah satu pemain ujung tombak belaka. Bilderberg Group sejatinya dimotori oleh keluarga Rockefeller. David Rockefeller, Rupert Murdoch, Paul Wolfowitz, Romano Prodi, dan Henry Kissinger, merupakan sebagian tokoh dunia yang menjadi anggotanya. Pertemuan kelompok ini sejak dirintis pada 1954 di Hotel Bilderberg di Oosterbeek, Belanda, hingga kini, selalu dihadiri oleh orang-orang berpengaruh, seperti Presiden IMF, Bank Dunia, dan Federal Reserve. Serta beberapa perusahaan besar seperti DaimlerChrysler, Coca-Cola, British Petroleum, Chase Manhattan Bank, American Express, Goldman Sach, dan Microsoft. Selain tentu saja para wakil presiden dari Amerika Serikat, CIA dan FBI, Sekjen NATO, dan para anggota senat dan Kongres, perdana menteri dari Eropa. Bahkan tidak ketinggalan, para editor dan CEO beberapa media terkemuka di dunia.

Misi utama Bilderberg bisa dilacak melalui pertemuan-pertemuan para anggota pendiri. Berdasarkan penelisikan Estulin dari beberapa sumber terpercaya di lingkar dalam, niat setiap dan semua pertemuan Bilderberg adalah untuk menciptakan aristokrasi yang mengikat kepentingan strategis Eropa dan Amerika Serikat. Serta menyamakan sikap atas beberapa kebijakan ekonomi dan strategi dalam mengatur dunia secara bersama. Lahirnya Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), merupakan landasan operasional mereka yang sebenarnya bersifat subversive, untuk melayani kepentingan global para pemrakarsa Bilderberg.

Temuan Estulin yang menarik adalah laporan berkala Oktober 1967 berdasarkan laporan penyelidik politik Roger Mennevee mengenai hubungan antara Presiden Perancis Charles de Gaulle dan Bilderberg. Menurut analisis Mennevee, bahwa semua figur Perancis yang mengaitkan dirinya dengan Bilderberg Group seperti George Pompidous, Antoine Pinay, dan Guy Mollet, ternyata merupakan lawan politik de Geulle terkait kebijakan nuklir Charles de Gaulle. Pantas saja, kalau kita kaji pemerintahan Perancis pada era de Gaulle, hubungan Perancis dengan persekutuan Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika, memang boleh dibilang “dingin” atau tidak bersahabat. Dari cerita latarbelakang yang disampaikan Estulin, sekarang jadi jelas penyebab utamanya sangat prinsipil, bukan sekadar sentiment pribadi antar beberapa pemimpin Eropa dan Amerika.

Bisa dimengerti jika de Gaulle sangat menentang skema Bilderberg. Karena dari penelisikan secara lebih dalam, aliansi ini dibentuk atas dasar sasaran strategis untuk memasukkan kedaulatan negara-negara merdeka di Eropa ke dalam skema Pemerintahan Satu Dunia Inggris-Amerika, yang dikendalikan oleh Bilderberg Group. Di sinilah de Gaulle menentang skema Bilderberg tersebut, terutama melawan orientasi perdagangan bebas milik Inggris dalam kerang Tata Pemerintahan Satu Dunia.

Salah satu instrument untuk mengoperasionalkan skema kendali ekonomi melalui perdagangan dunia adalah NAFTA (North America Free Trade Agreement). Maka David Rockefeller, salah satu yang punya hajat untuk urusan ini, kemudian merekrut Gubernur Arkansas yang waktu itu tidak terlalu populer, Bill Clinton. David Rockefeller, mengajak Clinton untuk menghadiri pertemuan Bilderberg di Baden-Baden, Jerman, pada 1991. Di sana, David Rockefeller mengatakan kepada Clinton bahwa NAFTA merupakan prioritas Bilderberg dan bahwa kelompok tersebut membutuhkan Clinton mendukung mereka. Setahun kemudian, Clinton terpilih sebagai presiden. Dan dirinya, termasuk pendukung kuat untuk NAFTA.

Bukti nyata Bilderberg bisa memasang sekutu-sekutunya di pucuk tertinggi pemerintahan suatu negara bisa ditelisik kembali melalui beberapa fakta berikut ini:

  1. Bill Clinton, menghadiri pertemuan Bilderberg pada 1991, lalu memenangi pemilu presiden AS melalui Partai Demokrat pada 1992.
  2. Tony Blair, menghadiri pertemuan Bilderberg pada 1993, lalu pada Juli 1994 berhasil terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris, dan terpilih kembali pada Mei 1997.
  3. George Robertson, menghadiri pertemuan Bilderberg pada 1998. Lalu setahun kemudian, ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal NATO pada Agustus 1999.
  4. Romano Prodi, menghadiri pertemuan Bilderberg pada 1999, lalu disumpah sebagai Presiden Eropa pada September 1999. Masa baktinya bertahan hingga 2005. Pada 2006, Prodi dipilih sebagai Perdana Menteri Italia.

Begitulah. Misi besar Bilderberg adalah memegang kendali ekonomi terhadap perdagangan dunia. Dan kata kunci mereka untuk mengontrol adalah kerahasiaan.

Penulis : Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)

http://www.theglobal-review.com/

 

Wow!! Ternyata Intelijen AS Bisa Sadap Komputer Tanpa Koneksi Internet!

$
0
0

Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA), Edward J. Snowden, kembali menjadi pusat pemberitaan. Melalui dokumen yang dia bocorkan, Snowden menyebut NSA dapat menyadap komputer di seluruh dunia tanpa perlu tersambung ke dunia maya.

Stasiun berita Al Jazeera, Rabu 15 Januari 2014 melansir publikasi dari harian New York Times yang menulis NSA telah memasang peranti lunak khusus ke hampir 100 ribu komputer di seluruh dunia. Beberapa komputer tetap tidak dihubungkan ke dunia maya (offline) dan dikira aman dari serangan cyber.

Namun, pada kenyatannya piranti lunak itu tetap memungkinkan NSA menyadap data dan informasi yang tersimpan di dalam komputer tersebut. Program tersebut dinamakan Quantum. Metode ini telah digunakan sejak tahun 2008 silam.

Dengan metode ini, kartu USB atau papan sirkuit kecil sengaja dimasukkan ke dalam komputer target secara diam-diam. Dengan teknologi itu, mereka mampu memancarkan sebuah gelombang rahasia radio menuju stasiun intelijen yang telah dibangun sebelumnya. NSA bahkan tetap dapat melakukannya dari jarak yang jauh!

Lalu, bagaimana cara memasukkan peralatan radio ke dalam komputer?

Ternyata mereka telah menanamkan peralatan tersebut sejak awal diproduksi. Walaupun sudah ditanam, terkadang beberapa kali para agen NSA harus memasukkan secara fisik alat tersebut.

Keampuhan alat ini juga dijabarkan oleh Majalah Times. Dalam sebuah dokumen yang mereka peroleh, terdapat sebuah gambar yang menunjukkan peta lokasi di mana Pemerintah AS telah memasukkan alat itu ke dalam komputer lokal. Times turut menyebut bahwa tentara militer China merupakan target yang paling sering disasar oleh komputer jenis ini.

Snowden revealed how the GCHQ and NSA used fake LinkedIn websites to plant spyware. Imgur
Snowden revealed how the GCHQ and NSA used fake LinkedIn websites to plant spyware. Imgur

Tetapi tidak hanya China saja yang menjadi target, komputer produksi NSA ini turut menyasar militer Rusia, institusi perdagangan Uni Eropa, penjual narkoba Meksiko dan polisi Meksiko. Selain itu, NSA disebut turut memata-matai melalui komputer produksinya ke beberapa negara yang jelas-jelas menyatakan perang terhadap aksi teror seperti, India, Pakistan dan Arab Saudi.

Sebelumnya, agen intelijen AS, kesulitan untuk memata-matai komputer yang tidak tersambung koneksi internet. Namun dengan kehadiran program Quantum, itu semua terlewati. Tetapi NSA berdalih aksi tersebut dilakukan semata-mata untuk pertahanan ketimbang menyerang target komputer yang ditanam program itu. Mereka menyebut aksi itu dilakukan untuk melawan serangan cyber dari komputer asing.

Juru Bicara NSA, Vanne Vines dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan bahwa jenis piranti lunak semacam ini digunakan untuk melawan target intelijen asing. Vines membantah aksi semacam ini mencerminkan sikap NSA yang sewenang-wenang.

Dia mengatakan tujuan dipasang piranti lunak semacam itu hanya untuk kepentingan intelijen dan bukan mencuri data perdagangan rahasia dari perusahaan asing yang telah menguntungkan perusahaan AS.

AS turut menuduh bahwa China menempatkan piranti lunak serupa terhadap komputer milik Pemerintah AS. Tujuannya untuk mengetahui keributan melawan China.

Hingga saat ini, pejabat berwenang dari China belum merespon berita soal aksi peretasan yang dilakukan agen NSA terhadap komputer yang offline. Namun, mereka mengatakan sudah tahu apabila mereka menjadi korban dari cyber mata-mata internasional di masa lampau.

Pejabat China mengatakan mereka telah mendorong terbentuknya legilasi internasional untuk mengendalikan program penyadapan terhadap pemerintah asing.

Eye Binner

Ilmuwan Israel Dapat di Hacking Komputer Tanpa Harus Koneksi Internet

Selain Amerika Serikat, ilmuwan Israel juga bisa menyadap tanpa melalui koneksi internat dan ternyata ljauh ebih canggih lagi. Tidak hanya aktif dalam urusan pengembangan persenjataan militer saja, mereka juga berhasil menemukan cara baru untuk meretas sebuah komputer tanpa perlu koneksi dunia maya, namun kali ini tak membutuhkan alat untuk ditanamkan kedalam komputer yang diincar!

Hampir semua aksi hacking atau peretasan, dilakukan dengan media internet, namun sepertinya ilmuwan Israel kali ini berhasil menghilangkan pembatas itu dengan menggunakan metode yang disebut ‘Airhopper’.

Teknik hacking Airhopper sendiri memungkinkan seorang hacker untuk menyerang sebuah komputer atau mencuri data di dalamnya hanya menggunakan gelombang radio. Caranya pun diklaim cukup sederhana di mana mereka hanya memerlukan sebuah smartphone yang bisa dipakai untuk radio alias mampu menangkap sinyal gelombang berfrekuensi FM.

Hal ini tentunya menjadi berita buruk bagi individu, perusahaan, hingga pemerintah yang sering menyimpan data penting mereka di sebuah komputer yang sengaja tidak diberi akses online atau konektivitas jaringan lokal (LAN) agar tidak tersentuh oleh hacker. Cara pengamanan data seperti ini kerap disebut ‘air-gap’.

Nah, para hacker dari Universitas Ben-Gurion Israel nyatanya mampu menggunakan smartphone Samsung Galaxy S4 untuk mencuri data sebuah komputer dengan syarat si hacker sudah lebih dulu mampu menaklukkan firewall atau sistem keamanan dari si komputer target. Nantinya, Galaxy S4 digunakan sebagai penerima sinyal radio dari komputer target.

Langkah-langkahnya pun sederhana, si hacker hanya perlu meninggalkan Galaxy S4 tersebut pada jarak tertentu dengan komputer target.

Kemudian si hacker tinggal mengirimkan virus pada smartphone tersebut untuk memungkinkannya mencuri data dari komputer target lewat sinyal radio yang dipancarkan oleh kartu grafis (GPU) komputer tersebut.

“Modusnya adalah dengan masuk ke dalam sebuah pusat keamanan sebuah perusahaan dan meninggalkan smartphone di pintu masuk.

Lalu, secara otomatis virus akan mengunduh data dari komputer ke smartphone tersebut,” ujar Dudu Mimran, salah satu ilmuwan sekaligus hacker dari Universitas Ben-Gurion, Daily Mail (20/11/2014) lalu.

Meski sampai saat ini ilmuwan belum menemukan cara untuk menghentikan metode hacking Airhopper, hacker sampai saat ini hanya bisa mencuri data dengan kecepatan pengunduhan yang relatif lambat, yakni hanya 60 byte tiap detiknya. Untuk mencapai kecepatan pencurian data tersebut, smartphone yang dijadikan perantara tadi juga harus diletakkan pada jarak 1 hingga 7 meter dari komputer target.

Celakanya, saat proses pencurian data lewat Airhopper dilakukan, hampir pasti si pemilik komputer tidak akan menyadari bila perangkatnya sedang diretas. Sungguh berbahaya! Maka timbul pertanyaan akibat ulah AS dan Israel terhadap semua barang produksinya yang dijual bebas, apalagi dibidang kemiliteran dan teknologi.

Apakah pesawat tempur dan semua barang elektronik produksinya, terutama AS,  juga sudah ditanamkan program sejenisnya?

Yang admin ketahui pada beberapa tahun lalu, beberapa artikel pernah menyebutkan bahwa semua misil, roket, peluru kendali, helikopter dan pesawat-pesawat tempur buatan AS tak dapat menyerang negaranya sendiri.

Pesawat Tempur ASHal ini dikarenakan alat-alat militer buatan AS yang khusus dijual kepada negara-negara asing atau diluar negaranya, sudah ditanamkan micro chip dan program (software dan hardeware) yang dapat mendetaksi kordinat sasaran. Bahkan semua data dan misi, serta percakapann pilot dapat terpantau atau disadap langsung oleh satelit-satelit militer milik AS.

Jadi, misalkan seorang pilot pesawat tempur buatan AS menekan tombol peluncuran misil atau roket ke arah atau ke sasaran yang berada dalam naungan negaranya sendiri, jangan berharap akan berhasil.

Karena semua peralatan tempur sudah memakai GPS (Global Positioning System) yang dipantau satelit, maka misil itu akan terbang meleset jauh dari sasaran, tak meledak atau bahkan terkunci. (adi – vivanews / Al Jazeera/ New York Times/ Times Magazine/ IndoCropCircles, the truth)

Inside Your Computer

Video:

Air-Gap and Cyber Security: Can We Rely on an Air-Gap to Secure our Critical Systems?

How to leak sensitive data from an isolated computer (air-gap) to a near by mobile phone – AirHopper

 

 

Antara Pembunuhan Mirna dan Sosok Jessica ‘settingan’ Intelejen

$
0
0

Lingkarannews.com Jakarta- Sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin memasuki babak baru yaitu menghadirkan saksi saksi ahli, termasuk saksi ahli Ahli forensik toksikologi kimia dan biologi Puslabfor Mabes Polri, Kombes Pol Nur Samran Subandi.

Kombes Pol Nur Samran Subandi mengatakan pelaku pembunuhan Wayan Mirna Salihin merupakan orang yang cerdas.

“Pelaku ini cukup smart, pokoknya pintar. Dia tahu kalau sianida bisa hilang jika terkena panas,” kata Nur Samran pada sidang lanjutan perkara tewasnya Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Rabu.

Hal itu dikatakannya karena efek sianida akan hilang jika dilarutkan dalam air panas atau jika terkena panas. Namun sianida akan bekerja lebih baik jika dimasukan pada sesuatu yang dingin.

“Sianida akan hilang kalau panas, kalau dingin bereaksi bagus,” kata dia.

Lebih lanjut, Nur Samran berpendapat sianida akan tetap berbahaya kendati dilarutkan ke dalam minuman apapun, termasuk es kopi.

“Sepanjang zat sianida masih ada di dalam kopi, sifatnya sama saja berbahaya,” kata dia.

Wayan Mirna Salihin kejang-kejang usai meminum es kopi Vietnem di Kafe Olivier Jakarta Pusat kemudian tewas di RS Abdi Waluyo pada 6 Januari 2016. Jaksa penuntut mendakwa teman Mirna, Jessica Kumala Wongso, dengan tuduhan pembunuhan berencana atas perkara itu.

Ada ‘aroma’ Intelejen dibalik kasus pembunuhan Mirna Salihin

Pengamat Intelejen Sofjan Lubis memberikan pendapatnya; kasus pembunuhan mirna ini semakin terasa ada aroma intelejen dibaliknya.

Dari sudut pandang publisitas atau pemberitaan yang terus menerus; hal ini seolah diciptakan atau disetting harus seperti ini, berlarut larut tanpa menemukan titik terang yang pasti.

Tindakan Jessica Kumala Wongso seperti layaknya seorang ‘profesional’, ibaratnya sudah ada yang memberikan arahan arahan; seperti menaruh tas belanjaan yang menutupi CCTV dan time ing pemberian racun yang hingga kini masih dalam perdebatan.

Kecerdasan dan ketelitian seorang Jessica bukan tanpa sebab, tapi bisa jadi adalah buah dari perencanaan yang sudah sangat matang; ibarat operate mission; sosok Jessica tinggal memainkan alur alur yang sudah disiapkan, pertanyaannya siapa yang memberikan alur alur dan memberikan gambaran detail situasi lapangan.

Melihat hal tersebut, kita bicara sebuah settingan pembunuhan yang sudah direncanakan detail; ibarat sebuah plot cerita yang sudah disipakan, dengan kemungkinan Jessica sudah mengetahui kondisi meja, posisi CCTV keamanan kafe, dan urutan urutan kejadian (sangat terukur), karena dari meja 53,54,55 itu satu view atau penglihatan.

Kalau saya boleh katakan Jessica adalah operate mission; pelaksanaan dari sebuah operasi random atau acak, ditambah ada tujuan dan kepentingan bisa mengarah kepada bisnis dari ayah  Mirna Salihin yaitu Dermawan Salihin adalah pengusaha antar kirim dokumen penting.

Tanpa disadari, harus ada yang memeriksa sosok Jessica Kumala Wongso di Australia; bagaimana sosok Jessica ini bisa begitu mudah meninggalkan Australia dimana diketahui memiliki catatan kriminal di negara tersebut.

Seolah ada pihak yang ‘mensponsori’ kedatangan Jessica dari Australia ke Indonesia, dengan catatan dan agenda yang sudah disiapkan (alur alur yang sudah disiapkan, tinggal operate mission seperti Jessica mengikuti satu persatu).

Ada aroma intelejen dibalik kasus pembunuhan Mirna Salihin, harusnya pemeriksaannya lebih meluas dari proses kedatangan Jessica dari Australia, memperoleh dan pembelian sianida dimana (Australia).

Diluar unsur diatas, pemberitaan dan publisitas kasus pembunuhan Mirna Salihin ini mengalahkan pemberitaan lainnya (artinya ada yang diuntungkan dari sudut pandang porsi ‘publisitas’ yang besar terkait kasus tersebut di media).

Adityawarman@aditnamasaya

Waspada! Aksi Teror di Perancis Menjadi Model di Indonesia

$
0
0

Perancis kembali berduka. Sebuah truk menabrak kerumunan orang di Promenade des Anglais, Nice, Kamis (14/7/2016) malam waktu setempat. Korban tewas tercatat 70 orang lebih dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Hasil temuan pejabat setempat menyebutkan bahwa di dalam truk tersebut terdapat banyak senjata api. Dapat dipastikan bahwa aksi ini adalah bentuk teror.

Perancis menjadi langganan sasaran teror. Sebelumnya pada tanggal 13 Nobember 2015 serangan teroris yang sangat terencana terjadi di Paris dengan model serangan bersenjata dan tiga aksi bunuh diri. Korban tercatat 129 orang tewas dan ratusan lainnya luka. Tanggal 14 November 2015, kelompok radikal ISIS mengaku bertanggun jawab atas aksi teror 13 November 2015 ini. Perancis diserang karena dianggap terlibat dalam perang saudara Suriah dan Irak.

Aksi teror yang terjadi Kamis 14 Juli 2016 masih belum siapa pelaku dan motifnya. Namun dengan melihat model kejadiannya, pelaku sudah menyiapkan dengan matang. Aksi brutal ini patut dicermati lebih lanjut terkait jejaring pelaku dan motifnya mengingat aksi-aksi teror biasanya akan menjadi model di daerah lain.

Teror di Perancis Sebagai Model

Serangan bom Thamrin 14 Januari 2016 diperkirakan mengadopsi aksi teror di Paris 13 November 2015. Gaya teror di Indonesia yang biasanya menggunakan bom bunuh diri berubah menjadi aksi serangan bersenjata. Walaupun serangan pada aksi teror di Thamrin relatif kecil dengan menggunakan pistol rakitan dan bom dengan daya ledak rendah, namun sudah ada perubahan model aksi teror.

Aksi teror di Parus 13 Novembet 2015 diakui sebagai aksi ISIS. Demikian pula aksi teror Thamrin 14 Januari 2016 adalah bagian dari aksi ISIS yang dipandu oleh Bahrun Naim di Suriah yang berasal dari Indonesia. Serangan teror lanjutan yang terjadi di Mapolresta Surakarta yang dilakukan oleh Nur Rohman pada tanggal 5 Juli 2016 diindikasikan juga bagian dari aksi kelompok simpatisan ISIS mengingat ada indikasi jaringan Nur Ruhman dan Bahrun Naim di Suriah.

Aksi teror di Indonesia kemungkinan akan kesulitan jika menggunakan model serangan bersenjata. Hal ini dikarenakan pengawasan senjata api di Indonesia yang cukup ketat. Aksi teror dengan serangan langsung seperti di Paris pada tanggal 13 November 2015 akan diadopsi bentuknya namun dengan kekuatan dan peralatan yang berbeda. Pengawasan senjata api yang cukup ketat di Indonesia sangat signifikan mengurangi dan mencegah aksi teror, Terbukti dari berbagai teror yang terjadi peralatan yang digunakan adalah senjata dan bom rakitan.

Teror Tanpa Senjata Api dan Bom

Aksi teror terbaru di Perancis dengan menggunakan sarana kendaraan yang menabrak kerumunan, dilihat dari keberhasilan aksi teror, cukup sukses. Dengan korban tewas lebih dari 70 orang dan puluhan lainnya kritis, cukup siginifikan untuk sebuah aksi teror. Aksi ini juga lebih murah dan cenderung lebih aman karena akan sulit untuk dideteksi. Murah karena peralatan yang digunakan dijual bebas, dan cukup aman karena peralatan yang digunakan bukan suatu larangan. Sasaran teror juga cukup mudah dicari seperti kerumunan orang.

Apakah kira-kira model teror dengan menggunakan kendaraan tersebut dapat terjadi di Indonesia? Tentu sangat mungkin terjadi. Teror terjadi karena ada keinginan, dorongan, kemampuan dan sumber daya. Selain itu teror akan terjadi jika sasaran teror mempunyai daya tarik dan sistem pengamanannya dapat ditembus. Pelaku teror tentu saja menginginkan dampak yang sebesar-besarnya dengan modal dan risiko yang sekecil-kecilnya. Walaupun untuk kelompok teror karena kepentingan ideologi, risiko mati (bunuh diri) juga akan ditempuh.

Keinginan dan dorongan kelompok radikal untuk melakukan teror di Indonesia masih cukup tinggi. Terdesaknya kelompok ISIS di Suriah dan kelompok simnpatisan ISIS di Indonesia di Poso membuat organisasi radikal terurai. ISIS tetap ingin menunjukkan eksistensinya. Hal ini diwujudkan dengan melakukan aksi-aski teror di wilayah selain Suriah, dan untuk kelompok di Indonesia selain di Poso yang selama ini menjadi daerah latihan dan persembunyian. Terurainya kelonpok radikal ini membuat para simpatisan bisa bergerak dalam kelompok kecil bahkan perorangan.

Dorongan dari juru bicara ISIS Abu Muhamad Al Adnani  kepada simpatisannya untuk melakukan aksi pada bulan ramadhan termasuk menjadi pendorong simpatisan untuk melakukan teror. Kepentingan untuk dianggap berjasa dan menunjukkan peran dan pengaruh mendorong simpatisan kelompok radikal melakukan aksi yang bisa terdengar oleh petinggi ISIS di Suriah.

Kelompok radikal yang berada di Indonesia mempunyai kemampuan untuk melakuakn teror. Kemampuan ini juga ditunjang dengan sumber daya dukungan keuangan dari donatur yang diduga dari kelompok ISIS di Suriah. Kemampuan kelompok radikal untuk melakukan teror tidak hanya didapat dari pelatihan internal mereka namun dapat juga terasah secara mandiri melalui tutorial di internet yang semakin bebas diperoleh.

Dengan adanya model teror baru di Perancis yang lebih murah dan aman, serta melihat dari keinginan, dorongan, kemampuan dan sumberdaya kelompok radikal, maka teror seperti yang terjadi di Perancis 14 Juli 2016 tersebut sangat mungkin diadopsi oleh kelompok radikal di Indonesia.

Mencegah Model Teror Perancis Terjadi di Indonesia

Teror dengan modal murah dan aman yang terjadi di Perancis 14 Juli 2016 sangat mungkin dilakukan dan terjadi di Indonesia. Faktor-faktor untuk melakukan teror seperti keinginan, dorongan, kemampuan dan sumberdaya sudah melekat pada kelompok radikal di Indonesia. Sasaran teror di Indonesia juga mudah ditemukan. Sasaran harus mempunyai daya tarik bagi kelompok radikal. Markas Polisi, kerumunan orang (termasuk orang asing), tempat-tempat perbelanjaan atau bisnis yang melambangkan dunia barat dengan mudah dijangkau oleh kelompok radikal. Bukan hal yang mudah untuk mendeteksi gerakan-gerakan teroris seperti yang dilakukan di Perancis.

Kendaraan merupakan peralatan yang cukup praktis untuk melakukan teror. Tanpa menggunakan bahan peledak dan senjata api, kendaraan dapat menjadi alat untuk melukai dan menewaskan banyak orang. Kendaraan bukan barang terlarang, apalagi jika kendaraan yang digunakan adalah kendaraan yang umum dipasaran dan didalamnya tidak terdapat benda-benda yang mencurigakan.

Untuk mencegah teror dengan model tersebut maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Melakukan pendataan dengan ketat jual beli dan persewaan kendaraan, siapa yang beli, akan digunakan dimana, dan siapa pemakaianya.
  2. Mewaspadai kendaraan-kendaraan yang mencurigakan, misal kendaraan yang bolak balik melewati area tertentu dengan orang yang tidak dikenal. Pelaku teror biasanya melakukan pengamatan dan penggambaran bahkan melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum aksi nyata dijalankan.
  3. Mewaspadai lingkungan dan daerah sekitar, terutama untuk orang yang tidak dikenal, segera laporkan kepada aparat terdekat jika ada orang dengan gerak-gerik mencurigakan.
  4. Polisi perlu meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tanggap darurat, terlebih untuk melakukan pencegahan.

Aksi teror terus akan terjadi selama kelompok radikal memaksakan kepentingannya. Indonesia merupakan negara dengan potensi teror yang besar. Negara bersama masyarakat harus bahu-membahu untuk mencegah dan menghadapi aksi teror ini. Dengan aksi dan kepedulian bersama diharapkan negara dan masyarakat dapat mencegah kelompok radikal berkembang menjadi kelompok teror. ***

Penulis : Stanislaus Riyanta, Peneliti dan editor jurnalintelijen.net, alumnus S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia.

Teroris Regional Terkoneksi, Sel ISIS Indonesia Rencana Meroket Singapura, Seram Sekali

$
0
0

Pada hari  Jumat (5/8/2016) pagi, Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan enam terduga teroris di Batam, Kepulauan Riau. Para terduga teroris yang menamakan kelompoknya sebagai Khitabah Gonggong Rebus (KGR) diduga merupakan jaringan Bahrun Naim, salah satu WNI yang kini berada di Suriah dan bergabung dengan Islamic State (lebih terkenal sebagai ISIS).

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Agus Rianto menjelaskan di Mabes Polri Jumat (5/8/2016),  “Kita melakukan penangkapan pada enam orang yang diduga merupakan kelompok teroris. Yang ini mungkin belum pernah kita dengar namanya, yakni KGR yakni ‘Khitabah Gonggong Rebus,’ tegasnya.

Lebih lengkap lagi, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menyatakan pada  Jumat (5/8/2016), “Iya betul tadi pagi tim Densus 88 menangkap enam orang kelompok terduga teroris di Batam terkait dengan jaringan pelaku bom bunuh diri di Solo,” katanya. Menurut Boy, keenam terduga teroris ditangkap di lima tempat berbeda dengan pimpinan Gigih Rahmat Dewa (GRD).

“Keterlibatan kelompok Gigih Rahmat Dewa diantaranya sebagai penampung dua orang Uighur, yaitu Doni (deportasi) dan Ali (tertangkap bersama Abu Mus’ab di Bekasi),” jelas Boy, Jumat (5/8/2016). Ali Uighur diketahui terkait dengan pelaku bom bunuh diri di Solo, Nur Rohman. Ia dijemput Nur dari Batam ke Bogor sebelum dititipkan ke Abu Musab di Bekasi dsn ditangkap pada bulan Desember 2016.

Suasana penggerebekan di Perumahan Mediterania blok FF, Batam Centre, Jumat (5/8/2016) pagi. (Foto : FB/Rauf Utami)
Suasana penggerebekan di Perumahan Mediterania blok FF, Batam Centre, Jumat (5/8/2016) pagi. (Foto : FB/Rauf Utami)

Menurut catatan penulis, pada hari Rabu (23/12/2015) Densus 88 melakukan penangkapan dua terduga teroris di Bekasi. Penangkapan pertama dilakukan terhadap AH (Arief) alias AM (Abu Mushab) dan Ali (31)  warga Uighur (calon pengantin). Keduanya merupakan sel ISIS yang rencananya akan melakukan aksi penyerangan malam tahun baru 2016, tapi digagalkan oleh Densus. Selain itu pada hari Sabtu (19/12/2015) Densus 88 juga  melakukan penangkapan terhadap Abdul Karim alias Abu Jundi, di Kota Sukoharjo yang akan melakukan teror malam tahun baru 2016. Dua sel ini berhubungan dengan Bahrun Naim di Suriah. (Baca artikel penulis ; densus melakukan penangkapan jaringan abu-jundi dan abu mushab)

Boy menjelaskan peran Gigih Rahmat Dewa (GRD) pernah  menjadi fasilitator keberangkatan ikhwan-ikhwan dari Indonesia menuju Suriah melalui Turki yang dibantu oleh WNI yang ada di Turki. GRD  diduga memiliki hubungan dengan Bahrun Naim, pengendali/pendukung  sejumlah aksi teror bom salah satunya di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat awal tahun 2016. “GRD diduga menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim,” kata Boy.

Perkembangan informasi yang menarik dari hasil pemeriksaan tersangka, keduanya bahkan sempat merencanakan untuk menghancurkan Marina Bay, Singapura dengan meluncurkan roket dari Batam. “GRD dan Bahrun Naim pernah merencanakan untuk meluncurkan roket dari Batam dengan tujuan Marina Bay Singapura,” tutur Boy.

Marina Bay Sands, hotel terkenal di Singapura dan mudah dikenali (Foto :pedroze.gazeta)
Marina Bay Sands, hotel terkenal di Singapura dan mudah dikenali (Foto :pedroze.gazeta)

Sementara  Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan bahwa  para terduga teroris yang ditangkap itu berencana menyerang Singapura. “Saya tegas menyatakan, mereka berencana melakukan serangan di Singapura dan Batam,” kata Tito di Semarang, Jumat (5/8/2016).

Identitas keenam para terduga teroris yang ditangkap Densus 88

  1. GRD (Gigih Rahmat Dewa); umur: 31 tahun; suku: Jawa; pekerjaan: Karyawan pabrik; alamat: Perum Mediterania; waktu pengambilan: 07.21 WIB di Jalan Daeng Kamboja, Batam Center (sebagai pemimpin kelompok).
  2. MTS (Muhammad Tegar Sucianto ); umur: 46 tahun; suku: Padang; pekerjaan: Pegawai bank; alamat: Kompleks Masyeba, Tiban; waktu penangkapan: 07.25 WIB di Jalan Tengku Umar, Nagoya.
  3. ES (Eka Saputra); umur: 35 tahun; suku: Padang; pekerjaan: Pegawai pabrik; alamat: Cluster Sakura, Botania 1; waktu penangkapan: 06.45 WIB di Jalan Cluster Sakura, Batam Centre
  4. Trm (tarmizi) ; umur: 21 tahun; suku: Batak; pekerjaan: Pegawai pabrik; alamat: Cluster Sakura, Botania 1; waktu penangkapan: 07.25 WIB dan lokasi pengambilan di depan Pabrik Panasonic Jalan Laksamana Bintan, Batam Center.
  5. HGY (Hadi Gusti Yanda); umur: 20 tahun; suku: Melayu; pekerjaan: Pegawai pabrik; alamat: Kompleks Taman Carina, Batu Aji; waktu penangkapan: 07.53 WIB  di Jalan Brigjen Katamso, Batu Aji.
  6. M. Tegar Sucianto; umur: 20 tahun; suku: Jawa; pekerjaan: Pegawai pabrik; alamat : Kompleks Taman Batu Aji Indah; waktu penangkapan: 07.53 WIB di Jalan Brigjen Katamso Batuaji. Setelah diperiksa, M .Tegar malam harinya dilepas dan dikembalikan ke rumah orang tuanya. (Informasi keluarga; Tegar adalah teman dari Hadi Gusdi Yanda sejak duduk di bangku SMP, SMKN sampai saat ini sama-sama  bekerja di PT Asus Bintang Industri).

Jaringan Teroris Regional Terkoneksi Dengan Islamic State (ISIS)

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian yang mantan Kepala BNPT menyatakan bahwa jaringan teroris di kawasan Asia Tenggara telah terkoneksi dengan kelompok teroris global. Indikasinya terlihat dari kesamaan karakter dalam sejumlah aksi teror di negara-negara Asia Tenggara, beberapa waktu lalu dengan aksi teror yang dilakukan oleh ISIS. Dikatakan oleh Tito,  “Terorisme sekarang ini kemungkinan koneksi regionalnya sudah terbentuk, terutama dengan kelompok pendukung ISIS,” katanya di kantor Kemenko Polhukam, Rabu (3/8/2016).

Dari data penulis, hingga kini terdapat tiga WNI sebagai  tokoh Islamic State di Suriah yang patut diamati sebagai handler sel ISIS di Indonesia, mereka adalah Bahrun Naim, Bahrumsyah dan Abu Jandal. Naim ini berhubungan dengan Abu Mushab yang ditangkap Densus,  patut diduga sebagai otak serangan teror di Thamrin, dia ahli propaganda, memahami betul IT, sehingga  sering aktif dalam berkomunikasi dengan sel yang ada di Indonesia. (Baca artikel penulis ; potensi serangan teror isis di dunia termasuk di indonesia akan meningkat .

Sementara Bahrumsyah adalah pembentuk Khatibah Nusantara. Abu Jandal, pernah mengancam TNI, kini menurut informasi memegang Khatibah Nusantara yang kini sudah terdesak dan bergeser ke wilayah Irak yang beerbatasan dengan Suriah. Setelah Bahrumsyah  keluar dan membentuk Fikroh Abu Hamzah, kendali Khatibah Nusantara menurut informasi (belum intelijen) dipegang oleh Abu Jandal.

Pada bulan Juli 2016, Polisi Malaysia berhasil menggagalkan ancaman bom yang ditujukan kepada petinggi polisi. Menurut Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar dalam sebuah pernyataan, Sabtu (23/7) Polisi Malaysia telah  menangkap 14 orang tersangka ISIS dalam operasi counter terrorism. Para tersangka termasuk seorang anggota senior ISIS yang diyakini bertanggung jawab merekrut militan ISIS dari Malaysia, Abu Ghani Yaacob, yang tewas di Suriah pada 17 April 2016,

Kepala Polisi Malaysia Tan Sri Khalid Menjelaskan penangkapan 14 tersangka teroris
Kepala Polisi Malaysia Tan Sri Khalid Menjelaskan penangkapan 14 tersangka teroris

Pada saat penangkapan, polisi berhasil menyita  satu IED seberat satu kilogram, yang akan  digunakan untuk melakukan serangan kepada pemimpin PDRM (Polisi Diraja Malaysia). Tokoh tersangka teror yang berusia 49 tahun  juga dipercaya bertanggung jawan mengatur keberangkatan anggota ISIS ke Suriah. Empat belas tersangka yang berusia antara 20 dan 49, dilaporkan bekerja sebagai koki, montir, tukang las dan mahasiswa.

Analisis 

Pengembangan dari hasil penangkapan enam tersangka teroris yang sangat patut diduga sebagai sel dari Islamic State di Batam sebaiknya perlu dicermati lebih lanjut. Suatu hal terpenting adalah munculnya rencana penyerangan Marina Bay di Singapura dari Batam dengan roket. Walau ini baru sekedar informasi, aparat keamanan (intelijen dan Densus) harus mendapatkan kepastian intelijen, untuk menyelidiki kemungkinan penyelundupan roket/rudal ke Batam. (Perlu diingat akses masuk ke Batam lewat laut demikian banyak).

Seperti kita ketahui, beberapa tahun yang lalu, banyak senjata berat yang lepas dari kontrol pemerintah yang sah di Libya dan Irak. Kasus terjadi baik saat konflik penjatuhan PM Libya Khadafy  maupun direbutkan Kota Mosul oleh ISIS (4-10 Juni 2014). Saat itu arsenal militer Libya dijarah oleh pemberontak dan kemudian diketahui banyak roket/rudal yang dijual di pasar bebas (Baca artikel penulis ; rudal panggul khadafi di pasar gelap). Demikian juga ISIS saat merebut Mosul, demikian banyak senjata berat militer Irak yang ditinggalkan pasukan Irak yang melarikan diri.

Bahrun Naim, jejaknya sudah semakin jelas (foto :nusabali)
Bahrun Naim, jejaknya sudah semakin jelas (foto :nusabali)

Nah, kita belum tahu apakah mungkin Bahrun Naim kemudian berhasil mendapatkan sejenis roket/rudal? Sehingga dalam perencanannya muncul sarana teror baru. Selama ini, aksi teroris hanya dilakukan dengan bom bunuh diri yang relatif kecil dan serangan dengan senapan serbu (AK-47 dan AR-15). Kemudian dalam perkembangannya serangan dengan menabrak kerumunan orang dengan mobil truk. Apakah mungkin ancaman terhadap Singapura dengan roket terwujud? Apabila dinilai dari kapabilitas serangan sel teroris (ISIS) di Indonesia di Thamrin, Surakarta dan rencana serangan di Surabaya (gagal), kapabilitasnya masih rendah. Bukan tidak mungkin ada proksi yang ikut bermain?

Ini merupakan pekerjaan rumah bagi Densus dan aparat Intelijen untuk lebih mendalaminya. Dilain sisi informasi ini jelas akan membuat Singapura panas dingin, karena apabila informasi ini valid, maka ketenangan Singapura akan terus terancam dan bisa terganggu justru dari luar wilayahnya. Dengan UU ISA (Internal Security Act), ruang gerak teroris di Singapura jelas terbatas. Karena itu mungkin saja mereka mempunyai pemikiran meluaskan daerah operasinya menjadikan Singapura sebagai target.

Penjelasan Kapolri Tito Karnavian tentang terkoneksinya sel ISIS di regional Asia Tenggara menunjukkan bahwa wilayah ini akan menjadi tidak aman pada waktu-waktu mendatang. Malaysia sudah membuktikan dan melakukan penangkapan bahwa sel ISIS mulai aktif, demikian juga Thailand. Sementara sel Abu Sayyaf di Filipina  sudah berba’iat ke pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Apakah strategi Islamic State akan berjalan di Asia Tenggara?

Ilustrasi saat Hamas melakukan serangan roket ke wilayah Israel, pom bensin meledak, bagaimana kalau Singapura diserang seperti ini? (Foto : liataja)
Ilustrasi saat Hamas melakukan serangan roket ke wilayah Israel, pom bensin meledak, bagaimana kalau Singapura diserang seperti ini? (Foto : liataja)

Penulis pernah menyusun ulasan,  strategi baru islamic state apabila ambisi kekhalifahan runtuh. Mungkin ada manfaatnya wawasan tersebut untuk dibaca. Kini yang jelas, mungkin di Singapura teroris Islamic State sangat sulit berkembang, tetapi dengan penangkapan sel teroris di Batam tersebut, pihak polisi dan intelijen Singapura harus lebih meningkatkan kerjasama counter terrorism dengan Polri. Sulit dibayangkan apabila Marina Bay atau Bandara Changi diserang teroris dari luar wilayahnya. Singapura akan mengalami gangguan serius pastinya.

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net

15 Ciri-Ciri Pengikut Ajaran Firqah Wahabi Takfiri

$
0
0

Syiah dan Wahabi adalah dua firqah dalam Islam yang selalu bermusuhan. Sepanjang sejarah, keduanya tidak pernah akur, bagaikan air dan minyak, tidak pernah bisa bersatu. Satu sama lainnya saling mengkafirkan, bahkan hingga kini kedua belah pihak saling bernafsu untuk memerangi dan membunuh pihak lainnya. Lihat saja “Konflik Berdarah” di Iraq, Syria, dan Yaman saat ini, yang telah menjadi “Tragedi Kemanusiaan” yang sangat memilukan dan menyayat hati umat Islam mana pun yang mencintai Wihdah Islamiyyah. Pengikut Syiah memandang Wahabi lebih berbahaya daripada Yahudi maupun Nashrani dan bahkan melabelinya dengan sebutan “Wahabi Takfiri” karena suka mengkafirkan padahal tidak semua Wahabi demikian. Sementara bagi pengikut Wahabi justru kelompok Syiah lah yang lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nashrani sehingga tidak segan-segan Wahabi mempropagandakan “Syiah Bukan Islam” padahal tidak semua Syiah demikian.

Keduanya saling serang dan tuduh antara satu sama lain, sama-sama anti dialog dan anti toleransi antar madzhab Islam. Keduanya selalu menolak bahkan merusak semua upaya pemersatuan umat Islam sepanjang zaman. Tidak heran Sayyidil Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad rahimahullah dalam kitab “Tatsbiitul Fu-aad” juz 2 halaman 227 menyatakan keduanya bagaikan “Kotoran Unta yang dibelah dua.” Untuk itulah mengenal Syiah dan Wahabi adalah perkara penting agar tidak terjerumus dan ikut-ikutan firqah tersebut. Dalam kita mengenal Syiah itu jauh lebih mudah ketimbang mengenal Wahabi karena Syiah tidak mengaku-ngaku sebagai kelompok Aswaja. Siapapun orangnya yang menghina Sahabat Nabi baik mengaku Syiah atau bukan maka ia termasuk golongan di luar Aswaja. Lain halnya dengan Wahabi yang sering mengklaim dirinya sebagai kelompok Aswaja sehingga seringkali sulit terdeteksi.

Meski demikian, muslimin Aswaja masih dapat dengan mudah untuk mengenal mana Wahabi dan mana yang bukan Wahabi melalui 15 ciri-ciri yang akan disebutkan dibawah. Dan perlu diketahui biasanya pengikut Wahabi ini tidak hanya menganggap diri sebagai pengikut Aswaja tetapi juga terkadang menyebut dirinya sendiri sebagai kelompok Muwahhidun, Penegak Tauhid, Pemurni Tauhid, Pemberantas TBC (Takhayul, Bid’ah dan Khurafat), Pengikut Salaf, Pengikut Manhaj Salaf, Salafi, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya mengenal kelompok Wahabi maka di sini kami coba uraikan perkara-perkara atau ciri-ciri mengenai ajaran yang dianut Wahabi. Setidaknya ada 15 perkara atau ciri-ciri (atau bisa lebih) yang mana apabila terdapat pada diri seseorang maka tidak diragukan lagi sebagai pengikut Wahabi. Berikut ciri-cirinya:

  1. Bukan semua individu yang meninggalkan bacaan Qunut itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang menyerupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhlukNya dan mensifatkanNya dengan anggota maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Tanbihat Fi Rad ‘Ala Man Tawwala al-Sifaat, Karangan Ibn Baz, terbitan Riasah ‘Ammah Lilifta’, Riyad, hlm 19).
  2. Bukan semua individu yang meninggalkan Shalat Sunnah Qabliyyah sebelum Jum’at itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengkafirkan al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah serta menghalalkan darah mereka itu maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Min Masyahir al-Mujaddidin Fi Islam, terbitan Riasah ‘Ammah Lilifta’, Riyadh, hlm 32. Kitab Fathul Majid karangan Abdul Rahman, terbitan Maktabah Darul Salam Riyadh, hlm 353. Kitab Manhaj Asya’irah fil Aqidah, karangan Dr Safar al-Hawali, hlm 5, 16 dan 29. Kitab Lal-Maturidiyyah Wamauqifuhum Minal Asma’ Wa Sifaat, karangan Syamsul Salafi al-Afghani, 10,11 dan 44. Kitab al-Tauhid, terbitan tahun 1423 H, hlm 66-67, dimana ulama Wahabi Shaleh Fauzan al Wahhabi berkata: فهؤلاء المشركون هم سلف الجهمية والمعتزلة والأشاعرة  “Maka golongan musyrik tersebut adalah salaf firqah al-Jahmiyyah, al-Muktazilah dan al-Asya’irah (Asy’ariyyah)”.
  3. Bukan semua individu yang tidak mengumandangkan adzan sebanyak 2 kali pada hari Jum’at itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengkafirkan umat Islam yang bertawassul dengan Rasulullah saw dan menghalalkan darah serta harta mereka maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab al-Tauhid karangan Shaleh Fauzan, hlm 70).
  4. Bukan semua individu yang meninggalkan majelis Tahlil (Tahlilan) kepada si mayyit itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mensifati Allah swt dengan duduk bersemayam, menetap, bergerak, dan berpindah-randah maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Fathul Majid, karangan Abdul Rahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab, cetakan Darul Salam, Riyadh, hlm 356. Kitab Fatawa Aqidah, karangan Ibn al-Utsaimin, hlm 742).
  5. Bukan semua individu yang mendakwa dan mendengungkan dia mengikut al-Quran dan as-Sunnah itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengkafirkan orang yang mengikut mazhab-mazhab yang muktabar (seperti madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali), menghalalkan darah mereka serta menganggap taqlid kepada imam-imam mazhab itu adalah syirik maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab al-Din al-Khalish, karangan al-Qanuji, jilid 1 hlm 140 dikatakan: تقليد المذاهب من الشرك “Mengikut mazhab-mazhab yang muktabar adalah syirik”. Dengan ini, mereka telah mengkafirkan mayoritas umat Islam di seluruh dunia pada hari ini dan umat Islam sebelumya yang beramal dan bertaklid kepada mazhab-mazhab yang empat).
  6. Bukan semua individu yang membayar zakat Fitrah dengan mengeluarkan bahan makanan seperti beras itu Wahabi, tetapi siapa saja yang melarang atau mengharamkan perjalanan dengan tujuan untuk menziarahi kuburan Rasulullah itu maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Tahqiq Wal Idhah Likathir Min Masail al-Haj Wa al-‘Umrah, hlm 88, 89, 90,dan 98).
  7. Bukan semua individu yang meninggalkan ucapan Sayyidina “سيدنا” ketika bersholawat kepada Nabi Muhammad saw itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengharamkan majelis Maulid Nabi dan mengkafirkan pelakunya maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Llihat: Kitab al-Tauhid, karangan Shaleh bin Fauzan, Riyadh, hlm 166 dan 120. Kitab Tahzir Min al-Bid’ah, karangan Ibn Baz, hlm 3, 4, 5 dan 5).
  8. Bukan semua individu yang tidak mengamalkan membaca Surah Yasin (Yasinan) pada malam Jum’at adalah Wahabi, tetapi siapa saja yang mengharamkan bacaan al-Quran kepada orang yang telah meninggal dunia maka tidak diragukan lagi dia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Taujihaat Islamiyyah, karangan Muhammad Zainu, Riyadh. Hlm 137).
  9. Bukan semua individu yang meninggalkan doa dan dzikir setelah shalat itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengharamkan amalan bertabarruk dengan Rasulullah saw dan menuduh orang yang melakukannya dengan syirik serta menghalalkan darah mereka maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Islamiyyah La Wahhabiyyah, karangan Nashir bin ‘Abdul Kareem Al-‘Aqal, hlm 87. Kitab Tahzir al-Sajid Min Ittikhaz al-Qubur Masajid, hlm 68-69).
  10. Bukan semua individu yang tidak melafadzkan niat (seperti niat shalat Ushalli, niat Puasa Ramadhan, dll) itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang meyakini bahwa Allah swt duduk atau bersemayam di atas ‘Arasy (langit) maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Majalah Haji, Edisi 9 jilid 11, 1415 Hijriyyah, Makkah 73-74).
  11. Bukan semua individu yang mengatakan bahwa pahala bacaan al-Quran (seperti hadiah Al-Fatihah) tidak sampai kepada si mayyit melainkan dengan cara berdoa itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengingkari kenabian Adam ‘Alaihis Salam maka tidak diragukan lagi ia dalah Wahabi. (Lihat: Kitab al-Iman bil Anbiya’ Jumlatan, karangan Abdullah bin Zaid, cerakan Maktabah Islami, Beirut. Kitab Syarah Thalathah al-Ushul, karangan Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Dar al-Thurauyya Linnasyr, hlm 149).
  12. Bukan semua individu yang melarang pembangunan di atas kuburan yang diwakafkan itu dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengkafirkan para Sufi dan menganggap pembunuhan terhadap golongan Sufi adalah suatu perkara yang wajib maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Majmu’ al-Mufid Min ‘Aqidah al-Tauhid, Maktabah Darul Fikr, Riyadh, hlm 102).
  13. Bukan semua individu yang mensifati Allah swt dengan istiwa’ dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mentafsirkan istiwa’ yang warid di dalam al-Quran dengan makna duduk bersemayam (الجلوس) maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Nazarat Wa Ta’aqubat ‘Ala Ma Fi Kitab Al-Salafiyyah, karangan Shaleh bin Fauzan, Cetakan Darul Watan Riyadh, hlm 40).
  14. Bukan semua individu yang tidak menyebut sifat 20 di dalam kitab-kitab mereka dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mensifatkan Allah swt dengan anggota badan maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Tanbihaat Fi Rad ‘Ala Man Taawwala al-Sifat, karangan Bin Baz, hlm 19).
  15. Bukan semua individu yang tidak mengusap tangan ke muka setelah berdoa dikira sebagai Wahabi, tetapi siapa saja yang mengharamkan ucapan Shadaqallahul ‘Adzim (صدق الله العظيم) setelah selesai membaca al-Quran, maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. (Lihat: Kitab Majalah Buhuth Islamiyyah, terbitan Riyasah Buhuth Al-‘Alamiyyah wa al- Ifta’, Edisi 45 tahun 1416 H, Riyadh, hlm 94. Kitab Taujihaat al-Islamiyyah, karangan Muhammad Zainu, hlm 81. Kitab al-Bahthu wa al-Istiqra’ Fi Bida’ al Qurra’, karangan Dr Muhammad Musa Nasr).

Melalui 15 perkara atau ciri wahabi takfiri yang telah disebutkan di atas maka kita sebagai pengikut ahlussunnah wal jama’ah dapat dengan mudah membedakan dengan pasti hakikat sebenarnya siapakah Wahabi, mana yang termasuk golongan Wahabi dan mana yang bukan Wahabi. Mungkin masih banyak lagi perkara atau ciri-ciri yang menandakan seseorang itu Wahabi atau bukan, bisa saja lebih dari 15 perkara di atas. Yang jelas, kelima belas ciri-ciri tersebut bisa dijadikan pedoman bagi kita untuk mendeteksi secara dini “kewahabian” dalam diri sendiri atau orang lain agar tidak terjerumus lebih jauh ke dalam firqah tersebut karena kadang kala seseorang itu sudah terpengaruh faham Wahabi tetapi tidak disadari. Semoga Allah swt melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah akhir zaman, fitnah Syiah, fitnah Wahabi, fitnah Yahudi Nasrani, dan fitnah Dajjal. Wallahua’lam.

Source: Umdah.Co


Fusi Informasi Intelijen untuk Memberantas Terorisme

$
0
0

Belum ada sebuah negara yang bisa bebas dari ancaman terorisme. Negara adidaya seperti Amerika Serikat dan negara besar lainnya seperti Perancis justru kerap menjadi sasaran terorisme. Terorisme terjadi lintas negara, melibatkan jaringan yang besar, hal ini yang membuat aksi teror tidak bisa dicegah dengan mudah.

Kerjasama internasional sistematis yang melibatkan banyak pihak diperlukan untuk mencegah dan menangani terorisme. Salah satu kerjasama yang diperlukan adalah adanya kerjasama fusi informasi hasil kegiatan intelijen. Informasi-informasi hasil kegiatan intelijen seperti informasi transaksi keuangan, peta jaringan kelompok radikal, dan data percakapan kelompok radikal menjadi bahan yang sangat penting untuk melakukan pencegahan dan penanganan terorisme.

Kerjasama intelijen internasional tentu akan terbentur pada hambatan sifat intelijen yang rahasia dan dijalankan secara tertutup. Namun dengan komitmen dan kesepakatan yang kuat, seharusnya dapat menjadi penghantar bagi pihak-pihak yang bekerjasama untuk saling percaya dan menghargai kode etik intelijen. Tujuan utama untuk mencegah, menangani, dan memberantas terorisme harus diletakkan pada kepentingan tertinggi dibanding kepentingan sektoral lainnya.

Dalam kegiatan Konferensi Internasional Antiterorisme di Bali (8-11 Agustus 2016), menjadi arah yang baik menuju kerjasama intelijen international yang lebih sistematis dan produktif guna memberantas terorisme. Rusia sebagai salah satu peserta menghimbau agar negara peserta konferensi ini bergabung dan menggunakan basis data yang dimilik FSB (Badan Keamanan Federal Rusia) untuk penanganan terorisme. Saat ini diketahui bahwa ada  29 negara dan organisasi internasional, termasuk PBB, telah bergabung dalam pusat data milik FSB. Basis data terkait terorisme yang dimiliki FSB terdiri dari data-data pelaku bom bunuh diri dan gerakan kelompoknya.

Fusi informasi terkait terorisme bisa juga diwujudkan oleh lembaga internasional yang netral sesuai kesepakatan negara peserta. Dengan lembaga netral yang tidak merujuk ke negara tertentu akan meningkatkan kepercayaan negara-negara peserta untuk bergabung dan menggunakan informasi terkait terorisme tersebut. Lembaga internasional seperti PBB sangat tepat untuk menginisiasi sebuah fusi informasi terkait terorisme tersebut.

Kerjasama intelijen internasional terutama dalam fusi informasi akan membuat langkah pencegahan dan penanganan lebih efektif. Aktivitas kelompok radikal pelaku teror di sebuah negara adalah data yang sangat penting bagi negara lain mengingat jaringan terorisme bersifat global dan lintas negara. Beberapa informasi penting yang perlu dijadikan satu (fusi informasi) untuk menjadi data bersama banyak negara untuk penanganan terorisme adalah sebagai berikut :

Transaksi Keuangan

Metode follow the money sangat efektif untuk mengurai suatu tindak kejahatan, termasuk terorisme. Arah aliran uang menunjukkan pelaku dan arah kegiatan. Uang adalah modal utama bagi kelompok terorisme untuk melakukan aksinya. Lembaga yang mempunyai kewenangan dan kompetensi untuk mengetahui transaksi keuangan di Indonesia adalah PPATK. Atas dasar hal tersebut maka peran PPATK sangat vital dalam mencegah terorisme, terutama untuk mengetahui arah transaksi uang.

Data PPATK menyebutkan ada aliran dana dari luar negeri sebelum terjadi aksi teror di Indonesia, seperti pada aksi teror Thamrin. Hal ini mengindikasikan bahwa aksi teror di Indonesia dibiayai oleh jaringan lintas negara. Selain itu adanya aliran dana dari negara lain menunjukkan bahwa pelaku teror di Indonesia dikendalikan atau terkait dengan kelompok radikal internasional.

Tanpa adanya uang aksi teror akan sulit dilakukan. Data keuangan dari PPATK sangat efektif untuk pencegahan aksi teror. Adanya kiriman uang menunjukkan akan ada aksi dari kelompok tersebut, termasuk aksi teror. Jika aliran dana yang diduga untuk membiayai aktifitas kelompok radikal bisa ditahan maka aksi teror dapat dicegah. Data transaksi keuangan kelompok radikal jika digabungkan antar negara menjadi sangat bermanfaat bagi pencegahan aksi teror.

Konsekuensi dari fusi informasi transaksi keuangan kelompok teror maka kelompok tersebut akan melakukan pengelabuhan dengan transaksi keuangan secara kontan/manual, dan atau mencari sumber-sumber dana di tingkat lokal untuk menjalankan aksinya seperti melalui perampokan. Tidak menutup kemungkinan adanya modus baru narkoterorisme, yaitu kejahatan pengedaran narkotika untuk membiayai terorisme.

Jaringan Kelompok Radikal

Jaringan kelompok radikal di setiap negara berbeda-beda, bahkan dalam satu negara sering kali terdapat banyak kelompok. Namun gerakan dari kelompok-kelompok tersebut dapat diprediksi dari arah ideologinya. Kelompok-kelompok radikal dari berbagai tempat (negara) akan mudah untuk bersatu jika mempunyai ideologi yang sama. Contoh kelompok radikal yang berafiliasi dengan ISIS. Banyak kelompok radikal di berbagai negara yang menyatakan setia dengan ISIS seperti Boko Haram di Negeria, MIT di Indonesia.

Adanya kepentingan persamaan ideologis tersebut menjadi daya pemersatu kelompok-kelompok radikal dari berbagai tempat dan negara. Daya pemersatu tersebut memudahkan kelompok-kelompok tersebut untuk saling bekerjasama. Bentuk kerjasamanya bermacam-macam seperti kerjasama pelatihan, sumber daya manusia, logistik, senjata, keuangan dan lainnya. Jika masing-masing negara mempunyai data terkait kelompok radikal dan disatukan dan diintegrasikan dengan data kelompok radikal dari negara lain, maka akan terpetakan jaringan besar kelompok radikal.

Data Komunikasi

Kelompok radikal dalam menjalankan aktifitasnya berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Aplikasi untuk menjalin komunikasi dilakukan dengan bantuan teknologi untuk menembus batas jarak dan waktu. Internet menjadi katalisator kelompok radikal untuk menjalankan aksi teror. Bahkan internet menjadi alat yang efektif untuk perekrutan, propaganda, dan transfer pengetahuan teknis seperti pembuatan bom.

Data-data komunikasi yang dilakukan melalui internet jika bisa disadap dan dkumpulkan akan sangat membantu pemberantasan terorisme. Jika masing-masing negara melakukan penyadapan komunikasi kelompok radikal di masing-masing wilayahnya dan informasi tersebut digabungkan dengan komunikasi yang dilakukan oleh negara lain maka akan terbaca suatu gerakan/aksi global terorisme.

Kesimpulan

Pada akhirnya intelijen tidak bisa bekerja sendirian. Kerjasama antar negara dalam suatu fusi informasi penting untuk dilakukan dalam memberantas terorisme. Aksi-aksi terorisme yang terjadi lintas negara harus diberantas dengan kerjasama lintas negara, termasuk yang paling penting adalah kerjasama intelijen.

Fusi informasi intelijen internasional tentu akan sulit dilakukan jika tidak ada kepercayaan dan manfaat bagi negara persertanya. Untuk mengantisipasi tersebut perlu dibuat lembaga internasional yang menggabungkan dan menangani informasi terkait terorisme. Kepentingan besar untuk melawan aksi terorisme secara global sangat penting diwujudkan, namun menjaga kepercayaan antar negara terkait aktifitas intelijen juga mutlak dilakukan.

Oleh: Stanislaus Riyanta, analis keamanan dan terorisme, alumnus program pascasarjana S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia, tinggal di Jakarta.

Codex Alimentarius Agenda Depopulasi Dunia Oleh Illuminati dan Sekutunya

$
0
0

Codex Alimentarius atau “Buku Pangan” atau Book of Food, adalah kumpulan standar-standar yang diterima diseluruh dunia, kode praktek, panduan dan rekomendasi lain yang berhubungan dengan makanan, produksi pangan dan keamanan pangan.

Nama ini berasal dari Codex Alimentarius Austriacus. Naskah-naskahnya dikembangan dan dikelola oleh Komisi Codex Alimentarius. sebuah badan yang didirikan awal November 1961 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Juni 1962, dan mengadakan pertemuan pertamanya di bulan Oktober 1963.

Tujuan utama Komisi adalah untuk melindungi kesehatan pelanggan dan memastikan praktek yang adil di perdagangan pangan internasional. Codex Alimentarius dikenal oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai referensi internasional untuk penyelesaian perselisihan mengenai keamanan pangan dan perlindungan pelanggan.

Pada tahun 2012, terdapat 186 anggota Komisi Codex Alimentarius, yaitu terdiri dari 186 negara anggota dan satu organisasi anggota, Uni Eropa (EU), dan terdapat 215 pengamat Codex, yaitu dari 49 organisasi antar pemerintah, 150 Lembaga Swadaya Masyarakat dan 16 Organisasi PBB.

Fast Food ChainsSemua program dan misi itu dikemas dengan sedemikian rupa dan seakan terlihat sangat baik, awalnya. Namun apakah semua itu benar-benar dijalankan dengan sebenar-benarnya oleh badan-badan di PBB tersebut?

Perlu dicermati, bahwa Kapitalisme bersama Yahudi dan organisasi-organisasi terselubungnya (Zionis, Illuminati, Freemason, Skull and Bones, Bildelberg dan sekutunya) memasang target atas delapan bidang untuk dikuasai.

Kedelapan bidang tersebut iyalah: makanan atau sumber makanan, transportasi, politik, militer, sumber energi, kesehatan, ekonomi dan media.

Maka sudah menjadi suatu keharusan apabila sekarang kita menaruh waspada terhadap kepentingan mereka dalam kedelapan bidang tersebut.

Sejarah Pembentukan Codex Alimentarius

Codex Alimentarius berawal dari setelah berakhirnya Perang Dunia II, dimana banyak orang kelaparan dan kurus terutama yang berada di dalam penjara-penjara dan hal ini dianggap sebagai kejahatan terhadap prikemanusiaan,  maka ditetapkanlah sebuah standar kesehatan untuk manusia oleh Inggris dan AS.

Akhirnya ditunjuklah sebuah industri kimia dan obat-obatan dari Jerman yang bernama IG Farben. Padahal, perusahaan IG Farben adalah bekas konglomerasi industri kimia Jerman yang terkenal akibat perannya selama Holocaust.

Namanya merupakan singkatan dari Interessen-Gemeinschaft Farbenindustrie AG (pengertian harfiah adlah perusahaan pewarna).

Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1925 dari beberapa perusahaan kimia utama yang bekerjasama sejak Perang Dunia-I.

Kini perusahaan IG Farben sudah berasimilasi, dilikuidasi dan akhirnya sudah tutup sejak tahun 1952. Perusahaan IG Farben adalah perusahaan kimia terbesar di dunia pada masa itu.

Jika saja saat ini perusahaan kimia itu masih berdiri, maka sekarang IG Farben tetap adalah perusahaan kimia terbesar di dunia, dan urutan nomer empat untuk industri dunia secara keseluruhan, di belakang General Motors, U.S. Steel, dan Standard Oil of New Jersey.

Seiring dengan Nazi menjadi penguasa Jerman, IG Farben masuk dalam berbagai kejahatan perang selama Perang Dunia II.

Kejahatan yang paling terkenal adalah para pimpinan perusahaan yang pro terhadap Nazi dan berkolaborasi dengan pemerintah Nazi untuk memproduksi Zyklon B dalam jumlah besar yang digunakan pada kamar gas untuk membunuh jutaan orang Yahudi dan tawanan perang lainnya di kamp konsentrasi selama Holocaust.

Zyklon-B (pengucapan bahasa Jerman: [tsykloːn ˈbeː] adalah merk dagang dari pestisida berbasis sianida yang ditemukan awal tahun 1920-an.

Dewan pengawas IG Farben pada tahun 1926, dengan Arthur von Weinberg, Carl Müller, Edmund ter Meer, Adolf Haeuser, Franz Oppenheim, Theodor Plieninger, Ernst von Simson, Carl Bosch, Walther vom Rath, Wilhelm Kalle, Carl von Weinberg dan Carl Duisberg, empat di antaranya adalah Yahudi
Dewan pengawas IG Farben pada tahun 1926, dengan Arthur von Weinberg, Carl Müller, Edmund ter Meer, Adolf Haeuser, Franz Oppenheim, Theodor Plieninger, Ernst von Simson, Carl Bosch, Walther vom Rath, Wilhelm Kalle, Carl von Weinberg dan Carl Duisberg, empat di antaranya adalah Yahudi

Produk ini terkenal karena digunakan oleh Jerman Nazi untuk membunuh 1,2 juta orang, termasuk di antaranya sekitar 960.000 Yahudi di kamar gas dan kamp konsentrasi selama Holokaus.

Angka ini menunjukkan sebagian dari sekitar 11 juta orang, yang mana 5,5 sampai 6 juta orang di antaranya, dibunuh oleh rezim Nazi.

Selama pembuatannya, ada dua jenis Zyklon yang berhasil ditemukan, yaitu Zyklon A dan Zyklon B.

Zyklon B terdiri dari hidrogen sianida, stabiliser, tanda pembau (etil bromoasetat), dan beberapa adsorben.

Zyklon A sebelumnya telah diproduksi, berbentuk pestisida cair yang melepaskan hidrogen sianida bila direaksikan dengan air. Setelah penemuan Zyklon B, produksi Zyklon A dihentikan.

Salah satu penemu Zyklon B, kimiawan dan pebisnis Bruno Tesch dihukum mati oleh Inggris tahun 1946 untuk perannya di Holocaust.

Akhirnya perusahaan IG Farben ini berhenti beroperasi setelah Nazi Jerman jatuh tahun 1945 dan kemudian asetnya dilikuidasi tahun 1952. Banyak eksekutifnya dipenjara (beberapa dieksekusi) di Pengadilan Nuremberg atas tuduhan kejahatan perang.

Pencegahan Perkembangan Manusia

Baru-baru ini, seorang pengusaha besar pemegang lisensi OS Windows dan juga sebagai tokoh IT yakni Bill Gates memberikan sebuah pidato pembasmian kehidupan manusia.

Ucapan tersebut dilontarkan Bill Gates saat presentasinya yang berjudul “Innovating to Zero!” pada acara TED2010 di Long Beach, California (lihat video).

Dalam presentasinya itu, Bill Gates mengatakan:

“Pertama, kita dapatkan populasi. Saat ini dunia kita (bumi) memiliki (populasi) 6,8 milyar manusia. Kemudian (populasi) akan bertambah menjadi sembilan milyar manusia. Sekarang, jika kita bisa benar-benar berhasil untuk (membuat) vaksin-vaksin baru, pelayanan kesehatan, pelayanan KB; kita dapat menurunkannya menjadi, mungkin, 10 atau 15 persen, tapi sekarang kita melihat ada peningkatan 1,3 (persen).”

Sangat aneh, dalam pidato tersebut dia berbicara tentang menurunkan populasi dunia sebanyak 0,9 milyar. Caranya adalah dengan menggalakkan vaksinasi, pelayanan kesehatan, dan program KB kepada banyak manusia. Lalu, siapakah 0,9 milyar atau sembilan ratus juta orang yang dimaksud?

Saat ini, kita mendengar penderita autisme pada anak meningkat 200% semenjak beberapa tahun belakangan ini, maka itu artinya vaksinasi mereka telah sukses.

Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional mengatakan bahwa sebelum vaksinasi besar-besaran sekitar 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.

Selain itu, pada masa kini juga muncul berbagai penyakit aneh lainnya semenjak anak-anak diberikan vaksinasi. Kemudian apa maksud Bill Gates tentang menurunkan populasi dunia melalui KB atau Keluarga Berencana?

Secara logika bahwa KB akan membatasi seseorang memiliki banyak anak dengan berbagai macam programnya.

Alat-alat KB juga disinyalir memiliki imbas negatif bagi tubuh pemakainya, yang salah satunya adalah menurunkan tingkat kesuburan hingga bisa mandul!

Selain itu, program Family Planning atau Keluarga Berencana hanya diberlakukan di negeri-negeri dunia ketiga. Dalam hal ini, negeri-negeri berkembang yang mayoritas penduduknya adalah orang miskin.

Sedangkan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel, serta negara-negara Eropa bebas memiliki keturunan. Hal ini memang benar-benar dilakukan untuk membasmi umat yang menurut mereka “tak berguna” alias “useless eaters” atau malah “goyim” dari muka bumi.

Sebuah Agenda Pangan Terencana

FAO dan WHOAdalah Codex Alimentarius, yaitu sebuah program dari puluhan atau bahkan ratusan program yang terdapat dalam agenda 21 Zionisme, atau yang biasa dikenal sebagai “New World Order” atau “Tatanan Dunia baru” dibawah penguasaan Zionisme Yahudi Internasional.

Program ini adalah salah satu alat untuk tercapainya program Zionisme yang lebih besar lagi, yaitu mengurangi jumlah penduduk atau depopulasi dunia secara besar-besaran.

Codex Alimentarius adalah program PBB (dalam hal ini dikerjakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization / FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) yang dicanangkan sejak tahun 1963 dan intensif dikerjakan di awal abad 21 ini.

Pada awalnya tujuan Codex Alimentarius adalah membuat standar pangan bagi seluruh dunia. Bagi orang awam tentu hal ini terlihat biasa.

Terlebih dikerjakan oleh PBB yang diketahui bekerja demi perdamaian dunia.

Padahal PBB dan WHO sendiri didirikan oleh keluarga milyuner Rockefeller, yaitu salah satu tokoh Zionisme Yahudi yang paling berpengaruh di dunia sampai saat ini.

Jadi jangan heran jika PBB tak peduli dengan kesengsaraan rakyat Palestina atau Syria. Tak peduli terjadinya Arab Springs, tak peduli oleh kudeta di Irak, Libya dan nagara-negara yang mereka anggap sebagai musuhnya.

Apalagi jika terjadi perang saudara di dalam negara-negara yang mereka anggap memang harus dimusnahkan, PBB diam dan lenyap. Israel yang memiliki ribuan hulu ledak nuklir tak mereka protes, namun jika Iran atau Korea Utara menguji cona niklirnya saja, PBB sebagai corong Zionist langsung protes.

Tujuan dan Misi Codex Alimentarius

Beberapa rancangan dalam program Codex Alimentarius antara lain:

  1. Mengendalikan nutrisi dalam makanan.
  2. Mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan.
  3. Mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian.
  4. Membuat standar prosedur baru dalam sistem keamanan dan kebersihan makanan.
  5. Mengatur bio-teknologi pangan (dalam hal ini rekayasa genetika sumber pangan).
  6. Membuat standar prosedur penelitian makanan.

Dengan enam poin tersebut di atas sudah dapat kita dapatkan kesimpulan bahwa sistem pangan kita nanti semuanya akan diganti sesuai kehendak mereka. Berikut akan diuraikan satu-persatu :

1. Mengendalikan nutrisi dalam makanan

Dengan mengendalikan nutrisi makanan, mereka dapat menurunkan jumlah asupan gizi yang semestinya kita dapatkan. Tahukah Anda, bahwa berbagai kasus tentang makanan kemasan yang tertulis bahwa memenuhi asupan gizi, ternyata jauh dari jumlah yang seharusnya kita dapatkan.

Ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit mulai dari kekurangan gizi, penurunan sistem kekebalan, hingga penurunan kecerdasan.

Di negara-negara Asia, penggunaan susu formula bagi bayi sangat dianjurkan oleh WHO dan FAO. Alasannya adalah untuk meningkatkan nutrisi bayi. Iklan dan promosi susu formula di Asia juga begitu gencar.

Sementara itu, di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terjadi sebaliknya, penggunaan ASI atau Air Susu Ibu sangat diwajibkan, bahkan tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi susu formula. Lebih dari itu, iklan susu formula di media massa juga benar-benar dibatasi.

Whats in your milk

2. Mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan

Kita banyak mendengar nama-nama seperti Flouride, Monosodium / Monoatrium Glutamat (MSG), Aspartame dan lainnya dalam produk pangan yang kita konsumsi sehari-hari. Kandungan-kandungan kimiawi tersebut adalah kandungan yang sangat berbahaya bagi tubuh kita.

Pemanis buatan, pewarna buatan, perasa buatan dan pengawet buatan, adalah beberapa penyebab berbagai penyakit yang menagancam kehidupan manusia untuk saat ini.
Pemanis buatan, pewarna buatan, perasa buatan dan pengawet buatan, adalah beberapa penyebab berbagai penyakit yang menagancam kehidupan manusia untuk saat ini.

Penyakit seperti kanker, gagal ginjal, penyakit lever, dan stroke banyak disebabkan karena mengkonsumsi kandungan-kandungan tersebut.

Sebenarnya sudah banyak para ahli gizi dan makanan menolak adanya kandungan-kandungan kimiawi berbahaya tersebut.

Adanya ”misi penghancuran dari meja makan” oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO dan juga Badan Pangan Dunia atau FAO, mereka selalu mengeluarkan pernyataan bahwa kandungan tersebut tidaklah berbahaya, alias aman.

Ya, aman dan tak berbahaya saat orang itu makan, tapi tak menjamin orang yang memakannya itu tetap aman dan tak membahayakannya untuk beberapa tahun ke depan. Perusahaan-perusahaan Zionis yang bergerak di bidang makanan bahkan dengan sengaja mencampurkan bahan-bahan seperti Flouride, Monosodium / Monoatrium Glutamat (MSG), Aspartame dan lainnya tersebut ke dalam produk mereka.

Makanan Mengandung Pestisida

3. Mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian dan perternakan

Sebenarnya, berbagai macam cara untuk mengusir atau membunuh hama dengan ramah lingkungan dan tidak mencemari hasil panen sudah ada, seperti halnya cara-cara organik. Maka kita tidak harus menggunakan pestisida kimiawi berbahaya untuk bertani.

Namun saat ini para petani lebih tergantung kepada pestisida berbahaya tersebut. Hal ini karena rekayasa genetika hama tanaman melalui pestisida itu sendiri.

Pendiri perusahaan transgenetik Monsanto, Olga Mendez Monsanto dan suaminya John Francis Quenny.
Pendiri perusahaan transgenetik Monsanto, Olga Mendez Monsanto dan suaminya John Francis Quenny.

Para Zionis sudah banyak melakukan penelitian di bidang pertanian. Mereka mengambil sampel hama di berbagai pertanian dan perternakan, untuk kemudian mereka buat pestisidanya yang hanya bertahan sesaat untuk mengusir hama, lalu mereka balik lagi, bahkan diantaranya sudah kebal.

Tidak hanya itu, mereka juga mencampurkan zat-zat beracun yang dapat meracuni tanaman pertanian, bahkan racun tersebut dapat bertahan hingga masuk ke dalam tubuh siapa saja yang memakannya.

Tentu saja selain manusia tercemar racun tersebut, termasuk para hewan ternak yang memakannya juga akan tercemar, yang nantinya juga dagingnya akan dimakan manusia. Pestisida juga menyebabkan air dan tanah di sekitarnya ikut tercemar, dan racun itu dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Bahkan jika saat ini dikembangkan berbagai tanaman organik, hal itu juga membutuhkan proses yang lama, karena harus ada pemurnian bibit yang benar-benar bebas dari bahan kimia. Akhirnya proses organikisasi ini memerlukan pertumbuhan hingga beberapa keturunan dari bibitnya.

Genetically Modified Organism

4. Membuat standar prosedur baru dalam sistem keamanan dan kebersihan makanan

Dengan kewenangan yang amat luar biasa untuk dapat mengatur standar sistem keamanan dan kebersihan makanan, mereka memberi label makanan yang seharusnya berbahaya menjadi tidak berbahaya.

Selain itu mereka juga akan dapat mengendalikan prosedur kandungan apa sajakah yang tidak perlu ditampilkan dalam label komposisi makanan, padahal ada dalam makanan tersebut. Inilah yang akan sangat merugikan bagi kaum Muslim yang diharamkan mengkonsumsi babi dan alkohol dengan kandungan sekecil apapun.

Standar kebersihan makanan juga dapat menyebabkan makanan tercemar bakteri, akan diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia. Selain itu, terdapat beberapa kode rahasia terhadap beberapa bahan yang hanya diketahui oleh pihak WHO dan FAO, sehingga tidak jarang, BPPOM atau bahkan MUI dengan mudah memberikan label halal.

Bioteknologi Pangan

5. Mengatur bio-teknologi pangan (dalam hal ini rekayasa genetika sebagai sumber pangan)

Banyak para ilmuwan ahli genetika yang menolak untuk merekayasa sumber pangan, baik itu sumber nabati maupun hewani. Alasannya hanya satu, bahwa itu sangat berbahaya bagi manusia atau hewan yang mengkonsumsinya, dan sudah banyak penelitian yang membuktikan bahayanya akan hal itu.

Bahaya ini ditimbulkan oleh DNA tumbuhan dan hewan yang direkayasa telah melenceng dari standar genetik yang telah Allah tetapkan. Pada dasarnya Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini menurut ukurannya, dan itu berlaku hingga dunia ini berakhir.

Dan pada saat ini telah banyak tersebar produk-produk GMO (Genetically Modification Organism) atau organisme yang telah mengalami perubahan struktur genetiknya. Kasus ini dapat kita temukan dalam produk-produk daging, makanan pokok, buah dan sayuran.

Genetically Modified Food

6. Membuat standar prosedur penelitian makanan

Standar operasional prosedur penelitian makanan adalah inti dari segala poin Codex Alimentarius. Dalam poin ini, mereka bebas menentukan apa-apa saja yang boleh masuk ke dalam makanan untuk selanjutnya diserap tubuh. Bukan hanya nutrisi, tetapi juga racun yang terkandung di dalamnya.

Penelitian yang terkesan ditutup-tutupi dengan dalih standar keamanan menjadi tameng untuk mereka demi tercapainya tujuan dari pengurangan populasi dunia. Kasus paling nampak dari poin ini adalah pencemaran eneterobacter sakazakii dalam susu formula. Bahkan disinyalir lebih dari 80 merk susu formula telah dicemari oleh e. sakazakii.

Cancer Risk Chemical

Penelitian makanan yang mereka maksud sesungguhnya tidak terbatas pada penelitian kandungan gizi makanan, tetapi juga skenario dari semenjak pembibitan hingga masuk ke dalam jaringan tubuh kita.

Bagaimana bibit makanan dan hewan ternak tersebut telah direkayasa agar bisa tumbuh dengan kandungan berbahaya dan dibesarkan dengan pupuk dan pakan berbahaya

Kemudian tumbuhan dan ternak itu dipanen dengan metode berbahaya, dikemas dengan kemasan berbahaya, hingga kita memakannya dengan tanpa perasaan akan bahaya yang mengintai.

Beberapa merk pangan, kesehatan dan kosmetik yang merupakan relasi langsung dari program Codex Alimentarius antara lain: Coca-cola Company, Danone, Sara Lee, Johnson & Johnson, Kimberly-Clark, L’oreal, Nestle, Revlon, Silvryditch, Kleenex dan masih banyak lainnya.

Laboratorium Research

Demikianlah mengenai apa itu Codex Alimentarius sebuah agenda besar untuk mengurangi jumlah penduduk atau depopulasi dunia yang telah direncanakan oleh kelompok dan perkumpulan rahasia sejak peluhan tahun lalu.

Kelompok mereka bukan lagi dibelakang layar, dan sangat tak terlihat. Mereka tak terlihat karena bukan pelaku langsung, atau penonton, pemain utama, bintang tamu, atau figuran apalagi dalang, tapi merekalah yang membuat acaranya, sebagai pendana acara tersebut.

Bagaimana dunia akan menangkap basah mereka? Tidak bisa! Yang ada malah Anda akan dianggap menuduh atau membuat fitnah walau itu semua adalah benar dan nyata adanya.

Apalagi sebanyak ribuan perusahaan raksasa dari berbagai bidang sudah menjadi milik kelompok rahasia mereka. Melalui perusahaan-perusahaan milik merekalah yang melakukan semua hal buruk tersebut.

Dr. Rima LaybowMereka memaksa kita, mau tak mau, untuk membeli produknya yang sudah mendominasi dunia. Produk mereka tak membuat manusia langsung sakit, namun akan terkena penyakit dikemudian hari dan efek negatifnya baru akan terlihat beberapa tahun berikutnya, seperti kanker, mati mendadak, jantung koroner dan banyak lainnya.

Jika penyakit-penyakit itu senakin banyak, maka mereka juga yang akan menjual obatnya melalui perusahaan-perusahaan farmasi raksasa milik mereka.

Juga mereka memegang para ahli, pakar dan ilmuwan yang membuat produk itu, serta melalukan riset yang juga didanai oleh mereka. Namun bukannya menyembuhkan, tapi obat yang mereka jual hanya menunda kematian manusia.

Kelompok rahasia mereka selalu berusaha untuk mengontrol dan mengatur manusia sejak dulu kala, selalu berusaha unggul dan menang dengan berbagai cara, agar seluruh manusia di planet ini selalu tergantung dengan produk-produk mereka, termasuk produk makanan. Karena dengan menguasai produk makanan, berarti mereka dapat mengontrol manusia, termasuk Anda.

IndoCropCircles.com / sumber: Literatur DR Rima Libaow MD at HealthFreedomUSA.org / votreesprit@wordpress / berbagai sumber lain / editor: IndoCropCircles.com)

“Orang-orang diberi makan oleh industri MAKANAN, yang tidak memperhatikan KESEHATAN … dan diperlakukan oleh industri KESEHATAN, yang tidak memperhatikan MAKANAN.” ~ Wendell Barry
“Orang-orang diberi makan oleh industri MAKANAN, yang tidak memperhatikan KESEHATAN … dan diperlakukan oleh industri KESEHATAN, yang tidak memperhatikan MAKANAN.” ~ Wendell Barry

 

Sick Child

People Hate The Truth

World Flags

Video:

 

 

Bahaya di Balik slogan “Kembali ke al-Qur’an dan Sunnah”

$
0
0

Anda mungkin sering mendengar kata-kata seperti judul di atas, anda di nasehati untuk kembali ke Al-Qur’an dan Hadist. Sekilas nasehat tersebut baik, tentu saja baik karena kita dianjurkan untuk menjadikan al-qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup, tapi kalau direnung lebih dalam kita juga wajib bertanya, apakah semua orang diberi kebebasan untuk menafsirkan al-Qur’an ? Kalau anda ada persoalan kemudian buka al-Qur’an dan Hadist kemudian memahami sendiri ? Lalu dimana anda mau letakkan pendapat para ulama yang telah menyusun tafsir dan penjelasan lengkap selama 1400 tahun?

Ciri khas aliran yang muncul 100 tahun lalu di tanah arab tidak lain menjauhkan ummat dengan Ulama dengan berbagai cara, mulai dengan menghancurkan kuburan ulama dengan dalih syirik, melarang menghormati ulama dengan alasan dalam ajaran Islam dilarang mengkultuskan manusia, termasuk slogan di atas, “Kembali ke al-Qur’an dan Hadist” dengan slogan itu ummat tidak lagi perlu bertanya ke ulama, setiap manusia diberi kedudukan yang sama di hadapan Allah termasuk dalam menafsirkan al-Qur’an.

Slogan ini kemudian melahirkan orang-orang yang “sok tahu” tentang al-qur’an, kemudian dengan mudah menvonis orang dengan ayat-ayat yang dipahami dengan keterbatasan ilmunya. Saya sendiri sudah kenyang melihat jenis ulama gadungan, baru rajin shalat 3 bulan dan membaca al-Qur’an terjemahan, kemudian dengan mudah mengeluarkan “fatwa”, yang ini sesat, ini bid’ah, ini tidak sesuai al-Qur’an dan Hadist dst.

Lahirnya orang-orang yang dangkal memahami agama ini memang dirancang oleh kelompok tertentu, saya tidak berani menuduh mereka Yahudi atau orientalis, anda bisa menyebut mereka dengan sebutan yang anda sukai, dengan tujuan agar ummat ini mudah di ombang-ambing seperti buih di lautan. Terputusnya ummat dengan Ulama Pewaris Nabi akan mudah bagi mereka kemudian menyodorkan ulama versi mereka, andai pun memahami al-Qur’an hanya sebatas tekstual, yang tertulis semata.

Selama 100 tahun ummat Islam telah berhasil di perdaya, coba anda lihat hasilnya, ayat-ayat tentang jihad dimaknai apa adanya, maka lahirnya al-Qaida, kemudian ISIS dan lain-lain, diantara sesama muslim jadi saling mencurigai, ini hasil unggul produk “Kembali ke al-Qur’an dan Hadist” yang di dengungkan 100 tahun lalu, slogan yang tidak pernah ada sebelumnya.

Tulisan ini tolong dipahami dengan kepala dingin, saya tidak sedang mengkritik al-Qur’an dan Sunnah dan tidak pula melarang orang berpedoman kepada keduanya, yang saya kritik adalah cara orang memahami keduanya, memahami tanpa dengan bimbingan. Menafsirkan al-Qur’an dengan akal pikiran akan membuat manusia tersesat, Nabi memberikan nasehat :

مَنْ فَسَّرَ اْلقُرْآنَ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barang siapa yang menafsirkan al-Qur’an menurut pendapatnya sendiri, hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka” (HR. Muslim)

Dari awal Nabi sudah khawatir akan muncul suatu generasi yang dengan sekehendak hatinya menafsirkan ayat al-Qur’an. Siapa yang paling paham dengan firman Allah? Tentu saja Nabi dan siapa orang paling paham dengan Nabi? Tentu sahabat, dan siapa yang paling paham dengan sahabat? Tentu saja orang yang pernah hidup dengan sahabat Nabi, hubungan berantai itu yang menyebabkan Islam lestari hingga hari ini.

Paham yang di usung 100 tahun lalu tersebut kemudian menafikan mazhab, dengan alasan karena mazhab ummat ini terpecah, kemudian dengan alasan ini pula slogan “Kembali ke al-Qur’an dan Sunnah” terasa sangat masuk akal, akhirnya seluruh orang dengan gaya masing-masing menartikan al-Qur’an menurut akal pikirannya, hasilnya TERSESAT!.

Pemikiran paham yang muncul 100 tahun lalu tersebut memang rancu, satu sisi anda di suruh mengikuti al-Qur’an dan Sunnah, mengikuti ulama salaf, tapi sisi lain anda dilarang mengikuti mazhab, bukankah Imam Mazhab tersebut termasuk ulama salaf?

Imam Mazhab menurut saya ibarat ahli masak, Koki terkenal yang mempunyai resep masak, kemudian resep itu diwariskan dan dipakai sekian lama dan terbukti memang sangat enak. Ibarat masak kambing, ada berbagai jenis seperti: kari, rendang, sop dan sate, ke empat jenis ini mempunyai keungulan dan kelemahan masing-masing, silahkan anda mengikuti menurut kebutuhan masing-masing. Bagi sebagian orang kari kambing adalah makanan yang sangat cocok untuk mereka, bahan-bahan pendukung seperti kelapa dan rempah-rempah kebetulan banyak di daerahnya, sebagian yang tinggal didaerah tanpa buah kelapa, sate atau sop adalah pilihan paling bagus. Semua jenis masakan berdasarkan resep warisan koki terkenal tersebut sangat baik, karena telah diteliti oleh mereka.

Kemudian muncul satu golongan (100 tahun lalu) yang menolak bahkan membuang resep-resep bagus ahli masak yang telah terbukti selama 1000 tahun ampuh dan hebat, mereka membuang semua resep, bagi mereka gara-gara resep masakan kita jadi tidak kompak, semua orang harus kembali ke alamiah, tidak perlu bumbu-bumbu, itu semua bid’ah. Akhirnya orang disuruh makan daging mentah, hasilnya: hambar dan sakit perut!

Cara terbaik agar kita selalu mendapat bimbingan dari Allah adalah berguru kepada orang yang mempunyai hubungan baik dan dekat dengan Allah, orang-orang yang memahami firman Allah dengan hati yang disinari oleh cahaya-Nya. Menutup tulisan ini saya kutip firman Allah dalam surat an-Nahl 43 :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]

Filipina Selatan Akan Dijadikan Basis Utama Islamic State Asia Tenggara

$
0
0

Negara  manapun di dunia saat  ini sulit  dapat menyatakan  dirinya  steril atau bebas dari ancaman serangan teroris. Al-Qaeda dan Islamic State (IS) yang lebih populer dengan trade mark ISIS masih menjadi induk ideologi radikal organisasi teroris tingkat dunia.

Selain di Irak dan Suriah yang menjadi pusat perjuangan, mereka kini memecah diri  dan membentuk sel-sel lebih kecil yang berpusat di tiap-tiap negara, saling berhubungan dan saling menyokong satu sama lainnya.

Islamic State yang berkembang pesat sejak 2014 berhasil menarik militan radikal dari seluruh dunia dalam mewujudkan negara Islam di Irak dan Suriah. Global jihad di dua negara itu berhasil menarik perhatian dan mendapat dukungan para jihaddis dari seluruh dunia, karena diyakini oleh para simpatisannya bahwa apa yang dilakukannya sebagai akhir dari peperangan Islam untuk mewujudkan negara Syam.

Kelompok radikal di Indonesia diketahui tetap ‘aktif’ terlibat dalam aksi global jihad di Suriah. Jumlah perkiraan mereka sekitar 400-500 orang yang sudah bergabung dan ada informasi masih banyak yang sudah berada di perbatasan Turki-Suriah (sekitar 1.000).

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan perlawanan terhadap kelompok yang menyebut dirinya Islamic State mengalami kemajuan. ISIS bukan tidak tak terkalahkan, katanya.

islamist-terror-group

Dikatakannya juga bahwa dalam sebelas bulan terakhir, sebanyak 25.000 teroris IS terbunuh, serta dimana dalam waktu setahun sebelumnya 20.000 lainnya telah tewas. Jenderal McFarlan, Panglima Komando Pasukan Koalisi Perlawanan terhadap IS mengatakan, kekuatan Islamic State kini jumlahnya diantara 15-30.000 orang yang tersebar di Suriah dan Irak.

Tetapi di sisi  lainnya,  Presiden Obama  memperingatkan bahwa kelompok itu masih tetap merupakan ancaman, “The possibility of an actor who acts alone or in a small cell that kills people is real,” katanya.  Mereka telah mengaktifkan sel di AS dan ada signal mereka akan aktif menyerang di luar negeri.

Perkembangan IS, Abu Sayyaf Grup dan Teroris Asia Tenggara di Filipina Selatan

Menurut laporan, di dapat informasi intelijen bahwa ada militan dari Malaysia dan Indonesia telah bergabung dengan Abu Sayyaf Grup (ASG)  di Basilan Selatan (wilayah otonomi Muslim), dan mereka bertempur menghadapi gempuran pasukan militer Filipina yang  oleh Presiden Filipina, Duterte diperintahkan untuk menghabisi ASG.

Isnilon Hapilon, pimpinan Abu Sayyaf yang berbasis di provinsi Basilan kini memimpin sebuah batalyon baru Islamic State dengan nama Khatibah Al-Muhajir atau “Batalyon Migrant.”  Dilaporkan  bahwa sebagian besar kekuatan tempur mereka terdiri dari jihaddis Malaysia dan Indonesia (perlu pendalaman).

Islamic State belum lama ini merilis video propaganda yang mengimbau pendukungnya di Asia Tenggara untuk bergabung ke Filipina Selatan  apabila mereka mengalami kesulitan untuk berangkat ke Suriah dan Irak. Sementara itu, pakar terorisme Rohan Gunaratna yang berbasis di Singapura mengatakan “Filipina bisa menjadi batu loncatan yang sangat penting untuk mencapai Indonesia, Malaysia dan Singapura, karena Filipina Selatan terletak sangat strategis dan merupakan pusat di wilayah tersebut.”

Pimpinan Abu Sayyaf Group di Pulau Basilan, Isnilon Hapilon (lingkar merah), Foto : beritasatu.
Pimpinan Abu Sayyaf Group di Pulau Basilan, Isnilon Hapilon (lingkar merah), Foto : beritasatu.

Hingga saat ini belum ada konfirmasi dari pihak militer Filipina tentang masalah Batalyon Migrant tersebut, tetapi diketahui  militer Filipina telah membunuh militan asing di  Zamboanga Selatan. Setelah Isnilon Hapilon mengambil alih kepemimpinan Abu Sayyaf Grup, dia menyatakan telah berbai’at kepada pimpinan Islamic State, Abu Bakr al-Baghdadi. Kini  ASG telah berkembang menjadi kelompok teror yang sangat terkenal dan menakutkan  karena melakukan penculikan, pembunuhan,  pemboman dan tindak kegiatan kriminal lainnya di Filipina Selatan.

Dalam video IS tersebut Hapilon ditampilkan bersama Mohd Najib Husen (Hussein), yang juga dikenal sebagai Abu Annas al-Muhajir, komandan Divisi al-Ansar syariah IS (tewas bulan Desember 2015). Kepala Hapilon dihargai pemerintah AS sebesar US$5 juta.

Abu Sayyaf sekarang resmi menggunakan bendera Daesh (Islamic State) dan karena itu Gerakan Khilafah  Islamiyah dan kelompok radikal lainnya di Provinsi Lanao del Sur menjadi pusat di mana militan Ghuraba (asing) berada. Militan Ghuraba dan Gerakan Khilafah Islamiyah  dipimpin oleh  Humam Abdul Najid, yang pernah  terlibat dalam  pemboman di Cagayan de Oro City pada tahun 2013. Kelompok Ghuraba dilaporkan bertanggung jawab dalam menyembunyikan gerilyawan asing, termasuk agen dari Jama’ah al-Tawhid wal-Jihad, sebagai kelompok  pelaku teror dan  disebut sebagai  ancaman internasional.

Jihadis asal  Malaysia  yang kini berada di Filipina Selatan diantaranya adalah, Mahmud Ahmad, Muhammad Joraimee Awang Raimee, Amin Baco dan Jeknal Adil  yang melarikan diri ke Filipina Selatan,  dilaporkan telah merekrut militan di Malaysia dan pernah mengirim simpatisan IS tersebut  ke “Dar al-Harb” (medan perang),  di Suriah dan Irak.

Barang bukti dan Sitaan Operasi Militer Filipina terhadap Abu Sayyaf Group (Foto: dw)
Barang bukti dan Sitaan Operasi Militer Filipina terhadap Abu Sayyaf Group (Foto: dw)

Pasukan Angkatan Darat dari Komando Mindanao Barat, akhir-akhir ini semakin meningkatkan  serangannya dan tercatat telah menimbulkan korban yang cukup banyak terhadap para pemberontak Abu Sayyaf Grup (ASG) dalam serangkaian pertempuran  di Sulu, dimana pihak militer terus melanjutkan operasi pencarian untuk pembebasan sandera asing yang diculik.

Kelompok Maute yang mengklaim memiliki link ke Islamic State dilaporkan pada akhir Agustus 2016 telah  menyerbu penjara di Provinsi Lanao del Sur. Kelompok teror tersebut berhasil  membebaskan sekitar dua lusin tahanan, termasuk delapan rekan mereka yang ditangkap hanya satu minggu sebelumnya. Serangan pada penjara pemerintah ini merupakan pukulan  besar terhadap law enforcement dan ketertiban  di Filipina.

Kepala Inspektur Kota Marawi, Parson Asadil  mengatakan para pria bersenjata itu berhasil  membebaskan pemimpin mereka, Hashim Balwawag Maute, yang juga telah berbai’at  kepada Negara Islam. Maute ditangkap  tanggal 22 Agustus 2016 di pos pemeriksaan tentara-Filipina Polri di kota Lumbayanague di Provinsi Lanao del Sur. Dia  dilaporkan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan teroris.

Pihak Intelijen AS dan pejabat militer mengatakan bahwa, “Hapilon telah menempatkan Filipina langsung di bawah kendali jaringan teror, dan ini adalah game-changer.” Perubahan permainan bisa berupa terbentuknya kegiatan pemberontakan  yang lebih besar di Filipina Selatan.

Dengan bergabungnya para militan dari Malaysia dan Indonesia, bukan tidak mungkin  di masa mendatang, Filipina Selatan yang infrastruktur terorismenya sudah terbentuk akan menjadi basis utama Islamic State di kawasan Asia Tenggara. Praktek terorisme  telah mereka praktekkan di Suriah dan Irak, dimana sangat patut diduga mereka telah menggeser strategi perjuangannya ke arah insurgency. Memang Presiden Filipina Duterte menyatakan dengan serius  akan menghabisi Abu Sayyaf Grup, nampaknya jargon tersebut mudah diucapkan, tetapi jelas sulit dalam melaksanakannya.

Para simpatisan ISIS di Jakarta, Muncul dan disebut ISIS Indonesia (Foto : republika)
Para simpatisan ISIS di Jakarta, Muncul dan disebut ISIS Indonesia (Foto : republika)

Terlebih apabila konsep Khatibah al-Muhajir berjalan, dimana para jihaddis dari Malaysia, Indonesia, mereka yang kembali dari Timur Tengah  serta para militan beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara bergabung. Kekuatan tempur Abu Sayyaf (Khatibah Al-Muhajir atau “Batalion Migrant.”) akan meningkat pesat jumlahnya dan bila ini terwujud, maka ancaman teror di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia akan semakin besar. Solusi terbaiknya adalah dilaksanakannya operasi gabungan militer beberapa negara dalam bentuk sebuah koalisi tempur. Mungkin begitu?

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net

Antara Peristiwa Teror 9/11 Dengan Kepala BIN Yang Baru

$
0
0

Hari ini adalah peringatan 15 tahun aksi teror spektakuler 9/11 yang dilakukan 19 orang dari kelompok pelaku bunuh diri dengan membajak empat pesawat  AS. Teror yang dilakukan pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai peristiwa 911, dimana pembajak menabrakkan dan mampu meruntuhkan menara kembar World Trade Center di New York yang merupakan simbol keperkasaan ekonomi AS, disamping juga Pentagon sebagai Markas  Pertahanan.

Disebutkan warga dan pemerintah AS menangis dan marah, dan dimulailah operasi kontra teror untuk mengejar siapa dibalik itu semua. Dalam mengikuti pembacaan aksi teror maupun kontra teror,  hanya bisa dilakukan dengan disiplin ilmu intelijen, karena disitulah teror sebagai sebuah mazhab ideologis bermukim sebagai bagian (sarana) dari fungsi intelijen penggalangan (conditioning).

Dalam dunia intelijen dikenal istilah  intelijen taktis dan  strategis. Untuk memenangkan sebuah pertempuran,  yang dipergunakan adalah intelijen taktis. Sementara intelijen strategis dipergunakan untuk memenangkan peperangan, terdiri dari sembilan komponen intelstrat (komponen ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam, biografi, demografi dan sejarah).

impossible to be possible (foto: biggerpockets)
impossible to be possible (foto: biggerpockets)

Dari sisi Intelstrat, menilai sebuah kasus saat bermain dalam dunia politik, nafas gerakannya dikenal sebagai “the art of possible”, dimana kepentingan menjadi muara dari segala gerakan. Selama kepentingannya sama, semua bisa diatur. Tetapi apabila kepentingan berbeda semua bisa saling bermusuhan. Dilain sisi, dalam dunia terorisme, nafasnya adalah “the art of impossible”. Sebelum kasus 911, tak seorangpun pernah berpikir akan ada segelintir orang yang nekad menerbangkan dan menubrukan pesawat ke WTC hingga runtuh. Semua pihak awalnya akan berpikir “impossible”, tapi nyatanya “possible”.

Lima Belas Tahun Setelah Serangan

Pada setiap mendekati tanggal 11 September, para pemimpin kelompok Al-Qaeda selalu mengeluarkan pernyataan melalui  media sosial. Pada hari Jumat (9/9/2016) pemimpin tertinggi Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri muncul dalam sebuah video online menjelang ulang tahun ke 15 serangan 9/11  yang mereka akui. Zawahiri menyebut serangan mematikan dahulu itu sebagai sebuah “tamparan” ke AS dan sekutu-sekutunya.

Pucuk Pimpinan Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri (Foto :dailynewsegypt)
Pucuk Pimpinan Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri (Foto :dailynewsegypt)

Sebelumnya, dalam pesan audio yang dirilis AFP dua hari setelah ulang tahun ke-12 (2013) serangan 9/11, Ayman al-Zawahiri mengatakan Amerika bukanlah “kekuatan mistis ” dan bahwa para mujahidin, pejuang suci Islam itu di tanahnya sendiri bisa mengalahkannya dengan serangan. Zawahiri (biasa dipanggil juga Zawahri) sebagai pucuk pimpinan Al-Qaeda, kepalanya dihargai USD 25 juta oleh pemerintah AS, diyakini kini bersembunyi di wilayah perbatasan Pakistan – Afghanistan, atau di Afrika Utara. Belajar dari penyergapan Osama bin Laden, dia selalu bergerak.

Dikatakannya, pada 9 September 2016, “Kami selalu menandai setiap hari yang berlalu selama 15 tahun sejak serangan ke Washington, New York dan Pennsylvania,” kata Zawahiri dalam video yang diterjemahkan oleh kelompok Intelijen SITE. Selain itu dia  mengeluarkan ancaman ke  AS, menyatakan,  “Selama anda terus melanjutkan kejahatan, maka  peristiwa 11 September akan diulang seribu kali, dan Allah akan mengizinkan,” tegasnya.

Direktur CIA, John Brennan mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru bahwa kekuatan  al-Qaeda telah “berkurang” melalui upaya kontraterorisme agresif pihaknya, tetapi ditegaskannya tentang Al Qaeda, “Still a very serious concern and threat, and the core of al-Qaeda – Zawahiri and others of that ilk – still think of the West as the major enemy.” Brennan percaya bahwa mereka masih menganggap Amerika Serikat tetap sebagai  sasaran prinsip seperti  yang dikatakannya di  West Point.

Direktur CIA (Central Intelligence Agency) , John Brennan (Foto :boing2)
Direktur CIA (Central Intelligence Agency), John Brennan (Foto : boing2)

Kini, warga dan pemerintah AS semakin tidak nyaman dengan munculnya ISIS yang kini bernama Islamic State. Setelah serangan 9/11, Presiden AS George Bush menetapkan pengejaran pemimpin Al-Qaeda dengan menyerang pemerintahan Taliban di Afghanistan. Bush mengatakan peristiwa runtuhnya menara kembar WTC pada peristiwa serangan teroris 9/11 sebagai perang pertama pada abad ke-21.

Sejak itu, maka kampanye melawan terorisme global merupakan tujuan utama kebijakan luar negeri dan pertahanan AS, dan tujuan-tujuan internasional lain akan berada dibawah tujuan besar ini. Sejak itulah operasi besar pengejaran terhadap Osama bin Laden dilakukan, tokoh yang dianggap bertanggung jawab. Menlu AS yang saat itu dijabat Collin Powel bahkan mengatakan lebih serius, pemerintah AS akan mengejar kekuatan dibalik serangan tersebut yang disebutnya sebagai “along and bloody war”.

Bush menyatakan perkiraan bahwa operasi kontra teror, hanya berlangsung lima tahun, paling lama satu dekade. Tetapi ternyata dia salah. Hingga kini AS terus terancam oleh aksi teror, baik oleh sel Al-Qaeda, Islamic State maupun simpatisan yang melakukan teror, dikenal sebagai serigala tunggal (lone wolf).

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan perlawanan terhadap kelompok yang menyebut dirinya Islamic State mengalami kemajuan. ISIS bukan tidak tak terkalahkan, katanya. Dikatakannya juga bahwa dalam sebelas bulan terakhir, sebanyak 25.000 teroris IS terbunuh, serta dimana dalam waktu setahun sebelumnya 20.000 lainnya telah tewas. Jenderal McFarlan, Panglima Komando Pasukan Koalisi Perlawanan terhadap IS mengatakan, kekuatan Islamic State kini jumlahnya diantara 15-30.000 orang yang tersebar di Suriah dan Irak.

Tetapi, Presiden Obama memperingatkan bahwa kelompok itu masih tetap merupakan ancaman, “The possibility of an actor who acts alone or in a small cell that kills people is real,” katanya. Mereka telah mengaktifkan sel di AS dan ada signal mereka akan aktif menyerang di luar negeri.

Kepala BIN Baru dan Ancaman Teror di Indonesia

Penulis baru menulis tentang pemilihan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru dilantik (Komjen Pol Budi Gunawan), yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolri, dikaitkan dengan peristiwa serangan WTC 11 September 2001.  Mengapa? Penulis ingin Budi  Gunawan melihat kadar ancaman teror global  yang  semakin berbahaya.

Dalam peristiwa 9/11, rakyat dan pemerintah AS demikian terguncang oleh aksi teror yang sukses menyerang simbol  pusat perekonomian Amerika yang demikian terjaga kuat, juga kekuatan militer pertahanan maupun intelijen. Toh, beberapa belas pelaku teror mampu menerobos rintangan sekuriti penerbangan, melakukan desepsi kontra teror, dan membuat perencanaan spektakuler. Ini artinya Amerika kecolongan? Kira-kira begitu, WTC pernah coba di bom tetapi tidak sukses. Konsep pesawat sebagai bom bakar ternyata tidak masuk agenda pengawasan ketat dari  badan intelijen AS.

Beberapa Badan Intel AS, Black Budget (Foto : cbsnews)
Beberapa Badan Intel AS, Black Budget (Foto : cbsnews)

Nah, dengan perkembangan ancaman teror masa kini, badan intelijen AS kemudian lebih diberdayakan dan menjadi penjuru dalam mengantisipasi ancaman teror dan  ancaman keamanan nasional lainnya. Washington Post menyiarkan pembocoran informasi dari mantan kontraktor intelijen Edward Snowden tentang adanya black budget intelijen sebesar USD 52,6 miliar, yang memetakan lanskap birokrasi dan operasional yang belum pernah tunduk pada pengawasan publik. Ringkasan Snowden menjelaskan tentang teknologi intelijen terdepan, perekrutan para agen komunitas intelijen AS, yang berjumlah 107.035 karyawan dan operasi intelijen yang sedang dilaksanakan.

Direktur Nasional Intelijen, James Clapper Jr R. Menyatakan, “Amerika Serikat telah melakukan investasi yang cukup besar dalam Komunitas Intelijen sejak serangan teror 9/11, mencakup juga perang di Irak dan Afghanistan, Arab Spring, proliferasi senjata pemusnah massal teknologi, dan ancaman asimetris dari perang cyber,” ungkapnya. Dokumen Snowden menggambarkan konstelasi intelijen bertugas melacak jutaan target surveilans dan melaksanakan operasi yang mencakup ratusan serangan yang mematikan .

Mereka diorganisir dalam lima prioritas yaitu, memerangi terorisme, menghentikan penyebaran senjata nuklir dan konvensional lainnya, memperingatkan para pemimpin AS tentang peristiwa penting di luar negeri, menangkal spionase asing, dan melakukan operasi cyber. Setelah serangan 11 September 2001, pemerintah AS telah menghabiskan anggaran sebesar USD 500 miliar dimana dikatakan bahwa AS berhasil menangkal ancaman teroris. Dan hasilnya menurut data Snowden adalah terbentuknya kekaisaran intelijen, sebuah kerajaan yang melampaui kemampuan musuh dan negara manapun. Itulah AS yang sadar bahwa terorisme adalah ancaman bagi negaranya, hanya bisa diantisipasi oleh intelijen yang kuat.

badan-badan-negara

Bagaimana dengan Indonesia masa kini dan kedepannya terkait ancaman teror dan keamanan nasional lainnya. Bagaimana dengan posisi BIN yang seharusnya ditempatkan sebagai sebagai penjuru? Dalam penanganan terorisme, ada tiga institusi yang menangani aktif pada saat ini, yaitu BNPT, BIN dan Polri (baca Densus 88). Teror harus ditempatkan sebagai sebuah ancaman serius terhadap negara. Yang terjadi di Indonesia saat ini adalah semacam tindakan kriminal beberapa kelompok dan mulai lebih aktif di kontrol dari luar negeri.

Perang teror yang saat ini terjadi di Suriah dan Irak sudah merupakan sebagai gerakan insurgency, membentuk negara. Maka perang yang berlangsung adalah pengerahan kekuatan  militer dengan penjuru badan intelijen.  Titik rawan Islamic State adalah tidak dimilikinya pertahanan udara dan alutsista udara. Disitulah mereka dengan mudah dihancurkan hingga dalam dua tahun perang menurut Obama 45.000 penempur mereka tewas.

Oleh karena itu, para pejabat yang menangani masalah teror di Indonesia, bukan sekedar mengedepankan deradikalisasi, anti radikalisasi saja, tetapi dibutuhkan ketegasan dan kesiapan aturan, UU yang segera berjalan tanpa debatable apabila terjadi peningkatan signifikan ancaman terorisme. BNPT sebagai badan yang bertanggung jawab dalam penanggulangan terorisme sebaiknya diperkuat sisi intelijennya, bukan hanya meninjau dan memperkuat penanggulangan  terorisme  dari sisi agama, psikologi, sosiologi dan, hukum . Intelijen meneliti dari sisi yang komprehensif sehingga hasilnya utuh tidak sepenggal-sepenggal. Apakah BNPT bisa mendapat informasi intelijen dari badan lainnya? Agak diragukan juga.

Tito-karnavian

Suatu hal yang positif dalam penanggulangan teror dengan duduknya Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Kepala BIN, karena link dengan Polri, dimana Kapolrinya (Jenderal Pol Tito Karnavian) adalah seorang pakar Terorisme. Penulis perkirakan kerjasama BIN-Polri mendatang akan lebih erat dan lebih mampu memetakan ancaman teror di Indonesia. Sebagai catatan, Densus 88 jelas membutuhkan analisis intelijen dari sisi ancaman, lebih luas dibandingkan hanya sebagai tindak kriminal saja. Kini,  informasi intelijen  bisa didapat dari BIN dengan lancar pastinya.

Nah, khusus untuk Kepala BIN yang baru, penulis ucapkan selamat bertugas, amanah di Pejaten itu jelas sangat berat dan selalu mudah disalahkan. Apabila terjadi serangan teror misalnya, maka intelijen dituduh tidak berbuat. Badan intelijen Perancis juga dikatakan kecolongan dengan serangan Bataclan, demikian juga Belgia dengan serangan di Bandara Brussel, Turki juga kecolongan dengan aksi teror di Bandaranya, Jakarta dengan teror di Thamrin. BG harus siap disalahkan karena ada pandangan berbagai pihak soal kapabilitas.

Dalam uraian diatas panjang lebar penulis menyampaikan besarnya ancaman khusus terorisme. Belum lagi apabila dibahas, asimetris war, proxy war, currency war, dal lain-lain ancaman clandestine yang juga porsi BIN. Sebagai penutup disampaikan bahwa analisa intelijen itu adalah kegiatan yang sangat sulit, dan pada akhirnya akan merupakan sebuah prediksi. Karena itu banyak dan luas yang harus ditangani Budi Gunawan. Sukses selalu demi bangsa dan negara. Bravo!

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net

Sekuler Vs Sekuler Terselubung dalam Teriakan Nyaring: “Ulama Jangan Berpolitik!”

$
0
0

Manusia pada dasarnya memiliki sifat kritis dan sifat ingin tahu yang besar, dengan sifat ingin tahu yang besar membuat manusia kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, atas dasar inilah peradaban manusia semakin lama semakin maju dan berkembang. Manusia juga memiliki sifat “Mencari Kenikmatan” dan “Menghindari Sengsara”, lewat dua sifat inilah manusia menentukan pilihannya, bisa salah satu atau kedua-duanya.

Ketika dulu menempuh pendidikan, kita sangat semangat pergi kesekolah karena dua hal ini, “Mencari Kenikmatan/Kebahagiaan”, kenikmatan kumpul bersama kawan-kawan, kebagiaan yang dijanjikan apabila nanti selesai sekolah dapat kerja dan hidup lebih baik. Kita juga “Menghindari Sengsara” jika pendidikan tidak selesai akan jadi pengangguran dan masa depan jadi suram. Dalam beragama juga tidak terlepas dari dua hal ini, mencari surga dan menghindari neraka, atas dasar sifat dasar yang alamiah ini Tuhan menyediakan dua pilihan bukan 3 atau 4, yaitu surga dan neraka, tidak ada pilihan lain.

Atas dasar dua kebutuhan manusia yang bertentangan inilah system dunia ini dibangun oleh para penguasa. Koorporasi besar multinasional bisa berkembang keseluruh dunia karena mereka sangat paham bagaimana cara mempengaruhi manusia, menawarkan kebahagian dan memberikan ancaman akan kesengsaraan. Anda boleh membenci Yahudi, tapi anda tidak berdaya dengan produk-produk yahudi yang dengan baik hati memanjakan tubuh anda mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Anda boleh dendam dengan Kristen, tapi produk-produk dari perusahaan Kristen atau di Negara Kristen tidak dapat anda hindari. Kenapa? Karena semuanya berjalan dengan hukum yang sudah sangat di pahami oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Coba perhatikan iklan di TV, juga berjalan atas dua hal tersebut, mengiming-iming anda atau/dan menakut-nakuti anda. “Rasakan Kesegarannya”, “Sayangi rambut anda, jangan sembarang gunakan sampoo” dan lain-lain.

Dalam iklan berlaku semboyan, “Kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran” dan sikap kritis anda makin lama makin hilang dan menerima apa yang diiklankan. Awalnya kita mentertawakan kalau ada iklan setelah minum-minuman bersoda lompat ke padang pasir maka seketika padang pasir berubah jadi kolam renang, tapi lama-lama hal itu menyenangkan dan tanpa sadar (memang di program di alam bawah sadar), akhirnya tergerak kita untuk minum-minuman tersebut. Iklan memang diciptakan tidak masuk akal, lucu dan kita mentertawakan, tapi kesenangan melihat hal konyol itulah yang membuat pesan-pesan iklan masuk ke alam bawah sadar kita.

Dalam sehari-hari pun demikian, sama dengan iklan, propaganda yang dirancang bagus, bisa jadi awalnya kita tolak, tapi setelah ramai orang menerima kita akan menerima tanpa bertanya lagi. Dunia ini di desain sedemikian oleh sekelompok kecil orang agar mereka bisa memanfaatkan dengan sebesar besarnya jumlah manusia yang besar itu untuk kepentingan mereka. Pendidikan yang dirancang seluruh dunia pada dasarnya bukan untuk membuat manusia cerdas tapi untuk membuat manusia patuh, tidak lebih dan tidak kurang. Cerdas yang didapat hanya efek samping dari tujuan utama yaitu patuh. Untuk apa pendidikan dirancang dengan patuh, agar nanti bisa dimanfaatkan oleh banyak pihak, pemerintah, perusahaan dan lain-lain.

Dalam 7 tahun belakangan ini saya belajar tentang NLP, Hynotherapy, Coaching, Parenting, dan ilmu-ilmu psikologi dari berbagai sumber dan apa yang saya sampaikan bukanlah bagian dari ilmu tasawuf tapi hasil dari pelajaran yang saya dapat dari ilmu-ilmu luar tersebut. Apa yang saya tulis di atas adalah ilmu yang telah saya pelajari dan saya pratekkkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari seluruh ilmu yang pernah saya pelajari, kesimpulan singkat bahwa tasawuf berada di atas semua itu.

Tentang hilangnya sikap kritis manusia, salah satu contoh adalah tentang semboyan dalam politik. “Tidak ada kawan abadi yang ada hanya kepentingan abadi”, dan seluruh orang menerima semboyan ini tanpa mau mengkritisi sedikit pun. Kemudian kita mencari alasan pembenaran atas sikap tidak setia kita kepada teman atau sahabat dengan motto itu, dan jadilah politik sebagai lahan perang yang berdarah-darah, bukan sebagai rahmat.

Apa efek ketika manusia menerima semboyan tersebut, hilangnya sikap setia dan munculnya sifat khianat dalam diri kita. Bukankah Rasulullah SAW memberikan contoh sebaliknya, selalu setia kepada sahabat dan selain kepentingan untuk agama, maka persahabatan berada di atas segalanya. Kemudian dibangunlah politik dengan wajah culas, kotor dan penuh dendam, langkah selanjutnya yang sudah bisa ditebak adalah MELARANG ULAMA untuk terjun ke dalam dunia kotor tersebut.

Ketika orang-orang paham agama tidak masuk kedalam politik, maka kekuasaan dipegang oleh manusia licik dan berhati kotor, bertambah parahlah kehidupan masyarakat. Ketika kehidupan dan akhlak masyarakat sedemikian buruk karena system memungkinkan demikian maka nanti yang disalahkan ulama karena tidak mengambil peran dalam membina akhlak, yang salah juga ulama.

Kalau melihat cara menghancurkan ummat ini yang dilakukan oleh kekuatan di luar sana ada dua yaitu :

  1. Menciptakan system sekuler, dimana kehidupan Negara dan agama saling terpisah. Negara tidak mencampuri urusan agama ummat dan sebaliknya agama tidak diperkenankan masuk ke dalam system bernegara. Turki salah satu contoh bagaimana tatanan kehidupan sedemikian baik dibangun oleh Kesultanan Turki hancur berkeping keping dengan system sekuler ini.
  2. Membangun sebuah system yang nampak sangat agamis tapi didalamnya dimasukkan Sistem Sekuler Terselubung. Masyarakat dilalaikan dengan slogan-slogan agama, apakah itu berupa “Syariat Islam”, “Kembali ke al Qur’an Hadist”. Dalam system ini masyarakat seperti dimasukkan ke sebuah ruangan, disitu diberikan segala kelengkapan agama, semua symbol symbol agama diberi secara berlimpah sampai mereka lalai, dan mereka tidak di izinkan keluar dari ruangan, mengintip pun tidak boleh. Sistim ini anda bisa lihat di Arab Saudi, negeri yang konon kabarnya sangat Islami. Silahkan anda potong tangan pencuri, silahan anda razia orang yang tidak berbusana muslim, TAPI jangan coba-coba anda terapkan kepada Raja dan aparatnya. Dalam system Negara ini, ulama diberi tempat namun dibatasi. Ulama jangan coba coba memuat fatwa yang bertentangan dengan Raja, kalau ingin hidup selamat di dunia yang fana ini.

Kedua system ini disodorkan kepada kita atas dua dasar sifat manusia, mencari nikmat dan menghindari sengsara. Sebagian orang menganggap system sekuler turki itu baik karena Negara tidak mengintervesi ranah pribadi warga Negara yaitu sikap keshalehan dalam beragama. Sebagian setuju dengan system Arab Saudi, kehidupan beragama warga di atur oleh Negara bahkan cara beragama secara detail dibuat petunjuk jelas, berbeda mazhab pun dilarang. Kelihatan indah dan islami tapi kenyataannya itu semua semu, karena pemerintahannya sama sekuler dengan Turki, Cuma secara terselubung. Kelompok pendukung satu diberi lebel Liberal, kelompok diseberang diberi Lebel Fundamentalis dan pencipta keduanya senyum senyum diluar sana.

Kita bersyukur hidup di Indonesia, sebuah negeri yang di bangun atas perjuangan para syuhada dan doa sekalian ulama sehingga berdiri sebuah Negara kesatuan yang kokoh dan kuat. Namun sejak reformasi, Indonesia mulai dirayu oleh kekuatan raksasa diluar sana untuk menjadikan sebagai Turki yang sekuler atau Arab Saudi yang Sekuler Terselubung. Saya menduga, sekali lagi menduga, bahwa yang merancang Negara Turki sekuler dan Arab Saudi Sekuler Terselubung adalah kelompok yang sama.

Daerah-daerah di Indonesia dengan otonomi daerah sedang menuju kepada dua jalan, namun jalan yang paling banyak dan menggiurkan adalah kepada SEKULER TERSELUBUNG, mencontoh Arab Saudi. Pemimpin tidak perlu pandai, cerdas dan paham agama, yang penting bagaimana dia bisa tampil “agamis” dalam kehidupan sehari-hari karena orang tidak akan menanyakan tentang kemiskinan dan ketidakadilan tapi orang menanyakan bagaimana “keshalehan” pemimpinnya. Maka berlomba-lombalah pemimpin daerah membuat acara-acara seremonial agama, pengajian besar-besaran dan membangun mesjid besar dan megah, karena memang itu yang bisa dijadikan sarana untuk menutupi ketidakmampuan mereka dalam memimpin.

Masyarakat yang protes dan tidak sepaham dengan mereka diberi lebel “Penentang Syariat Islam”, atau “Penentang Hukum Allah”, itulah yang dipraktekkan oleh Arab Saudi sejak Negara ini diciptakan oleh kelompok itu. Di Arab Saudi, perbedaan dirubah dari rahmat menjadi bala. Apapun yang tidak sesuai dengan paham wahabi akan digusur dan dimusnahkan. Pada akhirnya sikap kritis sebagai sifat dasar manusia kian lama kian melemah dan pada akhirnya hilang sama sekali.

Dalam Sistem Sekuler Terselubung, ulama diberi tempat terbatas, hanya mengisi ceramah-ceramah agama, pengajian dan membina pasantren dalam ruang lingkup terbatas. Ketika ulama yang memiliki kemampuan mempimpin mencoba untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik, maka secara serentak, akur tanpa sikap kritis mereka berteriak, “Ulama Jangan Berpolitik”. Kalau ditanya darimana sumber ucapan tersebut, mereka tidak bisa menjawab, yang penting ulama tidak boleh berpolitik. Apakah ummat Islam tidak sadar bahwa kata-kata “Uama Tidak Boleh Berpolitik” itu adalah pesan-pesan yang di ciptakan oleh Kaum Orientalis yang telah meneliti ratusan tahun bagaimana cara melemahkan ummat Islam. Cara paling mudah adalah membatasi orang-orang yang paham agama dalam sebuah kerangkeng, sehingga mereka tidak bebas mengatur masyarakat.

Orang yang suka berteriak, “Ulama Jangan Berpolitik” barangkali lupa membaca sejarah Islam. Orang-orang yang mengisi pemerintahan di zaman Khulafaur Rasyidin kesemuanya adalah orang-orang yang paham tentang ilmu Agama. Abdullah bin Mas’ud atau Ibnu Mas’ud menjabat sebagai Gubernur Kufah pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Kenapa dijadikan Gubernur, karena Beliau paham agama dan baik akhlaknya. Masyarakat Kufah mengakui bahwa ia adalah orang yang sangat baik akhlaknya: “Kami tidak melihat ada orang yang melebihi Ibnu Mas’ud dalam mengajar.” Saidina Ali bin Abi Thalib pun memuji Ibnu Mas’ud, “Ia adalah orang yang membaca al-Qur’an dengan baik. Menjaga dan memenuhi halal dan haram al-Qur’an. Ia adalah seorang fakih dan alim terhadap sunnah Rasulullah Saw.

Begitu banyak sahabat-sahabat Nabi yang ditujuk menduduki jabatan karena mereka sangat paham akan agama dan memiliki akhlak yang baik, lalu kenapa kita percaya dengan selogan, “Ulama Tidak Boleh Berpolitik”. Slogan itu sangat ampuh untuk Arab Saudi karena mereka khawatir kekuasaan klan nya tergeser dengan muncul orang-orang cerdas dan berkhualitas serta kritis dalam pemerintahan.

Setelah kita diberi keyakinan bahwa dalam politik tidak ada kawan abadi yang ada hanya kepentingan abadi, politik menjadi kotor, maka sangat masuk akal dimasukkan ide berikut, “Ulama Jangan Berpolitik”, karena nanti akan ikut menjadi kotor.

Apakah tugas ulama (orang berilmu) hanya menjadi tukang ceramah tanpa bisa merealisasikan isi ceramahnya? Apakah mereka hanya bisa berkata mari berbuat baik, mari hidup lebih sejahtera tanpa bisa berbuat apa-apa? Sementara yang mengatur mereka adalah orang-orang yang hatinya 100% hanya untuk dunia.

Apa yang terjadi ketika zaman Belanda dulu seluruh orang berkeyakinan bahwa ulama jangan masuk ranah politik, cukup dipasantren saja, sudah pasti sampai sekarang kita terjajah. Oleh karena sekelompok ulama yang keluar dari slogan itulah kemudian hari membentuk organisasi NU, Muhammadiyah, Serikat Islam dan membentuk pergerakan-pergerakan, inilah cikal bakal gerakan global di seluruh Indonesia  yang membuat kita bisa menikmati kemerdekaan saat ini.

Ketika sebagian ulama terjun langsung dalam perang mengorbankan semangat jihad, saat itu pasti juga ada sekelompok orang yang berteriak dengan suara berbeda, “Ulama Jangan Berpolitik” nanti hatinya menjadi kotor. “Ulama Jangan Berperang Karena Jihad Hanya ada di zaman Nabi”. Namun para ulama, Guru-Guru kita yang mulia atas petunjuk dari Allah SWT tetap meneruskan perjuangan karena mereka tahu kalau mereka diam dan berhenti maka masyarakat akan tenggelam ke dalam neraka dunia.

Karena manusia diberi pilihan oleh Allah, maka semua kembali kepada diri kita masing-masing, apakah tetap membiarkan politik menjadi kotor dan licik, ulama dikurung dalam ruang terbatas ataukah politik kita Islamkan sebagaimana hidup kita keseharian menjadi Islam, sehingga dunia politik menjadi rahmat bagi sekalian alam sebagaimana tujuan sejati dari Islam itu sendiri.

Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika tulisan ini tidak berkenan di hati, terutama para penggemar Turki dan Arab Saudi…

sMoga bermanfaat…

Sufi Muda

Membaca Agenda Tersembunyi di Balik Tax Amnesty

$
0
0

Sebagaimana tulisan terdahulu {silahkan baca: (1) Mengenal Perang Asimetris: Sifat, Bentuk, Pola dan Sumbernya; (2) Membaca Isu Rokok Mahal dan Tax Amnesty dari Perspektif Perang Asimetris; dan (3) Isu Rokok Dan Tax Amnesty: Tarian Gendang Yang Ditabuh Oleh Asing, M Arief Pranoto, di Web theglobal-review, Global Future Institute/GFI, Jakarta}, bahwa bentuk serangan asimetris asing (asymmetric warfare) yang sukar dikenali dan sulit dibaca oleh pubik manakala ia telah melalui “Kebijakan Negara dan/atau Pemerintah.” Kenapa? Selain kata “kebijakan” itu sendiri bersumber dari logika dan rasa —dalam arti logika yang benar dan (rasa) yang adil— dimana ujung kebijakan adalah ketentraman dan kenyamanan warga, juga — mana mungkin sebuah kebijakan negara/pemerintah kok malah menjerumuskan warga negaranya? Namun inilah yang terjadi. Ketika sebuah kebijakan justru menimbulkan keresahan di kalangan warga, maka mutlak harus dicermati bersama, karena niscaya ada sesuatu yang keliru atas proses maupun tujuan kebijakan tersebut.

Tulisan sederhana ini, tidak akan menguak adanya “power dahsyat” yang mendorong terbitnya Undang-Undang (UU) Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) kecuali sekilas untuk menyambungkan bahasan saja, karena faktanya bahwa antara tahap wacana (isu), pembahasan (tema) dan penerbitan (skema) UU ini terbilang sangat cepat lagi singkat. Coba bandingkan dengan UU lain yang temponya bertahun-tahun, belum juga masuk prolegnas. Namun tidak akan sejauh itu kajian ini.

Tulisan ini hanya mencoba menguak hidden agenda (agenda tersembunyi) di balik pemberlakuan Tax Amnesty dari perspektif geopolitik, khususnya (pisau) varian asymmetric warfare sebagai pola paling favorit di abad ke 21 yang kerap digunakan para adidaya dalam rangka menebar serta melebarkan hegemoninya di negara-negara yang menjadi target (kolonialisme)-nya.

Secara tersirat, target pokok atau Plan A dari UU ini adalah para koruptor dan pengemplang pajak yang menyimpan uangnya di negara suaka pajak (tax heaven) semacam Singapore, Swiss, dan lain-lain. Inilah mimpi di siang bolong, kata Sri Mulayani Indrawati, jika mengharap repratiasi dana dari luar negeri.

Tatkala Plan A dinilai gagal karena hanya mampu menjaring sekitar satu triliun rupiah dari target sebelumnya yang mencapai ribuan triliun rupiah. Target pun diturunkan menjadi Rp 165 triliun. Dan tampaknya masih sulit dicapai, lalu (target) diturunkan lagi menjadi Rp 30 trilun.

Persoalan pokok memang: “Pemerintah tidak punya uang.” Ora duwe duit. Apakah berarti, pemerintah salah menghitung biaya pembangunan berbagai infrastruktur dengan kekuatan anggaran? Entahlah. Penulis tak mau terjebak saling menyalahkan perancang APBN. Berdasarkan info berkembang, target APBN dari pajak sekitar Rp 1.363 triliun, namun baru tercapai Rp 500 triliun.

Singkat cerita, gagal pada Plan A, Plan B pun dijalankan yaitu selain (Plan B-I): “Tax Amnesty ditujukan kepada setiap warga negara,” juga (Plan B-II): “Pemotongan-pemotongan anggaran di berbagai Kementerian dan Lembaga Negara, termasuk pemangkasan anggaran pada pemerintah-pemerintah daerah.” Nah, Plan B inilah yang hendak dikaji agak dalam melalui perspektif geopolitik (cq asymmetric warfare).

Dari perspektif geopolitik global, sekali lagi, Indonesia merupakan tujuan kolonialisme disebabkan “takdir geopolitik” menggiurkan (berupa potensi ekonomi, geoposisi silang, sumberdaya alam, demografi, dan lain-lain). Karena faktor takdir geopolitik tersebut, maka republik ini ditempatkan pada posisi (1) sebagai PEMASOK BAHAN MENTAH bagi negara-negara industri maju; (2) sebagai PASAR bagi barang-barang jadi yang dihasilkan oleh negara-negara industri maju; dan (3) sebagai pasar guna MEMUTAR ULANG KELEBIHAN KAPITAL yang diakumulasi oleh negara-negara industri maju tersebut (Soekarno, 1955).

Pertanyaannya sederhana, jika seorang petani di gunung —katakan namanya Mukidi— punya tanah warisan relatif luas, ketika ia ikut Tax Amnesty dan harus membayar sekian ratus juta rupiah, darimana Mukidi mampu membayar pajak pengampunan? Mungkin jawabannya: “Dijual.” Dijual kepada siapa? Siapa segelintir orang yang memiliki dana tak terbatas —para pengembang— di tengah warga negara lain yang lagi bingung mencari dana untuk membayar pajak amnesty? Inilah prakiraan skenario bila Plan B-I dijalankan pemerintah. Berapa banyak jumlah “Mukidi” di Indonesia? Ia, mereka, kamu, atau kalian adalah —Mukidi— mayoritas rakyat di Bumi Pertiwi.

Dari sampel prakiraan “Kasus Mukidi” di atas, jika ditelusuri melalui modus asymmetric warfare, telah bisa dibaca siapa sesungguhnya “power dahsyat” dari luar (asing) di balik terbitnya UU Pengampunan Pajak ini?

Sekarang menginjak Plan B-II yang berupa: “Pemangkasan anggaran baik di pusat maupun daerah.” Secara kronologis, sekarang sudah bulan September 2016. Sudah barang tentu, proyek-proyek pembangunan yang bersumber dari APBN dan APBD di kewilayahan tengah berjalan. Dan menjadi rahasia umum pula, bahwa fee telah disebar oleh pemenang tender ke pejabat pusat dan daerah. Pertanyaannya adalah, “Siapa yang akan membayar sisa (per tahap/termin) bila ada pemangkasan anggaran nantinya?” Proyek bisa terbengkalai, tak terbayar. Bolehkah pemerintah daerah utang ke luar negeri? Ini sekedar retorika.

Dari perspektif peperangan asimetris, operasional Plan B-II ini justru akan memicu daerah-daerah yang merasa kecewa ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sekali lagi, inilah yang diharapkan oleh asing. Pertanyaannya, “Bukankah skema Clinton Program-nya Paman Sam yang hendak memecah NKRI menjadi negara bagian masih terus berjalan senyap di negeri ini?” Retorika lagi, “Siapa power dahsyat di balik terbitnya UU ini?”

Itulah asumsi: “PERSENYAWAAN HEGEMONI.” Implikasinya bahwa kegaduhan serta hiruk-pikuk politik di Bumi Pertiwi kini bukanlah soal perebutan hegemoni antara Barat (Amerika Serikat dan sekutu) melawan Timur (Cina) dimana negeri ini hanya dijadikan proxy (medan tempur)-nya, tetapi dinamika politik justru mengarah kepada “persenyawaan hegemoni” antara keduanya. Barat ingin ini, Timur mau yang itu. Cincai-cincai berlangsung secara senyap di top level management. Mungkin itulah inti skema kolonialisme terbaru di republik tercinta ini.

Pertimbangannya, daripada sama-sama hancur di Laut Cina Selatan manakala digelar skenario “rebutan hegemoni” ala militer. Kalah menang bisa menjadi arang. Bukankah lebih nyaman kavling-kavling (geo) ekonomi di Indonesia?

Antara komunis (Cina) dan kapitalis (Amerika) itu serupa tapi tak sama. Berubah-ubah modus tetaplah sama. Serupa pada daya eksploitasi di wilayah koloni yakni mencari bahan baku semurah-murahnya lalu menciptakan pasar seluas-luasnya, sedang perbedaan hanya pada management puncak. Artinya, bila komunis dikuasai segelintir elit negara, sedangkan kapitalis dikendalikan oleh sekelompok elit partikelir atau swasta. Dari pisau analisa asymmetric warfare, bahwa Tax Amnesty merupakan test case pertama serta implementasi teori dan/atau asumsi “Persenyawaan Hegemoni.” Tak bisa tidak.

Seandainya Plan A dan B tidak terlaksana, kemungkinan dijalanlan Plan C dalam Tax Amnesty ini, yaitu: “Utang luar negeri.” Entah utang kepada China ataupun International Moneter Fund (IMF), Bank Dunia, dan lain-lain, kelak muaranya akan sama, karena menurut John Adams (1735-1825): “Ada dua cara menaklukkan dan memperbudak sebuah bangsa. Pertama dengan pedang (militer), kedua melalui utang.” Plan C inikah yang kelak berjalan?

Membiayai pembangunan Tol Laut —Poros Maritim Dunia— dan berbagai infrastruktur (pada catatan GFI, Jakarta, meliputi 24 pelabuhan laut, 14 bandara dan 8000 km rel kereta, dan lain-lain) bukanlah bim salabim atau seperti membalik telapak tangan. Lagi-lagi, pemerintah harus berutang. Entah skema utang kelak adalah Public Private Partnership (PPP) —ini utang masa depan— atau Turnkey Project Management (TPM). Nanti akan terlihat.

Apabila pemerintah kembali utang ke IMF, maka sudah bisa ditebak bahwa jerat Structural Adjusment Programmes (SAPs)-nya IMF akan kembali melilit “leher” Indonesia berupa: (1) perluas kran impor dan adanya aliran uang yang bebas; (2) devaluasi; dan (3) kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk: pembebasan tarif kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga kebutuhan publik. Termasuk di dalamnya adalah privatisasi BUMN, oleh karena privatisasi merupakan watak ideologi neoliberalisme (neolib) yang menopang IMF. Entah BUMN mana lagi akan diprivatisasi nantinya?

Kalau pemerintah berutang ke China, maka boleh diduga bahwa XI Jinping cenderung memilih TPM. Kenapa? Karena melalui skema TPM ini, Xi Jinping, Presiden China bakal terus memasukkan “tentara merah”-nya berkedok kuli/pekerja kasar pada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Pertanyaannya, “Pilih mana — Plan A, B atau C?”

Mukidi berkerut, lalu bangkit dari tidurnya. Ia berorasi: “Tidak semuanya! Tolong tunda berbagai proyek infrastruktur dan tunda pula Tax Amnesty”. Selesai berorasi, Mukidi kembali tidur. Ia mendesis, daripada stress memikirkan harga rokok yang katanya akan membumbung tinggi!

Penulis : M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)


Pemerintah Tiongkok Mainkan Isu Lingkungan Hidup Untuk Hancurkan Pesaing Bisnisnya di Sektor Teknologi Nuklir di Indonesia

$
0
0

Sedemikian rupa Pemerintah Repubklik Rakyat Tiongkok berupaya menanamkan pengaruhnya dalam kebijakan perekonomian nasional Indonesia maupun dalam menguasai sektor energi di Indonesia, sehingga segala macam cara ditempuh.

Terbetik kabar, dua perusahaan negara Tiongkok yang bergerak dalam bidang energi, yaitu China Nuclear Power Operation Techology Corporation Ltd (CNPO) dan General Nuclear Power Corporation (CGN), beberapa waktu berselang telah memberi informasi yang salah kepada Pemerintah Indonesia mengenai adanya dampak buruk terhadap Lingkungan Hidup melalui penggunaan teknologi-teknologi nuklir buatan Rusia.

Jika informasi ini benar, maka tak pelak lagi pihak pemerintah Tiongkok telah memainkan isu dampak lingkungan hidup dengan dalih untuk mendukung gerakan peduli terhadap perlindungan lingkungan hidup. Nampaknya pemerintah Tiongkok meniru pola yang dimainkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu baratnya dalam memainkan isu demokrasi, hak-hak asasi manusia dan lingkungan hidup, sebagai sarana untuk menekan kebijakan luar negeri dan perekonomian negara-negara berkembang yang sedang jadi sasaran untuk dikuasai wilayah geopolitiknya.

Begitulah yang nampak jelas melalui manuver yang dilakukan oleh CNPO dan CGN dalam memainkan isu lingkungan hidup, untuk membendung kemungkinan kerjasama strategis antara Indonesia dan Rusia. Tujuan strategis dari manuver CNPO dan CGN ini nampak jelas. Bahwa melalui manuver tersebut, pihak Tiongkok berusaha untuk menunda program nuklir Indonesia, sehingga pada perkembangannya kemudian, menggunakan momentum ditundanya pelaksanaan program nukklir Indonesia, untuk memperkuat posisi strategis pasar dalam negeri Tiongkok sendiri di sektor teknologi nuklir, terkait posisi tawarnya terhadap pemerintah Indonesia.

Padahal kalau kita cermati dengan seksama kepentingan dan sepak-terjang Tiongkok dalam memainkan kepentingan ekonominya di Indonesia, terlihat sekali berakibat buruk dan punya daya rusak yang cukup tinggi. Lihat saja bagaimana dampak sepak-terjang Tiongkok ketika memaksakan program tenaga listrik sebesar 35 ribu mega watt. Bahkan termasuk juga dalam mempengaruhi program pembangunan infrastruktur maritim Indonesia dalam jangka panjang.

Namun demikian, terlepas reputasi buruknya sebagai mitra kerjasama dalam menerapkan kerjasama proyek-proyek teknologi nuklir, Beijing nampaknya tetap berupaya untuk menciptakan posisi dan kondisi yang menguntungkan dalam pasar dalam negeri teknologi nuklirnya, seraya berusaha memperluas ekspansi teknologi-teknologi nuklirnya di Indonesia.

Bagi pemerintah Indonesia dan Komisi VII bidang Energi DPR, manuver yang tidak fair dari pemerintah Tiongkok maupun kedua perusahaan andalannya yaitu CNPO dan CGN, perkembangan tersebut nampaknya harus diwaspadai dan mendapatkan perhatian yang cukup intensif. Sehingga Indonesia tidak akan masuk perangkap permainan Beijing.

Sebab berdasarkan beberapa kajian-kajian terkait kiprah Tiongkok dalam pengembagnan bidang teknologi nuklir di luar negeri, sama sekali tidak ada proyek teknologi nuklir yang bisa jadi catatan cemerlang reputasi cemerlang Tiongkok di sektor ini. Bahkan di dalam negeri Tiongkok sendiri, Pembangunan Pembangkit Tenaga Atom-nya praktis dilakukan dengan menggunakan teknologi-teknologi buatan Rusia.

Berdasarkan sekelumit cerita tersebut, nampak jelas Indonesia sedang dalam bahaya masuk dalam kendali pengaruh Tiongkok, bahkan berpotensi untuk disandera oleh Tiongkok. Apalagi dalam visi geopolitik Tiongkok, penguasaan beberapa kepulauan Indonesia merupakan bagian integral dari skema bantuan ekonomi Tiongkok terhadap Indonesia.

Keinginan Tiongkok untuk menguasai Bitung di Sulawesi Utara melalui skema bantuan pembangunan infrastruktur maritim Indonesia, atau bantuan Tiongkok untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda, sekadar dua contoh nyata adanya niat Tiongkok untuk menaklukkan wilayah geopolitik Indonesia melalui bantuan ekonomi.

Manuver Tiongkok untuk memperluas ekspansi tekonologi nuklirnya dengan mengaitkannya dalam penguasaan beberapa pulau di Indonesia, justru pada perkembangannya akan mengancam timbulnya kerusakan lingkungan hidup di bumi nusantara ini. Tidak saja dalam skala nasional, bahkan secara regional di kawasan Asia Tenggara.

Penulis : Hendrajit, Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Indonesia (GFI)

Isu Rokok dan Tax Amnesty: Tarian Gendang yang Ditabuh oleh Asing

$
0
0

Melanjutkan catatan terdahulu yang bertajuk: “Membaca Isu Rokok Mahal dan Tax Amnesty dari Perspektif Perang Asimetris,” diakhir tulisan sengaja digantung (retorika) guna memantik daya intiutif dan imajinatif pembaca tentang apa agenda dan skema lanjutan pasca isu ditebar pada ruang publik. Ini memang tahapan pola dalam konsepsi asymmetric warfare atau peperangan nirmiliter yang selama ini berlangsung di berbagai belahan dunia. Ketika tak ada feed back (umpan balik) signifikan, entah malu, atau ragu-ragu, takut salah, dan lain-lain maka hal ini justru mendorong penulis ingin melanjutkan apa prakiraan tahapan berikutnya, yaitu tahap “tema/agenda” dan tahap “skema (kolonialisme)” terkait isu rokok mahal serta tax amnesty (pengampunan pajak).

Tak ada maksud menggurui siapapun, terutama para pakar dan pihak yang berkompeten. Kajian ini, selain sharing wawasan (bukan cuma berbagi kedalaman semata), juga untuk membuka benak kita sesuai asumsi tulisan terdahulu, ”Bahwa konflik lokal merupakan bagian dari konflik global.”

Dalam perspektif tertentu, konflik lokal bukanlah faktor tunggal yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari sebuah skenario global yang tengah dijalankan oleh invesible hand (tangan-tangan tersembunyi). Inilah yang kerapkali terjadi. Makanya, di ranah (geo) politik berkembang istilah “test the water,” melihat reaksi publik atas isu yang telah ditebar, atau memancing feed back, dan lain-lain.

Selanjutnya, seandainya substansi artikel ini terdapat perbedaan baik arti, maksud, pendapat maupun maknanya, mohon dimaklumi bersama. Adanya perbedaan analisa nantinya, anggaplah sebagai kewajaran yang perlu didiskusikan lebih dalam untuk mengurai hakiki kebenaran, jangan malah memunculkan saling curiga, syak wasangka, apalagi sampai memunculkan permusuhan. Janganlah.

Saya mengawali dengan skema (kolonialisme apapun) melalui asymmetric warfare yang selalu dan selalu berujung pada penguasaan ekonomi dan pencaplokan SDA negara yang ditarget.

Pada tulisan terdahulu dinyatakan, bahwa skema atau tahapan akhir peperangan asimetris senantiasa berlabuh pada Structural Adjusment Programmes (SAPs)-nya International Moneter Fund (IMF), antara lain yaitu:

(1) perluas kran impor dan adanya aliran uang yang bebas; (2) devaluasi; dan (3) kebijakan moneter dan fikal dalam bentuk: pembebasan tarif kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga kebutuhan publik.

tarian-gendangKenapa memang dengan SAPs-nya IMF? Ini tak lepas dari ideologi yang dianut oleh IMF yaitu neo-liberalisme (neolib). Menurut Giersch (1961), neolib adalah sebuah sistem perekonomian yang dibangun atas tiga prinsip, antar lain adalah: (1) tujuan utama ekonomi liberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; (2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui; dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penertiban undang-undang.

Merujuk tiga prinsip Giersch di atas, bahwa peran negara dalam neolib dibatasi hanya pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar. Akan tetapi dalam perkembangannya —sesuai paket Konsensus Washington— maka peran negara ditekankan kepada empat hal, antara lain: (1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan; (3) liberalisasi perdagangan; dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002).

Tak boleh dielak, bahwa muara dari prinsip-prinsip ekonomi neolib dan Konsensus Washington sesuai penjelasan Giersch dan Stiglitz di atas, tak lain dan tak bukan adalah SAPs-nya IMF dimana butiran-butirannya telah disebut di muka tadi.

Dari diskusi singkat di atas, bahwa varian terbaru mashab neolib itu ada (being), nyata (reality), dan berada (existence) dalam SAPs-nya IMF. Dan sudah barang tentu, ia merupakan instrumen sakti bagi IMF untuk mengendalikan negara-negara pengutang. Inilah SUMBER dari segala sumber asymmetric warfare melalui pintu “Kebijakan Negara.” Dan sekali lagi, itulah bentuk peperangan asimetris yang sulit diraba —selain bentuk pertama ialah gerakan massa— sebagaimana diulas pada tulisan terdahulu (baca: Membaca Isu Rokok Mahal dan Tax Amnesty dari Perspektif Perang Asimetris, atau bila ingin lengkap, silahkan baca kembali: Mengenal Perang Asimetris: Sifat, Bentuk, Pola dan Sumbernya di Web Global Future Institute, Jakarta).

Merujuk uraian di atas, terbaca bahwa skema (kolonialisme) yang digelar oleh asing atas isu-isu rokok mahal yang ditebar ke publik berujung pada beberapa butiran dalam SAPs-nya IMF yakni: kenaikan harga kebutuhan publik (butir ke 2) dan perluas kran impor (butir ke 1 SAPs).

Tak dapat dipungkiri, isu rokok mahal niscaya akan berujung pada kenaikan harga kebutuhan publik mengingat jumlah perokok di Indonesia relatif besar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, ada 68-an juta perokok aktif di Indonesia. Diperkirakan kini mencapai 70-an juta perokok menghabiskan sekitar 250 miliar batang/per tahun. Diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun. Indonesia adalah pasar menggiurkan bagi industri-industri rokok di dunia. Dengan demikian, kenaikan harga kebutuhan publik menjadi keniscayaan, mengingat rokok —bagi si perokok tentunya— hampir seperti kebutuhan sembilan bahan pokok atau sembako. Pertanyaan lanjut, bagaimana dengan butiran ke 1 SAPs-nya IMF yakni perluas kran impor terkait isu rokok mahal?

Kenaikan harga rokok otomatis akan mengurangi produksi karena berkurangnya daya beli masyarakat. Dan konsekuensi logis berikutnya (multiplayer effect) ialah hancurnya petani tembakau di Indonesia karena pasar semakin sempit kian mengecil mengingat dunia industri rokok mengurangi produksinya. Juga adanya “himbauan” baik dari kaum akademisi, pegiat antirokok, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dll bahkan himbauan dari pemerintah sendiri agar petani tembakau beralih fungsi tidak lagi menanam tembakau. Disini bisa terbaca, bahwa tema atau agenda dalam asymmetric warfare adalah: “Pasokan tembakau berkurang, atau tembakau langka.”

Dengan demikian —meski agak samar-samar— namun sudah dapat dibaca pola peperangan asimetris ini, bahwa ISU rokok mahal ternyata ber-TEMA: “Tembakau langka” dan ber-SKEMA: “Perluas kran impor (tembako)”. Inilah skema permanen kolonialisme dimanapun yaitu penguasaan ekonomi di negara target dengan implikasi riil: “Hancurnya petani tembakau di Indonesia!”

tax-amnestySekarang membahas isu tax amnesty yang masih pro kontra hingga kini. Jika merujuk SAPs-nya IMF di atas, maka skemanya dapat terbaca yakni: aliran uang yang bebas (butir ke 1) dan peningkatan pajak (butir ke 3).

Akan tetapi, aliran uang bebas (butir ke 1) yang diharapkan mengalir deras dari para pengemplang pajak dan koruptor yang menyimpan uangnya di negara tax heaven seperti Swiss, Singapore, Panama, dll ternyata tak sesuai target. Kenapa? Selain kurangnya mapping target sasaran, mungkin ada ketidakpercayaan terhadap pemerintah karena faktor atmosfer politik yang tak pasti, betapa para negara tax heaven pun sesungguhnya tidak tinggal diam. Mereka tak rela ada “tsunami uang” pulang ke masing-masing negaranya. Ada langkah-langkah riil para negara tax heaven dalam rangka mempertahankan “uang” dimaksud. Singapore misalnya, melakukan kontra strategi dengan menawarkan pajak hanya 2 % serta kemudahan menjadi warga negara Singapore, Panama pun demikian, dst.

Apa boleh buat, pisau tax amnesty yang semula dihunus untuk para penyimpan uang di luar pun sepertinya tak memenuhi target. Gagal ditujahkan kepada para pengemplang pajak, pisau amnesty diarahkan ke internal negeri. Kegaduhan timbul di Indonesia karena pengampunan pajak hendak diberlakukan kepada setiap warga negara. Pro kontra masih berlangsung hingga kini, karena disinyalir banyak pihak, bahwa kebijakan tax amnersty hanya bungkus dari pajak kekayaan. Apa yang akan diampuni, sedang peristiwa (pidana) hukum belum terjadi?

Dengan demikian, agenda asing pada kebijakan tax amnesty adalah: “Kegaduhan sosial politik di internal negeri.” Kenapa? Inilah deception. Penyesatan. Sun Tzu menyebutnya: “Mengecoh langit menyeberangi lautan.” Artinya, agar segenap anak bangsa ini sibuk dan gaduh di tataran hilir, supaya permasalahan utama bangsa yakni penguasaan ekonomi dan pencaplokan SDA oleh asing melalui sistem negara/konstitusi kian kuat tertancap. Yang hilir, residual, derivatif digaduhkan, sementara hulu masalah bangsanya justru diabaikan. Inilah yang kini tengah berangsung secara masive, terencana bahkan terstruktur di Bumi Pertiwi.

Pertanyaan terakhir, apakah peperangan asimetris ber-ISU-kan rokok mahal dan tax amnesty akan terus dilanjutkan oleh asing di negeri ini? Jawabannya sederhana, “Ingat mekanisme dalam test the water —memancing reaksi publik— bahwa adanya penolakan yang keras lagi kuat dari publik/rakyat atas isu-isu yang telah ditebar, diperkirakan TEMA tak jadi dimunculkan, dan SKEMA pun gagal ditancapkan!”

Paling terakhir, manakala kebijakan ini hendak dipaksakan oleh pemerintah di internal negeri, maka selain kontra produktif, niscaya akan menimbulkan kegaduhan sosial politik yang parah. Dan lagi-lagi, itu berarti, kita kembali larut dalam tarian gendang —agenda— yang ditabuh oleh asing.

Demikian adanya. Silahkan saudara-saudara mencermati.

Penulis : M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)

Membaca Isu Rokok Mahal dan Tax Amnesty dari Perspektif Perang Asimetris

$
0
0

Tulisan ini dilatar belakangi oleh dua hipotesa:

Pertama, bahwa kegaduhan pada ranah sosial politik akibat isu rokok mahal dan tax amnesty (pengampunan pajak) masih terus berlangsung di Republik tercinta ini. Hal ini menarik untuk dicermati bersama, mengingat ada asumsi di dunia (geo) politik, “Konflik lokal merupakan bagian dari konflik global.” Apakah kedua isu di atas merupakan “permainan” asing di negeri ini?

Kedua, politik praktis itu bukanlah yang tersurat melainkan apa yang tersirat (Pepe Escobar, 2007). Memaknai tesis Escobar tersebut, jika wacana rokok mahal dan pengampunan pajak merupakan hal tersurat, lalu apa hal tersirat atau “hidden agenda”-nya?

Tulisan sederhana ini mencoba menguak benang merahnya —walau sedikit— perihal hidden agenda dari kepentingan-kepentingan asing (hasrat kolonialisme) di negeri ini. Mengapa? Tak boleh dipungkiri, di mata (geo) politik global, Indonesia merupakan tujuan kolonialisme disebabkan “takdir geopolitik” begitu menggiurkan (potensi ekonomi, demografi, geoposisi silang, sumberdaya alam, dll). Karena faktor takdir tersebut maka republik ini ditempatkan pada posisi (1) sebagai pemasok bahan mentah bagi negara-negara industri maju; (2) sebagai pasar bagi barang-barang jadi yang dihasilkan oleh negara-negara industri maju; dan (3) sebagai pasar guna memutar ulang kelebihan kapital yang diakumulasi oleh negara-negara industri maju tersebut (Bung Karno, 1955).

Kenapa pisau kajian tulisan ini adalah peperangan nirmiliter (asymmetric warfare), atau peperangan asimetris? Betapa dinamika geopolitik global abad ke 21 ini selain telah bergeser (geopolitical shift) dari Atlantik ke Asia Pasifik, juga yang pokok bahwa kharakter dan pola peperangan di era sekarang telah berubah. Artinya pola peperangan dengan pelibatan militer secara terbuka lagi masive dimana populer pada abad ke 19-an, kini sudah ditinggalkan. Kekuatan militer hari ini, sepertinya hanya untuk show of force (pamer kekuatan) atau sekedar shock and awe (gertak menakut-nakuti) belaka. Meski tak bisa dipungkiri, bahwa kekuatan militer dalam konflik interstate merupakan upaya terakhir bagi kebuntuan diplomasi antarkepentingan – antarnegara. Bila terjadi friksi terbuka pun, sebenarnya mereka (negara yang bertikai) lebih cenderung menggunakan model-model proxy war (perang boneka/perwalian) seperti di Semenanjung Korea, di Ukraina, atau model hybrid war (perang kombinasi) sebagaimana terjadi di Libya, Syria, dan lain-lain.

Sebelum melangkah jauh, secara singkat saya ingin mengurai sedikit tentang asymmetric warfare sebagai perspektif tulisan ini. Memang belum ada literatur yang secara lengkap mengupas apa (definisi) dan bagaimana peperangan asimetris berlangsung. Hanya sepenggal-sepenggal. Itupun berserak, belum terbukukan secara akademis.

Dewan Riset Nasional (DRN) misalnya, lebih memaknai asymmetric warfare sebagai pengembangan perang konvensional tetapi dengan cara berpikir tidak lazim. Kenapa? DRN melihatnya sebagai peperangan yang memiliki spektrum sangat luas karena mencakup astagatra (tujuh aspek kehidupan) yang meliputi trigatra dan pancagatra. Trigatra terdiri atas aspek geografi, demografi, dan sumber daya alam (SDA), sedang pancagatra meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan lain-lain. Pada taktis peperangan, DRN menekankan keterlibatan antara dua aktor atau lebih, dan menyoroti ketidakseimbangan keadaan (bagi dan antaraktor) yang terlibat perang.

Sementara definisi perang nirmiliter versi US Army War College, menekankan perbedaan sumberdaya dua pihak yang berkonflik, cara berinteraksi, dan upaya mengeksploitasi masing-masing kelemahan lawan. Ia juga masih mengaitkan dengan strategi dan taktik perang non konvensional. Artinya pihak yang lemah berupaya memakai strategi guna mengimbangi kekurangannya baik dalam hal jumlah maupun kualitas.

Peperangan asimetris versi Australia’s Department of Defence, lebih menekankan kepada pencarian keuntungan secara nirmiliter atas pihak lainnya, kendati pencarian sisi asimetris tersebut dilakukan secara militer, sedangkan asimetris secara militer ia persepsikan sebagai perbedaan tujuan, komposisi pasukan, kultur, teknologi dan jumlah.

Dari definisi ketiga sumber di atas, masih terdapat perbedaan arti, maksud dan makna serta definisi peperangan nirmiliter, atau asymmetric warfare, atau peperangan asimetris. Belum ditemui definisi yang baku. Australia’s Departement of Defence contohnya, masih mengaitkan perang nirmiliter dengan perang militer (konvensional), namun menekankan kepada hasil peperangan berupa non militer (mungkin maksudnya adalah kontrol ekonomi negara lawan dan penguasaan SDA). Demikian juga dengan US Army War College masih membandingkan atau mengukur kekuatan antarpihak yang saling bertikai sebagaimana terjadi dalam perang militer secara terbuka.

Menurut hemat penulis, definisi versi DRN lebih realitis daripada lainnya karena sejalan dengan model dan praktik-praktik selama ini. Perang nirmiliter dinilai sebagai model perang tidak lazim —non militer— bahkan dalam praktik operasionalnya cenderung non kekerasan. Spektrum sasarannya lebih luas daripada perang konvensional sebab mencakup segenap aspek kehidupan. Meski penulis sedikit menyayangkan, karena pada definisi versi DRN masih mencantumkan “ketidakseimbangan keadaan (bagi dan antaraktor) terlibat peperangan.” Kenapa? Sebab pada praktik selama ini justru perang non militer kini dinilai sebagai metode favorit para adidaya dalam rangka menancapkan kuku pengaruh (dan kolonialisme)-nya di negara-negara target kolonialisme. Retorikanya, “Bukankah dari sisi sumberdaya perang, justru para adidaya lebih canggih, unggul dan lebih kuat daripada negara-negara target, kenapa dalam perang nirmiliter masih mempersoalkan ketidakseimbangan pihak yang terlibat peperangan?” Inilah yang agak kurang pas pada versi DRN jika dibandingkan dengan praktik-praktik asymmetric warfare selama ini.

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryaccudu memaknai asymmetric warfare sebagai perang non militer atau dalam bahasa populernya disebut smart power, atau perang murah meriah, tetapi ia memiliki daya hancur lebih dahsyat daripada bom atom.

Asymmetric warfare merupakan perang murah meriah tapi kehancurannya lebih dahsyat dari bom atom. Jika Jakarta di bom atom, daerah-daerah lain tidak terkena tetapi bila dihancurkan menggunakan asymmetric warfare maka seperti penghancuran sistem di negara ini, hancur berpuluh-puluh tahun dan menyeluruh” (29/1/2015).

Merujuk hal di atas, diskusi terbatas di Global Future Institute (GFI) Jakarta, pimpinan Hendrajit (24/3/2015) merumuskan definisi asymmetric warfare sebagai berikut:

“Perang asimetris merupakan metode peperangan gaya baru secara nirmiliter (non militer) namun daya hancurnya tidak kalah bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer. Ia memiliki medan atau lapangan tempur luas meliputi segala aspek kehidupan (astagatra). Sasaran perang non militer tak hanya satu aspek tetapi juga beragam aspek, dapat dilakukan bersamaan, atau secara simultan dengan intensitas berbeda”.

Tujuan peperangan asimetris versi GFI ini ada tiga sasaran, antara lain:

Pertama, membelokkan sistem sebuah negara sesuai arah kepentingan kolonialisme;
Kedua, melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyatnya; dan Ketiga, menghancurkan food security (ketahanan pangan) dan energy security (jaminan pasokan dan ketahanan energi) sebuah bangsa, selanjutnya menciptakan ketergantungan negara target terhadap negara lain dalam hal food and energy security.

Sedang ujung ketiga sasaran —tujuan— senantiasa bermuara pada kontrol atau pengendalian ekonomi dan penguasaan SDA di sebuah negara. Ini selaras dengan doktrin Henry Kissinger di panggung politik global: “Control oil and you control nations, control food and you control the people.” (Kontrol minyak maka anda mengendalikan negara, kendalikan pangan maka anda menguasai rakyat).

Betapa efek perang model ini sungguh dahsyat karena berdampak selain kelumpuhan menyeluruh bagi negara dan bangsa, juga membutuhkan biaya tinggi serta memerlukan waktu yang relatif lama untuk recovery (pemulihan kembali)-nya.

Nah, terkait artikel ini, saya memilih perspektif asymmetric warfare versi GFI sebagai pisau analisa dalam artikel sederhana ini. Memang terdapat sifat, bentuk, pola dan sumber dalam konsepsi perang nirmiliter (Lebih lengkap, baca: Mengenal Perang Asimetris: Sifat, Bentuk, Pola dan Sumbernya, M Arief Pranoto, di Web Global Future Institute, Jakarta). Dalam kajian ini, penjelasan tentang sifat, pola dan sumber dari peperangan nirmiliter akan dibahas secara ringkas beserta beberapa contoh kasus.

Ada tiga tahapan dalam pola peperangan nirmiliter. Pertama ditebar dahulu: “Isu-isu”; kedua, dibentuk: “Tema atau agenda”; dan ketiga, ditancapkan: “Skema (kolonialisme).”

Dalam praktik di lapangan, isyu dan tema/agenda bisa berubah, beragam, dan lain-lain menyesuaikan situasi dan kondisi (bahan-bahan pemicu lapangan) faktual. Mungkin suatu ketika berbahan isyu konflik antarmazhab dalam agama (Syi’ah versus Sunni) misalnya, atau di lain tempat berbahan isu konflik antaragama, atau mayoritas versus minoritas, isu intoleransi, atau pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), isu korupsi, demokratisasi, pemimpin tirani, atau isu flu burung, dan lain-lain.

Tema atau agenda pun niscaya menyesuaikan jenis isu yang ditebar ke publik. Isu flu burung misalnya, agendanya adalah daging langka atau daging mahal. Atau isu tentang Syi’ah – Sunni, maka tema atau agendanya ialah konflik horizontal. Atau isyu HAM, intoleransi —- agendanya berupa intervensi asing dan/atau internasionalisasi persoalan, demikian seterusnya. Intinya, antara isu dan tema selalu nyambung atau berkelanjutan.

Sedang pada tahapan skema (kolonialisme) tidak berubah. Hal ini berbeda dengan tahapan isu dan tema yang selain nyambung, juga bisa beraneka menyesuaikan situasi faktual di lapangan. Untuk tahap skema bersifat permanen, tetap, tidak berubah, sepanjang masa dan cenderung lestari yaitu: “Penguasaan ekonomi dan pencaplokan sumberdaya alam (SDA) di daerah/negara target.” Dan agaknya, skema pada peperangan nirmiliter sepertinya satu tarikan nafas dengan doktrin Henry Kissinger: “Control oil and you control nations, control food and you control the people”.

Jika isu, tema dan skema di atas merupakan pola dalam asymmetric warfare, sekarang kita mengurai sumbernya. Artinya, apapun dan model modus peperangan nirmiliter yang digelar oleh kaum/negara kolonial niscaya memiliki ujung serta tujuan yang diharapkan.

Penelusuran GFI tentang sumber perang nirmiliter ini ternyata bemuara pada Sructural Adjusment Programme (SAPs)-nya International Moneter Fund (IMF). Kajian GFI pada beberapa isu dan agenda yang disebar oleh asing selalu berlabuh pada SAPs-nya IMF. Memang ada isyu yang sifatnya test the water —memancing reaksi publik— maka jika keras ditolak oleh publik, isyu pun bakal menghilang, temanya bubar, skema pun gagal ditancapkan.

Adapun butiran-butiran SAPs-nya IMF terdiri atas beberapa poin: (1) perluas kran impor dan adanya aliran uang yang bebas; (2) devaluasi; (3) kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk: pembebasan tarif kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga kebutuhan publik.

Isu flu burung contohnya. Setelah bertema/agenda daging mahal dan kelangkaan daging di ranah sosial, maka skemanya adalah butiran pertama SAPs-nya IMF yakni perluas kran impor (dari Australia misalnya). Retorikanya, “Bukankah memperluas kran impor identik dengan penguasaan ekonomi negara pengimpor oleh (negara) pengekspor, karena selain impor itu menggerus devisa, juga tersirat adanya jerat ketergantungan kepada negara lain?”

Impor bukanlah ideologi yang mutlak harus diterapkan sepanjang masa pada sebuah negara, karena hakiki impor untuk menjaga keseimbangan. Misalnya, ketika harga-harga kebutuhan publik sudah mencekik leher (mahal) rakyat, maka adanya kebijakan impor oleh pemerintahan justru untuk menurunkan harga atau keseimbangan. Inilah filosofi impor dalam negara. Sekali lagi, impor itu bukanlah ideologi tetapi kebijakan guna menjaga keseimbangan terkait hajat hidup rakyat.

Salah satu bentuk dan sifat peperangan nirmiliter, selain bersifat non kekerasan, memainkan opini publik via media, juga bentuk peperangan bisa berupa gerakan massa dan via kebijakan negara. Arab Spring di Timur Tengah dekade lalu misalnya, merupakan ujud serbuan asimetris ala Barat yang sukses menggulingkan beberapa rezim. Tanpa bunyi peluru, tanpa bau mesiu —Ben Ali di Tunisia, Abdullah Ali di Yaman, Mobarak di Mesir bisa digulingkan cuma berbahan isyu korupsi, pemimpin tirani, dan bertema/agenda: “Gerakan Rakyat (massa) Non Kekerasan.” Memang penggulingan rezim sering hanya sebagai pintu pembuka bagi skema kolonialisme yakni penguasaan (geo) ekonomi.

Sedangkan ujud atau bentuk serbuan asymmetric warfare yang sulit dibaca serta tersamar ialah melalui pintu “kebijakan negara (pemerintah).” Kenapa? Dalih atau alasan selalu digencarkan melalui jejaring media (mainstream) guna justifikasi kebijakan. Entah alasan tesis akademis, penelitian para ahli, dan sebagainya sehingga “dalih” tersebut (seakan-akan) mampu membidani kebijakan tersebut sedang kebijakan tersebut justru pro asing bahkan antinasionalisme. Inilah yang sering dan kini tengah terjadi di Bumi Pertiwi.

Retorika pamungkas, merujuk judul dan sedikit diskusi melalui perspektif perang asimetris di atas, pertanyaannya adalah: “Kemana isu rokok mahal dan tax amnesty berlabuh (bagaimana tema dan apa skemanya) jika berbasis SAPs-nya IMF?”

Penulis : M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)

Empat Teroris Bom Panci Presto Pengincar Istana Yang Ditangkap Terkait ISIS

$
0
0

Pada hari Sabtu (10/12/2016) Densus 88 Mabes Polri, menangkap tiga orang terduga teroris yang terdiri dari dua pria dan satu wanita di ‎dua lokasi. Dua pria yakni Nur Solihin (NS) dan Agus Supriyadi (AS) ditangkap di dalam mobil di saat melintas di dekat Fly Over Kalimalang. Sementara satu wanita atas nama  Dian Yulia Novi (DYN) ditangkap di kos-kosan Jalan Bintara VIII RT 04 RW 09, Kota Bekasi. Kedua pria tersebut diketahui datang dari Solo, tetapi NS bukan asli Solo dia  berasal dari Blora, Jateng. Selama ini NS hanya tinggal kos di kawasan Solo bagian Barat. Sedangkan AS alias H adalah warga dari  Kecamatan Grogol, Sukoharjo.

Dari kontrakan DYN, Densus 88 menyita sebuah bom rakitan jenis ‘rice cooker’ yang siap ledak dengan pemicu. Bom tersebut kemudian  didisposal dalam container khusus bom Gegana. DNY diketahui  berasal dari Cirebon yang diduga akan menjadi ‘calon pengantin’, sebagai pelaksana pembom bunuh diri yang rencananya akan menyerang Istana hari Minggu (11/12/2016). Bom panci presto merupakan kategori improvised explosive device atau kurang lebih adalah alat peledak hasil improvisasi manusia ‘kreatif’. Cara kerja bom panci presto yakni dengan meletakkan bahan peledak dan partikel lain (paku, bongkahan besi, kaca) ke dalam panci presto. Sementara itu, di gagang panci presto, ditempelkan ponsel sebagai pemicunya. Dengan demikian, bom jenis ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh.

bom panci paku
Pressure-cooker Bomb alias bom panci presto, jenis bom yang juga meledak saat acara lari maraton di Boston pada tahun 2013 (Foto : breitbatt)

Ketika kendali diaktifkan, bahan peledak  yang sudah ‘dimasak’ di dalam panci presto bersama bahan-bahan lainnya akan mendapat tekanan panas yang luas biasa dalam waktu yang cukup singkat. Akibatnya, hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu menit bagi bahan peledak untuk keluar dari tekanan panci presto dan menyebabkan ledakan besar. Partikel-partikel bom panci presto bisa terbang dengan kecepatan 1 kilometer per detik. imbas dari bom tersebut dapat melukai, menerbangkan, memisahkan bagian tubuh dan mematahkan tulang manusia. Tak hanya itu, bom panci presto juga menyebabkan trauma otak.

Selain di Bekasi, pada hari yang sama, pukul 18.15 WIB, Densus 88 juga menangkap ‎terduga teroris berinisial SY atau Abu Izzah, di Sabrang Kulon Matesih, Kab Karanganyar, Solo. SY patut diduga sebagai  perakit bom yang di bawa oleh terduga teroris NS ke Jakarta. Dari penjelasan Mabes Polri maupun Polda Metro Jaya, ke empat orang yang ditangkap adalah  dari jaringan Jamaah Anshor Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).

Bahrun Naim Si Principle Agent

Dalam beberapa penjelasan baik pihak polisi maupun pengamat terorisme Ansyaad Mbai, nama Bahrum Naim disebut sebagai pengendali rencana kelompok di Bintara tersebut. Naim juga pernah terkenal sebagai penyandang dana serangan bom Thamrin. Dia beroperasi dari Suriah, bersama Bahrumsyah dan Abu Jandal. Naim ini berhubungan dengan Abu Mushab yang ditangkap Densus, patut diduga sebagai otak serangan teror di Thamrin, dia ahli propaganda, memahami betul IT, sehingga sering aktif dalam berkomunikasi dengan sel yang ada di Indonesia.

bahrun-naim-perekrut-ulung-pelaku-teror-yang-ingin-tunjukkan-eksistensi
Bahrun Naim, salah satu yang menjadi principle agent serangan teror di Indonesia (Foto : simakberita)

Sejak 2015 terjadi aliran dana dari Bahrun Naim kepada Arief Hidayatullah alias Abu Mushab (ditangkap 23 Desember 2015 di Bekasi). Abu Mushab menyalurkan dana operasi kepada kelompok penyerang Thamrin. Ada dua hal yang diperintahkan Naim pada Mushab yaitu menjadi koordinator atau memfasilitasi pengiriman WNI ke Suriah untuk bergabung ke ISIS dan juga untuk melakukan amaliah alias aksi di Indonesia. Selain itu Khitabah Gonggong Rebus (KGR) yang melakukan aksi di Batam juga diduga merupakan jaringan Bahrun Naim, Jumat (5/8/2016). Terduga teroris ditangkap di lima tempat berbeda dengan pimpinan Gigih Rahmat Dewa (GRD).

Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN)

Dari hasil pemeriksaan sel Bekasi setelah penangkapan Abu Mushab (23/12/2015), ditemukan sementara ini organisasi terkait bernama JAKDN, yang di dalamnya terdiri dari beberapa organisasi yaitu, Mujahidin Indonesia Timur (Santoso/ tewas), Mujahidin Indonesia Barat, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorud Tauhid, tim Hisbah Solo, dan Tauhid wal Jihad (Amman Abdurrahman). Tim Hisbah ditangkap di Solo pada Agustus 2015. Tokohnya Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento telah ditangkap.

JAKDN didirikan pada pertengahan Maret 2014. Sebagai pemimpin sementara saat itu adalah Marwan alias Abu Musa sebelum tampuk kepemimpinan diserahkan ke Amman Abdurrahman. Mantan anggota markaziah JI dan juga mantan ketua Mantiqi III Jamaah Islamiah, Abu Tholut alias Imron Baehaqi, menjelaskan bahwa amir JAKDN saat ini adalah Amman sedangkan Abu Bakar Ba’asyir menjadi penasehat. Amman kini ditahan di Lapas Kembang Kuning dan Ba’asyir di Lapas Pasir Putih. Kedua Lapas ini berada di Nusakambangan.

Apabila dalam pemeriksaan benar bahwa keempat orang tersebut dari JAKDN, maka jelas keterkaitan Islamic State (lebih dikenal sebagai ISIS) dengan pengendali Bahrun Naim yang berhubungan dengan jaringan Amman Abdurrahman yang masih berada di Lapas Nusakambangan.

Fatwa Pimpinan ISIS Al-Adnani

Abu Muhammad al-Adnani (juru bicara IS) sebelum tewas dalam serangan drone CIA menyatakan mulai mengakui kerugiannya di medan perang, “Sementara struktur inti kami di Irak dan Suriah diserang, kami telah mampu memperluas dan telah menggeser beberapa perintah melalui media dan struktur kekayaan ke negara-negara yang berbeda. Dari sanalah akan dilakukan serangan”, tegasnya.

Abu-Muhammad-al-Adnani
Abu Muhammad al-Adnani Juru Bicara ISIS saat sebelum tewas sudah mengeluarkan perintah Jihad Global (Foto : mirror)

Terjadinya serangan pada bulan Ramadhan yang mematikan terhadap Istanbul Ataturk Airport dan distrik perbelanjaan Karrada, Baghdad serta teror di Orlando, granat di Malaysia dan bom di Solo  merupakan bentuk teror, tetapi juga merupakan pembalikan terhadap situasi tekanan militer terhadap ISIS di Irak dan Suriah. Adnani nampaknya mempersiapkan bahwa kemunduran militer IS telah memaksa IS melakukan perubahan strategi.  Mereka benar-benar mencoba untuk mempersiapkan pengikut mereka untuk mengatasi kelemahan dan kegagalan dengan ‘khalifah’ yang tidak lagi merupakan sebuah kekhalifahan.

Yang dikatakan al-Adnani mulai dibuktikan, “Berupa pesan ke semua anggota koalisi yang melawan kami. Kami tidak akan lupa, dan kami akan datang ke negara Anda dan memukul Anda, dengan satu cara atau cara lain yang menakutkan.”  Al-Adnani menyebarkan pesan melalui media, mengatakan dalam sebuah rekaman yang dirilis tanggal 21 Mei 2016, “Jangan repot-repot datang ke Suriah karena tindakan terkecil yang Anda lakukan di jantung mereka lebih baik dan lebih kekal kepada kita dari apa yang Anda lakukan jika Anda berada dengan kami.”

Pejabat kontra teror Perancis menyatakan, “Mereka sekarang akan memperluas ke taktik lain dan mulai melaksanakan ops jauh lebih berbahaya dan rahasia, di kota-kota besar,” katanya.kembali Perancis diserang aksi teror, pada peristiwa hari Kamis (14/7/2016) malam, saat sebuah truk trailer menubruk kumpulan warga Perancis di Nice saat mengikuti perayaan hari Bastiles. Korban tewas mencapai 87 jiwa (bisa lebih) dan yang luka-luka diatas 150 orang. Pelaku tewas ditembak polisi. Serangan itu bukan bom dan tembakan, tetapi menabrakkan mobil ke kerumunan manusia. Jelas ini akan menginspirasi karena merupakan teror yang mudah di copy.

Analisis

Fatwa dari pimpinan ISIS/IS kepada sel-sel mereka di seluruh dunia (termasuk di Indonesia) sudah jelas, agar para simpatisan melakukan serangan walaupun kekhalifahan mereka runtuh di Suriah dan Irak. Ini berarti aparat keamanan akan menghadapi para penyerang baik yang terkordinir/terkendali maupun perorangan (lone wolf).

densus-88
Densus 88 Mabes Polri masih merupakan andalan sebagai kontra teror (foto :Global Quorum)

Pada akhir-akhir ini Densus serta intelijen negara telah lebih tajam dalam memonitor sel-sel yang tidur, tetapi ternyata mereka sedang mempersiapkan beberapa aksi berupa pemboman. Penangkapan beberapa waktu lalu di Lubang Buaya, Kalideres, Majalengka merupakan sel-sel yang terkompartmentasi dengan sel yang lain. Mereka sudah berada di safe house di Jakarta atau sekitar Jakarta. Daerah yang populer dan disukai sebagai safe house adalah di Bekasi dan Tanggerang. Kini sel Bintara terkait dengan Solo (pembuat bom), serta pelaku suicide bombing dari Cirebon. Karena itu menarik perkembangan baru ini.

Istana sebagai target serangan kelompok Bintara merupakan target potensial disamping Mabes Polri serta jajarannya. Aparat keamanan serta intelijen menurut penulis sebaiknya mendalami mengapa istana kini diserang? Apakah ada kaitan dengan gejolak demo akhir-akhir ini, dimana momentum tersebut pernah akan dimanfaatkan oleh kelompok khilafah saat demo 411, tetapi gagal. Menarik bahwa mereka akan melakukan serangan sebelum momentum Natal dan Tahun Baru. Kita perlu waspada dari pengalaman tahun lalu, dimana pengamanan Natal dan Tahun Baru 2016 sukses, tetapi mereka menyerang melalui bom Thamrin pada hari Kamis (14/1/2016). Serangan di jantung kota walau bom kecil, tetapi tetap menimbulkan efek psikologis yang cukup besar.

istana 2
Istana Presiden yang dijadikan target serangan. Efek psikologisnya sangat besar apabila terjadi, walau tidak ada korban (Foto : wajib baca)

Demikian informasi berupa analisis dari sudut pandang intelijen tentang siapa yang bermain dan akan kemana mereka menuju. Proxy war juga bisa memanfaatkan kelompok teroris dalam operasinya, oleh karena itu karena istana yang menjadi target sebaiknya di dalami lebih lanjut. Bom di sekitar istana akan berefek besar terhadap kepercayaan publik terhadap pemerintahnya, artinya juga kepada sang presiden. Apakah semua kepentingan politik akhir-akhir ini terkait? PRAY.

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net

Enam Perang China dalam 50 Tahun Mendatang

$
0
0

China belum menjadi kekuatan besar yang bersatu. Ini adalah penghinaan bagi orang-orang China, aib untuk anak-anak dari Kaisar Kuning. Demi martabat dan persatuan nasional, China harus berjuang dalam enam perang dalam lima puluh tahun mendatang. Beberapa dari erang itu mungkin perang regional, yang lain mungkin perang total. Tidak peduli apa kondisi dan situasinya, semua perang tersebut tidak bisa dihindari demi unifikasi China.

PERANG PERTAMA : Unifikasi Taiwan (Tahun 2020-2025)

Taiwan
Taiwan

Dari analisa situasi saat ini, Taiwan tampaknya akan menentang upaya unifikasi, sehingga aksi militer akan menjadi satu-satunya solusi. Perang unifikasi ini akan menjadi perang modern pertama sejak pembentukan “China Baru”.

Perang ini akan menjadi tes bagi perkembangan kemapuan Tentara Pembebasan Rakyat dalam perang modern. China mungkin memenangkan perang ini dengan mudah, atau mungkin saja berubah menjadi perang yang sulit. Semua tergantung pada tingkat intervensi dari AS dan Jepang. Jika AS dan Jepang memainkan peran aktif dalam membantu Taiwan, atau bahkan melakukan serangan ke daratan Cina, perang ini akan menjadi perang total yang sulit dan dan berkepanjangan.

Di sisi lain, jika AS dan Jepang tidak ikut campur, tentara Cina dapat dengan mudah mengalahkan Taiwan. Dalam hal ini, Taiwan bisa dikuasai dalam waktu tiga bulan. Bahkan jika dalam tahap ini AS dan Jepang turun tangan, perang dakan apat diselesaikan dalam waktu enam bulan.

PERANG KEDUA : “Merebut kembali” kepulauan Spratly (Tahun 2025-2030)

Kepulauan Spratly
Kepulauan Spratly

Setelah penyatuan Taiwan, China akan beristirahat selama dua tahun. Selama periode pemulihan, China akan mengirimkan ultimatum kepada negara-negara sekeliling kepulauan dengan batas waktu hingga 2028.

Pada saat itu, negara-negara Asia Tenggara sudah menggigil dengan penyatuan militer Cina dan Taiwan. Di satu sisi, mereka akan duduk di meja perundingan, namun mereka akan enggan untuk meninggalkan kepentingan mereka terhadap kepulauan Spartly. Oleh karena itu, mereka akan mengambil sikap wait and see dan terus menunda untuk membuat keputusan akhir.

AS secara tidak terbuka akan membantu negara-negara Asia Tenggara negara, seperti Vietnam dan Filipina. Di antara negara-negara di sekitar Laut Cina Selatan, hanya Vietnam dan Filipina yang berani menantang dominasi China . Namun , mereka akan berpikir dua kali sebelum pergi ke perang dengan China, kecuali mereka gagal di meja perundingan, mereka yakin mendapatkan dukungan militer dari AS.

Opsi terbaik China adalah menyerang Vietnam, karena Vietnam adalah negara paling kuat di wilayah tersebut. Mengalahkan Vietnam akan mengintimidasi sisanya. Sementara perang dengan Vietnam berlangsung, negara-negara lain tidak akan bergerak. Jika Vietnam kalah, negara lain akan menyerahkan pulau-pulau mereka kembali pada China. Jika sebaliknya, mereka akan menyatakan perang terhadap Cina.

PERANG KETIGA : “Merebut kembali ” Tibet Selatan (Tahun 2035-2040)

“Tibet Selatan” yang diperebutkan antara China dan India
“Tibet Selatan” yang diperebutkan antara China dan India

China dan India berbagi perbatasan yang panjang, tapi titik yang memicu konflik antara kedua negara hanyalah bagian selatan dari Tibet (red: Arunachal Pradesh, India).

Meskipun India tertinggal dibandingkan China dalam kekuatan militer, namun India tetap salah satu dari beberapa kekuatan utama dunia. Jika China menggunakan kekuatan militer untuk menaklukkan “Tibet Selatan, China akan menanggung kerusakan akibat perang yang cukup besar. Menurut pendapat saya, strategi terbaik untuk China adalah untuk mendorong disintegrasi India. Dengan membagi menjadi beberapa negara, India tidak akan memiliki kekuatan untuk mengatasi China.

Tentu saja, rencana tersebut mungkin akan gagal. Tapi China setidaknya harus mencoba yang terbaik untuk menghasut provinsi Assam menaklukkan Sikkim untuk mendapatkan kemerdekaan, dalam rangka untuk melemahkan kekuatan India. Ini adalah strategi terbaik.

Rencana terbaik kedua adalah untuk ekspor senjata canggih ke Pakistan, membantu Pakistan untuk menaklukkan wilayah selatan Kashmir pada 2035 dan untuk mencapai penyatuan nya. Sementara India dan Pakistan yang sibuk melawan satu sama lain, China harus mengambil kesempatan untuk menaklukkan Tibet Selatan yang pada saat dibawah kekuasaan India.

Setelah mengambil kembali Taiwan dan Kepulauan Spratly, Cina memiliki lompatan besar dalam kekuatan militer di angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara dan space warfare China akan menjadi pemain utama dalam kekuatan militer, mungkin hanya kedua setelah AS. Oleh karena itu, India akan kalah perang ini.

PERANG KEEMPAT : “Merebut kembali ” Pulau Diaoyu kepulauan dan Ryukyu (Tahun 2040-2045)

Pulau Diaoyu dan Kepulauan Ryuku
Pulau Diaoyu dan Kepulauan Ryuku

Pada pertengahan abad ke-21, China akan muncul sebagai kekuatan dunia, disertai dengan penurunan Jepang dan Rusia, AS dan India stagnan dan kebangkitan Eropa Tengah. Itu akan menjadi waktu terbaik bagi China untuk mengambil kembali Diaoyu dan Kepulauan Ryukyu.

Jepang telah merampok kekayaan dan sumber daya di Laut Cina Timur dan melawan hukum dengan menduduki pulau Diaoyu dan Kepulauan Ryukyu selama bertahun-tahun, waktunya akan datang untuk mereka harus membayar akibatnya. Pada saat itu, kita dapat memprediksi bahwa AS akan campur tangan, tetapi telah melemah, Eropa akan diam, Rusia akan duduk dan menonton pertarungan.

Perang dapat berakhir dalam waktu setengah tahun dengan kemenangan besar bagi China. Jepang akan tidak punya pilihan lain selain mengembalikan pulau Diaoyu dan kepulauan Ryukyu pada China. Laut Cina Timur menjadi danau dalam wilayah Cina Siapa yang berani meletakkan jari di atasnya?

PERANG KELIMA : Unifikasi Mongolia Luar (Tahun 2045-2050)

Mongolia
Mongolia

Kita perlu tahu bahwa Republik Rakyat China mengakui kemerdekaan Mongolia Luar. Menggunakan konstitusi dan domain dari Republik Rakyat China untuk menyatukan Mongolia adalah agresi telanjang. Kita hanya dapat menggunakan alasan yang sah konstitusi dan domain Republik Cina untuk menggunakan aksi militer. Terlebih lagi, hal ini berlangsung setelah kasus Taiwan diambil alih oleh China. China harus mengangkat isu unifikasi dengan Mongolia Luar, dan melakukan kampanye propaganda di dalam Mongolia. China juga harus memilih kelompok advokasi unifikasi, membantu mereka untuk mengambil alih posisi kunci dalam pemerintahan mereka, dan untuk menyatakan Outer Mongolia sebagai kepentingan inti China pada penyelesaian masalah Tibet Selatan pada tahun 2040.

Jika Mongolia dapat kembali pada China secara damai itu adalah hasil terbaik, tetapi jika China menghadapi intervensi asing atau perlawanan, China harus siap untuk mengambil tindakan militer. Model Taiwan dapat berguna dalam kasus ini : memberikan ultimatum dengan tenggat waktu pada Tahun 2045. Biarkan Mongolia mempertimbangkan untuk beberapa tahun. Jika mereka menolak tawaran tersebut, maka aksi militer lepas landas.

Pada saat ini, empat perang-perang sebelumnya telah mengendap. Cina memiliki kekuatan politik, militer dan diplomatik untuk Nmenyatukan Mongolia. AS dan Rusia yang semakin melemah tidak akan berani terlibat langsung kecuali protes diplomatik, Eropa akan mengambil peran yang samar-samar, sedangkan India, Afrika dan negara-negara Asia Tengah akan tinggal diam. China bisa mendominasi Mongolia dalam waktu tiga tahun.

Setelah unifikasi, China akan menempatkan pasukan di perbatasan berat untuk memantau Rusia. China akan butuh waktu sepuluh tahun dalam membangun infrastruktur elemental dan militer untuk kemudian mempersiapkan klaim kerugian teritorial dari Rusia.

PERANG KEENAM : Mengambil kembali wilayah yang diambil Rusia (Tahun 2055-2060)

Greater Manchuria
Greater Manchuria

Hubungan China-Rusia saat ini berlangsung baik, yang sebenarnya merupakan akibat dari tidak ada pilihan yang lebih baik dalam menghadapi AS.

Pada kenyataannya, kedua negara dengan cermat memantau satu sama lain. Rusia takut akan kebangkitan Cina akan mengancam kekuasaannya, sedangkan China tidak pernah melupakan wilayah yang dicaplok Rusia. Jika kesempatan datang, China akan mengambil kembali tanah yang hilang.Setelah kemenangan dari lima perang-perang sebelumnya pada tahun 2050, China akan membuat klaim teritorial didasarkan pada domain dari Dinasti Qing (cara yang mirip dengan memanfaatkan domain Republik China untuk menyatukan Mongolia) dan untuk membuat kampanye propaganda mendukung klaim tersebut. Upaya juga harus dilakukan untuk menghancurkan Rusia lagi.

Di masa “China Lama”, Rusia telah merebut sekitar 160 juta kilometer persegi wilayah China, setara dengan seperenam dari daratan dari wilayah China modern saat ini. Oleh karena itu, Rusia  sebenarnya adalah musuh nyata bagi China. Setelah kemenangan dari lima perang-perang sebelumnya, tiba waktu untuk membuat Rusia membayar harga perbuatan mereka.

Hanya ada pilihan perang dengan Rusia. Meskipun pada saat itu, China telah menjadi kekuatan maju dalam pasukan angkatan laut, angkatan darat, udara dan kemampuan ruang angkasa, namun demikian ini adalah perang pertama melawan negara dengan kekuatan nuklir. Oleh karena itu, China harus mempersiapkan dengan baik kemampuan perang nuklir, seperti senjata nuklir untuk menyerang Rusia dari awal sampai akhir. Ketika tentara Cina menghalangi kemampuan serangan balik Rusia, mereka akan menyadari bahwa mereka bukan lagi lawan bagi China di medan perang. Tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menyerahkan tanah yang mereka diduduki dan untuk membayar harga mahal untuk invasi mereka di masa lalu. – (Wenweipo)

Peta “Aib” Nasional . Dikeluarkan Kementrian pendidikan sekolah dasar RRC pada tahun 1938
Peta “Aib” Nasional . Dikeluarkan Kementrian pendidikan sekolah dasar RRC pada tahun 1938

Catatan: Artikel diatas bukan kebijakan resmi pemerintah China. Artikel ini adalah terjemahan bebas dan singkat dari artikel terbitan koran nasionalis pro pemerintah RRC –Wenweipo– pada tanggal 8 Juli 2013. Enam perang yang oleh penulisnya dikatakan tidak dapat dihindari demi tujuan merebut kembali wilayah nasional Cina yang hilang sejak Kekaisaran China dikalahkan Inggris dalam Perang Opium pada tahun 1840-1842. Kekalahan itu, dalam pandangan nasionalis China, memulai periode “Ratusan Tahun Penghinaan bagi China.”

Source: Jakarta Greater

Viewing all 116 articles
Browse latest View live