Quantcast
Channel: Deep Secret – Pasulukan Loka Gandasasmita
Viewing all 116 articles
Browse latest View live

Cina, Jangan Berdendang Kau !

$
0
0

jangan berdendang kauTatkala Cina kembali memasukkan wilayah perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayahnya (Antara, 12 Maret 2014), maka langkah Negeri Paman Mao ibarat mendendangkan lagu lawas yang diputar ulang. Kenapa demikian?

Sejak era Bung Karno hingga Pak Harto (Orde Baru) bibit-bibit konflik atas landas kontinen di Laut Cina Selatan memang sudah ada, akan tetapi tidak sempat mencuat karena —dinilai— para diplomat berhasil meyakinkan, bahwa tidak ada masalah kemaritiman antara Cina dengan Indonesia.

Tak dapat dipungkiri. Jika merujuk Peta Cina 1947, sebenarnya terlihat sembilan garis putus-putus berbentuk lidah meliputi wilayah Pulau Hainan sampai ke pantai Kalimantan, juga mencakup Teluk Tonkin, Kepulauan Paracel dan Spratly. Demikian juga dekade 1995-an, berdasarkan Peta Cina tersebut semakin terlihat bahwa ladang gas Natuna diakui masuk dalam lingkup teritorialnya, kendati berjarak 1000-an mil di selatan Cina.

Cina memang (pernah dan sudah) mengklaim sebagian Laut Natuna sampai ke perairan Pulau Bangka dan 20 mil dari Kalimantan Barat serta sekeliling Vietnam. Namun sekali lagi, persoalan tersebut tak sempat muncul di permukaan. Anggapan berkembang bahwa konflik landas kontinen antara Cina versus Indonesia hanya “ditunda” belaka. Pertanyaannya kemudian, dibenamnya api konflik di atas selama sekian dekade, apakah karena faktor kepiawaian para diplomat kedua negara, atau karena kuatnya pengaruh kepemimpinan Indonesia saat itu, sehingga Cina segan (menunda) berseteru?

Sejarah mencatat, bahwa ambisi Cina mencaplok wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel seluas 200 mil ke dalam Undang-Undang (UU) Maritimnya yang baru menuai protes dari DPR-RI dalam Sidang AIPO (Asian Inter-Parliamentary Organization), bulan September 1996 di Phuket, Thailand. Parlemen Indonesia saat itu memiliki data, bahwa masih ada sengketa antara Cina versus beberapa negara ASEAN. UU Maritim Cina dinilai sebagai klaim sepihak.

Di satu sisi, Cina menolak UNCLOS 1982 dengan pernyataan “kedaulatan yang tak terbantahkan atas Laut Cina Selatan”. Sedangkan Taiwan, Vietnam, Philipina, Malaysia, dan Brunei di sisi lain, ternyata memiliki tuntutan sama justru merujuk Hukum Internasional terhadap obyek yang diklaim oleh Cina. Fenomena ini ibarat sisi-sisi pada sekeping mata uang, saling bertolak belakang di permukaan dengan punggung menyatu (terkait) pada obyek yang sama, yakni Spratly dan Paracel.

Sebelum melangkah jauh, sekilas digambarkan mapping sengketa landas kontinen Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan antara Negeri Tirai Bambu versus beberapa negara ASEAN. Konflik tersebut meliputi: Cina versus – Taiwan, Cina – Vietnam, Cina – Philipina, Cina – Malaysia, Cina – Brunai, meskipun terdapat juga konflik yang tidak melulu berhadapan dengan Cina, misalnya konflik antara Philipina – Malaysia, Philipina – Taiwan, Malaysia – Vietnam, Philipina – Vietnam, Malaysia – Brunai, dll tetapi yang paling aktual ialah Cina melawan Indonesia!

Klaim Paman Mao atas perairan Natuna tak boleh dianggap sepele.

Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan hendaknya dijadikan pengalaman pahit sekaligus kaca besar bagi dunia diplomatik Indonesia, para elit politik, dan pengambil kebijakan di negeri ini. Artinya, ketika serangan asimetris Malaysia berjalan gencar lagi sistematis untuk mengambil-alih kedua pulau kita, sebaliknya Indonesia menanggapi dengan diplomasi “ala kadar”-nya. Kesengajaan, atau memang begitu adanya? Maka pagelaran tersebut pun berujung: “Selamat jalan Sipadan Ligitan, entah kapan kamu kembali ke pangkauan Ibu Pertiwi!”

Langkah kontroversi Cina mengklaim perairan Natuna, kemungkinan besar telah diperhitungkan “untung rugi”-nya. Ibarat menghitung langkah perang, Paman Mao seakan berani menghadapi keadaan terburuk karena langkah tadi bermakna bahwa ia telah bersiap dan menghitung tambahan “daftar lawan”-nya di Laut Cina Selatan.

Mengapa demikian, sebaiknya kita breakdown dahulu latar belakang kenapa Cina bersikeras atas “kedaulatan tak terbantahkan” di Laut Cina Selatan dan sekitarnya. Beberapa dokumen dan diskusi di Global Future Institute (GFI), Jakarta, menyimpulkan pointers sebagai berikut:

Pertama, selain nama perairan itu identik seolah-olah ia sebagai “pemilik” tunggal, juga Laut Cina merupakan jalur strategis bagi pelayaran internasional dari Lautan Pasifik menuju Lautan Hindia.

Kedua, ia menyadari bahwa perairan tersebut adalah urat nadi Cina —seperti Selat Malaka bagi Singapura— karena lebih 80% ekspor impor berbagai komoditi dari dan menuju Negeri Tirai Bambu, bahkan skema “energy security” yang dijalankan mutlak harus melalui jalur transportasi laut tersebut.

Ketiga, implementasi String of Pearls. Tak boleh disangkal, inilah strategi handal Paman Mao di perairan dalam rangka mengawal serta mengamankan “energy security”-nya. Dimana cakupan wilayah atas strategi dimaksud ialah bentangan perairan mulai dari Lautan Pasifik cq Laut Cina (Selatan dan Timur), dimana titiknya dimulai dari pelabuhan Hongkong – Laut Cina – (melewati perairan Natuna) ke Selat Malaka – Laut Andeman – Teluk Benggala – Laut Arab – Teluk Oman (dan Selat Hormuz) – Teluk Aden – Laut Merah. Dimana jika ditarik garis memang membentuk untaian kalung (string of pearls).

Keempat, tampaknya pecahnya Uni Sovyet menginpirasi Negeri Tirai Bambu untuk konsisten dan berkomitmen terhadap “Sosialisme Bercirikan Cina”. Artinya sistem perekonomian boleh “bebas” (kapitalisme), tetapi kontrol politik tetap dalam kendali Partai Komunis Cina (PKC).

Menurut Prof Wang Gung Wu (Seminar CSIS, 16 Nopember 1997), selain Cina berpenduduk besar, ada sumberdaya alam (SDA), memiliki kebudayaan dan tradisi tua di dunia, semenjak reformasi mengalami masa transformasi dan konvergensi ke arah kapitalisme yang akhirnya melahirkan konsep “One Country and Two System”, yaitu sistem negara dengan elaborasi ideologi antara sosialisme dan kapitalisme hidup berdampingan.

Salah satu butiran diksusi di GFI, Jakarta, menyatakan bahwa konsep sosialisme berciri Cina yang dilandasi One Country and Two System, titik beratnya ialah swasta di satu sisi, sementara di sisi lain peran negara diperkecil. Artinya para pengusaha silahkan di depan membuka ladang-ladang usaha di luar negara, namun ada back up militer (negara) di belakang.

Apakah Overseas Chinese (OC) bagian dari konsep ini? Memang masih perlu penelitian secara khusus.

Tetapi pada diskusi terbatas di Kepentingan Nasional RI (KENARI) pimpinan Dirgo D. Purbo (22/8/2012), terdapat pointers, bahwa kelompok OC ini merupakan salah satu —ingat, hanya salah satu saja— penyangga ekonomi Cina. Ya. Sekitar 60% investasi di Cina kemungkinan besar berasal dari kelompok tersebut. Makanya asumsi yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara Cina Daratan (Beijing) dengan kelompok OC perlu dikaji ulang kembali. Niscaya mereka memiliki link up dan keterkaitan erat, bahkan Taiwan sekalipun. Minimal soal tradisi serta budaya.

Kelima, potensi SDA yang berlimpah di peraian Cina. Tak boleh dielak, perairan ini selain luasnya mencapai 3,5 juta kilometer persegi, membentang dari barat daya Singapura, ke timur laut sampai ke arah Selat Taiwan di daratan Cina, juga potensi SDA kawasan ini sekitar 213 miliar barel. Luar biasa. Ditambah penelitian tim perminyakan di Beijing setelah menemukan sumber gas sebesar 25 triliun meter kubik gas alam. ”Ini yang sudah terbukti keberadaannya”.

Keenam, semakin besarnya militer Cina. Tak boleh dipungkiri. Dari berbagai informasi yang dihimpun Tim Riset Global Future Institute, The People’s Liberation Army Navy (PLAN), yang merupakan bagian integral dari People’s Liberation Army ini ternyata kekuatannya lumayan hebat juga.

Saat ini, PLAN memiliki 250.000 tentara yang didalamnya termasuk 35.000 tentara Coastal Defense Force (Pasukan Pertahanan Lepas Pantai). Sedangkan infantry mariner lautnya berjumlah 56.000 tentara. Belum lagi termasuk 56.000 Aviation Naval Air (Pasukan Unit Udara Angkatan Laut).

Bukan itu saja. Jumlah kapal selam milik PLAN pun boleh dibilang cukup fantastis. Saat ini Cina memiliki 100  unit kapal selam. Kemajuan yang sangat pesat mengingat sebelummnya PLAN hanya memiliki 35 unit kapal selam. Sedangkan kapal pembawa rudal juga meningkat dari 20 menjadi 100 buah.

Sekadar informasi. Pada 2008 lalu, anggaran pertahanan Cina sebesar 60 miliar dolar AS. Dan  dalam setiap enam sampai tujuh tahun ke depan, diprediksi akan meningkat dua kali lipat. Sehingga pada 2015 mendatang, Cina diyakini akan memiliki anggaran militer sebesar 120 miliar dolar AS.

Suatu fakta yang tentunya mencemaskan bagi Amerika dan Uni Eropa, apalagi bagi berbagai elemen yang meyakini prediksi Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization. Dalam bukunya tersebut, pakar politik Amerika dari Universitas Harvard tersebut memprediksi akan meletus perang terbuka AS-Cina, dan melibatkan polarisasi baru antara AS-Uni Eropa versus Cina-Negara-negara Islam.

Maka itu Cina dalam mengembangkan postur angkatan lautnya tidak main-main. Informasi terkini Cina sedang mengembangkan nuclear-powered ballistic missile submarines  (SSBN) dan nuclear-powered attack submarines (SSN).

Dalam merayakan ulang tahun PLAN yang ke-60 beberapa waktu lalu, Cina juga memamerkan kekuatan Angkatan Laut Cina dengan memperlihatkan kapal selam, kapal penghancur, Frigate, dan kapal yang memiliki fasilitas rumah sakit. Bukti bahwa transformasi angkatan laut Cina berhasil dengan gilang gemilang. Bahkan angkatan laut Cina sudah mulai menitikberatkan modernisasi angkatan lautnya di bidang teknologi dan informasi.

Dengan demikian, kelaziman “membersihkan” hambatan-hambatan pada jalur dimaksud merupakan kewajiban, apakah dalam hal ini perairan Natuna dianggap Cina masuk dalam cakupan wilayah perairan yang hendak dibersihkan?

Sekilas Tentang Postur Angkatan Bersenjata Cina

Memang dari segi teknologi militer, belum secanggih Amerika Serikat. Namun mengingat anggaran militernya yang hampir mencapai 700 triliun lebih, maka kekuatan militer Cina sangat layak untuk diwaspadai.

Bahkan Australia pun yang notabene merupakan negara anggota Persemakmuran (Common Wealth) yang berada dalam pengaruh kerajaan Inggris, ternyata juga meningkatkan anggaran militernya sekitar 72 miliar dolar Amerika Serikat karena melihat adanya ancaman dari Cina.

Berikut adalah data kekuatan militer Cina yang berhasil di himpun oleh tim riset Global Future Institute (GFI).

Tentara Aktif berjumlah 2.255.000 (dua juta duaratus limapuluh lima ribu) orang. Tentara cadangan, 800.000 (delapan ratus ribu) orang. Paramiliter aktif 3.969.000 (tiga juta sembilanratus enampuluh sembilan ribu) orang.

Angkatan Darat, Cina memiliki senjata bebasis darat sejumlah 31.300, tank sejumlah 8200, kendaraan pengangkut pasukan sebesar 5000, meriam sejumlah 14.000, senjata pendorong 1.700, sistem peluncur roket 2.400, mortir sejumlah 16.000, senjata kendali anti tank 6500, dan senjata anti-pesawat 7.700.

Di matra laut, Cina pun cukup berjaya. Kapal perang, berjumlah 760 unit, kapal pengangkut 1822 unit, pelabuhan utama 8, pengangkut pesawat 1 unit, kapal penghancur 21 unit, kapal selam 68 unit, fregat 42, kapal patroli pantai 368 unit 6, kapal penyapu ranjau sekitar 39 unit, dan kapal amphibi sekitar 121 unit.

Angkatan Udara, Cina punya jumlah pesawat 1900 unit. Cukup menakjubkan. Helikopter 491 unit, lapangan udara 67 unit.

Laut Cina Selatan, Medan Perang Baru AS versus Cina

Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional dari kawasan Timur Tengah ke Asia Pasifik dan Asia Tenggara khususnya, nampaknya semakin niscaya dalam jika mencermati tren global akhir-akhir ini.

Isyarat peralihan tersebut terlihat dari beberapa indikasi, diantaranya AS ingin secepatnya membangun sistem pertahanan rudal di Asia guna melawan manuver Korea Utara. AS juga menyatakan akan memperluas pengaturan militernya di Asia Tenggara dan Samudera Hindia, termasuk peningkatan kerja sama dengan Australia dan penempatan kapal-kapal perang di Singapura.

Selain itu, AS juga mendukung pembentukan ASEAN Security Community pada 2015, dan terkait dengan isu Laut China Selatan, melalui Menhan Leon Panetta, AS menganjurkan agar ASEAN melakukan “tindakan seragam” sekaligus menyusun kerangka aksi yang memiliki kekuatan hukum. Tapi yang paling mengejutkan adalah rencana AS untuk menggeser 60% armada tempurnya ke Asia Pasifik.

Kompleksitas pertikaian wilayah di Laut China Selatan, disinyalir memang bukan sebatas klaim kepemilikan pulau-pulau, melainkan ada persoalan lainnya, diantaranya hak berdaulat atas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), termasuk penggunaan teknologi baru terkait exploitasi dan explorasi minyak dan gas bumi oleh negara tertentu.

Ketegangan antara negara-negara di kawasan tersebut secara politis cenderung meningkat karena miskinnya win-win solution. Urgensi geografis Laut China Selatan yang cukup vital dalam pergeseran geopolitik global, memungkinkan terus terkendalanya upaya penyelesaian sengketa, bahkan diduga keras bahwa isu konflik teritorial itu akan menjadi trigger dalam benturan militer secara terbuka.

Situasi ini tentunya akan mempengaruhi negara-negara di sekitar wilayah sengketa, dimana secara geografis, posisi Indonesia berada cukup dekat dengan Laut China Selatan, baik dalam konteks Asia Tenggara, ASEAN maupun Asia Pasifik.

Situasi ini diperkirakan akan berlangsung lama, karena selain menunggu ‘momentum’, negara-negara yang terlibat konflik juga melakukan upaya antisipasif secara intensif dan terbuka, terutama AS dan sekutunya versus China dan pendukungnya.

 jgn

Membaca Langkah Strategis Cina di Laut Cina Selatan lewat Konsepsi String of Pearl

Mengapa sentral geopolitik internasional akan bergeser ke Laut Cina Selatan? Seperti sudah kami utarakan tadi, Amerika dan Cina sama-sama mengincar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Malaka memang selat paling sibuk setelah Hormuz. Dan peningkatan pelayaran merupakan keniscayaan seiring gegap dinamika baik kebutuhan maupun kepentingan pribadi, kelompok dan juga bangsa-bangsa di dunia.

Mari kita simak Zhao Yuncheng, ilmuwan dari China‘s Institute of Contemporary International Relation“Whoever controls the Straits of Malacca and the Indian Ocean could threaten China‘s oil supply route.”

Masuk akal jika Presiden Cina Hu Jiantao menegaskan, “Malacca-Dilemma” merupakan persoalan kunci untuk jaminan pasokan energi mengingat 80% impor minyak Cina melewati Selat Malaka, oleh karena itu keamanan jalur di “selat basah” ini menjadi urgen bagi kelanjutan ekonomi Negeri Paman Mao.

Maka Cina pun menerapkan konsep String of Pearls. Yaitu strategi Cina dalam rangka mengamankan suplai energi. Strategi ini mempunyai konsekuensi dibutuhkannya militer modern yang progresif, juga memerlukan akses lapangan terbang dan pelabuhan-pelabuhan. Target jalur yang diincar ialah bentangan perairan dari pesisir Laut Cina Selatan, Selat Malaka, melintasi Samudera Hindia, Laut Arab dan Teluk Persia. Sehingga dalam peta, terlihat mirip untaian mutiara atau gambar kalung (Pearls).

Inilah yang kita prediksikan akan semakin menajamnya konflik terbuka AS versus Cina di kawasan Asia Pasifik, utamanya Asia Tenggara. Karena Amerika pun sudah merekomendasikan hal ini lewat Council of Foreign Relations (CFR) pada 2002, dan bahkan sudah digodok secara lebih matang lewat beberapa think thank di Washington. Sehingga kemudian dirumuskan sebagai dasar kebijakan luar negeri Preisden George W Bush yang kemudian kita kenal sebagai Project New American Century (PNAC).

Pihak perancang kebijakan stretegis Keamanan Nasional di Washington tentunya mencermati dengan seksama strategi String of Pearls tersebut.

Betapa tidak. Implementasi String of Pearls ini memang tergantung fasilitas militer yang memadai di Pulau Hainan; landasan terbang darurat di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, jaraknya sekitar 300 mil dari laut timur Vietnam; kontainer fasilitas pengiriman di Chittagong, Bangladesh; pembangunan pelabuhan air dalam di Sittwe, Myanmar; pembangunan basis angkatan laut di Gwadar, Pakistan; pipa melalui Islamabad dan Karakoram Highway ke Kashgar di Xinjiang; fasilitas pengumpulan intelijen di pulau-pulau di Teluk Benggala dekat Selat Malaka dan pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, dan lainnya.

Dalam beberapa kasus, ia memberi subsidi pembangunan pelabuhan baru dan fasilitas lapangan udara di negara-negara target dengan kompensasi fasilitas dibuat sesuai standar Cina.

Sehubungan dengan tarik-menarik pengaruh antara AS dan Cina ini, menarik mencermati pengamatan dan prediksi Jean Paul Rodrigue. Menurut Rodrigue, jalur transportasi minyak dan gas untuk kebutuhan energi di Asia Timur selain melalui Selat Malaka, juga melintas di Selat Sunda, Selat Lombok dan lainnya. Tak boleh dipungkiri, ketiganya merupakan selat vital bagi negara-negara Asia Timur, khususnya Cina dan Jepang.

Isyarat Rodrigue, jika terjadi hambatan pelayaran di Selat Malaka maka alternatif jalur paling singkat adalah Selat Sunda.

Inilah sisi paling krusial dari wilayah seputar Laut Cina Selatan dan Selat Malaka dalam beberapa tahun ke depan.

Cina sudah mengisyaratkan bahwa hambatan utama implementasi Strategi String of Pearls adalah bercokolnya kapal-kapal perang AS dan sekutu di Singapura.

Semakin menegangnya hubungan politik antara Paman Sam dan Paman Mao,  niscaya memiliki implikasi negatif atas hilir-mudik pelayaran Cina di Selat Malaka. Shock and awe pun telah ditebar, melalui janji mengirim kapal tempur pesisir (LCS) USS Freedom di Selat Singapura, ujar Laksamana Thomas Rowden (10/5/2012). USS Freedom ialah kapal perang jenis terbaru AS, memiliki kecepatan hingga lebih 40 knot serta handal untuk perang di lautan dekat pesisir, mampu menyapu ranjau laut dan menyerang kapal selam.

Meskipun data-data ini masih sangat terbatas, setidaknya sudah bisa dijadikan mapping sementara tentang kondisi geopolitik Asia Pasifik menjelang friksi terbuka sebagaimana ramalan PNAC 2002, baik terkait implementasi String of Pearl atau dinamika kapal-kapal negara pesaing Cina, yaitu Amerika dan Australia.

Dari sudut pandang strategis kepentingan nasional Cina di Laut Cina Selatan, implementasi string of pearls bakal terkendala bila kelak memuncak friksi antara AS dan Cina karena penerapan strategi di atas mutlak harus melalui rute Selat Malaka.

Singapura yang dalam orbit AS niscaya menghambat gerak laju (pelayaran) Cina via selat tersebut. Oleh karena itu rute alternatif seperti Selat Sunda, Selat Lombok dan berbagai ALKI lain di Indonesia merupakan kebutuhan bagi Cina guna mempertahankan skema “energy security” selama ini.

Makanya sungguh heran kok Cina berani bikin gara-gara dengan Indonesia, bisa dibayangkan bila Indonesia pun menerapkan hal sama, yakni menutup semua ALKI-nya bagi pelayaran Cina dengan alasan Kepentingan Nasional terganggu. Dan “penutupan sementara waktu” dibolehkan dalam UNCLOS bila ada negara dimaksud memberikan rute alternatif.

Makanya, Cina, jangan Berdengang Kau!


Riady Connection

$
0
0

ssSisi Kelam Sosok James Riady Agen Intelijen Militer China Tulisan ini coba untuk membahas tentang bahaya seorang James Riady, owner Lippo Grup. Kenapa James Riady ini dikategorikan orang yang sangat berbahaya bagi Indonesia?

Kami akan uraikan dasar dan alasannya. James Riady, anak Muchtar Riady, ex Dirut Bank BCA milik Liem Sioe Liong (sudono salim, orang terkaya di Indonesia), punya reputasi buruk. Sama seperti ayahnya, Mochtar Riady yang dibina oleh Liem Sioe Liong, James Riady dibina Antony Salim (anak tertua Liem Sioe Liong).

James Riady kini mengelola kerajaan bisnisnya Lippo Grup yang diwariskan ayahnya. Terdiri berbagai jenis usaha : bank, property, media dll. Lippo Grup didirikan Muctar Riady selepas muchtar berhenti sebagai Dirut Bank BCA. Lippo Grup kemudian tumbuh berkembang menjadi konglomerasi. Namun, berbeda dengan ayahnya, James Riady dalam memimpin Lippo Grup terkenal dengan reputasi buruknya. Kriminal. Curang.

Kerap Langgar hukum. Pelanggaran hukum itu dilakukan James Riady di Indonesia dan di AS. Kami sudah pernah membahas beberapa pelanggaran hukum oleh James Riady. Diantaranya : James Riady memalsukan laporan keuangan Bank Lippo yang menggoncang pasar modal RI dan timbulkan krisis kepercayaan investor asing.

Bank Lippo terlibat penerbitan laporan keuangan ganda yang melanggar UU tentang Bank Indonesia Pasal 49 dan diancam 10 tahun penjara. BI dan Bapepam Depkeu menyelidiki kasus penggandaan lapkeu Depkeu tersebut untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran UU dan kerugian keuangan negara.

Sesuai Lapkeu per 30 Sept 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 Nov 2002 total aktiva Bank Lippo Rp 24 triliun. Laba bersih Rp 98 miliar. Namun dalam laporan ke BEJ pada 27 Des 2002 total aktiva berubah jadi Rp 22.8 triliun (turun Rp 1,2 triliun) dan rugi Rp1.3 triliun.

Perbedaan Lapkeu Lippo Bank itu menimbulkan kegemparan. Ditemukan adanya penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun. Penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun menjadi Rp. 1.4 triliun. Akibatnya Capital Adequacy Ratio (CAR) anjlok. CAR Bank Lippo anjlok dari 24.77% menjadi 4.23%.

Penyebabnya : Manipulasi oleh manajemen Bank Lippo. CAR anjlok disebabkan karena agunan yang dijadikan aset berasal dari kelompok Lippo : PT Bukit Sentul Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Lippo Securities Tbk, PT Hotel Prapatan Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk, dan seterusnya. Audit BI terhadap Bank Lippo juga melanggar di pasar modal berupa perdagangan memanfaatkan informasi dari orang dalam (insider trading).

Bank Lippo juga melanggar peraturan/ UU terkait penunjukan komisaris Independen yang tidak sesuai keputusan BEJ (Bursa Efek Jakarta). Bank Lippo juga dinyatakan melanggar AD/RT Perseroaan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Bank Lippo dirampok pemiliknya sendiri. Perilaku merampok bank sendiri itu bukan yang pertama dilakukan James Riady. Sebelumnya, pada 1990 terjadi di Little Rock, Arkansas, AS.

Pihak Pemeriksa Bank AS menemukan 900 transaksi wire transfer mencurigakan oleh Lippo Bank, Little Rock, Arkansas. Auditor menemukan lebih 900 wire transfer senilai $ 7 juta ke rekening di Bank Cina HongKong, yang dimiliki oleh Lippo & China Resources. Semua transfer dipesan atas nama palsu dan disetujui oleh hanya seorang supervisor. Tidak ada pejabat bank berwenang yang mengaku mengetahui.

Pihak Regulator perbankan AS sudah memberi saran agar bank tersebut ditutup, namun James Riady tetap bertahan dengan menambah modal US$ 26 juta. Roy Tirtadji, managing director grup Lippo mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Lippo Bank merugi karena mengabaikan banyak prinsip. Belakangan penyidik kongres mengetahui bahwa Bank Lippo (d/h California Bank) tersebut tetap dipertahankan karena ada tujuan tersembunyi. Pendirian Bank tersebut hanya strategi James Riady untuk bermain di panggung politik AS. Menempel Clinton yang terpilih jadi presiden pada 1992.

Jauh sebelumnya, Mochtar Riady memutuskan beli Bank Stephen Inc pada 1970-an, perbankan perumahan yg berbasis di Little Rock, Arkansas. Lalu Mochtar juga membeli kepemilikan Worthen Bank dan menjadikan James Riady (28 tahun) sebagai Worthen’s Co-President. James Riady punya ketertarikan khusus pada orang-orang penting di kalangan politisi. James selalu cari kesempatan bertemu Gubernur Clinton. Bahkan Ketika Clinton bepergian ke Hong Kong (1985) James Riady mengatur pelayaran dari Hong Kong, dinner, shopping dan pesta koktail.

Ketika Bill Clinton terpilih menjadi Presiden pada tahun 1992, ayah James, Mochtar Riady terbang ke Little Rock, Arkansas, AS. Mochtar datang khusus beri selamat kepada Hillary Clinton yang menerima penghargaan “Arkansan of the Year”. Dia sumbangkan $50.000 untuk Hilary.

Pada awal 1993 James Riady menempel ketat Grobmyer, teman karib Clinton. James juga ikut menemani Grobmyer beberapa kali ke Gedung Putih. Pejabat lain yang ditempel ketat James Riady adalah Pembantu Presiden, Middleton yang selalu mengajaknya ketemu Presiden Clinton. Dalam mendekati dan melobi Clinton dan pejabat-pejabat tinggi AS, James Riady dibantu John Huang, eksekutif Lippo Bank.

Kemudian Huang berhasil ditempatkan James Riady sebagai pejabat tinggi/Deputy Menteri Perdagangan AS. Pada Sept 1995, seusai pertemuan khusus James Riady dengan Clinton dan James Riady di Oval Office, White House, Huang pindah ke DNC.

Di DNC atau Komite Nasional Partai Demokrat, Huang punya tugas khusus sebagai Fund Raiser alias pengumpul uang sumbangan Partai Demokrat. Dalam menanam pengaruhnya ke Clinton dan Gedung Putih, James juga menggandeng mantan asisten Presiden Jimmy Carter, Vernon Weaver.

Sedangkan John Huang mantan eksekutif Lippo Grup tetap berperan sebagai tangan kanan James Riady dan disusupkan ke Gedung Putih. Sementara itu, ketika Senator Al Gore kunjungi Asia 1989, sudah selalu disertai John Huang yang dibayar organisasi Buddha, Fo Kwang Shan.

Dan pada tahun 1991, sebuah entitas yang dikenal CIA sebagai samaran intelejen militer Cina membeli saham di Bank Cina Lippo di HongKong. Badan-badan intelijen AS (NSA, CIA dll) sejak awal mengenali China

Resources Co adalah sebuah entitas samaran intelijen militer Cina. Pada Agustus 1992, James Riady terbang dari Indonesia ke Los Angeles untuk ambil bagian dalam acara penggalangan dana untuk Clinton. Penyidik FBI membuktikan bahwa James Riady sewa limusin berdua dengan Clinton, menyerahkan US$ 100.000 dan menjanjikan tambahan US$ 1 juta. Namun, penyidik FBI hanya bisa membuktikan sumbangan gelap/illegal Riady dan Huang ke Clinton sebesar US$ 700.000 utk kampanye Clinton.

Sumbangan ilegal James Riady dan John Huang ke Clinton itu diberikan melalui para karyawan Grup Lippo dan anak perusahaannya”. Para penyumbang ilegal itu mayoritas tidak tinggal di AS. Kasus ini pun meledak. Rakyat dan Pemerintah AS bertanya-tanya.

Apa motifnya? Salah 1 pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik Kongres adalah “Mengapa?”. Apa yang diharapkan James Riady dengan pendanaan Bill Clinton?

Kongres dan Rakyat AS percaya James Riady/Lippo adalah teknik operasi Spionase utama pemerintah Cina, yang sengaja menyuap Presiden Amerika. Tujuannya bermacam-macam untuk kepentingan China : Perdagangan, kompromi keamanan AS dan mencuri rahasia milter dan teknologi AS. Apalagi Penyidik Kongres AS berhasil membongkar jaringan operasi James Riady yang melibatkan lebih dari seratus orang, mayoritas Cina. Oleh para penyidik Kongres AS, mereka ini dijuluki “jaringan bambu” atau “Operasi Jaringan Bambu”. Selama jadi teman akrab Clinton, James berhasil mendesak Presiden AS itu untuk mengembalikan status “paling disukai bangsa” kepada Cina.

James Riady juga berhasil merayu Clinton untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Cina, diberlakukan setelah pembantaian Tiananmen Square. Clinton kampanyenya signifikan didanai oleh James Riady. Clinton patuh pada James Riady. Penuhi banyak usulnya. Juni 1993, dua minggu setelah Cina diberi status “paling disukai bangsa”, Riady raih laba US$ 163 juta di China Resources (d/h Lippo Bank Hongkong). Laba China Resources Ltd itu menaikan harga sahamnya > 50% di atas nilai pasar. Riady untung besar untuk kedua kalinya/ berlipat ganda.

James dengan pengaruhnya, berhasil cegah Clinton yang ingin membatalkan serangan FBI pada jemaat fanatik Kristen Daud di Waco Texas, 19/4/93. Akibat serangan FBI itu puluhan pria, wanita dan anak-anak tewas dan terluka parah. Clinton dan James menonton tragedi itu di Oval Office White House. Clinton bahkan punya waktu saat Tragedi Nasional itu terjadi dengan memberikan Riady bonus tour melihat-melihat “the Situation Room” di Gedung Putih. Peristiwa itu masih jauh dari skandal Lippogate yang kemudian menyebabkan Presiden Clinton dijuluki “Presiden AS China Yang Pertama”.

James dan Keluarga Riady mampu menunjukkan pada dunia tentang hubungan istimewanya dengan Presiden Clinton selama KTT APEC 1993 di Seattle, Washington. Bahkan Lippo Grup diberi tugas khusus untuk mengorganisir pengusaha-pengusaha Indonesia saat kunjungi Little Rock, Arkansas, sebelum puncak APEC.

Ada perjanjian khusus State Arkansas dan RI yang harus ditandatangani saat Puncak KTT APEC oleh Presiden Clinton dan Presiden Soeharto. Dan James Riady berada di tengah kedua kepala negara itu sebagai saksi sekaligus inisiator dan prakarsa perjanjuan Arkansas dan RI. Selama KTT APEC 1993, Clinton melakukan pertemuan dengan Presiden Soeharto, bersama-sama dengan James Riady, meski diprotes para staf Clinton. Clinton bertemu Suharto lagi selama KTT G-7 di Tokyo pada bulan Juli 1993, dan kemudian mengirim catatan tulisan tangan untuk James Riady.

Dalam tulisan tangan itu, Presiden Clinton mengatakan dirinya sungguh menikmati pertemuannya dengan Presiden Suharto. Pada KTT APEC pada tahun 1994, dimana Indonesia sebagai tuan rumah, Presiden Clinton menghabiskan lebih banyak waktu dengan James Riady. Obrolan serius Clinton dan Riady berhenti hanya untuk berpose dalam kemeja batik bersama PM Selandia Baru Jim Bolger.

Luar biasa Riady ! Pada tahun 1994, Mendag AS Ron Brown kunjungi Cina membawa “belum pernah terjadi sebelumnya” US$ 5.5 miliar dari transaksi perdagangan. Termasuk didalamnya paket kesepakatan $1 miliar untuk sebuah perusahaan Arkansas yang mengelola Bisnis Lippo di PLTU 725 MW di Fujian Cina. T April 1994, Clinton terpaksa berhentikan Wakil Jaksa Agung AS, Web Hubbell, karena tuduhan penipuan terkait Skandal Rose Lawfirm & Whitewater. Hubbell diketahui kolusi dengan James Riady dan John Huang.

Catatan Gedung Putih mereka bertemu setiap hari dari 21 – 25 Juni 1994. Hubbell bertemu Riady pada 23 Juni 94 dan 4 hari kemudian Hubbell terima US$ 100.000 dari Riady melalui Bank Cina HongKong. James Riady pura-pura menempatkannya dalam List Gaji Grup Lippo Bank, yang oleh lembaga-lembaga intelejen AS dicurigai sebagai milik intelijen militer China. Hubbell lalu dipenjara dengan tuduhan terima suap dan dugaan bekerja sama dengan Lippo yang dicurigai sebagai kedok intelejen militer china. Presiden Clinton mengaku tidak mengetahui apapun mengenai pengkhianatan pejabat kepercayaannya itu, sampai dia tahu dari berita pers.

Kurang dari 2 minggu setelah Kasus Hubbell, Presiden Clinton menunjuk John Huang sebagai asisten Menteri Perdagangan AS. John Huang pun resmi mundur dari grup Lippo dengan menerima bonus US$ 800.000 dari James Riady”.

Asisten Mendag J Huang kemudian diketahui mengeluarkan izin lolos keamanan sementara untuk penjualan ekspor teknologi senjata ke China. Para penyidik kongres belakangan mengetahui Huang telah 37 kali menghadiri briefing CIA untuk teknologi enkripsi yang diteruskan Huang Ke China. John Huang meninggalkan gedung CIA sesaat kemudian dan pergi ke kantor Lippo, dimana ia menelpon dan mengefax ke lokasi di luar negeri. Pihak intelijen AS kemudian menemukan bahwa Huang telah mengirim informasi rahasia perdagangan ke Grup Lippo kantor pusat di Jakarta. Huang diketahui telah melakukan 70 kali pengiriman dan sepanjang waktu itu, pengaruh China di Washington tumbuh sangat pesat.

Selama tahun 1994 dan 1995, pemerintahan Clinton diperbolehkan AT & T untuk menjual sistem komunikasi yang aman untuk tentara Cina. Dalam kesepakatan yang dikenal sebagai “Hua Mei” yang kemudian menjadi bumerang dramatis bagi AS. Cina mengulang teknologi enkripsi itu. Dan diekspor kembali ke Irak untuk digunakan dalam sistem pertahanan udara Irak. Presiden Clinton terlibat dalam persetujuan penjualannya. Singkatnya, John Huang dan James Riady dicurigai keras sebagai agen intelejen militer China yang menyusup ke pemerintahan AS melalui Clinton. (TGR)

Sumber: @Triomacan2000

Antara Ramalan Intelijen Presiden 2014 dan Jokowi

$
0
0

ramPada tanggal 15 November 2011 penulis menyusun sebuah artikel dengan judul “Ramalan Intelijen dan Ramalan Jayabaya Presiden 2014,” (http://ramalanintelijen.net/?p=4315), yang akhirnya menyimpulkan Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan menjadi presiden pada pilpres 2014 menggantikan SBY.

Secara mengejutkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati pada hari Jumat (14/3/2014) telah memberikan mandat kepada Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Presiden 2014. Puan membacakan mandat itu didampingi  Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo. Pembacaan mandat kepada Jokowi sebagai capres dilakukan pada Jumat (14/3/2014) di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Mandat ini tertuang dalam Perintah Harian Ketua Umum DPP PDI Perjuangan

Setelah mendapat mandat tersebut, Jokowi yang sedang blusukan di Jakarta Utara menyatakan, “Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk jadi capres. Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan,” katanya  di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).

Pengumuman Ketua Umum PDIP dilakukan dengan sederhana dan disebarkan melalui kaun twitter resmi PDIP, tetapi efeknya bak petir yang menggelegar. Banyak pihak yang tidak memperkirakan pengumuman tersebut, karena Bu Mega selama ini menegaskan bahwa capres PDIP akan diumumkan setelah berlangsungnya pileg 9 April 2014.

Penulis menjadi teringat saat berbincang dengan Ibu Mega pada tahun 2014 dan menjelaskan artikel tentang Ramalan Intelijen Presiden 2014 adalah Megawati,  Bu Mega mengatakan ada faktor “X” beliau tidak menjadi presiden. Penulis hanya mengatakan faktor “X” tersebut adalah apabila Bu Mega tidak dicalonkan PDIP sebagai capres. Sedangkan PDIP secara penuh sebenarnya sudah memberikan mandatnya kepada Ketua Umum untuk menetapkan siapa capresnya. Nah kini ternyata Jokowi yang diajukan menjadi capres. Penulis kemudian bertanya di dalam hati nampaknya Bu Mega sudah sejak 2011 memahami faktor X tersebut.

Bisa difahami bahwa berpolitik diantaranya mengadu strategi kemenangan, dan pada tahun 2011 ternyata Bu Mega sudah mendahului parpol lainnya dua dan bahkan tiga langkah dimuka. Semua tidak ada yang memperkirakan bahwa PDIP akan memunculkan sosok Jokowi sebagai kader yang sederhana, bermula dari Walikota Solo, beranjak menjadi Gubernur DKI dan kini tampil percaya diri dan menakutkan kandidat parpol lain sebagai capres 2014.

Terlepas dari semua gosip, rumors dibelakang ini semua, memang apabila ini sebuah strategi clandestine mirip operasi intelijen yang tertata demikian sempurna, para konstituen telah berhasil tersihir dengan langkah conditioning “biarkan mereka berfikir dan biarkan mereka memutuskan.”

Nah, kini Jokowi nampaknya mampu mementahkan para capres lainnya dalam soal popularitas dan elektabilitas. Beberapa lembaga survei bahkan berani menyatakan pilpres hanya akan satu putaran, dan Jokowi efek akan menyebabkan kurang dari 10 parpol yang akan lolos ke Senayan, karena suaranya dibawah ketetapan Parliamentary threshold sebesar 3,5 persen.

Direktur pol-tracking institute Hanta Yuda menyatakan di Cikini,Sabtu (15/3/2014), “Hampir semua partai tidak happy dengan pencapresan jokowi, kalau PDI-P mengalami penambahan suara, partai-partai lain terancam mengalami penurunan,” katanya.

Hasil survei terbaru Charta Politika menyatakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memimpin perolehan elektabilitas dengan 21,2 persen karena didukung oleh pengaruh tokoh atau figur Joko Widodo. Partai Golkar menyusul 16,4 persen dan Partai Gerindra 12 persen. Posisi Partai Demokrat  di papan tengah dengan 8 persen, PKB 7,2 persen dan PPP 5,1 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan, “Sebanyak 57,8 persen mengaku memilih PDIP karena tertarik dengan figur Jokowi, naik dari survei sebelumnya pada Desember 2013 di mana 38,1 persen yang mengaku memilih karena Jokowi.” Sementara itu, sebanyak 47,9 persen pemilih mengaku memilih Gerindra karena tertarik pada figur Prabowo Subianto. Demikian juga pemilih Partai Demokrat masih menyukai SBY (38,2 persen).

Perkembangan tersebut jelas membuat persaingan antar capres lebih mencuat dibandingkan persaingan antar parpol. Prabowo sebagai capres Partai Gerindra nampak terus melakukan serangan kepada Jokowi. Prabowo yang penulis kenal keras dan suka marah ini  saat ditanya kriteria cawapresnya, kembali menyindir sosok Jokowi. “Kita berharap pada kebersihan kejujuran, dan akhlak pemimpin yang selalu pegang teguh janji. Ucapannya bisa dipegang. Jangan bicara A tapi tidak dilaksanakan. Saya kira berbahaya jika pemimpin Indonesia mencla-mencle. Satu hari bilang A lalu bilang B, jam 2 tahu lalu jam 3 tempe,” katanya.

Prabowo terus menggunakan strategi menyerang, baik kepada Bu Mega tentang perjanjian Batuitulis ataupun menyebut Jokowi sebagai boneka. Apakah ini sebuah strategi atau dikarenakan sudah tidak ada harapan menang? Tetapi walaupun demikian, nampaknya Partai Gerindra yang banyak diawaki kader muda menjadi bersemangat karena mempunyai pemimpin yang nekat dan berani menyerang, bahkan setelah Jokowi, sosok Prabowo diulas juga di koran utama AS Washington Post.

Sosok ARB (Aburizal Bakrie) juga diserang dengan berita berlibur dan berpelukan dengan Marcela Zalianti yang cantik. Selain itu pada Partai Golkar, nampak beberapa tokoh menginginkan pencapresan ARB ditinjau, bahkan Akbar Tanjung juga mendeklarasikan diri.

Bagaimana dengan koalisi parpol?Partai papan atas nampaknya hanya dua (PDIP dan Golkar) dan keduanya akan membangun koalisi sendiri. Sementara koalisi lainnya diperkirakan akan coba dibangun oleh Partai Gerindra. Gerindra jelas tidak akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PDIP. Kemampuan koalisi Gerindra hanya dengan beberapa parpol papan tengah lainnya. PDIP merupakan parpol paling mungkin di dekati Golkar atau Demokrat serta parpol berbasis Islam. Hanya itulah perkiraan koalisi.

Kembali membahas ramalan intelijen, walaupun sejak 2011 percaya Bu Mega yang akan menjadi capres, dengan penetapan Jokowi sebagai capres, semua bisa saja terjadi. Sebuah ramalan tidak selamanya akurat 100 persen, demikian yang terjadi pada ramalan intelijen.  Perkembangan situasi dapat berubah sewaktu-waktu, terlebih di dunia politik yang sarat dengan kepentingan. Apabila Tuhan memang menghendaki, Indonesia akan mempuyai Presiden yang bernama Joko Widodo pada tahun ini. Bahkan seorang rekan penulis sesama analis intelijenberani menyatakan  mengatakan bahwa pilpres sudah selesai.

Walaupun demikian, dengan keyakinan kekuatan daya tarik Jokowi baik popularitas dan elektabilitasnya,  PDIP tetap harus waspada. PDIP sebaiknya tetap berkaca pada pemilu tahun 1999, sebagai pemenang pemilu legislatif tidak berhasil menjadikan Bu Mega menjadi Presiden, hanya menjadi wakil presiden, itupun dengan upaya serta strategi politik seorang Matori Abdul Djalil (Alm) yang saat itu Ketua PKB.

Kita akan melihat beberapa hari mendatang, perkembangan berita politik yang tumpang tindih dengan pemberitaan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Yang penting masyarakat bersemangat menyukseskan pemilu dan bersama-sama menjaga keamanan, tidak perlu kisruh. Jangan main curang, karena kini jaman transparansi, sehingga apabila terbongkar, konsekwensinya akan berat dikemudian hari.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Perjanjian Rahasia Baghdad-Washington

$
0
0

baghHarian Independent tanggal 5 Juni [1] menurunkan artikel tentang rencana perjanjian rahasia antara AS-pemerintah Irak. Perjanjian ini berjudul ‘kerjasama keamanan AS-Irak’, namun sebenarnya bertujuan untuk memberikan hak istimewa kepada AS untuk memperpanjang masa bercokolnya di Irak setelah era Mandat PBB berakhir Desember 2008. Selain itu, draft perjanjian kerjasama ini akan memberikan hak kepada AS untuk menduduki 50 pangkalan militer di Irak, menguasai zona udara, kekebalan hukum tentara dan para pekerja AS di Irak, menangkap orang-orang Irak yang dicurigai teroris, serta hak melakukan aktivitas militer tanpa berkonsultasi dulu dengan pemerintah Irak.

Koran Kayhan edisi Ahad (8/6) melansir berita dari Fox News bahwa untuk AS menyediakan imbalan 3 juta dollar untuk imbalan bagi anggota parlemen Irak yang menandatangani persetujuan atas perjanjian kerjasama ini. Bahkan, menurut Kayhan, AS mengancam akan membekukan uang simpanan Irak di bank AS sebesar 50 juta dollar bila pemerintah Irak menolak menandatangani perjanjian itu.

Isi persis perjanjian ini masih dirahasiakan. Namun yang jelas,

Bush sangat berambisi menggolkan perjanjian ini bulan depan. Menurut Independent, ada beberapa alasan dari kengototan Bush ini, yaitu :
1.Untuk mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden dengan klaim ‘kemenangan’ karena telah berhasil mengontrol keamanan di Irak
2. Untuk memberi dukungan poin bagi John McCain, kandidat presiden dari Partai Republik, dalam pemilu 2009.
3. Dengan adanya perjanjian dipertahankannya keberadaan tentara AS di Irak dalam jangka panjang, niat Obama untuk menarik pasukan AS dari Irak bila dia terpilih sebagai presiden, akan bisa ditawar.

Tapi tentu saja, pertanyaan besarnya adalah, mengapa Bush dan Republikan sedemikian ngotot mempertahan pasukannya di Irak, padahal mendapat penentangan luas dari rakyatnya, dan juga mengorbankan nyawa ribuan pasukannya, serta menyebabkan defisit anggaran negara ratusan juta dollar setiap tahunnya?

William Clark dalam makalahnya, “The Real Reasons for the Upcoming War With Iraq” [3] menulis, ada dua alasan utama di balik perang Irak. Pertama, mengamankan suplai minyak AS dan kedua, untuk mengukuhkan kehadiran militer AS di kawasan Timur Tengah dengan membawa pesan agar produsen minyak di kawasan ini jangan berani-berani mengalihkan transaksi minyak dari US Dollar ke Euro. Sebagaimana sudah banyak diketahui, di tengah negara-negara Timur Tengah sudah muncul suara-suara untuk menggunakan uang Euro dalam transaksi minyak dunia. Tahun 2000, Saddam Husein sudah lebih dulu melakukan hal ini (mengkonversi devisa Irak dalam Euro dan meminta pembayaran minyak dalam Euro) dan keputusannya ternyata benar. Dollar terpuruk dan para pemimpin negara lain mulai menimbang-nimbang keputusan serupa. Misalnya, pemimpin Iran dan Malaysia menyuarakan konversi Dollar ke Euro.

Kata Clark, Perang Irak membawa pesan kepada negara-negara OPEC, “Anda bersama kami, atau melawan kami.”

Bagaimana pendapat rakyat Irak sendiri menyusul bocornya rencana perjanjian rahasia ini? Sudah bisa ditebak—dan karena itulah sengaja dirahasiakan—rakyat Irak menolaknya. Muqtada Sadr, dengan berani mengusulkan agar perjanjian ini direferendumkan, untuk meminta pendapat rakyat. Kalau Sadr yang anti-AS itu berani mengusulkan demikian, artinya, dia sudah yakin, rakyat Irak tak akan memberikan suara ‘ya’ pada referendum itu. Sadr juga menyerukan demonstrasi rakyat tiap usai sholat Jumat menentang perjanjian ini. Ayatullah Sistani, menyatakan, selama dia masih hidup, dia tak akan pernah membiarkan Irak menandatangani perjanjian seperti itu. Koran Kayhan menyebutkan, pemimpin Jemaah Islami Kurdistan, Majelis tinggi Islam, Hizbud-Da’wah. Wakil Aliansi Irak Bersatu, Komisi Masyarakat Madani Irak, Organisasi Amal Islami Irak, dan kalangan cendekiawan beramai-ramai memprotes rencana perjanjian ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Nuri Al Maliki, tidak secara tegas menunjukkan sikapnya pada perjanjian ini. Dia hanya mengatakan, perjanjian ini tidak akan membahayakan kepentingan Irak dan juga kepentingan negara-negara tetangga. Namun, Independent yang mengutip pengamat politik, menilai bahwa pada akhirnya Nuri Al Maliki akan menandatanganinya dan kalaupun saat ini ada penolakan dari orang-orangnya, itu hanya untuk menjaga muka.

Bagaimana sikap Iran? Rafsanjani (4/6) dengan tegas menyebut perjanjian ini hanya akan memperbudak bangsa Irak dan akan menciptakan penjajahan yang permanen di Irak. Iran sangat berkepentingan dengan perjanjian ini, karena akan membuka jalan bagi AS untuk mendirikan pangkalan militer di Irak. Bila sudah ada pangkalan militer AS di Irak, maka siapa lagi target serangan selanjutnya, kalau bukan Iran?

Neo Nazi dan Tangan-Tangan Israel di Ukraina

$
0
0

Neo Nazi dan Tangan-Tangan Israel di UkrainaTulisan ini disajikan dengan mengolah dan menyusun kembali sebuah artikel menarik Neo-Nazi Ukraina untuk Kepentingan Zionis di Palestina Pendudukan?” yang ditulis oleh  Novendra Deje, seorang pegiat sosial Solidaritas Pemuda Peduli Aceh di situs www.theglobal-review.com. Dengan mengkonstruksi kembali poin-poin penting dari tulisan ini, terungkap betapa kaum Zionis Israel setidaknya dua kali menunggangi isu Nazi/Fasis untuk kepentingannya sendiri. Pertama di era Perang Dunia II, ketika kaum Zionis memanfaatkan pencitraannya sebagai kaum tertindas oleh Nazi Jerman Hitler, dan kemudian berhasil membujuk AS dan Uni Eropa mendukung berdirinya negara Zionis Israel pada 1948. 

Kedua memanfaatkan isu ancaman kaum Nazi dan Ultra Nasionalis di Ukrania, agar warga Yahudi bisa dibujuk keluar dari negeri pecahan Uni Soviet tersebut, dan menetap di daerah pendudukan Israel di Palestina.  

Amerika Serikat dan Uni Eropa nampaknya berusaha menciptakan lingkup pengaruhnya di Ukraina dengan segala cara, bahkan yang paling tidak masuk akal sekalipun. Bayangkan, negara yang mengklaim dirinya sebagai primadona demokrasi, Amerika dan sekutu-sekutu baratnya bersedia bersekutu dengna partai berhaluan Nazi/Fasisme: Partai Svoboda pimpinan Tiahnybok, yang anti Yahudi sekaligus anti Rusia. Hanya karena bersatu dalam sikap untuk menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich.

Seperti sekilas sudah kami uraikan pada tulisan terdahulu, Partai Svoboda sejak awal memang mendapat bantuan sepenuhnya dari Washington. Partai berhaluan fasis ini mengembangkan partai neo-Nazi-nya dengan merujuk pada model gerakan neo Nazi yang berkembang di Eropa. Amerika dan Uni Eropa dengan mudah mendukung Partai Svoboda karena dalam konstalasi politik parlemen Ukraina menjelang kejatuhan Yanukovich, merupakan partai yang menduduki kursi terbanyak di parlemen. Sementara AS dan Uni Eropa, memang sudah merancang sebuah “kudeta konstitusional” dengan mengandalkan kekuatan-kekuatan politik oposisi yang berada di parlemen Ukraina.

Washington sendiri telah memberi konfirmasi bahwa mereka bekerjasama dengan kelompok-kelompok fasisme radikal atau neo Nazi di Ukraina untuk menjalankan aksi destabilisasi di negara yang dulunya pernah berada dalam wilayah kedaulatan Rusia tersebut. Bahkan Asisten Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menyatakan bahwa Washington telah menanam investasi sebesar 5 miliar dolar AS untuk apa yang dia sebut dengan istilah “Mempromosikan Ukraina untuk Masa Depan yang lebih Baik.” Dengan memberi dukungan sepenuhnya terhadap organisasi-organisasi yang dipandang sebagai “pemain kunci” dalam konstalasi politik di Ukraina. Tentunya termasuk di dalamnya, partai-partai berhaluan Nazi atau fasisme seperti Partai Svoboda. Berikut elemen-elemen sayap kanan atau ultra nasionalis lainnya.

Bahkan di dalam organ sayap kanan berhaluan ultra nasionalis seperti UNA-UNSO yang sebenarnya tidak lagi aktif, mereka berhasil menempati posisi-posisi kunci dan strategis dalam kabinet; pertahanan, keamanan, penegakan hukum, pendidikan dan ekonomi.

Khusus tentang Partai Svoboda, Tiahnybok beserta pimpinan lainnya, telah menyerukan pembebasan Ukraina dari mafia Moskow dan Yahudi. Masuk akal jika berbagai kalangan berpandangan bahwa Tiahnybok dan para pimpinan Svoboda lainnya, merupakan tangan kanan utama AS dan Uni Eropa dalam menggerakkan aksi protes dan gelombang demonstrasi anti Yanukovich yang berlangsung selama 3 bulan.

Konsekwensi logis dari kejatuhan Yanukovich dan munculnya partai berhaluan Nazi dan elemen-elemen sayap kanan ultra nasionalis, warga Ukraina yang berasal dari Rusia dan Yahudi, merasa terancam. Karena itu logis jika Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tak ayal bersikap agresif dan segera melakukan offensif militer besar-besaran ke Republik Otonom Crimea yang berada dalam wilayah Ukraina.

Rusia dan Yahudi, untuk perkara menghadapi Nazi dan Fasisme, memang punya pengalaman sejarah yang cukup traumatik. Yaitu sama-sama menghadapi penindasan dari Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Gerakan neo Nazi memang selalu merujuk pada model yang dikembangkan oleh Adolf Hitler melalui partainya National Sozialistiche Deutsche Arbeiterpatei (NSDAP), atau yang kemudian lebih dikenal dengan nama NAZI Jerman yang aktif antara 1920-1945.

Yang mengerikan dari Partai Svoboda bagi warga negara Ukraina asli Rusia atau Yahudi di Ukraina adalah, ideologi Nazi dibangun atas dasar sentimen rasial yang meyakini bahwa Jerman merupakan ras aria yang paling unggul dibandingkan ras bangsa-bangsa yang lain.

Kekalahan Jerman pada Perang Dunia II memang menandakan akhir dari kiprah dan keberadaan partai Nazi Jerman. Namun sepertinya akar ideologi fasisme yang meyakini keunggulan ras aria itu, tidak benar-benar hilang lenyap, melainkan tetap dipelihara benih-benihnya. Pada pasca Perang Dunia II, tetap saja berkembang berbagai gerakan di kalangan anak-anak muda di Eropa yang terinspirasi oleh ideologi Nazi, melalui buku karya Hitler bertajuk Mein Kampf.

Inilah generasi muda yang sekarang kita kenal dengan istilah neo Nazi, yang seringkali melakukan berbagai kerusuhan sosial dengan mengangkat tema beraroma rasisme dan fasisme.

Maka itu sulit dimengerti jika AS dan Uni Eropa yang telah menetapkan fasisme dan Nazi sebagai musuh bersama pasca Perang Dunia II, sekarang bergandengan tangan dan bersekutu hanya demi untuk menguasai wilayah geopolitik Ukraina yang cukup strategis. 

Nampaknya bisa kita simpulkan bahwa ada semacam kesamaan yang paralel ketika AS mendukung kelompok Islam radikal al Qaeda demi untuk menguasai Afghanistan dan Irak pada periode 2001-2003, dan dukungan AS-Uni Eropa dalam mendukung partai neo Nazi Svoboda pada saat ini untuk tujuan membangun lingkup pengaruh di Ukraina.

Keterlibatan Israel di Ukraina

Sebagaimana rangkaian tulisan kami terdahulu ketika membahas tentang daerah Kaukasus yang secara geografis sangat berdekatan dengan Rusia, Israel selalu hadir dan menjadi bagian integral dari kepentingan strategis AS dan Uni Eropa untuk melakukan aksi destabilisasi di kawasan Kaukasus. Meskipun Israel tidak tergabung dalam NATO, namun dimanapun NATO melancarkan agenda-agenda strategisnya, maka Israel selalu ada di sana. 

Sebagaimana diberitakan oleh situs Internasional Business Times (IBT) pada Selasa (18/2) yang mengutip Press TV, bahwa ada keterlibatan mantan perwira militer Israel yang memainkan peran utama dalam berbagai aksi demonstrasi menentang pemerintah di Ukraina. Pria yang tidak disebut namanya itu telah memimpin 20 orang militan warga Ukraina. Disebutkan ada tiga yang lain perwira militer Israel kelahiran Ukraina, yang kembali ke Kiev untuk berdemonstrasi.

Media-media lokal Ukraina menyebutkan ada para milyarder Israel turut serta mendanai oposisi untuk menentang pemerintah Presiden Yanukovich. Sementara agen intelijen Mossad menjadi salah satu bagian yang memprovokasi terjadinya kerusuhan di Ukraina. Adalah sesuatu yang patut diduga adanya kepentingan yang lebih spesifik bagi Israel di Ukraina, mengingat tingkat keterlibatan dari negara di Palestina Pendudukan itu sangat signifikan.

Apa Pentingnya Israel Mengolah Isu NAZI/Fasisme di Ukraina?  

Seperti sudah kami urai sebelumnya, menguatnya partai Nazi Svoboda berikut organ-organ sayap kanan ultra nasionalisnya, pada perkembangannya akan menciptakan kekhawatiran yang meluas di kalangan warga Rusia yang punya trauma sejarah ketika Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler sempat berusaha menginvasi Rusia, maupun warga Rusia keturunan Yahudi. Maka di sinilah Israel dalam konteks perang panjangnya melawan Arab Palestina, memanfaatkan betul kondisi obyektif kian menguatnya Nazi/Fasisme di Ukraina. 

Menyadari adanya kekhawatiran yang begitu meluas di kalangan warga Rusia keturunan Yahudi terhadap menguatnya posisi politik partai dan organ-organ berhaluan Nazi/Fasis di Ukraina, maka Israel mendapatkan kembali momentum untuk melancarkan proyek straegisnya sejak dulu: Yaitu menggiring orang-orang Yahudi untuk pergi dari Ukraina dan menetap di Palestina (daerah pendudukan Israel). 

Berdasarkan tujuan tersebut, Israel kemudian membentuk dan menggiring opini warga Yahudi di Ukraina untuk keluar dari wilayah Ukraina dan bermukim di Palestina yang merupakan daerah pendudukan Israel. Dan bersama warga Israel lainnya yang bercokol di Palestina, kemudian bergabung bukan saja sebagai bangsa, melainkan juga sebagai entitas negara-bangsa Israel. 

Dengan tebar isu adanya ancaman kelompok Nazi/Fasis yang sudah mulai bercokol di partai, parlemen dan bahkan jajaran anggota kabinet dalam pemerintahan, maka Israel kemudian menerapkan gerakan dengan mengusung tema: MARILAH KELUAR DARI UKRAINA DAN MENETAP di Palestina yang diduduki Israel. 

Untuk membaca Perang Asimetris AS, Uni Eropa dan Israel di Ukraina, maka strategis mereka menunggangi isu ancaman Nazi/Fasisme di Ukraina untuk melayani kepentingan strategisnya menjadi menarik untuk diungkap. 

Sepintas memang terkesan paradoks dan kontradiktif. Bayangkan. Nazi/Fasis yang dalam era Perang Dunia II telah membinasakan jutaan warga Yahudi di Jerman dan wilayah Eropa Timur pada umumnya, justru Israel saat ini memanfaatkan isu ancaman Nazi/Fasis di Ukraina, untuk kepentingan mereka. 

Namun jika kita urai kembali sejarah berdirinya Israel pada 1948 yang direstui Inggris dan Amerika Serikat, sebenarnya tidak begitu aneh juga kalau sekarang Israel memanfaatkan isu dominasi Nazi/Fasisme untuk melayani kepentingan negri Zionis agar warga Yahudi yang sedang dilanda ketakutan di Ukraina, kemudian dibujuk oleh Israel agar menetap di wilayah pendudukan Israel di Palestina. 

Bukankah Israel dan kaum Zionis juga telah memanfaatkan posisinya sebagai korban kebiadaban Nazi Hitler pada Perang Dunia II untuk dijadikan legitimasi moral mereka untuk mendirikan negara Israel pada 1948? 

Bahkan dengan mengeksploitasi kebiadaban Nazi Jerman Hitler terhadap kaum Yahudi pada Perang Dunia II, Israel dan kaum Zionis kemudian mengolah isu tersebut untuk menanamkan rasa bersalah dan berdosa. Sehingga kondisi tersebut dimanfaatkan oleh kaum Zionis untuk mendorong bangsa Eropa dan Amerika menebus rasa bersalah dan berdosanya, dengan mendukung berdirinya negara Israel. Seraya memberikan hak-hak istimewa atas berbagai akses bisnis dan kekuasaan baik di Eropa maupun di Amerika. 

Alhasil, dengan membangun pencitraan ketertindasan ras Yahudi, maka Amerika dan Uni Eropa akhirnya berhasil didorong untuk mendukung agenda Zionisme Global mendirikan negara Yahudi di Israel. 

Manuver Israel memanfaatkan pencitraan adanya ancaman Nazi/Fasisme terhadap warga Rusia maupun Yahudi di Ukraina, nampaknya cukup beralasan. Rabbi Ukraina, Reuven Azman, telah meminta komunitas-komunitas Yahudi di Kiev untuk meninggalkan kota, jika mungkin keluar dari negara itu, mengingat adanya kemungkinan orang-orang dan lembaga-lembaga Yahudi akan menjadi sasaran penyerangan di tengah kekacauan menyusul keterlibatan aktif Partai Svoboda yang berhaluan Nazi dalam penggulingan Viktor Yanukovich.  Bahkan pimpinan organisasi payung Yahudi Ukraina, Edward Dolinsky, pun telah mengontak Leberman untuk meminta bantuan dari Israel. Meski hingga kini tidak ada pernyataan yang keluar dari Israel. 

Meskipun belum ada petunjuk bahwa rezim Zionis Israel telah membuka ruang dalam mengarahkan mereka untuk pergi ke Palestina Pendudukan, namun diamnya Pemerintah Israel dan Eropa atas situasi Ukraina yang mengancam komunitas Yahudi disana mengindikasikan adanya pembiaran, hingga yang merasa terancam sangat terpaksa memilih negara tujuan untuk hijrah. Negara tujuan itu sangat mungkin Israel di Palestina Pendudukan.

Sumber: theglobal-review.com

Konspirasi Kudeta Militer 1998: Ada Pergerakan “Pasukan Liar” di Kediaman Presiden Habibie, Siapa Yang Mengerahkan? Prabowo Atau Wiranto?

$
0
0

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau WirantoPada acara Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) 18 Desember 2012 lalu, Prabowo menyampaikan pernyataan yang cukup mengagetkan:

“Saya Letnan Jendral mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat yang hampir Kudeta, Menyesal juga saya nggak jadi Kudeta”

Pernyataan ini mungkin disampaikan tanpa ada niat sungguh-sungguh dari Prabowo, tapi pernyataan itu mengingatkan kita akan luka sejarah yang pernah terjadi di negeri ini.

Luka sejarah itu terjadi ketika peristiwa peralihan kekuasaan dari rezim Soeharto yang digulingkan setelah tiraninya menguasai negeri ini selama 32 tahun lamanya. Kemudian, pucuk kekuasaan pun beralih kepada wakil presiden BJ.

Habibie yang kemudian menggantikan Suharto, menjadi Presiden Republik Indonesia. Namun pada kenyataannya dulu, posisi jabatan itu “menggiurkan” petinggi lainnya dan berusaha “mengambil-alih” kekuasaannya yang hingga saat ini masih penuh tanda tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Dua Praduga Tuduhan kepada Pangkostrad Letjen Prabowo

Dalam sejarah yang tercatat di pikiran masyarakat Indonesia, Prabowo terkena dua tuduhan serius di era peralihan kepemimpinan di tahun 1998.

Tuduhan yang pertama, Prabowo disangka menjadi dalang kerusuhan yang terjadi di bulan mei 1998 yang banyak merengut nyawa dan terjadinya penjarahan, Kerusuhan yang sangat terindikasi melibatkan konflik yang terjadi di internal tubuh ABRI.

Bahkan Presiden Habibie membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mencari keterlibatan Prabowo dalam kerusuhan 1998. Hingga sampai saat ini hasil dari temuan TGPF tidak pernah disampaikan ke masyarakat luas secara jelas, apa dan seberapa besar keterlibatan Prabowo pada kerusuhan yang terjadi di tahun 1998 itu.

Tuduhan yang kedua, Prabowo dicurigai akan mengambil alih paksa kekuasaan pasca tergulingnya Presiden Soeharto dari kekuasaan yang digantikan oleh Presiden Habibie.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 1Pangkostrad Letjen. Prabowo Subianto

Kecurigaan itu berawal dari laporan Panglima ABRI yang saat itu dijabat oleh Jendral Wiranto melapor ke Presiden Habibie bahwa ada konsentrasi pergerakan pasukan Kostrad dibawah komando Prabowo di sekitar kediaman Habibie, Yang kemudian disimpulkan tindakan Prabowo itu upaya untuk melakukan Kudeta.

Pergerakan pasukan Prabowo ini sangat dicemaskan oleh Presiden Habibie, karena Prabowo sebagai Panglima Kostrad membawahi pasukan sebanyak 11.000 personel tentara yang oleh Presiden Habibie disikapi dengan memerintahkan Wiranto untuk memberhentikan Prabowo sebagai Pangkostrad dan diganti dengan Pangkostrad yang baru agar bisa menarik mundur pasukan kostrad yang sudah memasuki kota Jakarta pada waktu itu.

Keputusan pemberhentian oleh Habibie inilah yang menyulut kemarahan Prabowo, ia menapik tuduhan akan melakukan Kudeta terhadap Kepemimpinan Presiden Habibie.

Sebaliknya, Prabowo justru beralasan bahwa pengerahan pasukan Kostrad di sekitar rumah Habibie adalah atas perintah Wiranto sebagai Panglima ABRI untuk mengamankan Presiden Habibie.

Kronologi “Gerakan Pasukan Liar” di Kediaman Presiden Habibie tahun 1998

Pergantian pucuk pimpinan negara dari Presiden Soeharto kepada Habibie berujung pada pencopotan Letjen Prabowo Subianto dari posisi Pangkostrad.

Saat itu 22 Mei 1998, Habibie yang baru satu hari dilantik menjadi Presiden RI memiliki segudang masalah untuk diselesaikan, utamanya adalah ekonomi dan keamanan. Kondisi Ibu Kota Jakarta saat itu mencekam dan tidak menentu. Bahkan, pengerahan pasukan militer saat itu seakan kurang terkoordinasi.

Buku yang ikut melengkapi khazanah sejarah politik kontemporer Indonesia. B.J. Habibie merupakan salah seorang pelaku utama sejarah pada masa lahirnya reformasi di Indonesia. Fakta yang dihadirkan dalam buku ini otentik, berdasarkan catatan dan pengalaman pribadi pelaku sejarah yang belum pernah diungkapkan. Fakta yang ada, tidak diberi “hiasan” dan “warna”, tetapi disampaikan seperti apa adanya.

Saat baru tiba di Istana Negara, Presiden Habibie mendapat laporan dari Menhankam/Panglima ABRI Jenderal Wiranto soal adanya pergerakan pasukan Kostrad dari luar daerah menuju Jakarta.

Bahkan, Jenderal Wiranto dalam laporannya saat itu menyatakan ada konsentrasi pasukan tak dikenal di kediaman Presiden Habibie di Patra Kuningan, Jakarta dan di Istana Merdeka.

“Dari laporan tersebut, saya berkesimpulan bahwa Pangkostrad (Letjen Prabowo Subianto) bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab (Jenderal Wiranto),” kata Habibie dalam buku ‘Detik-detik Yang Menentukan’ karya Bacharuddin Jusuf Habibie, terbitan THC Mandiri.

Habibie sontak terkejut mendengar laporan tersebut. Dalam benaknya muncul berbagai pertanyaan dan praduga.

Tak butuh waktu lama, Habibie saat itu juga langsung memerintahkan Jenderal Wiranto untuk mencopot Letjen Prabowo dari posisi Pangkostrad (Panglima Komando Strategi Angkatan Darat), sebelum matahari tenggelam.

Jenderal Wiranto lantas melaporkan juga kepada Presiden Habibie bahwa sang istri, Ainun Habibie, beserta anak dan cucu telah diamankan prajurit ABRI menuju Wisma Negara.

Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan keluarga presiden karena banyaknya pasukan tak dikenal yang berkeliaran kala itu.

“Saya bertanya kepada diri saya, ‘Mengapa keluarga saya harus dikumpulkan di satu tempat? Apakah tidak lebih aman jikalau anak-anak dan cucu-cucu saya tinggal di tempatnya masing-masing dan dilindungi oleh Pasukan Keamanan Presiden? Mengapa harus dikumpulkan di satu tempat,” kata Habibie dalam hati.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 2

Selang berapa jam kemudian, Letjen Prabowo datang menemui Presiden Habibie di Istana Negara. Prabowo menanyakan soal pencopotannya. Dalam pertemuan itu, Presiden Habibie menanyakan soal pergerakan pasukan dari luar Jakarta menuju Istana Merdeka dan Kediamannya.

“Saya bermaksud untuk mengamankan presiden,” jawab Prabowo.

Namun jawaban Prabowo itu dibantah Presiden Habibie. Menurutnya, keamanan presiden menjadi tanggung jawab Paspampres, bukan Kostrad. Namun Prabowo berkata :

“Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto , saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad,” kata Prabowo.

Namun Habibie menjawab dengan nada tegas:

“Tidak! Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad harus sudah diganti dan kepada penggantinya diperintahkan agar semua pasukan di bawah komando Pangkostrad harus segera kembali ke basis kesatuan masing-masing, dan saya bersedia mengangkat anda menjadi duta besar di mana saja!”,” kata Habibie.

“Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!” jawab Prabowo.

“Ini tidak mungkin, Prabowo,” tegas Habibie .

Ketika perdebatan masih berlangsung seru, Habibie kemudian menuturkan bahwa Letjen Sintong Panjaitan masuk sembari menyatakan kepada Prabowo bahwa waktu pertemuan sudah habis.

“Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan,” kata Letjen Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai penasihat militer presiden.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 3Habibie Prabowo Dan Wiranto Bersaksi, yang ditulis oleh Asvi Warman Adam

Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat.

Prabowo mengisahkan serah terima jabatan dilakukan secara sederhana dan tertutup.

“Belum pernah ada perwira tinggi dipermalukan institusinya, seperti yang saya alami,” kata Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus.

15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab agar Prabowo dipecat.

“Saya paham, dewan ini sudah bersidang dengan susah payah selama sebulan dan orang-orangnya berpengalaman. Maka, saya (acc) setuju,” kata Wiranto .

Dalam judul buku : Habibie, Prabowo, dan Wiranto Bersaksi, yang ditulis oleh Asvi Warman Adam dan Tim Kick Andy menyatakan:

“Buku-buku yang ditulis Habibie, Wiranto, Fadli Zon dan Kivlan Zen (termasuk satu bagian dari buku Sumitro Djojohadikusumo yang membela putranya) boleh dikatakan sebagai buku putih yang mencoba menjelaskan posisi tokoh yang bersangkutan, membela diri, dan menjelaskan kehebatan masing-masing. Namun di sisi lain, buku itu juga mencari kambing hitam pada orang lain.” (DR. Asvi Warman Adam, sejarawan dan ahli peneliti utama LIPI)

Asvi Warman Adam menyebutkan bahwa telah terjadi perdebatan Pangkostrad Prabowo dengan Presiden Habibie dikala itu :

“Dia mengatakan kepada saya waktu itu – tepatnya kami berdebat, “Anda ini presiden apa? Anda presiden naif!” Saya jawab, “Masa bodo. Yang penting saya presidennya. Saya yang menentukan. Titik!.” (B.J. Habibie, mantan presiden RI, tentang Prabowo)

Maka, Presiden Habibie pun menolak permintaan Pangkostrad Letjen Prabowo untuk menunda pencopotannya.

Di dalam bukunya pula, mantan presiden Habibie yang dikala itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia menyatakan alasan pencopotan Prabowo.

Semua itu Habibie lakukan dikarenakan adanya pengerahan pasukan dari daerah menuju ke Jakarta yang dilakukan Letjen Prabowo tanpa koordinasi dengan Menhankam / Pangab Jenderal Wiranto.

Hal itu sangat tidak baik saat itu, karena disaat kondisi Republik yang masih genting, perbuatan Prabowo itu dapat mempengaruhi komandan lain untuk berbuat sendiri-sendiri, tanpa koordinasi.

“Bukankah kemarin pada Rabu pagi tanggal 20 Mei 1998 saya telah sampaikan kepada Pangab bahwa saya tidak akan menerima kepala staf angkatan termasuk Pangkostrad sendiri-sendiri tanpa sepengetahuan atau permohonan Pangab? Ini berarti gerakan pasukan dari Kostrad tanpa sepengetahuan Pangab, tidak boleh saya tolerir,” kata Habibie .

Namun menurut Prabowo lain lagi, ia menyatakan:

“Dalam pertemuan hari Jumat, 22 Mei 1998, beliau bicaranya seperti itu, bahwa Pak Harto yang minta. Tapi waktu di Hamburg, beliau mengatakan negara superpower yang meminta.” (Prabowo Subianto, tentang keputusan Habibie mencopotnya dari jabatan Pangkostrad)

Sedangkan Wiranto lain lagi, ia menyatakan:

“Yang mampu atau yang mungkin melakukan kudeta hanyalah pangab. Saya sendiri.” (Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Panglima TNI)

Sementara itu, berdasarkan kesaksian penasihat militer Presiden Habibie, Letjen (Purn) Sintong Panjaitan, situasi di jalan depan rumah Habibie di Patra Kuningan saat itu sangat sumpek karena banyaknya prajurit ABRI. Anggota Kopassus dan Paspampres kala itu berjubel di jalan yang lebarnya hanya sekitar 6 m.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 4Buku “Perjalanan Seorang Prajurit PARA KOMANDO” oleh Letjen Sintong Panjaitan, terbitan Kompas.

Saat itu Paspampres meminta agar personel Kopassus mundur dari area kediaman Presiden Habibie. Namun, personel korps baret merah itu menolak.

Mereka hanya mau pindah jika mendapat perintah langsung dari komandannya yang saat itu adalah Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR. Saat itu mereka hanya menuruti perintah agar mengamankan presiden.

Paspampres yang kala itu di bawah komando Mayjen TNI Endriartono Sutarto pun gusar. Pasalnya, saat itu mereka hanya dibekali peluru hampa. Sementara, personel Kopassus saat itu dilengkapi peluru tajam.

Mayjen Endriartono kemudian menghubungi Letjen Sintong Panjaitan meminta agar segera dikirimkan peluru tajam.

Letjen Sintong kemudian menghubungi bekas anak buahnya yang saat itu menjabat sebagai Wadanjen Kopassus, Brigjen Idris Gasing. Letjen Sintong meminta agar Brigjen Idris segera menarik pasukannya dari kediaman Presiden Habibie.

“Gasing coba perbaiki dulu posisi pasukanmu. Pasukan yang di sini tarik ke sana dan yang di sini tarik ke situ. Kalau perlu adakan koordinasi dengan Kodam Jaya agar semua dapat berjalan lancar,” kata Letjen Sintong Panjaitan dalam buku ‘Perjalanan Seorang Prajurit PARA KOMANDO’ .

Brigjen Gasing lantas bertanya situasi saat itu. “Komandanmu (Mayjen Muchdi PR) sedang sibuk menghadapi penggantian jabatan. Tarik pasukanmu malam ini juga. Kalau terjadi apa-apa, nanti kau yang disalahkan,” jawab Letjen Sintong.

Brigjen Gasing lantas melaksanakan perintah Letjen Sintong. Dia langsung berkoordinasi dengan Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin. Akhirnya, sebagian personel Kopassus itu ditarik kembali ke Serang, Jawa Barat dan sebagian lagi ke Kartosuro, Jawa Tengah.

Menurut Jenderal kepercayaan Prabowo soal Kerusuhan dan Isyu Rencana Kudeta 1998

Walau sejumlah pihak menuding Letnan Jenderal (Letjen) Prabowo Subianto sebagai otak kekacauan di Jakarta. Tetapi ada juga yang menilai kerusuhan tersebut direncanakan oleh Jenderal Wiranto. Hal ini diceritakan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Kivlan Zen dalam bukunya bertajuk ‘Konflik dan Integrasi TNI-AD’ .

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 5Buku ‘Konflik dan Integrasi TNI-AD’ oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Kivlan Zen

Kivlan menilai seharusnya Jenderal Wiranto tak perlu meninggalkan Jakarta. Terlebih kepergiannya hanya untuk menjadi Inspektur Upacara dalam rangka serah terima tanggung jawab Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Malang pada hari Kamis tanggal 14 Mei 1998. Padahal saat itu Jakarta sudah genting. Pembakaran dan kerusuhan terjadi di mana-mana.

“Serah terima tanggung jawab PPRC ABRI dari Divisi I Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) kepada Divisi II Kostrad walaupun Pangkostrad (Panglima Kostrad) Letjen Prabowo Subianto telah menyarankan agar tidak usah berangkat ke Malang,” tulis Kivlan pada halaman 85 di buku terbitan Institute for Policy Studies tahun 2004 itu.

Prabowo menilai hal ini tidak penting karena Kivlan telah menyiapkan perpindahan itu semenjak Maret tahun 1998. Kala itu Kivlan masih menjabat Panglima Divisi II Kostrad di Malang.

Selain itu, menurut Kivlan, kekeliruan yang dilakukan oleh Wiranto adalah tidak memberikan izin Mabes ABRI untuk meminjamkan pesawat Hercules untuk membawa pasukan Kostrad dari Jawa Timur dan Makassar ke Jakarta.

“Karena Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Pangdam Jaya kekurangan pasukan dan meminta ke Kostrad, maka Kostrad menyiapkan pasukan tersebut,” tulis Kivlan.

Karena tidak mendapatkan ijin dari Mabes ABRI, maka dengan menggunakan biaya pribadi Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makassar dan pesawat milik Garuda di Surabaya. Hal ini dilakukan karena keadaan mendesak.

Pasukan inilah yang dinilai Habibie sebagai “pasukan liar” dan bisa membahayakan. Sejumlah kalangan bahkan menuding Prabowo hendak melakukan kudeta.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 6Pengerahan alat berat seperti panser berikut pasukan di jalan-jalan utama di Jakarta saat Tragedi Trisakti 1998

Kivlan mencatat setidaknya ada dua kekeliruan Wiranto strategis militer selama menjadi Jenderal. Pertama adalah meninggalkan tempat dalam keadaan gawat dan kedua, tidak menggunakan pasukan cadangan di saat genting.

Menilai tidak bertanggungjawabnya Wiranto, maka beberapa pihak memutuskan untuk bertemu dengan Prabowo di Markas Kostrad pada malam harinya.

Setiawan Djodi, Adnan Buyung Nasution, Bambang Widjoyanto, Willibrordus Surendra Broto Rendra yang kerap disapa WS Rendra, Fahmi Idris, Maher Algadri, Hashim Djojohadikusumo, Amran Nasution, Din Syamsuddin , Fadli Zon , Amidhan, Iqbal Assegraf, Hajriyanto Thohari, Kolonel Adityawarman dan Kivlan sendiri.

Kedatangan mereka adalah meminta Prabowo untuk mengambil alih keamanan, seperti yang dilakukan oleh mertuanya, Soeharto pada tahun 1965 yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.

Namun permintaan itu tidak langsung di-iya-kan oleh Prabowo. Sebabnya, dia menilai situasi tahun 1965 dan 1998 sangat berbeda.

“Masih ada Panglima ABRI Jenderal Wiranto , KSAD Jenderal Subagyo HS, Wakil KSAD Letjen Sugiono. Panglima Kostrad berada pada level ke-empat,” terang Kivlan.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 7

In the aftermath of the shooting, riots broke out throughout Indonesia (wikipedia)

Namun kenyataan berkata berbeda. Karena Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) justru menyimpulkan bahwa pertemuan di Markas Kostrad tersebut sebagai rapat untuk merancang kekacauan di Jakarta. Kivlan menilai TGPF melupakan hal terpenting dalam menyimpulkan pertemuan tersebut.

Berikut merupakan sedikit informasi berita tentang apa yang tengah terjadi pada waktu itu, yang dilansir dari media online Kompas, 16 Mei 1998, mengenai ratusan penjarah yang tewas terpanggang dan kondisi Jakarta saat itu :

“Ratusan penjarah tewas terpanggang dalam peristiwa kerusuhan yang melanda Wilayah DKI Jakarta sepanjang Kamis (14/5). Menurut Kadispen Mabes Polri Brigjen (Pol) Drs Da’i Bachtiar, Jumat, jumlah korban yang tewas di wilayah DKI saja sekitar 200 orang. Jumlah itu belum termasuk 20 korban tewas akibat terjatuh saat berusaha meloloskan diri dari kepungan asap dan api.”

“Sedangkan di Kotamadya Tangerang, jumlah penjarah yang tewas terpanggang sekitar 100 orang. Jasad-jasad para korban sebagian besar dalam keadaan hangus.” (dari Media Online Kompas, 16 Mei 1998).

Perang Panglima

Rivalitas, katakanlah begitu antara Wiranto dengan Prabowo menyiratkan persaingan keduanya untuk memperebutkan simpati Presiden Soeharto ketika itu. Meski kalangan militer membantah hal tersebut, namun beberapa fakta menunjukkan ke arah itu.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 8

Wiranto

Ketika Wiranto menjabat Pangab, ada beberapa usulan Prabowo yang dimentahkannya. Misalnya Prabowo ingin Kopassus mempunyai pasukan tank dan penerbang.

Jenderal Wiranto, seperti dalam bukunya “”Bersaksi di Tengah Badai”” tahun 2003 mengatakan jika Kopassus punya tank dan pesawat, pasukan ini akan kehilangan kekhususannya.

Soal tank, biarlah pasukan kavaleri yang memilikinya, sedangkan pesawat, itu urusan Penerbad.

Sudah menjadi rahasia umum di kalangan ABRI waktu itu, bahwa Kopassus di bawah Prabowo benar-benar memiliki sistem persenjataan yang mutakhir. Konon, setiap senjata modern yang dimiliki pasukan elite asing, juga harus dipunyai Kopassus.

Wiranto Tegur Prabowo

Wiranto sendiri tak pernah mengakui adanya rivalitas antara dirinya dengan Prabowo. Misalnya, Wiranto setuju ketika Prabowo yang relatif sangat muda, 46 tahun, sudah berbintang dua, dipromosikan menjadi Pangkostrad dengan pangkat Letjen.

Padahal waktu itu masih banyak rekan seangkatan Prabowo (Akabri ‘74) berpangkat colonel bahkan mungkin Letkol. Perwira yang juga menonjol waktu itu adalah Pangdam Jaya Mayjen Safri’e Sjamsoeddin, keduanya satu angkatan di Akabri Darat.

Apakah langkah saya ini merupakan tindakan orang yang merasa disaingi atau terancam kedudukannya? Kalau demikian halnya, maka saya berangkali termasuk golongan orang yang sangat bodoh, mempromosikan pesaing saya, “kata Wiranto kepada Yuddi Chrisnandi, tokoh muda Partai Golkar, dalam bukunya“ ‘Reformasi TNI Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia”’.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto9Suasana Tragedi Trisakti 1998, Tampak korban tergeletak tak bergerak saat terjadi penyerangan tentara ke Univ. Trisakti yang akhirnya diketahui bernama Rizky Rahmawati Pasaribu.

Menurut catatan, Prabowo dan Sjafri’e adalah perwira yang paling cemerlang saat itu. Keduanya masuk dalam pasukan elite Kopassus, bolak-balik ke Timtim. Sjafri’e sejak perwira pertama berada di Paswalpres (kini Paspampres, Red). Sampai ia menjabat Dan Grup A dengan pangkat kolonel di pasukan tersebut. Karena jabatannya itu, kemanapun Presiden Soeharto pergi, Sjafri’e paling jauh hanya dua-tiga langkah dari Presiden.

Ketika Kolonel Sjafri’e dipromosikan sebagai Danrem Suryakencana Bogor, Kolonel Prabowo menjadi Wakil Komandan Kopassus. Keduanya terus beriringan. Prabowo kemudian dipromosikan menjadi Dan Kopassus, berpangkat Brigjen. Sjafri’e pun ditarik ke Jakarta menjadi Kasdam. Pangkatnya juga naik menjadi Brigjen.

Sementara itu Kopassus di bawah Brigjen Prabowo terus berkembang baik personel maupun peralatannya. Jabatan Dan Kopassus diubah menjadi Danjen Kopassus, bintang di pundak Prabowo bertambah satu menjadi Mayjen. Sementara itu Sjafri’e pun menjadi Pangdam Jaya berpangkat Mayjen.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 10“Tragedi Trisakti 1998″ yang menewaskan beberapa mahasiswa adalah batas puncak kesabaran rakyat. Setelah mengetahui adanya korban dari kalangan mahasiswa, maka rakyat mulai bergerak ke jalan dan mulai membakar mobil-mobil dan toko-toko, lalu terjadilah “Kerusuhan 1998″. Kemudian mahasiswa mulai menguasai Gedung MPR / DPR Senayan Jakarta dan meminta presiden Suharto untuk mengundurkan diri.

Tidak banyak Danjen Kopassus yang langsung dari jabatan itu langsung menjadi Panglima Kostrad. Barangkali cuma dua perwira, yakni Dan Kopassus Brigjen Kuntara dan Mayjen Prabowo.

Biasanya seorang koman dan Kopassus harus menjadi Pangdam terlebih dulu, setelah dari Danjen, sebelum dipromosikan menjadi Pangkostrad. Tapi Prabowo memang istimewa ketika itu. Dan, seperti dikemukakan di atas Pangab Jenderal Wiranto tidak mengganjalnya.

Kalangan internal militer tak menganggap isu soal rivalitas antara Wiranto dengan Prabowo sebagai sesuatu hal yang menganggu konsolidasi ABRI. Begitupun dengan dugaan adanya pengelompokan perwira yang pro-Wiranto dan yang pro-Prabowo, tidak memiliki argumentasi yang kuat sebagai indikasi adanya pengelompokan dalam tubuh militer.

Sebagai mana lazimnya, jika militer saat itu bertindak pro-Wiranto karena jabatannya sebagai Pangab, sedangkan Prabowo mengendalikan pasukan yang ruang lingkupnya lebih kecil, yaitu Kostrad.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 11

Rizky Rahmawati Pasaribu pada saat kini, ia adalah korban penembakan saat kerusuhan Mei 1998 yang tergeletak tak bergerak diatas aspal. Fotonya yang heboh tentang dirinya pada masa itu sempat menyeber ke seantero dunia. (merdeka.com/arbi sumandoyo)

Ketika penculikan mahasiswa sekitar Maret-April 1998 yang dilakukan oleh oknum Kopassus, nama Pangkostrad Letjen Prabowo terseret demikian halnya dengan Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR. Di dalam kalangan militer sendiri, mungkin banyak yang tidak tahu operasi dan tujuan penculikan tersebut.

Jenderal Wiranto kemudian mengeluarkan telegram No. STR/441/1998 tertanggal 20 Maret 1998 yang menginstruksikan jajaran ABRI yang terlibat penculikan itu untuk diproses dan diinstruksikan agar melepas para aktivis yang diculik.

Internal ABRI memperkirakan penculikan itu diketahui oleh Pak Harto sebagai Presiden, meski sejauh mana kebenaran pekiraan itu sulit dibuktikan. Awal Mei 1998, Pangab Jenderal Wiranto di depan Kassospol Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, dan Kepala Bais ABRI Mayjen Zacky Anwar Makarim menegur keras Letjen Prabowo.

Menurut Wiranto, Prabowo mengaku penculikan mahasiswa itu atas inisiatifnya

Menurut putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo itu, operasi intelijen yang berbuntut penculikan tersebut sengaja tidak dilaporkan ke atasannya, KSAD atau Pangab, karena dia tidak ingin merepotkan dan melibatkan Mabes ABRI.

Sudah tentu jawaban Prabowo ini mengejutkan Wiranto. Memang, jika muncul adanya dugaan rivalitas diantara kedua perwira tinggi itu, Wiranto lulusan AMN ’68 dan Prabowo lulusan Akabri Darat ’74, banyak yang mengatakan hal itu untuk memperebutkan kepercayaan dari Pak Harto.

Pada 16 Mei 1998 di Wisma Yani, Menteng, Jakarta, Jenderal Wiranto didampingi Kassospol Letjen Susilo Bambang Yudhoyono dan Assospol Kassospol Mayjen Mardiyanto menerima Ketua Umum NU Gus Dur.

Pada pertemuan tersebut, Wiranto mengajak NU untuk membantu upaya ABRI memulihkan konsolidasi nasional dan mencari solusi terbaik menghadapi kemelut yang sedang berlangsung waktu itu.

Dalam kesempatan itu Gus Dur menyatakan dukungannya. Kemudian Wiranto menugaskan Mayjen Mardiyanto untuk membuat pernyataan pers, berisi lima butir.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 12

Jalan Cendana, Jakarta (okeinfo.net)

Salah satu butirnya mengatakan NU sangat setuju keinginan Pak Harto untuk lengser keprabon.

Entah bagaimana, konsep pernyataan pers yang belum diteken Jenderal Wiranto itu sampai ke tangan Letjen Prabowo, kemudian disampaikan ke Pak Harto malam hari.

Wiranto menjelang tengah malam mendapat laporan perbuatan Prabowo tersebut. Menurut Wiranto tindakan Prabowo yang sudah di luar jalur norma keprajuritan itu membuat dirinya merasa diragukan kesetiaannya oleh Pak Harto.

Tanggal 17 Mei seusai subuh, Wiranto datang ke Pak Harto di kediaman Jalan Cendana untuk mengklarifikasi laporan Prabowo tersebut. Dari Pak Harto, Wiranto mengetahui secara lengkap apa yang dilaporkan oleh Prabowo.

Tersirat bahwa Wiranto telah berkhianat terhadap Pak Harto. Wiranto menjadi gundah. Dia menyatakan jika Pak Harto sudah tidak lagi mempercayainya, dirinya siap mundur dari jabatan, sambil meyakinkan bahwa apa yang dilaporkan Prabowo tidak benar adanya. Namun Pak Harto menolak permintaan pengunduran diri Wiranto.

Usai diterima Pak Harto, saat mau keluar, Wiranto berpapasan KSAD Jenderal Subagyo HS, Pangkostrad Letjen Prabowo dan Pangdam Jaya Mayjen Sjafri’e Sjamsoeddin.

Disitulah Jenderal Wiranto menumpahkan kekesalannya kepada Letjen Prabowo, disaksikan Subagyo dan Sjafri’e.

Kemudian Wiranto menanyakan maksud kedatangan mereka satu persatu. Subagyo mengatakan dirinya dipanggil oleh Pak Harto, Prabowo mengaku datang atas inisiatifnya sendiri, sedangkan Sjafri’e datang karena kebetulan lewat dan mampir. Tapi pagi itu, hanya Subagyo yang diterima resmi oleh Presiden.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Korban kerusuhan di Cileduk (foto: Saptono)

Dalam pertemuan itu Pak Harto menyatakan ingin mengeluarkan Inpres tentang pemulihan keamanan dengan membentuk lembaga Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Keselamatan Nasional. Pak Harto bertanya apa KSAD siap menerima tugas itu?

Sebaliknya Subagyo pun balik bertanya, bagaimana dengan posisi Jenderal Wiranto, sebagai Panglima ABRI apakah otomatis diganti olehnya? Jika tidak, Subagyo tidak mau.

Dia menyarankan agar pemegang atau pelaksana Inpres tersebut harus dipegang oleh pimpinan ABRI sehingga tidak menimbulkan dualisme komando dalam tubuh ABRI.

Perasaan Wiranto menjadi tak menentu atas sikap Pak Harto itu. Apakah ini pertanda menurunnya kepercayaan Pak Harto terhadapnya? Hanya Pak Harto yang tahu.

Menurut Wiranto, bagaimana mungkin sebuah komando operasional pemulihan keamanan terpisah dari struktur komando Pangab selaku penanggung jawab keamanan nasional?

Tanggal 18 Mei sore hari, beberapa perwira tinggi menghadap Pak Harto di Cendana, secara terpisah. Hadir Pangkostrad Letjen Prabowo, Pangdam Jaya Mayjen Sjafri’e, KSAD Jenderal Subagyo, dan Pangab Jenderal Wiranto.

Masing-masing melaporkan perkembangan situasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewenangannya. Tidak ada pesan khusus Pak Harto kepada mereka.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA 

Korban kerusuhan diperiksa di RSCM (foto: Anton BS)

Menurut penuturan Mayjen Sjafri’e, ia datang ke Cendana hari itu sekitar pukul 15.00. Juga dipanggil KSAD namun waktunya tidak bersamaan, tempatnya pun beda.

Sjafri’e tidak tahu apa yang dibicarakan Pak Harto dengan KSAD. Dia hanya disuruh menunggu oleh Pak Harto, sementara Pak Harto ke ruang lain untuk berbicara dengan KSAD.

Saat kembali, Pak Harto bertanya kepada Sjafri’e apa yang diketahuinya, Pangdam Jaya itu menjawab cepat dan jelas soal Gus Dur yang menegaskan bahwa NU akan ikut ABRI.

Namun Pak Harto memotongnya, bukan itu yang dimaksud.” Coba kamu tanya ke KSAD,” perintah Pak Harto. Sjafri’e pun menemui Subagyo di ruang lain. Berkumpullah di ruang itu Sjafri’e, Subagyo dan Prabowo.

Kemudian datang Wiranto, dan kepada Pak Harto menyerahkan Inpres No.16/1998, yang memberikan kewenangan kepadanya selaku Panglima Operasi Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional. Pada saat menyerahkan, tidak ada pesan Pak Harto untuk melaksanakannya. Wiranto pun memutuskan untuk tidak menggunakan Inpres tersebut guna menghindari pertumpahan darah.

Hal ini juga dibicarakannya dengan Kassospol Letjen Susilo Bambang Yudhoyono di Mabes TNI Merdeka Barat. “Kalau begitu saya ikut jenderal,” kata Yudhoyono sambil menyalami Wiranto.

Kamis 21 Mei 1998, Presiden Suhato mengumumkan pengunduran dirinya. Sejak itulah momen-momen penting terus bergulir. Pak Harto lengser digantikan oleh Wapres BJ Habibie.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 15Suharto resigns – Suharto reads his address of resignation at Merdeka Palace on 21 May 1998. Suharto’s successor, B. J. Habibie, is to his right.

Jumat 22 Mei 1998, Panglima Kostrad Letnan Jenderal Prabowo Subianto bergegas memasuki halaman Istana, namun sebelum masuk dia dicegah oleh Dan Paspampres Mayjen Endriartono Sutarto. “

“Maaf Jenderal, semua perwira harus menanggalkan senjata sebelum bertemu Presiden,”” pinta Endriartono. Prabowo menahan perasaan sambil melepas pistolnya, dia pun menemui Presiden BJ Habibie di ruang tamu Wisma Negara.

Kemudian terjadilah dialog seperti yang diuraikan Habibie dalam bukunya “Detik-detik yang Menentukan”. Buku itu ditanggapi serius oleh Prabowo. Maklum dialah yang paling terserempet dari apa yang ditulis Habibie dalam buku itu. Dia ingin “meluruskan” apa yang sebenarnya terjadi menurut penafsirannya.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 16Polisi dan mahasiswa di luar Trisakti (wikipedia)

Kemudian, sempat terjadi dialog dalam bahasa Inggis, sebelum akhirnya Prabowo berbicara dengan nada tinggi.

“Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto . Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad,” tegas Prabowo dikutip dalam buku “Prabowo: Ksatria Pengawal Macan Asia” karya Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari.

Habibie menjawab, “Anda tidak dipecat, tapi jabatan anda diganti.”

Prabowo balik bertanya, “Mengapa?” Habibie kemudian menjelaskan bahwa ia menerima laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Negara.

Terlepas dari “benar” tidak buku itu, memang bisa dirasakan bahwa ketika itu terjadi rivalitas meski sulit dibuktikan, antara Pangab Jenderal Wiranto dengan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto. Ada yang menyebut persaingan keduanya mencuat sejak 1997, dimana ketika itu Wiranto menjabat kepala staf angkatan darat sedangkan Prabowo sebagai Dan Kopassus.

Jenderal Wiranto tetap berada di posisinya, beberapa kali ia menolak pinangan menjadi calon wakil presiden, sedangkan Letjen Prabowo dimutasikan menjadi Dan Sesko ABRI di Bandung.

Beberapa waktu kemudian Wiranto menyetujui rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) untuk memberhentikan Letjen Prabowo dari dinas kemiliteran.

Selesaikah Perang Panglima? Dan Kini Menjadi Perang Jenderal?

Sementara itu, perseteruan, katakanlah begitu antara Wiranto dengan Prabowo tampaknya sirna manakala keduanya ikut dalam konvensi Golkar tahun 2003.

[Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 17 Prabowo (kiri) dan Wiranto (kanan) bersalaman.

Waktu itu Wiranto mengungguli empat saingannya antara lain Prabowo. Masih mengenakan jaket kuning Wiranto mendatangi dan menyalami Prabowo yang duduk di ujung, keduanya bersalaman dan tertawa lepas.

Ini membuktikan bahwa apa yang sebenarnya terjadi dari polemik peralihan kekuasaan pada 1998 masih menjadi awan gelap dalam sejarah republik kita ini. Semuanya hanyalah strategi politik dan perebutan kekuasaan semata, yang tak akan pernah abadi.

Manusia kadang tak pernah belajar, walau mengaku telah belajar. Semua hanyalah nafsu duniawi semata, mirip Fir’aun yang menginginkan kaya raya, memproklamirkan dirinya menjadi tuhan, merasa hebat, namun akhirnya mati jua hanya oleh nyamuk kecil yang masuk ke telinganya?

Kerusuhan Mei 1998 Murni Operasi Militer!

Pemerintah tidak penah menindaklanjuti dengan proses hukum soal laporan investigasi disusun oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Mei 1998.

Namun anggota TGPF Sandyawan Sumardi mengatakan kasus Mei 1998 adalah tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dia memperkirakan kekacauan pada tanggal 13, 14, dan 15 itu menewaskan 1.880 orang!

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 18Tragedi 14 Mei 1998, Ratusan Penjarah Tewas Terpanggang

“Jumlah korban jiwa itu sangat besar dibandingkan Perang Diponegoro,” kata Sandyawan di kantornya di bilangan Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Pemerintah telah menyerahkan hasil penyelidikan TGPF Mei 1998 itu ke Kejaksaan Agung, namun sampai saat ini belum ditindaklanjuti hingga penyidikan.

Dia menuding Kejaksaan Agung tidak berniat menyelesaikan kasus kejahatan kemanusiaan itu dengan alasan menunggu terbentuknya Pengadilan Hak Asasi Ad Hoc.

Sandyawan menilai pemerintah sejatinya sejak awal tidak pernah menginginkan pembentukan TGPF. Tim ini terbentuk atas desakan negara-negara sahabat untuk mencari tahu penyebab kerusuhan dan penuntasannya. Komisi itu melibatkan semua departemen.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto19Pemerkosaan perkosa kerusuhan mei 1998 tragedi trisakti

Lagi pula hasil dari temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Presiden Habibie untuk mencari keterlibatan Prabowo dalam kerusuhan 1998, juga tidak pernah disampaikan ke masyarakat luas secara jelas.

Apa dan mengapa serta seberapa besar keterlibatan tokoh tentara seperti Prabowo, Wiranto dan juga tokoh-tokoh sipil lainnya seperti Amin Rais, Sri Bintang Pamungkas dan juga orang-orang yang mengadakan pertemuan dengan Prabowo di Markas Kostrad pada malam harinya. pada kerusuhan yang terjadi di tahun 1998 itu, semua tak jelas dan tak ada laporan resmi yang pasti.

Sampai sekarang misalnya, kasus pembunuhan dan pemerkosaan massal itu sungguh sulit diungkap. “Kerusuhan Mei adalah operasi militer murni,” Sandyawan menegaskan.

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 9Mahasiswa korban Tragedi Trisakti 1998

Temuan tim pencari fakta di beberapa kota, seperti Medan, Jakarta, Solo, Lampung, Palembang, dan Surabaya kian membuktikan keterlibatan militer. Dia menyebutkan kerusuhan di kota-kota itu selalu terjadi dengan sistematis, jumlah korban banyak, dan luas.

Meski begitu mantan Panglima ABRI Jenderal Wiranto dan bekas Komandan Jenderal Kopassus Letnan Jenderal Prabowo Subianto disebut-sebut bertanggung jawab dalam kerusuhan Mei telah membantah.

Pernyataan Prabowo tentang Kudeta diatas, harusnya juga menjadi momen penting kita sebagai warga negara yang menuntut kejelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada era itu.

Apalagi saat ini Prabowo maju menjadi capres pada pemilu 2014. Bisa jadi pun Wiranto ikut kembali. Bijakkah calon pemimpin yang masih terbelenggu masalah sejarah kelam bangsa ini mengajukan diri untuk menjadi pemimpin bangsa???

Berapa banyak anak bangsa yang telah meregang nyawa pada tahun 1998 dari Sabang hingga Merauke untuk melepas rantai dari belenggu New Order atau Orde Baru agar jauh-jauh lebih bebas menerima dan mendapat segala informasi seperti sekarang?

 [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998 Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto 20

Ibu Sanu (sekitar 60 tahun), ibu dari seorang anak yang hilang dalam kerusuhan 13-15 Mei 1998, berdoa di depan sebuah makam pekuburan massal korban kerusuhan Mei 1998 di Pondok Rangon, Jakarta

Alangkah lebih Bijak jika calon pemimpin itu membersihkan namanya dari luka sejarah yang terjadi dalam proses kelam bangsa ini.

Berilah pendidikan positif bagi rakyat dan generasi muda bangsa ini tentang bagaimana melihat seorang pemimpin. Jangan biarkan sifat mudah melupakan sejarah yang dimiliki sebagian besar masyarakat menjadi kebiasaan dalam proses bernegara bangsa ini.

Banyak kalangan berpendapat, sebaiknya tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan peristiwa seputar 21 Mei 1998, mengungkapkan apa yang mereka tahu dan rasakan. Dengan demikian masyarakat sendiri yang akan menilai siapa yang benar siapa yang tidak benar. Atau biarkanlah sejarah mengalir seperti apa adanya?

Jika memang ingin menjadi Pemimpin Bangsa dengan niat yang baik, maka awalilah dengan niat yang baik pula. Bersihkanlah nama dari noda sejarah. Karena rekam jejak atau track record, sejatinya tak akan pernah bisa dihapus. Karena Sejarah adalah Fakta, dan Fakta adalah Sejarah. Semoga bermanfaat. Wassalam. (admin)

Sumber: indocropcircles.wordpress.com

Ancaman Assasination dan Pengamanan Capres

$
0
0

ancamanMemasuki  pelaksanaan Pemilu  2014,  dinamika politik menyambut pemilihan presiden dan wakil presiden sudah menyesaki pemberitaan di berbagai media massa, baik nasional maupun lokal. Para kandidat presiden pun mulai bermunculan. Sejauh ini terdapat 3 calon presiden yakni Prabowo Subianto dari Gerindra, Joko Widodo dari PDI Perjuangan, dan Abu Rizal Bakri dari Partai  Golkar, sedangkan yang sudah menetapkan pasangan Capres/Cawapres baru datang dari Partai Hanura yang mencalonkan Wiranto/Hari Tanusudibjo. Keempat Capres/Cawapres tersebut masing-masing mewakili latar belakang berbeda sebagai pro masyarakat sipil, militer dan pengusaha.

Namun ditengah ramainya persiapan para Capres/Cawapres mempersiapkan diri untuk mendulang suara dalam Pileg sebagai prasyarat untuk  dapat menetapkan pasangan calon persiden dan wakil presiden sebagai amanat UU Pemilu yang masih berlaku, muncul sejumlah ancaman terkait keselamatan Capres tersebut. Presiden SBY sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan juga menerima informasi adanya ancaman tersebut.

Ketika menerima informasi bahwa ada ancaman kepada para capres yang akan bertarung di Pilpres 2014, Presiden SBY  langsung  menginstruksikan kepada Polri untuk melindungi semua Capres dari segala bentuk ancaman.

Menanggapi instruksi tersebut, Kapolri, Jenderal Sutarman di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, mengatakan pihaknya melakukan operasi perlindungan untuk semua tokoh politik termasuk Capres/Cawapres dan Caleg. Selain itu juga perlindungan diberikan kepada masyarakat yang akan menggunakan hak suaranya. Operasi Polri meliputi  seluruh tokoh, seluruh masyarakat yang melaksanakan Pemilu, bisa Caleg, Capres/Cawapres yang sudah di-declare. Semuanya menjadi tanggung jawab Polri dan aparatur keamanan lainnya untuk lakukan pengamanan. Kita akan melakukan pengamanan proporsional terhadap siapapun yang memang ada ancaman seperti itu, termasuk partai-partai politik di daerah.

Dalam  rapat terbatas soal Pemilu  yang diselenggarakan di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta dan  dihadiri oleh Kepala BIN, Marciano Norman, Kapolri, Jenderal Sutarman, Menko Polhukam, Djoko Suyanto, Mendagri, Gamawan Fauzi dan pejabat lainnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta supaya para Caleg dan Capres yang akan mengikuti Pemilu 2014 bebas dari ancaman. Konon rapat ini menyikapi informasi yang cukup tajam yaitu kemungkinan muncul atau terjadinya assasination atau pembunuhan terhadap capres-capres tertentu. Sementara itu di Aceh juga sering terjadi aksi kekerasan (penembakan terhadap caleg, pengeroyokan/penganiayaan, ancaman dll), padahal jika aksi kekerasan seperti ini tetap berlanjut maka hasil Pemilu di Aceh keabsahannya dapat  dipertanyakan, karena masyarakat terpaksa memilih dalam kondisi tertekan, terancam dan terintimidasi.

Para Caleg dan Capres harus bebas dari ancaman, agar mereka bisa menyampaikan visi misi dan debat tanpa mengesampingkan hak-hak orang lain. Presiden juga meminta Polri fokus untuk melakukan pengamanan Pemilu, dan meminta kepada intelejen negara agar selalu memberikan informasi terkait kondisi keamanan. BIN diminta presiden untuk membantu pengamanan yang dilakukan oleh Polri. Selain memerintahkan jajarannya, presiden juga menghimbau agar masyarakat mau berpartisipasi dalam Pemilu 2014 mendatang.

Tanggapan Capres

Menanggapi instruksi presiden kepada Polri tersebut,  Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan sangat menghargai itikad baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta ada pengamanan khusus bagi para Capres. Menurutnya itikad baik itu  harus kita hargai, kita berpikir yang baik dan jangan negatif thinking. Namun demikian sejauh ini Prabowo Subianto merasa tidak terancam terkait persaingan politik yang makin memanas saat ini. Karena itu Prabowo mengaku tidak membutuhkan pengamanan khusus dari kepolisian. Baginya keamanan yang terbaik adalah cinta rakyat, dan merasa bahwa dirinya selalu dikawal oleh Tuhan YME.

Sementara itu, Capres PDI Perjuangan,  Joko Widodo mengatakan peningkatan pengamanan terhadap dirinya menyusul adanya kabar ancaman terhadap para Capres yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penambahan personel polisi yang mengawal dirinya sebanyak dua kali lipat dari jumlah awal yang 6 orang, sekarang menjadi 12 orang. Dirinya menerima baik adanya penambahan jumlah personel kepolisian itu, namjun hal itu tidak akan mengubah pola blusukan, Jokowi mengaku tetap akan blusukan seperti biasa.

Cepat Tanggap

Memang harus diakui bahwa suhu politik belakangan ini menjelang Pemuilu, semakin memanas,  Capres dan Caleg dari sejumlah partai politik saling menyerang didalam kampanyenya. Kenyataan itu mau menunjukan kepada kita semua bahwa dunia politik itu keras dan juga terkadang jahat, oleh karena itu negara harus hadir  mengambil tanggung jawab untuk menjamin keamanan terhadap proses penyelenggaraan Pemilu ini. Pemerintah harus memberikan perhatian penuh karena ini musim Pemilu.

Karena tanggap terhadap permasalahan tersebut diatas, Presiden SBY segera menginstruksikan Kapolri agar  memberikan bantuan pengamanan kepada para Caleg. Presiden bahkan menggelar rapat tebatas dengan sejumlah pejabat negara yang menangani masalah keamanan dan intelijen, pada kesempatan itu presiden  kembali meminta agar aparat keamanan fokus bekerja sesuai tugas dan fungsinya dalam pengamanan Pemilu.

Meskipun presiden dan jajarannya telah berupaya keras meningkatkan pengamanan terutama terhadap Capres yang terancam, masih saja ada pihak tertentu yang berseberangan dengan beliau beranggapan bahwa upaya tersebut adalah merupakan bagian dari pencitraan SBY. Padahal SBY akan segera mengakhiri masa jabatannya sehingga tidak lagi memerlukan pencitraan secara pribadi. Semua  calon presiden/wakil presiden, calon anggota legislatif dari pusat sampai ke daerah  akan memperoleh batuan  pengamanan, walaupun tentunya masih menunggu penetapan KPU tekait  siapa saja calon presiden dan wakil presiden yang memenuhi syarat president thershold. Tapi karena sudah di-declare ke publik tentunya ini menjadi tanggung jawab aparat keamanan  untuk pengamanan.

Pengamanan terhadap capres sebenarnya selain karena adanya informasi terkait ancaman pembunuhan terhadap capres-capres tertentu, juga karena sekarang ini gejala politik nasional menjelang Pemilu Legislatif 9 April 2014 semakin memanas dengan ditandai charracter assasination melalui pemberitaan di media massa, iklan ataupun tayangan film di media sosial seperti youtube serta foto-foto yang disebarkan melalui jejaring sosial blackberry messanger terkait capres tertentu semakin membenarkan pengamanan terhadap capres harus diperkuat, karena jika terjadi assasination terhadap capres, selain akan mencoreng wajah aparat keamanan di Indonesia juga akan mencederai proses demokrasi di Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, maka sebaiknya media massa, pengamat dan masyarakat lainnya termasuk komunitas politisi tidak mempermasalahkan peningkatan pengamanan capres, karena kita semua berharap Pemilu dapat berjalan dengan aman, lancar, sukses dan damai. Semoga.

*) Penulis adalah peneliti di Lembaga Analisa Politik dan Demokrasi (LAPD), Jakarta.

Skenario Desepsi MH370 dan Alasan Ke Samudera Hindia

$
0
0

kapalSudah satu bulan lewat satu hari sejak hari Sabtu (8 Maret 2014) pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam rute penerbangan Kuala Lumpur-Beijing. Beragam informasi terus berkembang dan terus  semakin agak lengkap, termasuk spekulasi dan analisis yaang dapat ditemukan di media sosial, arus utama maupun media elektronik.

Penulis dalam beberapa artikel telah membuat ulasan dari sisi pakem  intelijen maupun logika penerbangan. Saat bertugas di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma sebagai Kasi Intel Udara, penulis pernah ditugasi menjadi salah satu anggota PPKPT (Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang) TNI AU yang menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Hercules A-1324 di kawasan Condet pada tanggal 5 Oktober 1991. Dengan kondisi pesawat hancur dan terbakar, walaupun lokasi jelas diketahui, dibutuhkan waktu cukup lama menentukan penyebab utamanya. Setelah didapatkan bukti-bukti yang lengkap, penulis meneruskan dengan “Operasi Sapu Bersih.” Itulah pengalaman terkait dengan kecelakaan pesawat terbang.

Kini dalam usia senja, penulis mencoba terus mengikuti dan meneliti setiap informasi tentang hilangnya MH370 yang sudah sebulan lamanya. Kesimpulan sementara, pesawat dicuri dan sengaja dihilangkan untuk suatu maksud tertentu yang sangat khusus.

Skenario Desepsi dan Pembajakan

Dari urutan sejak awal pesawat take off dari Kuala Lumpur hingga kemudian lenyap, didapat beberapa keganjilan dan menurut penulis mengarah kepada sebuah rencana taktis dan strategis dari dalam pesawat yang dilakukan seseorang penerbang sangat ahli dan benar-benar terlatih.

MH370 take off dari KL pada pukul 12.41 LT (8/3/2014). Pada 01:01:19 pesawat menyatakan maintaining level three five zero (terbang pada level 35.000 ft). Transmisi terakhir dengan sistem Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) pada pukul 1:07 (ACARS off). Pada 01:19:29 pilot menjawab memahami perintah ATC untuk contact ke ATTC Hochi Minh. Pada pukul 01:21 (wpt IGARI) transponder dimatikan dan pada 01:30 pesawat menghilang dari radar, serta tidak dapat dihubungi. Komunikasi terputus.

Langkah mematikan ACARS dan transponder oleh seseorang di cockpit yang kemudian menjadi dasar Kepala Polisi Malaysia menyatakan kasus sebagai “criminal investigation.” PM Najib menyatakan bahwa pesawat diambil alih oleh seseorang yang ahli. (Penulis menyebutkan ini adalah sebuah hijacking atau pembajakan pesawat.)

Sejak pesawat mulai perjalanannya menjadi misteri. Dengan mematikan ACARS dan Transponder, maka pesawat tidak terlacak secara pasti karena dia menghilangkan identitasnya sebagai MH370. Sistem Hanud di Indonesia menyebut sebagai “black flight” atau Lasa ‘X’. Beberapa radar primer dilaporkan menangkap obyek ini. Terutama radar militer (Air Defence Radar Malaysia dan Thailand). Pada umumnya militer tidak pernah mengumumkan hasil penjejakan radar, karena menyangkut rahasia sensitif kemampuan pertahanannya.

Radar TUDM mendeteksi obyek (diperkirakan MH370) yang berbalik arah ke jalur semula. Komando Pertahanan Udara Malaysia tidak bereaksi, karena mengira pesawat berputar atas perintah ATC. Pengakuan ini muncul pada Rabu (26/3) ketika Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Abdul Rahim Bakri berbicara di hadapan parlemen, Straits Times, Rabu (26/3/2014).

“Putar balik tersebut terdeteksi pada radar kami, hanya kami pikir bahwa putar balik tersebut dilakukan oleh MAS, pesawat yang bersahabat atau bukan pesawat musuh, jadi kami pikir mungkin itu perintah dari menara kontrol,” kata Abdul Rahim kepada Parlemen. Nampaknya pilot MH370 memahami bahwa pada dinihari tersebut reaksi Pertahanan Udara Malaysia kurang responsif terhadap obyek terbang. termasuk  black flight sekalipun. Militer dikritik mengapa tidak melakukan intersepsi. Nampaknya mereka santai karena dalam situasi damai, dan arah pesawat bukan menuju kearah obyek vital (prinsip Hanud).

Kemudian pesawat melakukan manuver kedua, berbelok kearah Barat melintasi Kota Bharu. Saat ini Radar Militer melaporkan pesawat naik hingga ketinggian 45.000 ft, turun ke ketinggian 23.000 ft, kemudian turun lagi pada ketinggian 5.000 ft dan terus terbang ke arah Barat sampai wpt VAMPI, berbelok ke Timur Laut ke wpt GIVAL (selatan Phuket) berbelok ke Barat Daya ke wpt IGREX terus masuk airways P628 yang merupakan jalur Timur Tengah dan Eropa.

Radar militer kemudian kehilangan jejak pada pukul 02:40. Pilot terus menerbangkan pesawat  pada batas FIR (Flight Information Region), yang menyebabkan dua otoritas penerbangan dari dua negara  akan terkecoh, karena tidak jelas siapa yang mengontrolnya (Indonesia dan Malaysia).

Pada saat pesawat berbelok ke Barat (memotong Kota Bahru), terjadi silang pendapat antara radar militer Malaysia dan Thailand, ketinggian 45.000 ft dibantah, karena dengan load yang tercatat saat itu, pesawat dikatakan hanya mampu naik hingga ketinggian realistis 37.000ft. Penulis mencatat, bahwa perubahan ketinggian yang dramatis (ekstrim stall) pesawat akan menyebabkan pengaruh/serangan red out karena G negative.

Darah penumpang atau crew yang onboard akan cepat naik ke kepala, menyebabkan keluarnya darah dari mata, telinga, hidung dan mulut. Yang lebih ekstrim lagi dari bahaya red out, pembuluh darah di kepala akan pecah dan bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia. Menurut penulis pada manuver inilah si pilot tadi  melaksanakan rencananya mengamankan dengan melumpuhkan baik penumpang atau crew yang tidak sejalan dengannya. Dengan lumpuhnya para penumpang dan crew, maka pembajak tadi bebas melaksanakan rencananya, khususnya setelah aman masuk ke Airways P628.

Bagaimana dengan radar Indonesia saat pesawat berada di Selat Malaka? Menurut penulis, si pilot pembajak itu sudah mempelajari karakter dan role of engagement (ROE) dari operasi pertahanan udara Indonesia (Kohanudnas) yang berlaku secara internasional, khususnya terhadap black flight.

Pilot (pembajak) melakukan langkah penghindaran terdeteksi (takut dianggap ancaman) oleh radar Indonesia di Sumatera. Setelah pesawat sampai di VAMPI, kemudian dibelokkan ke Timur Laut kearah wpt GIVAL. Dia faham apabila masuk wilayah Indonesia akan dicek flight clearance (dikeluarkan Mabes TNI) dan flight aproval (Kemenhub).

Apabila kedua ijin tidak ada, maka obyek akan di intercept oleh pesawat tempur. Beberapa kejadian penyergapan oleh pesawat TNI AU antara tahun 2011-2013, ada pesawat tempur AS (kapal induk) di Selat Malaka di intercept dua F-5. Pesawat Boeing 737 Pakistan (PIA) di intercept dan di force down (dipaksa mendarat) oleh Sukhoi TNI AU. Pesawat F-18 Super Hornet dari Kapal Induk AS di intercept dua F-16 TNI AU di Bawean. Juga pesawat Deputy Prime Minister PNG di Intercept oleh Sukhoi dan di force down karena tidak mempunyai ijin.

Setelah lepas dari pantauan radar militer Malaysia, walaupun ACARS di matikan, ternyata ada signal ACARS yang tetap melaporkan kondisi engine ke satelit Inmarsat. Ping akan terus tertangkap satelit yang geostasioner 22.300 mil diatas Samudera Hindia. Dengan adanya pinger yang terus aktif tadi pesawat diketahui masih terbang hingga pukul 08:11. Pinger akan berhenti apabila generator engine dalam kondisi mati. Jadi diperkirakan saat itulah engine mati kehabisan fuel atau di shut down.

Satelit Inmarsat tidak secara pasti memastikan posisi pesawat tersebut, hanya berasumsi pesawat harus berada di suatu tempat di sepanjang busur lingkaran diameter pengamatannya. Ada dua skenario Inmarsat, dari kawasan Andaman, pesawat berbelok menuju kearah Selatan dan kemudian ke Timur. Dengan perhitungan busur lingkaran dan jelajah tersisa MH370, akan didapat perkiraan akhir perjalanan pesawat. Kemudian disimpulkan, dengan perkuatan data monitoring beberapa benda terapung oleh beberapa satelit, diperkirakan pesawat jatuh sekitar 2.500 km sebelah Barat kota Perth Australia (walau akhirnya diketahui sampah).

Beberapa hari terakhir ada pejabat Malaysia menyatakan pesawat memutari wilayah Indonesia untuk menghindari radar, dan ditanggapi oleh pejabat TNI AU. Kepala Dinas TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyatakan pesawat tidak melintasi wilayah Indonesia. “Jadi, pesawat yang diduga MH370 itu tidak pernah melintasi wilayah Indonesia. Kalaupun memang melintas, pasti akan terdeteksi oleh kita” katanya. Mungkin terjadi salah persepsi disini, menurut penulis dari skenario penerbangan, memang MH370 memutari wilayah Indonesia, dari Andaman dia ke Selatan dan baru kearah Timur. Benar pesawat tidak melintasi wilayah Indonesia. Sejak awal dia sudah takut terjejaki atau dianggap ancaman oleh Kohanudnas, karena taktik desepsi sedang dilaksanakannya. Penerbangannuya tidak mau diketahui.

Penulis berpendapat bahwa pesawat tidak jatuh bebas begitu saja setelah engine mati/dimatikan. Pesawat masih bisa gliding (meluncur), yang tidak diketahui seberapa jauh. Kemudian pesawat melakukan ditching (mendarat di laut tanpa roda) di Samudera Hindia itu. Berdasarkan teori Prof Diran, pendaratan di laut seperti pendaratan di tanah. Dengan demikian maka bagian cargo akan pecah, tetapi pesawat utuh, dalam waktu tiga-enam jam pesawat akan tenggelam secara utuh. Saat itu tanggal 8 Maret 2014, para tim SAR masih sibuk mencari di Laut China Selatan. Apabila penumpang masih hidup saat ditching, kemungkinan mereka akan keluar dari pesawat dan akan ditemukan sisa-sisa barang. Ternyata hingga kini tidak satupun bukti yang ditemukan. Artinya tidak satupun penumpang yang keluar.

Disinilah menurut penulis teori realistis, pesawat utuh tenggelam beserta seluruh isinya. Dan apabila penjejakan signal pinger dari beacon yang melekat di balck box tertangkap, maka tidak terlalu mudah menemukannya, dalamnya laut hingga 4.500 meter dan belum ditemukan secara pasti lokasi pesawat, ditambah usia baterai emergency beacon yang hampir habis.

Walaupun masih meyakini akan ditemukannya black box, nampaknya beberapa anggota team tetap tidak meyakininya.

Para tim SAR militer kini semakin menghadapi tugas menakutkan.  Mereka terus mencoba untuk menemukan bukti keberadaan pesawat. MH370 bisa berada di dasar laut di mana saja di Samudera Hindia, yang luasnya ribuan mil persegi pada perairan terbuka . Apabila seluruh Samudera Hindia menjadi wilayah pencarian, dibutuhkan waktu 2.995 tahun.  “Kami tidak pernah harus menggunakan bukti satelit sebagai sesuatu yang terbaik sumber informasi , ” kata seorang pejabat AS yang tidak yakin dengan satelit.

Dengan demikian maka skenario si pembajak nampaknya memang terencana dan terstruktur, dia mampu mengecoh banyak ahli, bahkan negara-negara besar juga dikelabuinya dengan skenario desepsi.

Penelitian Pembajakan dan Terorisme

Penulis sejak awal tetap berpegang bahwa kasus MH370 adalah sebuah pembajakan. Yang lebih ekstrim pembajakan dilakukan oleh jaringan al Qaeda. Mengapa demikian?

Pemutusan hubungan komunikasi pesawat adalah salah satu signal  yang terkuat. Kedua manuver tempur pesawat dalam menghindari radar dan upaya pelumpuhan adalah sikap tegas , menakutkan, ciri-ciri teroris yang sadis tidak berperi kemanusiaan.

Dari penelitiaan aparat keamanan atas adanya pendapat pembajakan, setelah dilakukan pengecekan keseluruhan penumpang (227 orang), dinyatakan bersih, tidak ada yang tersangkut teror dan tidak ada yang mampu menerbangkan Boeing 777. Penyidikan di fokuskan kepada awak pesawat, dimana arahnya kepada captain Zaharie dan Co Pilot Fariq. Terakhir fokus terarah ke Capt Zaharie, karena Co Pilot dinilai belum ahli dan masih diawasi oleh checker yang saat itu tidak ikut terbang.

Captain Pilot Zaharie adalah penerbang kawakan, dengan 18.365 jam terbang. Dia mempunyai simulator pribadi yang canggih di rumahnya. Dari beberapa manuver serta keahlian terbang, melakukan desepsi, penghindaran radar, serta manuver-manuver tempur lainnya, nampaknya tidak ada tersangka lainnya selain Captain Pilot yang sangat mampu membajak pesawatnya sendiri. Masalahnya hingga kini tidak ada satupun bukti yang dipegang pemerintah Malaysia.

Penulis sejak awal berpendapat bahwa ini adalah kaitan antara pembajakan dan terorisme, fanatisme dan bunuh diri. Beberapa jaringan jihadis di Malaysia terungkap sejak DR Azharie dan Noordin M Top dua WN Malaysia yang beroperasi di Indonesia dalam jaringan Al Qaeda.

Pada peringatan serangan 911, pada tanggal  13 September 2013, Ayman Al Zawahiri pimpinan tertinggi Al Qaeda pengganti Osama bi Laden mengeluarkan fatwa, “Agar para simpatisan Al Qaeda melakukan serangan kecil atau serangan besar kepada Amerika Serikat, mirip dengan serangan di New York pada tanggal  11 September 2001. Serangan harus menimbulkan AS dalam kondisi terus tegang (a state of tension) karena tidak mengetahui  kapan dan dimana serangan selanjutnya akan dilakukan. Serangan kecil bisa dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang (lone wolf), sementara itu  kita tunggu dan lihat peluang untuk melakukan serangan besar ke AS, walaupun kita harus menunggu dan sabar dalam waktu yang cukup lama.”

Teori tentang bunuh diri merupakan salah satu kesimpulan sementara beberapa badan intelijen, termasuk Direktur CIA John Brennan. Dari pengamatan penulis, dalam beberapa kasus serangan bom bunuh diri di Indonesia, para pelaku direkrut, kemudian di cuci otaknya. Mereka di doktrin akan masuk surga, dijemput 7 bidadari perawan dan dinikahi, asalkan mau memijat pemicu bom yang hancur bersama dirinya. Yang lebih ditekankan ledakan tidak akan terasa sakit hanya seperti dicubit, dan akan berbahagia setelah itu. Mati sahid serta berjihad adalah doktrin yang ditekankan para motivator teroris saat merekrut para pengebom

Nah, kini pertanyaannya, apakah Capt Pilot Zaharie (apabila benar) sebagai pembajak yang juga membunuh dirinya? Jelas kematiannya didasari oleh sebuah keinginan yang kuat dan tidak peduli dengan orang lain yang ikut mati bersamanya. Hal ini telah dilakukan para anggota Al Qaeda pdalam serangan 911, hanya 18 orang tetapi mereka menimbulkan kematian sebanyak 3.000 lebih saat WTC roboh.

Keyakinan seperti itulah yang penulis lihat dalam kasus ini, fatwa Zawahiri, perekrutan, keyakinan anti AS dan mati syahid nampaknya sementara ini menurut penulis yang melatar belakangi tindakannya. Fatwa Zawahiri jelas arahnya, serangan kelompok atau serangan perorangan, harus dilakukan. Pasti Amerika Serikat akan terus tegang karena MH370 belum ditemukan setelah sebulan. Tidak jelas ada apa dibelakang ini. Misteri hilangnya pesawat adalah upaya dalam menyembunyikan bukti siapa pelaku, dan apa motifnya.

Oleh karena itu pembajak sudah memperhitungkan menenggelamkan pesawat di laut yang luas dan sangat dalam pada daerah terpencil dan penuh ketidak pastian. Inilah bukti serangan berupa pesan teror  yang menurut penulis dilakukan oleh “lone wolf” (srigala tunggal) yang membuat risau, melumpuhkan teknologi secanggih apapun. Penulis semakin yakin, ada skenario besar dan mengerikan dibelakangnya, mereka sabar menunggu waktu dan kesempatan yang tepat. Mari kita waspada, khususnya para pengguna pesawat boeing, lebih spesifik Boeing 777.


Konspirasi Yahudi dan Quraisy

$
0
0

Konspirasi Yahudi dan QuraisyTiba waktunya kaum Muslimin kini merasakan hidup yang lebih tenang di Madinah. Mereka sudah dapat mengatur hidup, sudah tidak begitu banyak mengalami kesulitan berkat adanya rampasan perang yang mereka peroleh dari peperangan selama ini. Meskipun dalam banyak hal, kejadian ini telah membuat mereka lupa terhadap masalah-masalah pertanian dan perdagangan.

Namun disamping ketenangan itu, Rasulullah selalu waspada terhadap segala tipu-muslihat dan gerak-gerik musuh. Mata-mata selalu disebarkan ke seluruh pelosok jazirah, mengumpulkan berita-berita sekitar kegiatan masyarakat Arab yang hendak berkomplot terhadap dirinya. Dengan demikian beliau selalu siap-siaga, sehingga kaum Muslimin dapat selalu mempertahankan diri.

Baik Quraisy maupun Yahudi Bani Qainuqa’, Yahudi Bani Nadzir, demikian juga kabilah Ghatafan, Hudhail dan kabilah-kabilah yang berbatasan dengan Syam, saling menunggu kapan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya itu akan binasa. Kalaupun mereka akan mendapat kesempatan, masing-masing berharap akan dapat mengadakan balas dendam terhadap laki-laki yang sekarang datang mencerai-beraikan masyarakat Arab dengan kepercayaan mereka itu. Laki-laki yang pergi keluar Makkah, mengungsi dalam keadaan tidak berdaya, tidak punya kekuatan, selain iman yang telah memenuhi jiwanya yang besar itu, dalam waktu lima tahun sekarang ini telah menjadi orang kuat. Sehingga kota-kota dan kabilah-kabilah Arab yang terkuat sekalipun merasa segan kepadanya.

Rencana hendak menghasut orang-orang Arab adalah yang paling terutama menguasai pikiran pemuka-pemuka Bani Nadzir. Untuk melaksanakan rencana itu, beberapa orang dari kalangan mereka pergi menemui Quraisy di Makkah. Mereka terdiri dari Huyay bin Akhtab, Salam bin Abi Al-Huqaiq dan Kinanah bin Al-Huqaiq, bersama-sama dengan beberapa orang dari Bani Wa’il, Hawadzah bin Qais dan Abu Ammar.

Dalam hal ini, Allah berfirman: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi sebahagian dari Al-kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.” (QS An-Nisaa’: 51-52)

Huyay bin Akhtab dan orang-orang Yahudi yang sepaham dengan dia, juga menemui kabilah Ghatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja’ Sulaim, Bani Sa’ad dan Asad, serta semua pihak yang ingin menuntut balas kepada Muslimin. Mereka ini aktif sekali mengerahkan orang supaya menuntut balas dengan menyebutkan bahwa Quraisy juga ikut serta memerangi Rasulullah.

Kelompok-kelompok yang sudah diorganisasikan oleh pihak Yahudi itu kini berangkat hendak memerangi Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Pihak Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan dengan 4.000 orang prajurit, 300 ekor kuda dan 1.500 pasukan unta. Pimpinan brigade yang disusun di Darun Nadwa diserahkan kepada Utsman bin Talhah. Ayah orang ini tewas terbunuh ketika memimpin pasukan di Uhud.

Bani Fazara yang dipimpin oleh Uyaina bin Hishn bin Hudzaifah telah siap dengan sejumlah pasukan besar dan 100 unta. Sedang Asyja’ dan Murrah masing-masing membawa 400 prajurit. Pihak Murrah dipimpin oleh Al-Harits bin Auf dan dari pihak Asyja’ oleh Misiar bin Rukhailah. Menyusul pula Sulaim, biang-keladi peristiwa Bi’r Ma’unah, dengan 700 orang. Datang pula Bani Sa’ad dan Asad menggabungkan diri. Jumlah mereka seluruhnya kurang lebih 10.000 orang. Pasukan Ahzab ini, berangkat menuju Madinah di bawah pimpinan Abu Sufyan.

Berita keberangkatan mereka ini sampai juga kepada Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah. Mereka merasa gentar. Kini seluruh kabilah Arab sudah bersatu-padu hendak menumpas dan memusnahkan mereka, dengan perlengkapan dan jumlah manusia yang besar, suatu hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah perang Arab.

Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat yang banyak mengetahui seluk-beluk peperangan, yang belum dikenal di daerah-daerah Arab, menyarankan supaya di sekitar Madinah itu digali parit dan keadaan kota diperkuat dari dalam. Saran ini segera dilaksanakan oleh kaum Muslimin.

Ketika menggali parit itu, Rasulullah ikut bekerja. Beliau turut mengangkat tanah dan sambil terus memberi semangat. Dengan bekerja giat terus-menerus, penggalian parit itu selesai dalam waktu enam hari. Dinding-dinding rumah yang menghadap ke arah datangnya musuh, yang jaraknya dengan parit itu kira-kira dua farsakh, diperkuat pula. Rumah-rumah yang ada di belakang parit dikosongkan. Wanita dan anak-anak ditempatkan dalam rumah-rumah yang telah diperkuat. Di samping parit diletakkan batu-batu agar dapat dilemparkan sebagai senjata pada saat dibutuhkan.

Tatkala pihak Quraisy dan sekutu-sekutunya datang dengan harapan akan menemui Rasulullah di Uhud, ternyata tempat itu kosong. Mereka meneruskan perjalanan ke Madinah, tapi mereka dikejutkan oleh adanya parit. Dengan perasaan jengkel, mereka lalu bermarkas di daerah Ruma, sedangkan Ghatafan serta pengikut-pengikutnya dari Najd, bermarkas di Dhanab Naqamah.

Pihak Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya melihat, bahwa tidak mungkin mereka menerobos parit itu. Dengan demikian selama beberapa hari mereka hanya saling melemparkan anak panah. Abu Sufyan sendiri dan pengikut-pengikutnya yakin bahwa akan sia-sia saja mereka berlama-lama menghadapi kota Madinah dengan paritnya itu, karena tidak akan dapat mereka terobos. Apalagi pada waktu itu sedang terjadi musim dingin yang luar biasa disertai angin badai yang bertiup kencang, sehingga sewaktu-waktu dikhawatirkan turun hujan lebat.

Semua itu tidak diperhitungkan oleh Huyay. Ia khawatir akan akibatnya. Jalan lain tidak ada. Ia harus mempertaruhkan nasib terakhir. Kepada pihak Ahzab itu ia membisikkan, bahwa ia dapat meyakinkan Bani Quraizah supaya membatalkan perjanjian perdamaiannya dengan Muhammad SAW dan pihak Muslimin. Dan selanjutnya akan menggabungkan diri dengan mereka, dengan demikian terputuslah semua perbekalan dan bala bantuan kepada Nabi Muhammad, dan dari segi lain, jalan masuk ke Madinah akan terbuka.

Quraisy dan Ghatafan merasa gembira atas keterangan Huyay tersebut. Huyay sendiri cepat-cepat berangkat hendak menemui Ka’ab bin Asad, orang yang berkepentingan dengan adanya perjanjian Bani Quraizah tersebut.

Tetapi begitu mengetahui kedatangan Huyay, Ka’ab menutup pintu bentengnya, dengan perhitungan bahwa pembelotan Bani Quraizah terhadap Rasulullah dan pembatalan perjanjian secara sepihak kemudian menggabungkan diri dengan musuhnya, adakalanya memang akan menguntungkan pihak Yahudi. Itu kalau pihak Muslimin dapat dihancurkan. Tetapi jika pihak Ahzab kalah, maka Yahudi Bani Quraizah akan hancur lebur. Sungguhpun begitu Huyay terus juga berusaha, hingga akhirnya pintu benteng itu dibuka oleh Ka’ab.

sumber : republika.co.id

Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di Indonesia

$
0
0

Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di IndonesiaTidak seorang pun menyanggah kenyataan bahwa anasir yang merusak, baik di bidang ekonomi maupun sosial di dunia sekarang ini, bukan saja diawaki, tetapi juga didanai oleh dan untuk kepentingan kaum Yahudi. Beberapa waktu setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1 di Basel (1897) itu kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja untuk dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk menghancurkan dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia.

Adapun yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina. Yang paling mengkhawatirkan bagi kita di Indonesia adalah kecenderungan politik diam-diam kaum Yahudi. Mereka bahkan sudah menginfiltrasi Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga kini. Apalagi sepanjang kiprahnya gerakan ini bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.

Di Indonesia upaya membendung gerakan Yahudi ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno. Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961 Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 th 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.

Namun di Era Presiden Abdurrahman Wahid Keppres nomor 264/1962 tersebut dicabut dan mengeluarkan Keppres nomor 69 th 2000 tgl 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia)/Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.

Politik diam-diam kaum Yahudi kini menampakkan hasil, keturunan Yahudi Belanda merintis sebuah pemukiman dengan simbol didaerah Minahasa Sulut. Tugu Manorah setinggi 62 kaki berdiri kokoh di atas gunung yang menghadap langsung dengan kota Manado. Menorah ini mungkin adalah yang terbesar di dunia. Pembangunan menorah raksasa tersebut telah menghabiskan dana APBD sebesar $ 150.000.

Gambar Tugu Manorah di Manado

Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi. Tidak hanya itu, di Manado bendera Israel dapat dilihat dengan mudah di stand ojek sekitar wisata Tugu Manorah. Belakangan yang paling mengejutkan seorang legislator lokal Denny Wowiling, mengusulkan kepada pemerintah daerah di Indonesia agar membangun kembali gedung Manorah untuk menarik wisatawan dan pengusaha dari Eropa.

New York Times, dalam laporannya yg bertajuk “In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism” 22 Nov 2010 menyebutkan, walaupun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik namun diam-diam hubungan militer dan ekonomi telah terjalin selama puluhan tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, pengusaha Yahudi dari Israel dan tempat lain diam-diam melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mencari peluang bisnis. Moshe Kotel (47), yang lahir di El Salvador dan memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika, telah datang ke Manado setiap tahun sejak tahun 2003.

Kotel, yang istrinya adalah warga asli dari daerah itu, mengatakan ia merasa gugup mendarat di bandara di sini untuk pertama kalinya, “Tapi sejak aku melihat bendera Israel di taksi di bandara, saya selalu merasa diterima di sini”. Menurut laporan Jerusalem Post, 29 Desember 2010 ada sekitar dua sinagog yang dibuka pada tahun-tahun terakhir di Manado dan Tondano.

Kedua rumah ibadat tersebut dioperasikan oleh sedikit orang yang nenek moyangnya orang Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Setelah Indonesia merdeka dari Belanda pada tahun 1949- sekarang keturunan mereka diduga berjuang utk belajar tentang Yudaisme dan untuk menjadi orang-orang Yahudi setelah menemukan akar Yahudi mereka.

Toar Palilingan, (27) merupakan keluarga keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, dosen hukum di Universitas Sam Ratulangi ia memiliki seorang ayah yang beragama Kristen, dan ibu seorang Muslim yang juga mengajar di Universitas yang sama. Palilingan melakukan kontak dengan rabbi yang secara fisik paling dekat, yaitu Mordechai Abergel, seorang utusan di Singapura gerakan Lubavitch Brooklyn berbasis Chabad.

Rabbi Abergel: bahwa Palilingan telah melakukan “pekerjaan besar”. Palilingan juga berkomitmen untuk “kemurnian” ultra-Ortodoks Yudaisme. Mengerikan ternyata Klaim keberhasilan perkembangan Yahudi di Manado, dikemukakan pula di dalam ‘Protokol yang ke-9. Ini adalah fakta, bahwa: “Agar supaya tidak menghancurkan institusi-institusi kaum non-Yahudi sebelum waktunya, ‘kita telah meletakkan’ ikhtiar dan menggenggam pegas mekanisme mereka.

Mekanisme itu semula ada dalam keadaan kuat dan tertib, tetapi ‘kita telah’ menggantikannya dgn suatu administrasi bebas yang membuatnya kacau. ‘Kita telah’ melakukan campur-tangan terhadap yurisprudensi waralabanya, persnya, kebebasan pribadinya, dan yang paling penting, pendidikan dan budayanya, yang merupakan sokoguru dari eksistensi kebebasan.” Kenyataan ini tidak lagi bisa dipendam, mereka kaum Yahudi dengan halus telah mengeliminasi budaya yang ada di sekitar Tugu Manorah ditemukan pernyataan yang sangat menarik bagi mereka yang ingin bekerja-sama dengan kaum Yahudi di bidang pemikiran keagamaan dalam rangka membangun saling-mengerti dan toleransi.

“Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, “Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalangi misi kita.

Pengaruh mereka atas masyarakat berkurang dari hari-kehari. Kebebasan hati-nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu agama-agama itu akan bertumbangan”. Sebelumnya bangunan maupun simbol-simbol Yahudi banyak tersebar di Indonesia. Misal saja Gedung BAPPENAS, yang dulunya merupakan Loji Adhucstat. Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral cahaya (Lucifer).

Jika dilihat dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota. Kemudian Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salah satu bangunan yang berada di dalam kapal binatang bertanduk (Baphomet). Baphomet adalah lokasi Loji Adhucstat/yang kini dijadikan Gedung BAPPENAS.

Tugu Monumen Nasional merupakan Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan “tanda tangannya”. Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan siapa pun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main dan dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka kaum Yahudi. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

sumber : timfourth.blogspot.com

Makna di Balik Pengangkatan Sutiyoso Sebagai Kepala BIN

$
0
0

Dengan ditetapkannya Sutiyoso sebagai Ketua BIN, isyarat bahwa Jokowi sudah mengaktifkan unit intelijen lain yang langsung berada dalam komando kantor kepala staf kepresidenan. Jadi BIN itu cuma buat operasi-operasian.

Jadi, pertanyaan kita apakah Bang Yos mampu dan kompeten atau tidak jadi Ketua BIN, ya tidak relevan. Sekadar hadiah hiburan gitu lho.

Sebetulnya ga aneh juga sih. Zaman SBY dia juga mengaktifkan unit intelijennya sendiri. Kalau ga salah, namanya Delta I.

Ke depan, saya kira komunitas intelijen kita memang harus dibenahi mindsetnya. Reputasi Para suhu intelijen kita seperti Zulkifli Lubis, Sukendro, Yoga Sugama, Sutopo Yuwono, Nichlani, dan Ali Murtopo, Papi Maelowa, harus kembali jadi rujukan para agen-agen intelijen generasi ketiga dan keempat seperti sekarang ini.

Kalau tidak, intelijen kita dengan mudah akan jadi sasaran operasi kontra intelijen pihak musuh. Entah dari dalam atau luar negeri.

Substansi kerja intelijen itu, persis seperti menguasai Ilmu penyingkap tabir. Jadi orang-orang yang punya bakat khusus membaca yang tersirat, dan menikmati kerja-kerja “senyap” tanpa ada orang yang tahu, itulah sejatinya kerja intelijen. Tak terlihat prestasinya, tapi terasa manfaat dan hasilnya.

Perlu juga belajar dari dua agen  andalan Mossad, Iser Berry dan Isser Harel. Ini contoh bahwa kerja intelijen bukan soal apa dia berasal dari militer atau sipil, tapi merupakan orang-orang yang memang jiwanya terpanggil untuk masuk bidang itu. Kedua orang ini, sudah bisa kita  golongkan sebagai seniman-seniman dalam bidang intelijen.

Kalau nengok beberapa gembong CIA di masa silam. Allen Dulles, dia sipil dan pengacara. Tapi suhu yang merekrut dia, William Donovan, justru mantan militer yang beralih jadi pelaku pasar modal. William Casey, Ketua CIA di era Ronald  Reagan, juga berasal dari sipil dan sebelumnya dikenal sebagai pemain vallas di pasar modal.  Orang-orang  macam ini biasa berpikir out of the box. Entah dia militer atau spil. Dan kalaupun sipil, juga bukan sipil asal sipil aja.

Penulis : Hendrajit, Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif global future Institute

Tantangan Berat Sutiyoso Sebagai Kepala Badan Intelijen Negara

$
0
0

Terkait pengajuan Letjen (Pur) Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara oleh Presiden Jokowi, Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais di DPR Senayan, Jakarta, Kamis (25/6/2015) mengatakan, “Komisi I DPR sudah menindaklanjuti apa yang sudah dari Bamus. Memungkinkan minggu depan, Senin atau Selasa, ada agenda fit and proper test (Panglima TNI dan Kepala BIN),” katanya.

Uji kelayakan dilaksanakan komisi I sebagai mitra kerja BIN dan terakhir puncaknya di sidang paripurna persetujuan dan penetapan DPR atas nama yang sudah diajukan. Pada era transparansi saat ini, akan sulit menutupi masalah yang mungkin masih merupakan residu Bang Yos pada masa lalu, inilah tantangan pertamanya sebagai calon tokoh utama intelijen Indonesia. Apakah mampu lepas dari tekanan atau justru tergelincir.

Melihat track record dua periode sebagai Gubernur DKI pada lima masaera presiden, mantan Wadanjen Kopassus dan Pangdam Jaya ini jelas mampu lepas dari DPR dan akan masuk ke sarang barunya di Pejaten. Sutiyoso menyatakan siap menghadapi serangkaian uji kelayakan dan kepatutan tersebut. Dia juga mengaku siap dicecar terkait peristiwa Kudatuli. Banyak pihak menduga dirinya terlibat dalam peristiwa yang dianggap melanggar HAM.

Selain itu hambatan lain adanya keberatan dari Partai Gerindra (Fadli Zon) tentang jabatan Kabin yang di duduki oleh anggota partai, karena dianggap tidak netral. Sutiyoso menyatakan telah melepas jabatan politiknya dari Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Jabatan itu diserahkan kepada Mantan Bupati Kutai Timur Isran Noor.

Nampaknya perjalanan calon Kepala BIN ini tidak akan terlalu mulus (ada sedikit kerikil), karena Ahmad Hadi (Koalisi Peduli Indonesia) saat bertemu dengan Fadli Zon menyatakan ada masalah yg pernah dilaporkan Wagub Priyanto dan menyentuh Sutiyoso terkait korupsi. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto bersama politikus senior AM Fatwa dan aktivis LSM melaporkan dan menyerahkan bukti dugaan korupsi pelepasan lahan Taman BMW (Bersih, Manusiawi, Wibawa), ke KPK, Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Orang yang dilaporkannya dalam kasus ini dan harus bertanggung jawab adalah mantan Gubernur DKI yang sekaligus bekas koleganya, Fauzi Bowo alias Foke dan Sutiyoso alias Bang Yos. Menurut Priyanto pada masa lalu, potensi kerugian negara akibat pembohongan lahan BMW yang sudah masuk aset Pemprov DKI itu ditaksir mencapai Rp 737 miliar. Melihat tidak ada tindak lanjut sejak 2013, nampaknya kasus paling sensitif ini bisa diselesaikannya dari ranah hukum. Kepala BIN, Marciano Norman di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2015) mengatakan tidak pernah menyangsikan kompetensi intelijen Sutiyoso.

Dia berharap di bawah kepemimpinan Sutiyoso, BIN akan semakin maju. Dikatakannya bahwa salah satu ancaman dunia global yang sedang dihadapi adalah perkembangan kelompok radikal. Sutiyoso harus memiliki program komprehensif dalam menghadapi dan menangkal ancaman kelompok itu, mampu menekan meniadakan link-up yang dapat menimbulkan instabilitas. Marciano juga menegaskan, “Terutama yang di depan mata kita ya pilkada serentak ini. Dan stabilitas ekonomi kita harus bisa segera pulih. Kita tidak bisa membiarkan ekonomi kita semakin hari semakin menurun. Harus ada upaya semua,” katanya.

Dari apa yang disampaikan oleh Kepala BIN, dari tiga hal masalah yang harus menjadi perhatian Sutiyoso apabila lolos dari DPR, pertama masalah pengaruh kelompok radikal diluar negeri yang dinilainya menjadi ancaman dunia global, termasuk Indonesia. Kelompok teroris telah ada di sini dan mampu diantisipasi dalam beberapa tahun belakang ini, yang akan menjadi bahaya apabila mereka mendapat dukungan penuh dari luar. Pada hari Jumat (26/6/2015) telah terjadi serangan teror di Perancis, Tunisia dan Kuwait dalam waktu yang hampir bersamaan.

Di Perancis, seorang pria menyerbu sebuah pabrik kimia milik Amerika, memenggal satu orang dan mencoba meledakkan fasilitas pabrik. Di Tunisia, seorang pria bersenjata senapan serbu melepaskan tembakan di sebuah resor pantai, menewaskan sedikitnya 38 orang. Sementara di Kuwait, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam masjid saat dilangsungkannya shalat Jumat, menewaskan sedikitnya 25 orang jamaah pengikut Syiah. Kelompok teroris Negara Islam (Islamic State) menyerukan operasi serangan selama bulan suci Ramadhan.

Tidak ada indikasi bahwa mereka telah dikoordinasikan. Islamic State (dahulu ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di masjid Syiah Kuwait. Dalam serangan di resort pantai Tunisia, seorang pria bersenjata senapan serbu yang menyamar sebagai turis, menembaki turis dari payung pantai, menewaskan sedikitnya 38 orang yang sebagian besar dari mereka wisatawan Inggris.

Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut laporan yang dirilis Jumat malam di Twitter. Penyerang menembak mati korban di pantai, di kolam renang hotel dan di lobi sebelum ditembak mati oleh pasukan keamanan. Serangan itu adalah serangan teroris besar kedua dalam dari tiga bulan yang menargetkan industri pariwisata Tunisia.

Di Indonesia, bukan tidak mungkin serangan serupa bisa terjadi apabila tidak terdeteksi oleh intelijen. Di negara ini juga terdapat Islam Sunni dan juga Islam Syiah yang juga berseberangan. Serangan teror tidak perlu dilakukan oleh banyak pelaku tetapi cukup seorang lone wolf yang terinspirasi atau dipengaruhi Islamic State seperti di Tunisia. Inilah yang merupakan pesan dan kekhawatiran Marciano, agar diwaspadai oleh Kabin baru. Pesan lain Kepala BIN yang menurut penulis sebagai tantangan berat Sutiyoso apabila sudah memegang amanah sebagai Kepala BIN adalah terjadinya penurunan perekonomian serta pilkada serentak. Sebagai badan intelijen strategis, BIN melakukan pulbaket sembilan komponen intelstrat, diantaranya adalah komponen ekonomi.

Peran intelijen yang juga menganalisis perekonomian dunia dan khususnya Indonesia akan menjadi salah satu masukan bagi Presiden Jokowi dalam pengambilan keputusan. Intelijen menilai ekonomi dari sisi kekuatan, kemampuan bertahan serta kelemahan (kerawanan) yang ada.

Dari hasil analisisnya, intelijen akan memberikan masukan dan saran dari sudut pandang keamanan serta resiko dan bahaya yang diperkirakan akan muncul. Hasil kajian BIN jelas komprehensif, karena dengan adanya jaringan di Luar Negeri (KBRI), BIN bisa mendapat informasi cepat dan akurat dari beberapa mitra intelijen negara lain. Dalam era globalisasi, buruknya kondisi perekonomian sebuah negara akan bisa mempengaruhi perekonomian negara lain. Hingga kini beberapa pengamat serta media menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sedang mengalami penurunan, walaupun bila diamati, para ekonom belum secara resmi menyatakan signal bahaya.

Disinilah peran intelijen yang independen dan netral dalam memberikan input kepada kepala negara. Karena itu dibutuhkan kepemimpinan dengan pola pemikiran intelijen strategis. Sebagai contoh penurunan perekonomian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyampaikan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2015 tumbuh 4,71 persen secara tahunan (yoy) turun 0,18 secara kuartal (qtq). “Pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Indonesia seperti Tiongkok dan China, harga minyak yang masih rendah, dan kinerja ekspor impor yang menurun, ketiga hal tersebut pengaruhi kinerja ekonomi di triwulan I-2015,” katanya. Dari beberapa sumber, secara umum penulis mendapat informasi (belum menjadi intelijen), bahwa secara macro situasi dunia ekonomi Indonesia untuk periode 2015 s/d 2016 mengkhawatirkan.

Dalam enam bulan pertama belum ada tanda positif yang realistis dari pemerintah baik Fiskal maupun Monetary Policy. Dari sisi fiskal, pemerintah harus mengurangi pengangguran melalui pendapatan negara. Dari sisi kebijakan moneter, yang harus diantisipasi isu naiknya bunga US Fed paling cepat bulan September. Dengan terjadinya penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS, Bank Indonesia menjadi terkunci dalam kebijakan penetapan bunga bank. Bila diturunkan, ekonomi bergerak tetapi rupiah melemah, bila naik, rupiah akan menguat tetapi dunia usaha akan tambah sulit.

Pandangan lain menyebutkan, umumnya penyebab depresiasi mata uang terkait dengan faktor internal. Apabila kondisi fundamental ekonomi di sebuah negara memburuk, pasar akan kehilangan kepercayaan terhadap mata uang negara tersebut akibatnya nilai tukarnya turun. Apabila kondisi ekonomi Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor, depresiasi mata uangnya akan merugikan. Barang-barang impor menjadi lebih mahal bagi para importir. Pada akhirnya neraca perdagangan akan mengalami defisit dan inflasi akibat kenaikan barang impor menjadikan daya beli rakyat berkurang.

Pada akhirnya memburuknya kondisi ekonomi akan makin menurunkan nilai tukar rupiah. Kondisi ini pernah dialami oleh Zimbabwe di mana hiperinflasi menyebabkan nilai tukar dollar Zimbabwe melorot habis-habisan (selasar.com). Beberapa pengamat memprediksi sampai akhir tahun nilai rupiah terhadap dolar akan menyentuh Rp 14.000,- Yang berbahaya apabila terjadi kepanikan seperti masa lalu, bukan tidak mungkin. bahkan ada yang memprediksi rupiah bisa menyentuh Rp 16.000,- Dampak buruk diperkirakan akan terasa enam bulan hingga awal 2016. Beberapa menyarankan dilakukan perbaikan pengelolaan perekonomian dan mungkin reshuffle?.

Oleh karena itu tantangan berat Bang Yos adalah bagaimana menyikapi permasalahan perekonomian sebagai insan intelijen non ekonom. Disini dibutuhkan sense of economic, berat memang.

Penulis melihat signal Marciano persoalan perekonomian Indonesia harus dijaga jangan sampai runtuh, karena dari pengalaman terdahulu, keruntuhan ekonomi bisa berimbas kepada komponen lain intelijen, misalnya keamanan (stabilitas). Kepala BIN mengingatkan tantangan ketiga yaitu masalah pilkada serentak yang akan dilaksanakan akhir tahun 2015. Pilkada adalah ranah politik, dimana dari pengalaman pilkada yang lalu, selalu terjadi timbulnya rasa tidak puas mereka yang kalah. Lantas, bagaimana apabila terjadi kekisruhan dan konflik meluas sebagai akibat pilkada? Inilah yang perlu diwaspadai oleh Sutiyoso.

Penulis tertarik dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla. Dalam sambutannya di pembukaan seminar nasional pra muktamar Muhammadiyah ke-47 di Universitas Muhammadiyah JK menyinggung soal jatuhnya pemimpin negara dari kursi presiden. Menurut JK Presiden bisa jatuh disebabkan oleh faktor ekonomi dan politik yang terjadi secara bersamaan. Ia mencontohkan, kondisi ini terjadi saat masa pemerintahan Soekarno dan Soeharto. “Rata-rata semua presiden jatuh itu karena dua hal, krisis ekonomi dan politik. Bung Karno jatuh karena harga bensin dan beras naik. Susah kita. Kemudian diikuti politik. Presiden Soeharto juga sama harga-harga naik dan kemudian krisis politik. Ya jatuh,” kata JK.

Menurutnya, pemerintah pun akan jatuh jika krisis ekonomi dan politik terjadi bersamaan. Namun, pemicu utama lengsernya sebuah pemerintahan, kata JK, lebih disebabkan oleh faktor ekonomi ketimbang faktor politik. Namun JK menilai masa pemerintahan Jokowi – JK saat ini pun masih aman. “Insya Allah, aman lima tahun. Kami selalu berusaha memperbaiki ekonomi dan politik,” kata JK. (Fatnews, Yogya 7/3).

Nah, dari beberapa informasi serta fakta-fakta yang berlaku, pemerintah sebaiknya memang harus lebih waspada terhadap potensi terjadinya krisis ekonomi yang bisa mengimbas bidang lainnya. Apa yang disampaikan Wapres dan Kepala BIN mengarah kepada kesimpulan yang sama. Waspadai krisis ekonomi dan waspadai pesta demokrasi Pilkada pada akhir 2015, yang justru bisa menjadi mala petaka. Kesalahan pengambilan keputusan bisa saja menyebabkan Pak Jokowi jatuh, seperti kisah Pak Harto dan Gus Dur.

Pertanyaannya, apakah lantas presidennya Pak JK? Intinya, intelijen (BIN) sebagai back bone negara akan sangat besar perannya dalam menjaga dan mengamankan stabilitas di Indonesia. Sutiyoso harus mampu menunjukkan kepada Presiden Jokowi bahwa dia memang calon yang terbaik dan mumpuni. Berat memang tantangan Sutiyoso. Intelijen selain cerdas juga harus cerdik, ini yang dipunyai Bang Yos, salam penulis.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net

Hendropriyono: Dewan Ketahanan Nasional Dapat Ambil Alih Kekuasaan Presiden Jokowi

$
0
0

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono memberikan peringatan kepada Sutiyoso, Kepala BIN yang baru dilantik, kemungkinan akan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, seperti yang terjadi pada tahun 1998 lalu.

Di mana krisis ini bisa terjadi pasca Hari Raya Idul Fitri atau saat perombakan Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Bisa juga terjadi saat pelaksanaan pilkada serentak, kedepan.

“Jika terjadi adanya rush terhadap perbankan nasional. Kemudian demonstrasi besar di pusat dan di berbagai daerah. Selain itu indikasi ekonomi kita yang melambat, antara lain terlihat dari nilai transaksi yang sampai drop 18 persen. Ada 17 pabrik sarung Majalaya yang tutup, karena tidak mampu lagi beli bahan baku importnya,” terang Hendropriyono, pada Kamis (9/7).

Menurutnya, kegelisahan isu reshuffle yang tidak berkesudahan juga bisa menjadi permasalahan serius. Target pajak 43% yang tidak tercapai berdampak pada APBN, termasuk dampak terhadap defisit anggaran, sehingga pemerintah terpaksa harus membuat utang baru.

“Juga mengenai dampak kenaikan kurs dolar yamg masih terus berlangsung. Kemampuan BI sangat terbatas untuk melakukan intervensi, karena hampir 70 persen cadangan devisa merupakan surat utang negara (SUN). Termasuk dampak dari ketidaksediaan pemerintah untuk melakukan bailout bagi bank yang kolaps, jika sampai terjadi rush,” jelas penggagas berdirinya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini.

Hendropriyono juga menyarankan, jika sampai selepas lebaran nanti perekonomian Indonesia makin memburuk maka WANTANNAS (Dewan Ketahanan Nasional) sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam kondisi darurat nasional, agar segera membentuk Kirkastra (Perkiraan Keadaan Strategis) dalam bentuk Kirpat (Perkiraan Cepat). Dimana Kirpat ini diwujudkan dengan menarik orang-orang berpengalaman di Indonesia untuk membantu pemerintahan.

Tokoh-tokoh yang dimaksudkan oleh dedengkot intelijen Indonesia ini adalah Chairul Tanjung, Sri Mulyani, Kuntoro Mangkusubroto, Dorodjatun Kuntjorojakti, Boediono, Sri Edy Swasono, Ginanjar Kartasasmita, Gembong Suryosulisto, Christianto Wibisono dan beberapa tokoh lainnya.

Diketahui, dalam UU No. 6 Tahun 1946 tentang Keadaan Bahaya, WANTANNAS yang saat itu bernama Dewan Pertahanan Negara dibentuk sebagai pemegang kekuasaan keadaan darurat. Dan ketuanya menjabat sebagai Perdana Menteri.

Dengan demikian, apakah yang dimaksudkan oleh mantan Kepala BIN ini adalah; apabila pasca lebaran atau saat reshuffle Kabinet Kerja, ekonomi Indonesia justru makin terpuruk, maka Dewan Ketahanan Nasional (WANTANNAS) ini dipersilahkan untuk “mengambil alih” kekuasaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla? (TGR/VI)

 

BUMN Membangun Pusat Data di Singapura, Masuk Kategori Pengkhianatan Terhadap Negara

$
0
0

Terkait dengan langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno membangun pusat data di Singapura, pakar teknologi dan komunikasi Pratama Persadha menilai, pusat data pemerintah memegang peran yang sangat vital. Terlebih, kata dia, digitalisasi yang dilakukan lewat program e-goverment membuat segala macam data dan sistem mulai terintegrasi dan tidak terlindungi.

“Sama saja seperti bunuh diri, langkah itu bisa membuka peluang untuk tidak terkontrolnya akses ke pusat data, Jika akses itu terbuka begitu saja, nanti siapa saja bisa melakukan apapun terhadap isi server atau jaringan tersebut” kata Pratama.

DIa menambahkan, banyak yang bisa dilakukan teehadap server jika dibangun di Singapura itu. Pratama menjelaskan, bisa mulai dari pencurian data, monitoring lalu lintas data, pengopian data server, bahkan dengan mudah bisa melakukan peerusakan terhadap semua data dan sistem jaringan.

Selain itu menurutnya, langkah yang diambil Rini untuk mewujudkan e-Goverment bisa membahayakan kedaulatan NKRI. “Kebijakan membangun pusat data pemerintah di Singapura ini tak kalah bahaya seperti saat Indosat dijual dahulu,” ujar ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC tersebut.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu menyatakan keberatanya atas rencana menteri BUMN tersebut. Langkah tersebut dianggap sebagai findalan yang dianggap berbahaya jika membangun pusat data pemerintah di Singapura.

Ada yang Bilang Menteri Rini Agen Ganda, Benar nggak ya?

Menteri BUMN Rini Soemarno dianggap membuat blunder dengan upayanya membangun pusat data pemerintah di Singapura. Langkah Rini ini dicap akan membuat Indonesia mudah ditelanjangi dari sisi cyber defence.

“Dengan begitu akan terjadi sabotase, jebolnya data-data penting yang berhubungan dengan kepentingan nasional. Akan dengan mudah Singapura mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia, percakapan Presiden Jokowi yang bersifat top secret yang kemudian semua data bisa dijual ke negara lain atau digunakan oleh Singapura,” kata Sekjen FSP BUMN Bersatu, Tri Sasono seperti dilansir dari RMOL.co (Grup JPNN), Selasa (16/6).

Menurut dia, dengan adanya pusat data base informasi E-Goverment di Singapura membuktikan kalau Rini Sumarno merupakan agen ganda yang ada di pemerintahan Jokowi.

Dia juga mengatakan, keputusan Rini menyerahkan proyek E-Government kepada Singapura melalui kerjasama Telkom dan Singtel sama sekali tidak bisa disebut sebagai langkah koorporasi. Tetapi merupakan tindakan membantu intelijen asing dalam menguasai, memata-matai, dan memporak-porandakan negeri ini.

“Tindakan Rini dapat dikatagorikan sebagai pengkhianatan terhadap negara. Dia menjual rahasia negara secara legal melalui mekanisme bisnis, dan karena itu Menteri Rini harus ditangkap,” tandas Tri Sasono.

Sumber: www.republika.co.id dan jpnn.com

Ada Yang Menggoreng Papua?

$
0
0

Ramalan Intelijen : 02 November 2011

Pada tahun 1981-1983 penulis pernah bertugas di Biak, saat itu namanya masih Irian Jaya, kemudian dirubah menjadi Papua. Penulis yang saat itu masih berpangkat Mayor bertugas sebagai Pa Kontra Subversi, staf dari Asisten Pengamanan di Komando Daerah Udara VII. Kota Biak umumnya aman tenteram, walau di Biak Utara diketahui ada kelompok kecil separatis yang dipimpin oleh tokohnya yang bernama Richard Awom. Beberapa kali penulis dilibatkan dalam operasi pengamanan baik ke Jayapura, Nabire dan Enarotali yang kadang terjadi pergolakan dari mereka yang menamakan dirinya OPM (Oprganisasi Papua Merdeka).

Beberapa orang diketahui memiliki senjata api tetapi pada umumnya mereka menggunakan panah yang bergerigi. Dengan berjalannya waktu, dimana negara Indonesia menerapkan sistem demokrasi, masyarakat Papua terlihat menjadi lebih bebas menyampaikan pendapat dan berbuat. Kekerasan demi kekerasan sejak awal tahun 2000-an kerap terjadi.

Dikalangan masyarakat Papua sendiri terjadi bentrok kekerasan, seperti bentrok yang terjadi antar warga di Kampung Kimak, Distrik Ilaga, kabupaten Puncak Jaya, dalam proses pilkada antara masa pendukung Simon Alom dan Elvis Tabuni yang menewaskan 19 warga sipil. Situasi Papua memanas pada dua bulan terakhir, dimana tercatat selama bulan Oktober saja eskalasi kekerasan meningkat di tiga daerah di Papua yaitu di wilayah pertambangan Freeport, Timika, Padang Bulan, Abepura dan di Mulia, Puncak Jaya. Di tiga wilayah itu, tercatat sebanyak 14 orang menjadi korban tewas. Dalam insiden di PT Freeport jatuh korban tewas, Petrus Ayamiseba, Briptu Jamil, Risza Rahman, Aloysius Margono, Albertus Laitawono dan Yunus. Yang memprihatinkan, terjadinya penyergapan dan penembakan di Airport Mulia Puncak Jaya, hingga menewaskan anggota Polri AKP Dominggus Oktavianus Awes.

Selain itu terjadi kekerasan saat kasus pasca pembubaran Kongres Rakyat Papua III, korban tewas adalah James Gobay (25), Yosaphat Yogi (28), Daniel Kadepa (25), Maxsasa Yewi (35), Yacob Samonsabra (53), dan Pilatus Wetipo (40). Satu jenazah lainya ditemukan pada Rabu 26 Oktober di Perumnas III Waena-Abepura. Penyebab kematian masih dalam penyelidikan. Selain korban diatas, tiga personil TNI AD juga mengalami luka tembak pada bulan Juli 2011. Tiga personel tersebut, yaitu Sertu Kopassus Kamaru Zamal, Pratu Herber dari kesatuan Yonif 753 yang bertugas di Papua, dan Pratu I Kadek Widana dari kesatuan Yonif 751 BS. KASAD, Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, serangan itu dilakukan kepada prajurit TNI yang tengah membangun kawasan permukiman warga.

“Kita tengah melakukan program pembangunan wilayah. Di daerah itu memang jarang dijamah,” katanya. Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap anggota TNI lainnya, Pratu Herber dari kesatuan Yonif 753 yang bertugas di Papua juga korban penembakan kelompok separatis ketika dia bersama empat prajurit lainnya melakukan Patroli di puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya pada 12 Juli.

Dalam menyikapi perkembangan kekerasan bersenjata di Papua, Kasad menyatakan “Dengan meningkatnya aksi kekerasan, TNI akan meningkatkan pengamanan di Papua, khususnya, di Puncak Jaya. TNI tidak bisa tinggal diam,” katanya. Selanjutnya ditegaskannya, “TNI tidak akan mentolelir aksi-aksi separatis yang hendak mengganggu NKRI. Saya tegaskan NKRI harga mati. Tidak bisa ditawar,” katanya. Tetapi TNI tidak akan melakukan operasi militer hanya menggunakan satuan yang ada di wilayah. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak mewakili mayoritas masyarakat Papua. Namun, dia mengakui terdapat embrio separatis dari sejumlah wilayah di daerah ini. Hal ini tidak menjadi masalah.

“Di Papua organ kehidupan berjalan baik. Tidak ada yang berkeinginan macam-macam. Memang ada embrio separatis, tetapi kecil.” Dikatakannya, terkait kesejahteraan masyarakat Papua, sekitar 80 persen pendapatan dari daerah itu dikembalikan lagi ke Papua, mencapai Rp28 triliun per tahun. Menurutnya, jumlah nilai tersebut sangat besar dengan jumlah penduduk sebanyak tiga juta orang. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan ada sejumlah dana di daerah itu yang “mengendap” tidak terpakai.

Hal ini seharusnya ditindaklanjuti instansi terkait. Dalam kasus penyerangan PT Freeport, milik perusahaan dari Amerika. Hingga kini proyek raksasa tersebut terus mendapat gangguan serangan bersenjata. Untuk sementara ini para penyerang ditengarai sebagai anggota TPN-OPM yang berhasil dipengaruhi oleh kelompok adat untuk bersama memperjuangkan hak atas dana satu persen dari PT. Freeport Indonesia. Saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono menengarai kemungkinan persaingan bisnis industri komoditi penyebab serangan di Papua. Dikatakannya, “Ada pihak yang tidak senang dengan daya kompetisi PT Freeport dalam kondisi global dimana harga komoditi sudah mulai naik lagi setelah krisis selama enam bulan terakhir.” Juwono mengatakan kemungkinan ini tidak bisa diabaikan karena dalam sejarah kompetisi global komoditi, antara lain tembaga, emas atau gas, masalah antara keamanan dan stabilisasi seringkali terkait dengan masalah persaingan. Jadi dalam kasus di Papua, sebenarnya apa yang terjadi? Dalam status sosisl, memang terlihat masyarakat masih demikian terbelakang cara hidupnya, sementara dengan uang yang Rp28 triliun dan penduduk tiga juta, apabila dikelola dengan benar, bukankan sudah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam hal ini, apakah indikasi yang disampaikan mantan Menhan Pak Juwono demikian adanya? Bukan tidak mungkin keterlibatan asing dalam memanasi dan menggoreng kondisi masyarakat yang sangat rentan menerima masukan luar “lebih baik merdeka,” sasaran utamanya adalah Freeport?. Dalam hal ini nampaknya Amerika dengan daya endusnya yang demikian maju, harusnya tidak tinggal diam apabila mengetahui ada unsur-unsur asing tertentu yang ikut main dan bersaing disana.

Mereka punya kepentingan besar di Papua. Dengan kasus pemogokan, serangan senjata, Freeport AS jelas mengalami kerugian besar dan apabila tidak segera ditangani semuanya jelas akan merugi. Kita jangan kalah dengan kelompok separatis, penyokongnya masih sungkan membesarkan kelompok tersebut. Kita harus waspada, apabila ada yang men-suply senjata dalam jumlah besar disana, masyarakat yang sangat sederhana itu dengan ringan akan menyerang siapapun tanpa berfikir panjang. Kini teror yang mereka lakukan harus ditangani lebih serius, karena sekecil apapun duri, bisa menyebabkan infeksi dan membuat seluruh tubuh meriang. Separatis di Philipina Selatan dan Thailand Selatan adalah contoh kasus serupa yang hingga kini sangat sulit diatasi pemerintahnya masing-masing.

Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )


Pemerintah Perlu Mewaspadai Kasus Tolikara

$
0
0

Pada tanggal 17 Juli 2015 saat masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam sedang bergembira, berbahagia dalam menyambut Hari Idul Fitri 1 Syawal 1436 H, mendadak terbetik berita adanya penyerangan terhadap jamaah yang sedang melaksanakan sholat Ied serta terjadinya pembakaran masjid di kota Karubaga, Kapubaten Tolikara, Papua. Berita tersebut segera bergulung di media sosial yang kini menjadi tulang punggung penyebaran informasi di kalangan masyarakat.

Dengan jumlah lebih 82 juta orang, dengan netizen yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, kecepatan berita medsos bahkan mampu mengalahkan kecepatan media arus utama, mungkin juga arus kecepatan berita intelijen. Hal ini dikatakan oleh Kepala BIN baru, Sutiyoso yang kini membutuhkan tambahan 1.000 agen intel BIN baru untuk melengkapi penugasan intelijen.

Kekurangan para netizen pada umumnya, berita yang dilansir adalah informasi mentah yang belum diolah, dan bahkan banyak yang digoreng agar lebih sedap terbacanya. Beberapa mengutip tanggapan pejabat dan menganalisis hanya dari sudut pandang sektoral yang kadang menjadi berbahaya karena merangsang sensitifitas masyarakat atau juga menurunkan tingkat kepercayaan si pejabat. Kasus di Karubaga, Tolikara, Papua Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan, Jumat (17/7/2015), kasus itu bermula saat umat Islam Karubaga Kabupaten Tolikara hendak menjalankan shalat Idul Fitri bertempat di lapangan Koramil. Tiba-tiba, sekelompok massa dari luar berteriak-teriak.

Umat muslim yang hendak shalat sontak kaget dan langsung melarikan diri ke Koramil dan Pos 756/WMS untuk meminta perlindungan. Sepeninggalan umat muslim itu, masjid di Kabupaten Tolikara dibakar umat Nasrani menjelang shalat Ied, sekitar pukul 07. 00 WIT, Jumat (17/7). “Saat itu ada yang berteriak, lalu umat muslim itu yang hendak shalat itu langsung melarikan diri ke koramil,” kata Agus kepada media, Jumat (17/7).

Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, inti persoalan adalah jemaat nasrani merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan shalat Ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum. Mereka kemudian meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan shalat ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid dengan api hingga terbakar.

Kepolisian Papua melaporkan, selain Masjid, enam rumah dan 11 kios dilaporkan ikut terbakar. Kronologis berita Netizen; Kericuhan bermula saat Jamaah muslim akan memulai kegiatan shalat Ied pada pukul 07.00 WIT, di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga, Pendeta Marthen Jingga dan sdr. Harianto Wanimbo (koorlap) yang menggunakan megaphone berorasi dan menghimbau kepada jamaah shalat Ied untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Ied di Tolikara.

Saat memasuki Takbir ketujuh, massa Pendeta Marthen Jingga dan Harianto wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil, meminta secara paksa pembubaran Shalat Ied dan mengakibatkan jamaah panik, sehingga shalat Ied bubar sebelum selesai. Pada pukul 07.10 WIT, massa pimpinan pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai melakukan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada dekat dengan masjid Baitul Muttaqin.

Pada sekitar pukul 07.20 WIT, Aparat keamanan dari kesatuan Brimob dan Yonif 756 yang melakukan pengamanan mencoba mengusir para pelaku hingga mengeluarkan tembakan peringatan guna membubarkan massa yang melakukan pelemparan ke arah jamaah. Diketahui beberapa penyerang mengalami luka tembak dan sudah dibawa ke Rumah Sakit, namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepada aparat keamanan.

Kemudian massa yang marah dengan tembakan peringatan dari aparat keamanan melakukan aksi pembakaran kios yang berada di dekat masjid milik bapak Sarno yang kemudian merembet membakar habis masjid Baitul Muttaqin serta 13 kios pedagang. Sebelum kejadian, ada sebuah surat selebaran yang mengatasnamakan Jemaat GIDI (Gereja Injili di Indonesia) ditujukan kepada umat Islam se Kabupaten Tolikara. Isinya menyatakan bahwa pada tanggal 13-19 Juli 2015 ada seminar dan KKR Pemuda GIDI Tingkat Internasional. GIDI melarang membuka Lebaran tanggal 17 Juli 2015 di Wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga). Dilarang kaum muslimat memakai Yilbab (Jilbab). Surat tersebut ditandatangani oleh Pendeta Mathen Jingga S.Th Ma dan Pendeta Nayus Wenda S.Th. Surat tertanggal 11 Juli 2015 dan dikirimkan tembusannya kepada Bupati Tolikara, Ketua DPRD Tolikara, Polres Tolikara, serta Danramil Tolikara.

Terkait surat tersebut, Presiden GIDI, Dorman Wandikbo mengakui memang ada surat edaran berisi larangan adanya kegiatan Lebaran bagi umat Islam. Namun dia menegaskan, isi surat tersebut keliru dan sudah diklarifikasi sebelum peristiwa pembakaran mushala terjadi. “Sudah saya klarifikasi bahwa isi surat itu tidak benar dan salah. Karena tidak ada yang boleh melarang umat Islam beribadah di hari raya,” kata Dorman kepada merdeka.com, Jumat (17/07).

Dorman juga mengaku sudah memberitahukan kepada GIDI Wilayah Tolikara selaku pembuat dan penanggungjawab keluarnya surat edaran tersebut. “Gereja tidak melarang kegiatan ibadah umat muslim di Wilayah Toli. Ini hanya kesalahpahaman dan miss komunikasi antara petugas Polres Tolikara,” kata Dorman.

Atas kejadian tersebut, Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha R Hutabarat, menyatakan, pihaknya telah menghubungi ketua Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI) untuk meminta keterangan sekaligus meminta mereka menyampaikan permohonan maaf. “Saya telah menghubungi ketua Sinode GIDI agar segera membuat surat penjelasan kronologis kejadian sekaligus pernyataan permohonan maaf kepada umat Islam Indonesia terkait dengan peristiwa itu,” kata Hutabarat, di Jakarta, Jumat (17/7).

Hutabarat juga menghubungi Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) di mana GIDI berafiliasi. PGLII diminta agar bisa bersama-sama menempuh langkah-langkah strategis menyikapi persitiwa itu. Hutabarat bersama pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia akan mengadakan konferensi pers di Kantor Pusat PGI, Jakarta, untuk memberikan penjelasan sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam.”Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yg melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air.

Kami berharap agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai peraturan perundangan berlaku,” katanya. Antara GIDI dan Tolikara Penulis saat masih aktif pernah dua tahun bertugas di Papua (Biak) pada satuan Intelijen Kodau-VII (1981-1983). Selama penugasan, penulis mengunjungi pelosok Papua yang saat itu masih bernama Irian Jaya. Baca artikel “Ada Yang Menggoreng Papua?”, http://ramalanintelijen.net/?p=4275.

Masyarakat pedalaman yang notabene masih sangat rendah pendidikannya sangat mudah dipengaruhi untuk suatu tujuan tertentu. Sehingga ide OPM masih terus muncul hingga kini. Diakui bahwa sejak lama kegiatan misionaris asing tanpa kenal lelah banyak mengunjungi pedalaman Irja dalam penyebaran agama Kristen, selain itu mereka mencoba meningkatkan pengetahuan masyarakat. Mereka menggunakan pesawat terbang khusus dan ada yang bahkan kemudian berjalan kaki mengingat belum adanya jalan raya untuk kendaraan.

Kabupaten Tolikara, Propinsi Papua (foto:remdec.co.id)
Kabupaten Tolikara, Propinsi Papua (foto:remdec.co.id)

Karubaga adalah ibukota dari Tolikara. Kabupaten Tolikara memiliki luas wilayah 5.234 km2 yang terbagi menjadi 4 kecamatan dengan Karubaga sebagai ibukota kabupaten. Kabupaten ini memiliki penduduk sebanyak 54.821 jiwa (2003). Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Sarmi di sebelah utara, Kabupaten Jayawijaya di sebelah Selatan, Kabupaten Puncak Jaya di sebelah barat dan Kabupaten Jawawijaya di sebelah Timur. Dari keempat distrik yang ada (Karubaga, Kanggime, Kembu dan Bokondini), hanya distrik Karubaga dan Kanggime yang dapat dijangkau melalui udara dan jalan darat. Melalui udara, Distrik Karubaga atau Kanggimi dapat dicapai dari Wamena dalam waktu sekitar 20 menit.

Sementara GIDI (Gereja Injili di Indonesia) dalam bahasa Inggris The Evangelical Church of Indonesia adalah sebuah organisasi yang terdaftar secara resmi di Kemenag. GIDI Terdaftar sebagai Gereja : Depag RI No. E/Ket/385/1745/76 terdaftar Ulang : No. F/Kep/43/642/89 Akte : No. 15 Tanggal 06 1989. Alamat resmi di Jl. PLN. No. 7 Sentani, Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia. Po.Box 99352. telp. (0967) 591291. Visi GIDI ‘Umat GIDI Masuk Sorga (The Community of GIDI Enter Heaven)’. Adapun, misinya adalah Penginjilan, Pemuridan, Pembaptisan, dan Pengutusan. GIDI pertama kali dirintis oleh tiga orang dari Badan Misi UFM dan APCM yaitu Hans Veldhuis, Fred Dawson, Russel Bond.

Setelah merintis pos di Senggi termasuk membuka lapangan terbang pertama Senggi (1951-1954), pada tanggal 20 Januari 1955 ketiga misionaris beserta 7 orang pemuda dari Senggi terbang dari Sentani tiba di Lembah Baliem di Hitigima dengan menggunakan pesawat amphibi ‘Sealander’.

Kemudian mereka melanjutkan misi dengan berjalan kaki dari Lembah Baliem ke pegunungan Jayawijaya melalui dusun Piramid. Dari Piramid bertolak menyeberangi sungai Baliem dan menyusuri sungai Wodlo dan tiba di Ilugwa. Setelah mereka beristirahat lanjutkan perjalanan ke arah muara sungai Ka’liga (Hablifura) dan akhirnya tiba di danau Archbol pada tanggal 21 Februari 1955. Di area danau Acrhbold disinilah pertama kali mereka mendirikan Camp Injili dan meletakkan dasar teritorial penginjilan dengan dasar visi: ‘menyaksikan Kasih Kristus Kepada segala Suku Nieuw Guinea’.

Analisis Dari fakta-fakta tersebut diatas, nampaknya ada sebuah kepekaan yang terasa kurang tajam dikalangan aparat keamanan dan intelijen. Masalah penyerangan kegiatan ibadah umat muslim adalah masalah prinsip yang bisa mengundang reaksi keras dan berbahaya dari umat muslim lainnya. Sejak dahulu, intelijen selalu mewaspadai apabila muncul indikasi SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan). Terlebih kini kasus menyentuh kegiatan puncak ibadah bulan Ramadhan yaitu sholat Ied. Para kaum muslim di belahan lain bergembira dan berbahagia, saling memaaf-maafkan, kini justru terjadi penyerangan jamaah saat shalat Ied dan ditambah dibakarnya Mesjid yang dipercayai sebagai rumah suci (Allah).

Disini dibutuhkan segera langkah cepat aparat keamanan serta intelijen untuk menetralisir rasa kebencian antara agama. Di dunia internasional beberapa kasus seperti penembakan Charlie Hebdo di Perancis, penembakan di Texas dan kasus di Lindt Cafe terkait dengan agama, yaitu penghinaan Nabi Muhammad. Penulis melihat apabila pemerintah tidak segera melakukan langkah penenteraman dan mengambil sikap tegas terhadap para pelaku, maka bisa dimungkinkan muncul aksi pembalasan di daerah lain.

Masyarakat di Indonesia pernah mengalami konflik agama berkepanjangan di Ambon dan Poso misalnya, cukup lama aparat keamanan menyelesaikannya setelah banyaknya korban jatuh. Selain itu kini terdapat beberapa kelompok garis keras Islam yang menghujat pembakaran mesjid Karubaga tersebut. Sebagai contoh FPI sudah menyebarkan seruan menuntut agar pemerintah bertindak tegas, para pelaku segera ditangkap. Imam besarnya Habib Rizieq mengisyaratkan Laskar FPI Siaga-I untuk membalas dendam ke Tolikara. Penyelesaian kasus tidak cukup dengan komentar dan tanggapan pejabat pemerintah dengan santai agar meningkatkan toleransi beragama, tetapi langkah yang lebih konkrit dibutuhkan. Perlu diingat bahwa kelompok teroris, JAT ataupun ISIS misalnya bisa memanfaatkan momentum seperti ini, karena aksi mereka bisa saja di dukung umat Islam lain yang merasakan dendam.

Pemerintah supaya berhati-hati terhadap kemungkinan aksi lone wolf, yaitu mereka yang tidak terkait dengan teroris tetapi mau melakukan aksi teror perorangan karena meradikalisasi dirinya sendiri. Hal ini telah terjadi dalam kasus teror di Amerika, Perancis, Tunisia, Kuwait dan Australia. Beberapa kasus di Timur Tengah antara Islam Sunni dengan Syiah saja sudah menyebabkan jatuhnya korban sangat banyak, terlebih ini kasus antar umat agama lain jelas jauh lebih berbahaya.

Kesimpulannya, sudah cukup para pejabat bersantai, berlibur dan bersilaturahmi. Kini ada sebuah percikan berbahaya dari Papua yang harus segera ditangani. Jelas dalam penerapan Pancasila dan berdemokrasi masyarakat kalangan bawah belum memahaminya dengan betul. Mereka hanya bersikukuh dengan apa yang dipercayainya dari tokoh-tokoh agamanya masing-masing. Ini adalah tugas pemerintah beserta partai politik. Tanpa adanya pendidikan dan pemahaman politik terhadap perkembangan jaman, maka kita akan terbelit dengan konflik-konflik pada grass root.

Format damai dalam kehidupan beragama perlu kembali diterapkan. Perlu langkah cepat, antisipatif mengingat pada akhir tahun 2015 kita akan melaksanakan pilkada serentak. Papua menurut penulis adalah wilayah atau trouble spot yang perlu di “inteli” dengan ketat. Artinya dimonitor karena mudahnya mereka diprovokasi. Rendahnya pendidikan di sebuah daerah akan sangat mudah memicu militansi radikal yang tidak peduli dan mau melakukan aksi kekerasan. Kasus ini bisa saja disebut sebagai keteledoran dan kurang peduli terhadap informasi, kalau informasi intelijen rasanya juga belum.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net

4 Strategi Bangsa Yahudi Menghancurkan Masyarakat Dunia

$
0
0

Para pemuka yahudi telah menyusun langkah strategis berikut petunjuk pelaksanaan yang harus dijadikan tumpuan jalan bagi Bani Israil dalam protokolat zionisme. Jalan pertama untuk mewujudkan cita-cita agung bangsa yahudi adalah Menghancurkan agama dan sistem keyakinan yang ada di muka bumi ini. Dalam doktrin keempat disebutkan: Harus menyingkirkan atau mensterilkan pemikiran agama (Tuhan) dari benak dan akal pikiran setiap manusia, kemudian menggiringnya  untuk fokus pada materi, dengan begitu yang ada di dalam otak manusia hanyalah uang. Dan untuk merealisasikan rencana trsebut bangsa yahudi harus menguasai dunia informasi kemudian memperdayakan sarana informasi tersebut untuk propaganda misi yahudi secara optimal.

Bangsa yahudi meletakkan agama sebagai musuh nomor satu, sebab agama bagi masyarakat dunia adalah tiang pancang akhlaq dan moralitas kehidupan sosial yang sehat. Ketika agama hancur maka kebejatan moral dimana-mana. Beberapa diantara cara mereka (yahudi) menghancurkan dan merusak masyarakat dunia adalah :

Pelacuran

Para pembesar yahudi sengaja memakai pengumbar aurat ini untuk mendatangkan devisa bagi negara sebanyak-banyaknya. Bisnis prostitusi dan prilaku seks bebas yang dipropagandakan israel benar-benar menghancurkan sendi-sendi agama dan moralitas masyarakat dunia. Seks bebas seakan menjadi agama baru bagi penduduk eropa dan amerika bahkan pada masyarakat timur yang dikenal memegang teguh prinsip moralitas. Seks bebas menjadi gaya hidup bangsa israel, untuk memuaskan nafsu masyarakat israel tidak perlu terikat dalam bingkai pernikahan. Penduduk israel bebas-sebebasnya mencari pasangan di luar nikah, karena itu aborsi banyak terjadi. Dan pemerintah yahudi israel memiliki instansi khusus untuk menangani anak-anak haram yg lahir di luar nikah

Seks Sejenis

Tidak puas dengan bisnis pelacuran, mereka juga menebar aksi perilaku menyimpang homoseks dan lesbians, bahkan perilaku sodomi menjadi santapan masyarakat dunia. Pemerintah eropa dan amerika melegalkan hubungan najis tersebut dalam undang-undang. Pera pegiat yahudi sangat  gencar menyebarkan perilaku kelainan ini di seluruh lapisan, dengan dalih memberi kebebasan individu dan menghormati hak asasi manusia. Modus operandi para homo dan lesbian ini adalah mengajak wanita untuk berpakaian ala lelaki dan berperilaku seperti lelaki dan juga sebaliknya. Bahkan ada hakim agung di Oxford yang meminta agar perilaku menyimpang ini diakui secara hukum di kalangan remaja.

Sastra & Seni

Atas nama sastra dan seni manusia bejat ini dapat berbuat apa saja yang diinginkannya. sastra dan seni hanyalah alat propaganda untuk meraih impian menjadi majikan dunia di jagad ini. Mereka memperjuangkan kebebasan para perlaku seni dan sastra mengekspresikan karya-karya mereka di panggung kehidupan.  Atas nama seni mereka menampilkanfilm-film porno dan gambar-gambar tidak seronok yang tersebar melalui media cetak dan elektronik tanpa ada batas undang-undang yang melarangnya. Kini lihat apa yang ada di pusat hiburan dan film internasional, bangsa yahudi begitu kuat menancapkan perannya di sana. Dunia film benar-benar surga bagi impian besar bangsa yahudi. Hollywood benar-benar menjadi senjata andalan bangsa israel untuk tatanan hidup bangsa dunia. Mayoritas film-film yang bertajuk hedonisme, terorisme, lebih-lebih yang berbau pornografi adalah hasil karya najis sutradara dan produser yahudi. 99% film hollywood yang bertajuk kehidupan sosial berisi materi pendegradasian moral dan pembejatan nilai-nilai agama. Semua itu merupakan rencana besar yahudi untuk menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat internasional.

Perang Pemikiran (Ghazwul Fikr)

Kekalahan dalam perang salib, menjadi pukulan telak, sekaligus pelajaran berharga bagi manusia barat. Kekalahan tersebut juga menginspirasi mereka untuk mengalahkan Islam dengan cara lain. Sebab sebesar apapun kekuatan mereka mustahil dapat mengalahkan kedigdayaan Islam.Orang barat meyakini para satria islam dalam berperang menggunakan spirit akhirat dedikasi dan kepahlawanan tanpa batas dalam membela dan memperjuangkan agama Allah. Karenanya memrangi Islam dengan kekuatan senjata hanya akan berakhir dengan kekalahan. Berangkat dari realita itu manusia barat merubah strategi perang mereka dalam menghadapi umat Islam. Mereka tidak lagi memakai kekuatan senjata, mereka menggunakan kekuatan logika, perang pemikiran yang jamak ( Ghazwul fikr). dengan strategi ini mereka ingin mengacak-acak elemen kekuatan dalam Islam dan memporak-porandakan sendi aqidah umat Muhammad SAW.

Maka dari itu rang-orang barat melakukan riset secara mendalam untuk mengetahui rahasia keagungan umat Islam. Dari studi mereka itu didapatlah kesimpulan bahwa spirit iman dan keislaman yang utuh di sendi syariat Islam yang membuat para satria islam tampil gagah perkasa dalam peperangan. Orang barat juga meyakini bahwa nilai-nilai luhur dalam Islam mampu menyatukan sesama muslim dan memobilisasi semangat juang mereka. Ajaran Islam mampu melebur fanatisme ras suku, golongan dan bangsa dalam bingkai persaudaraan Islam, yang bersendikan nilai iman yang utuh dan tulus. Karenanya dalam Islam tidak terdapat sekat-sekat rasialisme, kekabilahan, kulit putih/kulit hitam, kaya/miskin, dll. Yang ada hanya Islam, karena yang paling mulia di mata Allah SWt  adalah ketaqwaan.

Dari sinilah para satria salib dari penjuru eropa, mengikrarkan tekad bersama, untuk saling bantu memerangi dan menghabisi bangsa arab dan umat Islam secara keseluruhan. Sebuah Maklumat perang untuk menghabisi kaum muslim dengan cara pendangkalan aqidah umat Islam. Adapun teknis pelaksanaan perang tersebut adalah dengan menebar keragu-raguan di benak dan pemikiran diantara umat Islam, memprovokasi Umat untuk menerapkan nalar kritis terhadap aqidah islam, membumikan pola pikir sekuler dan liberal dikalangan Islam, menggiring umat islam untuk menyibukan diri mereka dengan pelik urusan dunia, jauh dari kisi agama. Dengan menjauhkan umat muslim dari ajaran Islam merupakan paruh langkah untuk kehancuran Islam.

Adalah Orientalisme dan Misionarisme yang merupakan dua senjata utama manusia barat yang mereka pakai untuk melancarkan perang pemikiran tersebut. riak-riak orientalisme mulai menggeliat di di altar kehidupan umat sejak akhir abad 19 hingga awal abad 20 hingga detik ini bahkan hingga era yang akan datang. Gerakan orientalisme yang dimotori para orientalis abrat memiliki kesamaan dengan gerakan misionarisme yang dimotori misionaris. Keduanya memiliki misi dan visi yang sama yaitu :

Menghancukan Islam dari dalam
Menebar keraguan pada kaum muslim terhadap ajaran islam
Membusukan karakter dan kredibilitas Nabi Muhammad SAW
Mengkerdilkan pemikiran Islam
Menghapus dan menambah kandungan kitab-kitab kuning dengan khurafat (cerita   bohong)
Mengaburkan dan mereduksi sejarah Islam
Menebar fitnah, permusuhan pertikaian, gesekan, antar komunitas dan faksi-faksi Islam
Memerangi bahasa arab yang menjadi bahasa Al-Quran
Memprovokasi pemuda Islam agar kagum dengan budaya dan peradaban barat
Gerakan pemurtadan Umat Islam

Meskipun mereka satu visi, namun orientalis dan misionaris memiliki jalan berbeda. Orientalis menempuh jalan dengan memakai karya tulis, makalah, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah., melalui seminar, diskusi, diktat kuliah dan forum ilmiah. Sedangkan para misionaris memakai lembaga pendidikan dasar, mulai dari Tk, play group, SD, SMP dan SMA sebagai senjata perang mereka. Lebih dari itu para misionaris juga mendirikan lembaga-lembaga sosial. Keduanya merupakan senjata tajam bangsa yahudi untuk menghancurkan Umat Islam.

Propaganda bangsa yahudi tersebut tidak akan berhenti, mereka akan terus berusaha memalingkan umat muslim dari ajaran Islam, dan materi adalah senjata utama bagi yahudi untuk mendangkalkan aqidah umat. Setelah mebaca pin point diatas apakah kalian tidak merasa terancam sbg seorang muslim? Apakah kalian lebih mendewakan Nasionalisme, kehidupan hedonis, dan berpaling dari perang yang sedang terjadi ini? Buka mata dan hati kalian. Mereka tidak akan berhenti sampai kalian meninggalkan Agama kalian, mereka tidak akan sebenar-benarnya menajdi kawan kalian, mereka seperti serigala berbulu kucing, dibalik perbuatan manis mereka ada niatan buruk.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ -كُنْتُمْ تَعْقِلُون

Hai orang-orang beriman janganlah kamu mengambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang dari luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi sungguh telah kami terangkan padamu ayat-ayat kami, jika kamu memahaminya. (QS Ali Imran, 3 : 118-120)

Konspirasi Gerakan Penyembah Iblis

$
0
0

ADA banyak hal sesungguhnya bagaimana mengekalkan ajaran mereka. Freemason, Illuminati, Kabbalah, dan Yahudi itulah racun yang teramat halus yang seringkali menyusup untuk mengahancurkan orang-orang selain mereka. Konspirasi Gerakan Penyembah Iblis itu juga yang berusaha mengelirukan orang ramai tntang ajaran mereka dengan simbologi yang amat kental.

Dimulai dari Kabbalah. Kabbalah adalah kepercayaan Yahudi yang amat rahasia disampaikan pada anggota dari mulut ke mulut. Ajarannya berupa ilmu sihir dan ritual pemujaan setan yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun.

Secara harafiah Kabbalah (Qabala) bermakna tradisi lisan. Kata Kabbala diambil dari bahasa Ibrani: qibil yang bermakna menerima atau tradisi warisan. Dengan demikian ajaran Kabbalah mempunyai arti menerima doktrin ilmu sihir (okultisme) yang hanya diketahui oleh segelintir orang.Dan Kabbalahsendiri adalah akar dari gerakan Freemason dan Illuminati.

Ajaran Kabbalah telah berusia 4.000 tahun, sejak Nabi Ibrahim as meninggalkan Sumeria, akhirnya menyebar ke Mesir Kuno hingga Ke Palestina. Ordo Kabbalah dibentuk dan diberi nama Ordo Persaudaraan saat perpindahan Bani Israil ke Babilonia yakni pada era Dinasti Ur ke 3 ( 2112 -2004 SM ). Salah seorang pendeta tinggi Kabbalah yakni Samiri yang mengajak Bani Israil saat eksodus dari Mesir untuk menyembah anak sapi emas bertepatan saat Nabi Musa as berkhalwat di gunung Tursina-Sinai.

Ajaran Kabbalah dirumuskan untuk menentukan jalannya peradaban manusia dengan membentuk satu pemerintahan dunia ( E Pluribus Unum ) di bawah kendali Yahudi. Tradisi Kabbalah ditengarai menghasilkan filsuf besar seperti Plato, Socrates dll , juga faham Rasisme yang kemudian diadopsi Hitler untuk berkuasa. Untuk dibaiat menjadi anggota ordo putih, harus memiliki gelar magister pada satu disiplin ilmu. Hanya Yahudi dari garis keturunan yang lurus yang diizinkan untuk menjadi anggota. Di dalam fase rekrutmen ini ditempuh melalui pendidikan tidak kurang dari 40 hari. Prinsip ini yang selanjutnya digunakan oleh kelompok persaudaraan Illuminati.

Theodore Reinach seorang pakar sejarah Yahudi mendiskripsikan bahwa Kabbalah telah menyusup dan memenuhi nadi agama Yahudi. Doktrin tentang Tuhan mereka, dan itu bertentangan dengan fakta penciptaan dalam Taurat.

Sementara Menurut sejarah Illuminati moden, William Petty, Earl dari Shelburne yang ke-2, dan Baron Adolf von Knigge, adalah orang-orang yang berhasil menghubungkan organisasi Illuminati dengan gerakan Freemasonry pada Kongres di Whilhelmsbad pada tahun 1782.

Pengikut Adam Weishaupt yang kebanyakan adalah penganut Kabbalah, kemudian secara teratur melakukan penyusupan ke dalam “Freemasonry” yang pada waktu itu dipimpin Friederich yang Agung dari Prusia, termasuk Duc d’Orleans. Untuk kepentingan tersebut Adam Weishaupt mahukan dukungan dari orang-orang kaya Yahudi.

Sejak terjadinya penyusupan itu sulit sekali membedakan antara Illuminati dengan Freemasonry. Bahkan logo Illuminati (piramid dengan mata Lucifer di puncaknya), kemudian digunakan sebagai logo Freemasonry di samping logo berbentuk siku dengan sebuah jangka sudut.

FREEMASONRY dan Illuminati ditengarai sebagai dalang dari setidaknya 50% pertumpahan darah dan peristiwa besar dalam sejarah manusia sejak abad pertengahan. Mulai dari Perang Salib, Revolusi Perancis, Revolusi Industri di Inggris, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Holocaust, krisis ekonomi dunia, peristiwa WTC, terorisme dan bahkan berdasarkan dokumen-dokumen dan teks-teks yang valid, gerakan mereka memiliki agenda untuk menceburkan negara-negara kedalam Perang Dunia kembali.

Misi dan Agenda

Perang Dunia sangat penting bagi mereka dalam rangka menciptakan ‘Tata Dunia Baru’ atau Novus Ordo Seculum atau Order of The New World.

Dengan harapan bahwa ketika dan setelah perang akan semakin banyak negara-negara yang membutuhkan dana, maka pada saat itulah mereka memainkan pengaruhnya. Belajar dari Perang Dunia I dan II, para pemilik modal Yahudi akan memberikan pinjaman dengan syarat yang mengikat. Mereka akan memberikan modal untuk membangun persenjataan kedua belah pihak agar keduanya saling menghancurkan, dan setelah negara-negara hancur akibat perang maka negara-negara akan semakin memiliki ketergantungan kepada para pemilik modal Yahudi. Memang sulit dipercaya, namun itulah yang telah terjadi dan tengah berlangsung saat ini.

Setelah mengkonsolidasikan cengkeraman atas keuangan sebagian besar dari negara – negara Eropa, para bankir Yahudi mulai bekerja memperluas lingkungan pengaruhnya ke ujung-ujung dunia dalam rangka persiapan mereka melakukan serangan terhadap Amerika Serikat.

Pada dasa warsa pertama abad ke-20 agenda mereka kian nyata dalam rangka mencapai tujuan untuk mendominasi dunia. Mereka merekayasa serangkaian perang dunia dengan tujuan untuk mengikis dunia lama untuk membangun suatu ‘Tata Dunia Baru’.

Rencana ini digariskan oleh Albert Pike dengan sangat rinci. Ia sendiri tidak lain adalah ‘The Souvereign Grand Commander of the Ancient and Accepted Scottish Rite of Freemasonry’,  tokoh puncak Freemasonry di Amerika Serikat. Dalam salah satu suratnya kepada Giuiseppe Mazzini pada tanggal 15 Agustus 1871, Albert Pike menguraikan rancangan kelompok Freemasonry yang kedengarannya nyaris tidak masuk akal.

Dalam surat yang ditulis pada penghujung abad ke-19 itu, Pike menyatakan Perang Dunia I yang ‘diagendakan’ pada awal abad ke-20 dirancang untuk menghancurkan Czaris Rusia – dan menempatkan negeri yang luas itu ke bawah kekuasaan para agen Freemasonry, Rusia yang baru itu akan dijadikan momok untuk mencapai tujuan-tujuan Freemasonry ke seluruh penjuru dunia.

Perang Dunia II, dirancang untuk dapat terjadi pada pertengahan abad ke-20 melalui manipulasi terhadap perbedaan yang ada antara kaum nasionalis Jerman dan politisi Zionis. Hal ini diharapkan akan menghasilkan perluasan pengaruh Rusia non-Czaris dan berdirinya Negara Israel di Palestina.

Perang Dunia III, direncanakan akan dilaksanakan pada awal abad ke-21 yang bersumber dari berbagai bentuk perbedaan yang menghasilkan kekacauan dan konflik oleh agen-agen Freemasonry, antara kaum Zionis dengan bangsa-bangsa Arab, Konflik itu dircncanakan akan meluas ke seluruh dunia.

Masih menurut surat Albert Pike yang bertanggal 15 Agustus 1871 itu, Freemasonry merancang melepaskan kaum Nihilis dan Atheis untuk memprovokasi suatu pergolakan sosial yang dahsyat, dimana dengan segala kengeriannya akan diperlihatkan dengan sangat jelas kepada seluruh dunia pengaruh dari Atheisme mutlak, kebuasan, yang akan menghasilkan pergolakan yang bergelimang darah.

KARENA sekali lagi rencana yang dirancang oleh Freemasonry oleh kaum Qabalis bukan sekedar khayalan. Tujuan besar mereka adalah menaklukan dunia. Itu akan terlihat pada implementasinya, rencana yang telah dilaksanakan sedemikian mulusnya sampai-sampai hal itu mendapatkan tepuk-tangan justru dari kalangan yang akan mereka hancurkan.

Sepanjang garis rencana pencapaian tujuan akhir mereka, agenda itu diteruskan oleh para bankir Yahudi dan kawan-kawan mereka di seluruh dunia dengan cara menghimpun kekayaan di wilayah perbankan dan investasi, real estate, dan industri.

Jika rencana para bankir Yahudi, atau Freemasonry itu berhasil, maka Rusia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, pada akhirnya akan berada di bawah kekuasaan Freemasonry (kecuali Khilafah Islamiyah), yang sudah lama merencanakan untuk menaklukkan dunia.

Masih dengan Albert Pike, sebagai Qabalis sejati Pike menyebutnya rencana itu merupakan suatu karya besar Lucifer yang tidak perlu peduli untuk mengorbankan nyawa beratus juta ummat manusia dan menimbulkan kerugian bermilyar-milyar dolar dalam pelaksanaannya.

Beberapa di antara agenda Freemasonry itu, seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II telah terjadi. Kalau rancangan itu benar, maka Perang Dunia III, menurut Pike akan terjadi pada awal abad ke21, dan akan berawal karena masalah Israel dengan Palestina.

Pada saat Albert Pike menuliskan suratnya di akhir abad ke-19 itu ada lima ideologi yang berbeda satu dengan lainnya di panggung dunia yang saling bertentangan dan tengah berjuang untuk memperebutkan ‘Liebensraum’ masing-masing. Kelima ideologi itu adalah :

  1. Ideologi para bankir Yahudi yang berhimpun di dalam organisasi rahasia Freemasonry, mereka terdiri dari penguasa keuangan dunia.
  2. Ideologi Pan Slavik Rusia yang aslinya digagas oleh raja William.  Ideologi Pan-Slavik menuntut dihapuskannya Austria dan Jerman, kemudian harus disusul dengan penaklukan Persia dan India, yang melahirkan perang antara lnggris dengan Rusia dalam ‘the Great Game’ pada tahun 1848.
  3. Ideologi Asia Timur Raya digagaskan oleh Jepang. Ideologi ini menyerukan adanya konfederasi bangsa-bangsa Asia Timur (Dai Toa no Senso), yang dipimpin oleh Jepang, sebagai Saudara Tua Asia.
  4. Ideologi Pan Jermania yang mencita-citakan penguasaan politik Jerman atas benua Eropa, bebas dari supremasi Inggris di lautan, dan mengadopsi kebijakan pasar-bebas bagi seluruh dunia.
  5. Ideologi Pan Amerika, atau Amerika untuk bangsa-bangsa Amerika. Ideologi ini menyerukan perdagangan dan persahabatan dengan semua, tanpa persekutuan. Ideologi ini menegaskan ulang Doktrin Monroe pada tahun 1834.

Yang terlewatkan oleh Albert Pike adalah ideologi Pan Islamisme yang ada pada masa yang sama, yang bertujuan untuk menghimpun negara-negara Islam di dunia, yang dikumandangkan oleh Sheikh Jalaludin aI-Afghani. Entah disengaja atau tidak, mungkin saja ini suatu isyarat bahwa memang untuk menghadapi diperlukan Khilafah Islamiyah sebagai benteng pertahanan terakhir umat beragama, khususnya umat Islam.

JADI secara keseluruhan sasaran Freemasonry ialah membangun Satu Pemerintahan Dunia (E Pluribus Unum) dan Tata Dunia Baru (Novus Ordo Seclorum), dengan cara menyusupi negara-negara super power.

Rencana mereka imulai dengan menguasai Inggris. Kemudian menguasai Amerika Serikat. Dengan itu membangun peradaban Barat-Zionis yang mereka yakini akan mampu mempersatukan ummat manusia di bawah satu sistem moneter yang berada di dalam kendali mereka.

Thesis Samuel Huntington tentang The Clash of Civilization—perbenturan peradaban Barat dengan peradaban Islam dan Cina—yang akan menghasilkan keluarnya Barat sebagai pemenang, sangat besar kemungkinannya diilhami oleh gagasan kaum Kabalis membangun Novus Ordo Seclorum di atas.

Untuk itu kaum Kabalis-Freemasonry mengatakan, ada tiga jenis manusia di dunia, yaitu :

  1. Mereka yang menjadikan sesuatu itu terjadi.
  2. Mereka yang mengamati hal itu terjadi, dan
  3. Mereka yang terheran-heran tentang apa yang terjadi.

Mereka yang menjadikan sesuatu itu terjadi, yang dimaksud disini adalah mereka yang bergerak dalam gerakan terselubung, yang memerintah dunia di balik layar, merekalah kaum Kabbalis, Zionis, Freemason, Illuminati, dan organisasi-organisasi sejenis.

Mereka yang mengamati hal itu terjadi, yaitu mereka yang memperhatikan, meneliti gerak-gerik mereka, memberi peringatan kepada orang-orang akan bahaya gerakan-gerakan tersebut.

Mereka yang terheran-heran tentang apa yang terjadi (kelak), yaitu mereka yang bersikap masa bodoh, acuh tak acuh terhadap peristiwa yang terjadi, ini karena mereka sudah termakan umpan propaganda kaum Kabbalis, mereka melihat dan mendengar apa yang terjadi, tetapi mereka tidak memikirnya, karena cinta dunia.

Lalu, dimanakah posisi kita? [ra/islampos/masyumicenter/akhirzaman/kitabnegeri]

https://www.islampos.com/

ISIS Merekrut Pilot Indonesia?

$
0
0

Beberapa waktu yang lalu terbetik berita bahwa ada dua warga Negara Indonesia yang dikabarkan telah teredikalisasi menjadi pendukung ISIS. Berita berawal dari majalah online, The Intercept dari AS yang membocorkan dokumen polisi Australia. Dokumen AFP (Australian Federal Police) tersebut dirilis di situs Intercept hari Rabu (8/7/2015). “Pada 16 Maret 2015, AFP menerima informasi bahwa dua orang pilot Indonesia, yang kemungkinan bekerja di AirAsia dan PremiAir, telah memosting di laman Facebook mereka pernyataan dukungan bagi ISIS,” demikian laporan AFP seperti dikutip The Intercept.

AFP menegaskan pada dokumen yang berjudul “Identifikasi Daftar Pilot Indonesia yang Berpandangan Ekstrim,” patut dicurgai sebagai ancaman serius. Dokumen didistribusikan ke aparat keamanan di Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Europol. Disebutkan juga dalam dokumen, “Pilot, crew udara dan yang lainnya dengan akses menuju dan di dalam lingkungan penerbangan bisa menjadi ancaman yang nyata jika mereka teradikalisasi.” AFP menyebutkan nama kedua pilot Indonesia itu, Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih.

The Intercept, menyatakan, kedua pilot itu “kemungkinan karyawan” maskapai penerbangan AirAsia dan Premiair. Dugaan kuat dari AFP, keduanya bergabung dengan ISIS setelah dilakukan pengamatan di akun Facebook mereka. Menurut AFP, Ridwan dipercaya telah membuat akun Facebook lainnya dengan nama berbeda, dan kota tinggalnya sekarang adalah Raqqa, Suriah.

Sementara pihak AirAsia mengatakan kepada CNN bahwa pilot Ridwan Agustin telah dipecat setelah Ia diduga melakukan kontak dengan ISIS. Presiden Direktur AirAsia, Sunu Widyatmoko, menegaskan bahwa Air Asia melakukan pemecatan setelah mengetahui Ridwan Agustin melakukan kontak dengan organisasi terduga ISIS. “Dulu dia pernah bekerja di AirAsia, tapi sekarang sudah enggak. Waktu dengan kami bekerja semuanya normal. Namun, dalam proses, ada indikasi kontak internet dengan jaringan ISIS, kami langsung proses dan pecat,” kata Sunu saat dihubungi CNN Indonesia.

Dari akun Facebooknya, Ridwan Agustin, eks pilot AirAsia tersebut, mengatakan lokasi terkininya pada pertengahan Maret 2015 di Raqqa, Suriah. Tak hanya itu, dia juga mengubah namanya menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy dan mengungkapkan ketertarikannya untuk bergabung dalam peperangan di Kobani.

The Intercept melansir hasil investigasi AFP mendasarkan atas analisa isi akun Facebook mereka, dipercaya bahwa kedua orang ini telah dipengaruhi elemen-elemen radikal paling tidak secara online dan akibatnya, mungkin menimbulkan ancaman bagi keamanan,” kata. Ditambahkan, “Kedua pilot tampaknya dipengaruhi elemen ISIS termasuk propaganda online oleh unsur radikal Indonesia dan oleh milisi ISIS asal Indonesia yang ada di Suriah atau Irak.”

Sementara pilot lainnya yang disebut bernama Tommy Abu Alfatih, nama aslinya adalah Tommy Hendratmo. Terakhir dia bekerja sebagai pilot pada perusahaan Premiair. The Intercept menyatakan bahwa Tomi telah berhenti bekerja untuk perusahaan itu sejak 1 Juni. Hal tersebut sesuai dengan informasi di akun Facebook-nya, bawah dia pada 1 Juni meninggalkan pekerjaannya sebagai pilot di Premiair dan kini bekerja sebagai ‘driver’ di ‘Bumi Alloh Subhanahu Wata’ala.

Berdasarkan informasi yang diberikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal TNI AL), Kolonel Laut (P) M Zainudin, Tomi memang pernah menjadi anggota TNI AL dengan pangkat terakhir Kapten, tetapi dia telah keluar dari satuan TNI AL sejak 10 November 2010. Tommy merupakan alumnus Pendidikan Calon Perwira (Dikcapa) angkatan XXXI tahun 2002. “Intinya memang dia (Tomi) bekas personel TNI AL. Tapi, karena dia sudah pensiun maka bukan tanggung jawab TNI AL lagi,” kata Zainudin.

Selanjutnya pada 2010 setelah keluar dari TNI AL, Tommy bergabung dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Tahun 2011, dia berhenti dari Garuda Indonesia dan bekerja pada Akademi Penerbangan Internasional Bali sebagai instruktur penerbangan bersertifikasi.

Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyatakan, hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa dua pilot Indonesia tidak terlibat gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Menurut Badrodin, keduanya hanya menyampaikan pernyataan yang mendukung ISIS pada akun Facebook masing-masing. “Dari hasil penyelidikan oleh Polri, memang belum terkait dengan jaringan, mungkin juga dalam akunnya mendukung ISIS,” kata Badrodin di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (9/7/2015).

Badrodin menegaskan seseorang yang mendukung ISIS bukan berarti anggota dari ISIS. Alhasil, pihak Kepolisian belum dapat menyeret mereka dalam ranah pidana. Polri terus melakukan pendalaman terkait informasi mengenai dua pilot yang diduga terlibat ISIS itu. Sejauh ini, Polri tidak bisa mengenakan sanksi kepada dua pilot tersebut karena aksi mereka dinilai belum masuk ranah pidana. “Mereka belum masuk ranah pidana, justru mereka satu dari Lion Air dan AirAsia, tetapi sudah dipindahkan,” kata Badrodin.

Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti mengatakan dua pilot Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS masih berada di Tanah Air. “Jadi itu orangnya sekarang ada di Bogor. Di Indonesia, engga kemana-mana,” katanya saat dihubungi, Kamis malam (9/7/2015). Tetapi Badrodin tidak memerinci lokasi tepatnya keberadaan baik Ridwan Ahmad Al Indonesiy alias Ridwan Agustin maupun Tommy Abu Alfatih alias Tomi Hendratno itu.

Apabila dibuka, benar bahwa akun Facebook Tomi Abu Alfatih (Hendratno), sejak pertengahan 2014 memasang berbagai status keprihatinan atas penderitaan umat Islam di seluruh dunia. Sejak Desember 2014, materi pro-ISIS mulai terlihat di akunnya. Sementara akun FB Ridwan sudah ditutup olehnya. Selain informasi terkaitnya dua pilot Indonesia tersebut dengan ISIS, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga kini juga masih menelusuri informasi adanya anggota Polri, Brigadir Syahputra yang bergabung dengan ISIS.

Meski demikian, kabar tersebut sementara ini dibenarkan oleh BNPT. Sampai saat ini belum jelas di mana keberadaan jasad polisi yang dikabarkan tewas dalam pertempuran di Suriah melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat itu BNPT belum bisa memastikan siapa atau kelompok mana yang memberangkatkan Brigadir Syahputra ke Suriah. Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Syahputra berangkat ke Malaysia setelah keluar dari Kepolisian, dan dianggap masih berada di Malaysia.

Arief menyatakan informasi dari lapangan menunjukkan Syahputra memutuskan untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS setelah melihat sesuatu di dunia maya alias internet. “Setelah melihat info di dunia maya, dia langsung memutuskan bergabung (dengan ISIS). Informasi yang kami dapat masih sebatas itu,” ujar Irjen Pol Arief Dharmawan, Deputy Penindakan BNPT.

Ucapan Arief itu sinkron dengan dengan tulisan yang dimuat di azzammedia.net. Situs yang menyebut diri sebagai ‘divisi media Khilafah Islamiyah berbahasa Melayu’ itu menyebut hati Syahputra tergugah setelah “Menyaksikan video penindasan rezim Nushairiyyah di Suriah yang menyiksa dan memerkosa para muslimah.” “Saat itu pula ia menyaksikan (merasa) Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin,” demikian dilansir situs tersebut. Di Suriah, Syahputra disebut membakar baju dinasnya dan mengganti namanya menjadi Abu Azzayn al Indunisiy.

Sampai akhirnya ia diklaim tewas dalam pertempuran di Al Tamr, wilayah Al Barakah, Suriah. Propaganda Perekrutan ISIS ISIS menyebarkan pengaruhnya melalui Video Prapaganda berupa materi pembelaan Umat Muslim di beberapa negara seperti Tiongkok, India, Palestina, Somalia, Jazirah Arab, Kaukasus, Suriah, Mesir, Irak, Afghanistan, Philipina, Iran, Pakistan, Tunisia, Libia, Ajazair, Maroko dan Indonesia Gerakan ISIS hingga kini masih disambut positif oleh beberapa kelompok militan seperti Hezb-e-Islami Afghanistan (HIA), Ansharut tauhid fii Bilaad al-Hind India, East Turkistan Islamic Movement (ETIM). Di Indonesia ISIS mendapat dukungan dari kelompok Tauhid Wal Jihad (TWJ), Pengikut ABB (JAT), MIT (Mujahidin Indonesia Timur), MIB, GARIS, Pok. Simpatisan lain akibat propaganda media, FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sementara kelopok jihadis lain seperti JAS (Jamaah Ansharus Syariah ), MMI dan Ex. JI dll pendukung Al Qaeda. Media Propaganda ISIS yang sangat terkenal dominan yaitu Al-Furqan Institute dan Al Hayat Media Center, Dabiq dan The Islamic State (ebook). Media ini terus memancing jihadis diseluruh dunia untuk bergabung di medan tempur terutama di Irak dan Syria dengan memberikan motivasi berupa panggilan hijrah, Jihad / kombatan warga Khilafah (perempuan dan anak2), misi-misi kemanusiaa, pembelaan terhadap orang terdzolimi akibat peran, serta motif ekonomi.

Banyak diantara mereka yang dikatakan hijrah ke medan perang karena pengaruh ideologis, sementara motif ekonomi walau ada tetapi cenderung kurang kuat dasarnya. ISIS juga memiliki majalah dalam bahasa Inggris dan Perancis. Majalah-majalah itu kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Indonesia, yang lalu dipublikasikan ulang oleh berbagai media kelompok radikal lokal secara profesional.

Juru Bicara BNPT Irfan Idris mengatakan bahwa internet menjadi alat ampuh ISIS dalam menarik simpatisan dan menyebarkan ajarannya hingga ke pelosok-pelosok Indonesia. “Tak ada batas geografi sekarang. ISIS bisa menjangkau daerah untuk menarik para generasi muda tanpa kecuali,” katanya, Jumat (20/3).

Internet merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang efektif yang menghilangkan sekat antarnegara kini menjadi senjata andalan ISIS untuk merekrut anggota. Diketahui juga bahwa ISIS menggunakan internet sebagai medium utama untuk memasarkan paham mereka, misalnya dengan menyebarkan berbagai video yang merangsang dan menggugah hati seperti yang mungkin dialami Tommy, Riduan dan Brigadir Syahputra.

Dari hasil analisis intelijen, daya tarik konflik di Timur Tengah sebagai dorongan bagi kelompok ekstrimis lokal di fokuskan bahwa konflik di Suriah dan Irak tidak hanya konflik sektarian belaka, melainkan tlh berkembang menjadi isu penindasan kelompok Sunni oleh kelompok Syi’ah.

Para jihadin terinspirasi pesan terakhir dari Abdullah Azzam (pendiri ideologi jihad sebelum Al Qaeda) di Afghanistan pada saat terjadinya konflik Rusia-Afganistan, bahwa mereka akan membebaskan tanah Syam. Khusus di Indonesia, fatwa Abu Bakar Ba’asyir dan seruan Aman Abdurrahman dari Nusakambangan, bahwa jihad Suriah lebih utama dari ibadah Haji dan Umroh.

Sementara sebagian lainnya berkeyakinan bahwa perang ini adalah bagian dari perang akhir zaman di negara Syam. Analisis Informasi dari Polisi Federal Australia yang tersebar melalui majalan online the Intercept memang harus mendapat perhatian khusus. Penulis perkirakan kebocoran ini disengaja oleh intelijen Australia, agar banyak pihak, khususnya menjadi alert terhadap peluang atau potensi ancaman terbaru dari teroris. Hingga kini pejabat Australia enggan memberikan faktanya, karena mereka hanya menganalisis dan membuat kesimpulan dari penelusuran akun Facebook.

Dengan demikian maka memang betul bahwa intelijen Australia dan AS telah mengintercept baik FB, Google, WA, BBM seperti yang dibocorkan oleh Edward Snowden. Walaupun dikatakan oleh Kapolri kedua pilot masih di Indonesia dan hanya menjadi simpatisan, tetapi keahlian keduanya perlu mendapat perhatian tersendiri, khususnya oleh intelijen.

Menurut organisasi teror, simpatisan adalah bagian terluar dari organisasi, umumnya memberi dukungan dana, atau informasi, setelah itu mereka akan menjadi pendukung pasif atau aktif (support agent), mencari senjata, bahan bom, safe house, kemudian mereka anak naik derajat menjadi kader aktif yaitu penyerang yang melakukan serangan bom maupun serangan bersenjata.

Dalam kaitan keahlian khusus, pada peristiwa 911, para pilot pesawat berbadan besar itu direkrut menjadi kader aktif, dan mereka sukses meruntuhkan WTC serta meneror ketakutan AS dan dunia dengan korban jiwa lebih 3.000 jiwa. Pada bagian inti disitulah pimpinan teroris (handler agent). Dia yang mengatur serangan, berdasarkan arahan principle agent. Dari kasus keterpengaruhan ketiga orang diatas, nampak bahwa ISIS yang sekarang merubah nama menjadi Islamic State mempunyai kemampuan memengaruhi mereka khususnya yang beragama Islam untuk bergabung dengan motivasi utamanya ideologi. Walau para simpatisan tidak berangkat ke Irak ataupun Suriah, IS akan mengarahkan mereka membentuk homegrown terrorism di negara manapun. Khusus di Indonesia, kelompok radikal diperkirakan masih akan tetap ada dan akan berkembang dengan senyap, mereka bertujuan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi ISIS dengan penerapan syariat Islam.

Sudah masuknya unsur FTF (Foreign Terrorist Fighters), ke Indonesia, baik sebagai fasilitator, provokator, maupun pelatih menunjukkan keseriusan keompok teroris. Dari keterlibatan WNI khususnya kelompok remaja maupun anak-anak yang hijrah ke daerah konflik di Suriah dan Irak, mereka sekitar satu atau dua tahun mendatang dapat berpotensi sebagai ancaman yang serius, karena mereka akan lebih radikal dibanding orang tuanya. Mereka sudah berlatih bertempur dan melakukan teror, hingga aksi bunuh diri.

Oleh karena itu sekecil apapun informasi tentang terorisme yang diterima intelijen, BNPT serta Polri, sebaiknya tetap di dalami hingga benar-benar tuntas. Kasus penyerangan di Tolikara pada tanggal 17 Juli 2015 saat sholat Ied sementara disimpulkan oleh Kapolri adanya miskomunikasi, dan tidak ditindaklanjutinya perkembangan informasi. Semoga ulasan ini bermanfaat, dan menambah wawasan kita bersama.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net

Aceh dan Papua, Satu Skema Penguasaan Asing?

$
0
0

Munculnya peristiwa Tolikara di Papua telah memberi pelajaran banyak hal. Peristiwa yang diletupkan lewat pendekatan SARA, ternyata memiliki dimensi yang lebih luas. Tidak hanya soal geopolitik dan geoekonomi, tetapi juga masa depan Indonesia dan NKRI. Apabila kita mau tarik ke belakang, skema yang muncul di Papua hampir kongruen (sebangun) dengan apa yang terjadi di Aceh. Ujung ekstremnya sama: tuntutan merdeka. Sebagai jalan untuk membangun posisi sejajar dengan pemerintah pusat demi kepentingan bargaining posisi.

Namun hasil minimal yang mau dicapai sesungguhnya adalah pengelolaan wilayah atau rumah tagga sendiri, secara LEBIH (perlu penegasan) otonom. Mengapa muncul keinginan untuk membuat homogen pemeluk agama dan marak bermunculan simbol-simbol Israel, mugkin bisa dipahami dalam kacamata itu. Walaupun dugaan ini sangat mungkin bisa salah. Namanya juga catatan. Barangkali masih ngantuk mencatatnya.

Indonesia memang bukan hanya Aceh dan Papua. Masih ada 32 provinsi lagi yang membentang dan melengkapi sebuah negeri yang dkenal sebagai zamrud khatulistiwa ini. Bahkan mungkin bisa lebih, apabila ada lagi kabupaten atau kecamatan yang menuntut berdiri sendiri atau “dimerdekakan”.

Tetapi dua kutub Indonesia (Sabang-Merauke, Aceh-Papua) ini seakan menjadi simbol sekaligus isyarat ke-Indonesia-an. Bahkan lagu “Dari Sabang sampai Merauke” pun begitu akrab kita dengar dan hafal sedari kecil. Hingga sebuah produk mie instant yang sangat penetratif juga menggunakan idiom “Sabang-Merauke” untuk memberikan isyarat peguasaan produknya atas wilayah Indonesia. “Dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaut….dst”.

Namun ironisnya, dua daerah, yang begitu akrab dan terabadikan dalam lagu ini, punya sejarah konflik yang cukup panjang. Terutama dengan pemerintah (pusat). Aceh misalnya. Setelah cukup lama konflik dan memunculkan GAM (Gerakan Aceh Merdeka), pada gilirannya mendapatkan “keistimewaan” sebagai daerah khusus atau istimewa. Bahkan Aceh telah “ditetapkan” sebagai daerah yang memberlakukan penerapan syariat Islam. Menjadi solusi atau sekadar “basa-basi” untuk maksud tersembunyi? Allhu’alam.

Satu hal yang perlu kita kritisi, tentu saja, segala fenomena dan dinamika yang berkembang di Aceh hingga melahirkan sebuah “daerah istimewa” adalah andilnya campur tangan asing dalam beragam perundingan yang terjadi. Pertanyaannya, apakah negara atau fasilitator “kemerdekaan” atau “keistimewaan” Aceh hanya mau diberikan cek kosong? Agaknya ini yang perlu kita telisik lebih dalam.

Lalu bagaimana dengan Papua. Secara umum, Papua sesungguhnya hampir setali tiga uang dengan Aceh. Konflik terus terjadi berkepanjangan. Sebagimana Aceh, Papua pun memunculkan sebuah gerakan separatis yang bernama OPM (Orgaisasi Papua Merdeka). Lewat jaringan dan dukungan asing OPM terus berupaya bahkan “berperang” untuk memperoleh kemerdekaan sendiri di tanah Papua. Campur tangan asing pun di wilayah Papua muncul dari berbagai negara, terutama Belanda dan Amerika.

Seperti Aceh, Papua pun kemudian dibuat skema sebagai daerah yang diberikan Otonomi Khusus. Entah sudah berapa triliun dana yang digelontorkan pemerintah pusat sebagai realisasi pelaksanaan sebagai daerah otonomi khusus. Tetapi tuntutan merdeka dan memisahkan diri dari Idonesia tetap saja lantang disuarakan. Bahkan Gubernur Papua hingga kini masih mengajukan proposal baru terkait pengelolaan Papua sebagai wilayah yang lebih khusus dari sekadar khusus.

Kita semua menduga, kekayaan alam yang ada di Papua (dari migas, mineral, emas, tembaga, uranium dll), juga di Aceh (gas alam dan minyak), menjadi motivasi penguasaan asing atas dua wilayah tersebut. Namun tentu saja bukan sekadar itu. Di samping sumber daya alam, Aceh dan Papua sudah menjadi simbol dan representasi dari Indonesia. Disamping mewakili dua karakter masyarakat yang berbeda. Intinya, menguasai Indonesia, cukup menguasai dua wilayah ini. Mungkinkah begitu? Yang pasti skema yang yang muncul di kedua wilayah itu seperti ada kemiripin. Bagian dari strategi penguasaan asing? Perlu waktu dan data untuk memastikan. Catatan ini boleh jadi hanya sekadar memantik diskusi.

Mengapa DOM di Aceh dan Papua?

NKRISejarah DOM (Daerah Operasi Militer) di Aceh dan Papua sempat menimbulkan catatan hitam pada perjalanan kekuasaan politik sekaligus militer Orde Baru. Lepas ketidaksukaan atau kebencian kita terhadap kebijakan DOM di Aceh maupun Papua, bila melihat fenomena politik hari ini di kedua wilayah tersebut, kebijakan Orde Baru sesungguhnya dapat dikatakan visioner dalam bingkai NKRI. Setidaknya pemerintah memiliki kesadaran bahwa kedua wilayah tersebut harus dijaga dan diselematkan demi keutuhan NKRI.

Hanya saja, kala itu pemerintah belum memiliki pendekatan lain yang lebih manusiawi atau lebih bersifat community based territory security (pendekatan keamanan teritorial yang berbasis pada masyarakat). Cara-caranya masih mengandung kekerasan dan represif; bukan kemanusiaan dan simpatik. Sehingga dampaknya, malah memunculkan perlawanan yang lebih ekstrem berupa pemberontakan, separatis dan ingin memerdekaan diri dari Indonesia. Fenomena ini kemudian berkolaborasi dengan kepentingan asing yang sejak awal ingin menguasai Indonesia yang terbingkai dalam NKRI sebagai warisan agung dari para the founding fathers.

Pikiran konyol kita terkadang suka menyeruak. Ternyata kebijakan DOM Orde Baru, kalau dipikir-pikir memang ada benarnya juga. Mengingat pada satu sisi, disamping sikap “keras kepala” sejumlah pihak yang ada di Aceh dan Papua sehingga melahirkan gerakan separatis, juga mudahnya penetrasi asing masuk dan terus mengintip bahkan punya nafsu untuk menguasai kedua wilayah tersebut. Walaupun secara moral, gerakan-gerakan yang muncul di kedua wilayah (GAM maupun OPM), memiliki alasan “kemanusiaan” sendiri untuk meligitimasi gerakannya: alasan keadilan ekonomi misalnya.

Aceh dan Papua: Sekadar Mengingatkan

Pasca reformasi, yang pasti, pemerintah Indonesia sudah mulai “menyadari” bahwa pola pendekatan militer memang memiliki risiko yang cukup besar daripada nonmiliter. Di tengah kebebasan pers dan keterbukaan pendapat bahkan bertindak dari setiap warga negara untuk mengekspresikan keinginannya, seyogyanya pemerintah mengubah pola kebijakannya di wilayah tersebut. Namun dengan catatan kedua wilayah itu jangan dibiarkan menjadi wilayah yang seolah “tak bertuan”. Negara harus memastikan benar-benar hadir di kedua wilayah tersebut. Apalagi kedua wiayah telah menjadi simbol atau representasi Indonesia.

Pendekatan Presiden Jokowi, yang memilih berlebaran di Aceh misalnya, perlu mendapatkan apresiasi, Setidaknya mampu memberikan kesan hadirnya negara tidak hanya di Jakarta dalam suasana humanis (idul fitri), tetapi juga di ujung barat Indonesia. Sebaliknya, ketika natal misalnya. Presiden juga harus bisa hadir di ujung Timur Indonesia, dalam hal ini Papua, sebagaimana yang telah dilakukan di Aceh.

Terkadang memang persoalan sulit dan shopisticated, hanya perlu sentuhan-sentuhan kecil dan sederhana tetapi punya makna psikologis yang dalam. Karena munculnya konflik atau peperangan antar suku atau antar kerajaan dalam sejarahnya, terkadang hanya diletupkan oleh persoalan-persoalan sepele dan lambat penanganan sehingga memunculkan air bah kesumat yang berkepanjangan.***

Penulis : Kusairi Muhamad, Pemerhati Politik Indonesia

Viewing all 116 articles
Browse latest View live